Anda di halaman 1dari 5

Pasang Surut Minat Peserta Didik Terhadap matematika

Oleh: Nanda Prasetya

Arti Matematika

Matematika merupakan suatu ilmu yang menjadi bagian dari suatu kurikulum, yang berfokus
pada disiplin ilmu penalaran yang tujuannya untuk memecahkan setiap masalah secara logis.
Matematika tidak hanya berkutat pada rumus dan teorema saja, banyak orang awam yang
menganggap bahwa matematika adalah hal yang monoton dan hanya mencakup lingkup itu
saja. Namun, sejatinya matematika memiliki cakupan yang jauh lebih luas dari itu. Tidak
hanya mencakup ilmu lain yang mengandalkan penalaran dan pola pikir yang logis, tapi
matematika juga mencakup banyak aspek kehidupan. Oleh karenanya matematika menjadi
ilmu yang sangat krusial dan penting untuk dikuasai oleh para peserta didik. Kemampuan
matematika yang baik sangat berguna dalam menciptakan teknologi dan memecahkan
masalah yang ditemui di masa depan guna menyongsong masa depan yang lebih baik.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta Didik Terhadap Matematika

Seperti yang kita ketahui bersama, pada saat jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) kerap kali kita temuin para peserta didik yang mengalami
masalah dalam memahami matematika. Kurangnya pemahaman dalam matematika dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya minat peserta didik
terhadap matematika. Kebanyakan dari peserta didik memiliki anggapan bahwa matematika
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sulit untuk dipahami dan cenderung membosankan.
Hingga saat ini telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat belajar peserta
didik terhadap matematika, namun hal tersebut tidak serta merta menghilangkan keluhan-
keluhan mengenai kurangnya minat peserta didik terhadap matematika. Beberapa masalah
tersebut tidaklah serta merta bersumber dari peserta didik itu sendiri, namun ada juga
beberapa faktor eksternal diantaranya adalah faktor guru. Dalam beberapa kasus, guru
merupakan salah satu faktor penyebab kurangnya minat peserta didik terhadap matematika.
Hal ini disebabkan karena pembawaan dan penyampaian materi yang monoton dan
cenderung membosankan sehingga menyebabkan menurunnya minat peserta didik terhadap
matapelajaran matematika.
Peserta didik merupakan subjek dalam kegiatan belajar mengajar, oleh karenanya salah satu
faktor yang menyebabkan menurunnya minat peserta didik terhadap matematika adalah pola
pembelajaran yang beranggapan sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajaran yang pasif, dimana hanya guru
yang berperan aktif menyempaikan materi secara utuh sementara, dilain sisi peserta
didik hanya pasif menerimanya.
2. Adanya pemaksaan terhadap peserta didik untuk mencapai target tertentu dengan
dibayangi hukuman bagi peserta didik yang tidak mencapainya, sehingga tidak
menimbukan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
3. Guru tidak menjelaskan pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari
kepada peserta didik, sehingga peserta didik kurang memiliki minat untuk
mempelajari dan memahami matematika lebih dalam.
4. Guru menjadi sumber tunggal dalam pembelajaran, sehingga menyebabkan kejenuhan
terhadap matematika.
5. Tidak adanya penanaman rasa kemandirian dalam proses kegiatan belajar pada
peserta didik, sehingga hal tersebut menyebabkan tidak berkembangnya pemahaman
peserta didik terhadap matematika.
6. Tidak adanya interaksi yang dibagun antar peserta didik yang mana menyebabkan
proses refleksi dari setiap materi yang diberikan tidak berjalan.
7. Kecenderungan peserta didik menerima materi yang disampaikan secara mentah yang
disebabkan karena tidak adanya pemberian contoh real dalam pengimplementasian di
kehidupan sehari-hari.

Kondisi-kondisi seperti diatas seharusnya dapat teratasi dengan menempatkan peserta didik
sebagai suatu subjek yang berperan aktif pada saat kegiatan pembelajaran. dengan cara
melibatkan mereka pada saat pembelajaran agar mereka dapat memehami materi yang
diberikan dan dapat merelasikannya dengan pengalaman mereka di kehidupan sehari-hari.
Adanya pengaitan materi yang didapat dengan pengalaman yang dialami di kehidupan sehari-
hari dapat meningkatkan minat siswa terhadap matematika.

Dilain sisi, jika ada seorang peserta didik yang memiliki minat yang kurang terhadap
matematika dan dibiarkan tanpa adanya pemberian penanganan khusus oleh seorang guru.
Maka hal yang akan terjadi ialah peserta didik tersebut hanya akan datang dan duduk di kelas
sebagai formalitas tanpa mendapatkan esensi dari materi yang diberikan oleh guru. Dan pada
tahap yang lebih lanjut, peserta didik tersebut hanya akan mendapati rasa tidak nyaman pada
saat proses pembelajaran. Hal ini hanya akan menyebabkan pelajaran matematika yang
mulanya dirasa monotin, sulit dan rumit menjadi semakin dibenci oleh peserta didik.

Maka menurut kami, apabila image-image buruk sudah terlanjur melekat pada matematika.
Hal tersebut akan selamanya menjadikan matematika menjadi pelajaran yang cenderung
dibenci dan tidak memiliki kesan khusus bagi peserta didik. Sehingga hanya akan
menghambat perkembangan dan pemahaman terhadap metematika. Pada akhirnya peserta
didik akan gagal dalam mencapai target kompetensi yang ditetapkan oleh guru.

Peran Guru Dalam Pembelajaran Matematika

Guru harus bisa membangun minat belajar peserta didik terhadap matematika, karena guru
berperan penting dalam kegiatan pembelajaran. Tingkat keberhasilan pada saat proses
pembelajaran dalam aspek kognitif dan psikomotor sangat dipengaruhi oleh aspek afektif
peserta didik. Peserta didik yang memiliki ketertarikan dan minat terhadap matematika akan
sangat senang saat mempelajari matematika, sehingga hal tersebut akan menyebabkan
keberhasilan dalam mencapai target capaian kompetensi dasar yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya maka yang didapat
hanyalah kegagalan dalam pemahaman dan pencapaian target kompetensi dasar.

Sebagai seorang pendidik, maka seorang guru harus bisa menyiapkan sistem pembelajaran
dan berbagai macam strategi yang melibatkan peserta didik selaku subjek pembelajaran.
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran bertujuan agar peserta didik juga mengambil
andil dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun secara mental. Hal tersebut
dilakukan dengan maksud agar peserta didik merasakan proses pembelajaran yang tidak
monoton dan menyenangkan. Dengan adanya pembelajaran yang bervariatif dan
menyenangkan maka diharapkan peserta didik dapat memahami materi yang diberikan secara
lebih optimal.

Kondisi peserta didik yang aktif pada saat proses pembelajaran merupakan salah satu hal
yang mencerminkan bahwa peserta didik tertarik pada pembelajaran tersebut. Minat dan
ketertarikan pada proses dan materi pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam
proses pembelajaran. Dengan minat belajar peserta didik yang tinggi, diharapkan peserta
didik dapat meningkatkan ilmu yang didapat dan dapat mengembangkannya guna
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Oleh karenanya, seorang guru selaku pendidik
selalu dituntut agar dapat mencari berbagai macam cara dan strategi guna menyelesaikan
segala persoalan yang dihadapi pada saat pembelajaran, khususnya terkait masalah yang
berkaitan dengan hal-hal yang dapat menjadi pemicu turunnya minat belajar peserta didiknya.

Berkaitan dengan proses pembelajaran, seorang guru harus bisa menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik dan tidak monoton dengan cara mengubah suasana belajar yang
membosankan menjadi lebih bervariasi dan menyenangkan. Oleh karena itu ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik terutama terhadap
pembelajaran matematika, diantaranya adalah:

1. Seorang guru dituntut agar dapat menyajikan kegitan pembelajaran yang lebih
beragam, dimana penyampaian materi dikemas semenarik mungkin sehingga dapat
menarik minat peserta didik untuk mempelajari matematika.
2. Seorang guru haruslah dapat menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas agar
dapat dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Penyampaian tujuan pembelajaran
yang menarik dimaksudkan agar peserta didik dapat tertarik pada materi yang akan
diberikan dan agar mereka dapat mengetahui apa maksud serta tujuan dari
pembelajaran tersebut.
3. Seorang guru haruslah mempunyai wawasan yang laus terkait berbagai macam
metode pembelajaran. Hal ini bertujuan agar ia dapat menghadirkan metode dan
strategi pembelajaran yang lebih beragam.
4. Seorang guru harus memberikan pemahaman kepada setiap peserta didik terkait apa
saja manfaat dari materi yang hendak di berikan, tak lupa juga agar guru dapat
memberikan contoh kontekstual agar materi tersebut lebih mudah untuk dipahami
oleh peserta didik.
5. Seorang guru haruslah menyajikan kegitan belajar mengajar yang saling timbal balik
atau pembelajaran tersebut berlangsung secara dua arah. Dengan demikian peserta
didik akan merasa lebih dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga akan
menghilangkan kesan membosankan dan menghadirkan kesan menarik pada saat
jalannya kegiatan belajar mengajar.
6. Seorang guru hendaknya mengapresiasi peserta didiknya yang turut aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
7. Seorang guru hendaknya memberikan penghargaan kepada setiap peserta didik yang
dapat mencapai ataupun melampaui target kempetensi yang telah diberikan.
Pada akhirnya apabila dalam setiap diri peserta didik sudah tertanam minat dan ketertarikan
terhadap matematika, maka peserta didik tersebut akan selalu termotivasi untuk
mengembangakan pengetahuannya terkait matematika. Dengan demikian memudahkan bagi
seorang guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Hal tersebut akan berimbas
pada meningkatnya kualitas dari hasil pembelajaran, sehingga target kompetensi yang
ditetapkan akan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai