Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kota Palangka Raya adalah sebuah kota di Provinsi Kalimantan Tengah, Kota

ini berada di jalur lintas Provinsi Banjarmasin-Pangkalan Bun. Kota Palangka Raya

merupakan kota dengan jumlah penduduk  259.865 jiwa (Badan Pusat Statistik),

kemajuan perkebunan, pertanian, perdagangan serta wisatawan, secara langsung

berdampak pada kota itu sendiri, sehinga menimbulkan dampak-dampak sosial yang

tidak mudah di selesaikan secara baik dan tuntas, seperi permasalah yang ditimbulkan

oleh kegiatan transpotasi dan lingkungan.

Persampahan merupakan masalah yang selalu dibicarakan. Hampir semua kota

menghadapi masalah persampahan sama halnya yang terjadi di Kota Palangka Raya.

Kota Palangka Raya sebagai kota yang berkembang, menghadapi masalah penanganan

sampah yang cukup kompleks. Dengan status Kota Palangka Raya sebagai Kota

Cantik, pengangkutan sampah harus terlayani dengan baik karena kebersihan adalah

syarat mutlak yang dibutuhkan, bila tidak tertangani dengan baik, tidak menutup

kemungkinan kota cantik ini beralih menjadi kota yang kotor, karena sampah yang di

hasilkan mencapai ± 300 m³ per hari.

Pengangkutan dengan metode HCS (Hauled Container System) pemindahan

sampah dari sumber dengan tingkat penimbunan sampah yang tinggi di harapkan dapat

mengatasi permasalahan pengangkutan sampah karena dari hasil survei menunjukkan

bahwa jam kerja rata-rata Arm Roll Truk adalah 6.07 jam/hari, sedangkan Jam kerja

1
rata-rata Dump Truk adalah 2.84 jam/hari, dengan demikian kendaraan pengangkut

sampah mempunyai jam kerja yang sangat tidak efisien.

Kemacetan lalu lintas yang menjadi potensi dalam jangka waktu panjang dan

jarak tempuh yang jauh akan menghambat kendaraan pengangkut sampah dari TPS

(Tempat Pembuangan Sementara) ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Pergerakan

arus lalu lintas yang terjadi di Kota Palangka Raya pada hari tertentu semakin padat,

hal ini diakibatkan oleh pendatang yang datang dari luar Kota Palangka Raya. Salah

satu dampaknya pada operasional pengangkut sampah yang sangat rendah, maka perlu

adanya evaluasi penanganan pengangkutan sampah yang efisien.

I.2 Identifikasi Masalah

a. Truk mempunyai jam kerja yang kurang efisien.

b. Dampak dari jam kerja yang kurang efisien, terjadi kelebihan armada atau

butuh pengurangan armada dalam menangani pengangkutan sampah.

c. Arus lalu lintas di ruas jalan Kota Palangka Raya semakin meningkat,

sehingga dapat menimbulkan kemacetan.

d. Dampak dari kemacetan mengakibatkan keterlambatan pengangkutan dan truk

akan mengalami ritasi yang rendah.

I.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibahas dalam studi ini adalah:

1. Berapakah produktivitas truk pengangkut sampah di Kota Palangka Raya?

2. Bagaimana penanganan pengangkutan sampah dengan menggunakan standart

jam kerja 8 jam/hari?

2
I.4 Batasan Masalah

1. Tidak membahas aspek kelembagaan.

2. Tidak membahas dampak ekonomi.

3. Tidak membahas kapasitas jalan Kota Palangka Raya.

4. Tidak membahas dampak lingkungan.

5. Tidak membahas retribusi sampah.

6. Tidak membahas biaya operasional kendaraan.

7. Tidak membahas rute pengangkutan

8. Tidak membahas volume timbulan sampah di wilayah studi.

I.5 Tujuan Studi

1. Mengetahui produktivitas kendaraan pengangkut sampah di Kota Palangka

Raya.

2. Mengetahui penanganan pengangkutan sampah dengan standart jam kerja 8

jam/hari.

I.6 Manfaat Studi

Hasil studi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

meningkatkan produktivitas penanganan pengangkutan sampah di Kota Palangka

Raya.

Anda mungkin juga menyukai