Anda di halaman 1dari 46

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN

TERNAK RUMINANSIA POTONG ASLI


DAN/ATAU LOKAL
TAHUN 2018

DIREKTORAT Perbibitan & Produksi Ternak


DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
EDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN
TERNAK RUMINANSIA POTONG ASLI
DAN/ATAU LOKAL
TAHUN 2018

DIREKTORAT Perbibitan & Produksi Ternak


DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
KATA PENGANTAR

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan tingkat


pendidikan, serta kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein
hewani dan upaya perbaikan gizi masyarakat, mendorong tuntutan
peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan kebutuhan
daging. Pemenuhan permintaan kebutuhan daging dalam negeri
dipenuhi melalui produksi dalam negeri dan impor. Untuk
meningkatkan produksi dalam negeri, upaya yang dilakukan
melalui usaha budidaya dan pembibitan yang melibatkan peran
serta masyarakat.

Dalam rangka mendukung dan tumbuh berkembangnya usaha


peternakan ruminansia potong, Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan terus melakukan upaya, dengan melalui
penyediaan fasilitasi berupa alokasi anggaran bagi pengembangan
usaha ruminansia potong. Pengembangan usaha ruminansia
potong yang dilaksanakan melalui pendekatan kelompok
tersebut, diharapkan dapat meningkatkan populasi, produksi
dan produktivitas ruminansia potong. Disamping itu fasilitasi
tersebut juga diharapkan dapat mendukung terlaksananya proses
pemberdayaan peternak, yang dapat mempercepat peningkatan,
pendapatan dan kesejahteraan, serta terjadi proses monetisasi
dan penyerapan tenaga kerja di pedesaan.

Agar tujuan dan sasaran kegiatan pengembangan ruminansia


potong dapat tercapai secara efekktif dan efisien serta
pelaksanaannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku,
perlu suatu pedoman yang dapat menjadi acuan pelaksanaan
kegiatan. Disamping itu perlu juga dilakukan optimalisasi
peran pendampingan termasuk peningkatan kompentensi dan
dedikasi para petugas lapangan, sehingga kegiatan tersebut dapat
memberikan nilai manfaat yang maksimal bagi masyarkat.

Untuk memberikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan agar berjalan


efektif dan efisien, perlu disusun Pedoman Teknis Pengembangan
Ternak Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018.
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang............................................. 1
B Maksud, Tujuan dan Sasaran ..................... 2
C Ruang Lingkup............................................. 3
D Pengertian.................................................... 4
BAB II PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
A Persiapan..................................................... 6
B Pelaksanaan................................................ 11
BAB III TEKNIS PEMELIHARAAN ............................... 18
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN
A Tim Pusat .................................................... 19
B Tim UPT ...................................................... 19
C Tim Provinsi.................................................. 20
D Tim Kabupaten/Kota .................................... 21
E UPTD Provinsi, Kabupaten/Kota ................. 22
F Kelompok Petani/Peternak .......................... 22
PENGENDALIAN DAN INDIKATOR
BAB V
KEBERHASILAN
A Pengendalian .............................................. 24
B Indikator Keberhasilan................................. 24
BAB VI PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
A Pemantauan dan Evaluasi .......................... 26
B Pelaporan .................................................... 26
BAB VII PENUTUP........................................................... 28

ii
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN

NOMOR : 4311/Kpts/PK.216/F/04/2018

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN


TERNAK RUMINANSIA POTONG ASLI DAN/ATAU LOKAL
TAHUN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN


HEWAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan


populasi dan produktivitas ternak,
Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan melalui Dana
APBN 2018 melakukan kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia
Potong Asli dan/atau Lokal Tahun
2018;

b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan


kegiatan pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau
Lokal Tahun 2018, diperlukan
pedoman sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan


sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, dan huruf b serta menindaklanjuti
iii
Pasal 20 Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 46/Permentan/RC.110/
12/2017 tentang Pedoman Umum
Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun Anggaran 2018,
perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan tentang Pedoman
Teknis Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli atau Lokal
Tahun 2018;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun


2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun


2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);

3.
Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4400);

iv
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5015) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 338, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5619);

5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun


2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5433);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
v
2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun


2017 tentang Anggaran dan
Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2018 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 233, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
6158);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 48


Tahun 2011 tentang Sumber Daya
Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5260);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun


2013 tentang Pemberdayaan Peternak
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5391);

10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun


2010 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015 (Lembaran Negara Republik
vi
Indonesia Tahun 2015 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5655);

11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun


2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

12. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun


2015 tentang Kementerian Pertanian
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 85);

13. Keputusan Presiden Nomor 100/TPA


Tahun 2016 tentang Pengangkatan
Dalam Jabatan Pimpinan tinggi
Madya di Lingkungan Kementerian
Pertanian;

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor


43/Permentan/ OT.210/8/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian;

15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor


46/Permentan/ RC.110/12/2017
tentang Pedoman Umum Pengelolaan
dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian
Tahun 2018;

Memperhatikan : 1. Nota Dinas Direktur Perbibitan


dan Produksi Ternak Nomor
12004/PK.040/F2.3/04/2018,
Hal Hasil Pembahasan Pedoman

vii
Pengembangan Ternak Ruminansia
Asli/Lokal, Tanggal 12 April 2018.

2. Nota Dinas Sekretaris Direktorat


Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Nomor 02002/HK.160/
F1/05/2018, Hal Rancangan
Keputusan Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Tanggal 2 Mei 2018.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Pedoman Teknis Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal
Tahun 2018, sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman Teknis Pengembangan Ternak


Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal
Tahun 2018, sebagaimana dimaksud
dalam diktum KEDUA, meliputi :
1. Persiapan dan Pelaksanaan;
2. Teknis Pemeliharaan Ternak;
3. Pembinaan dan Pengorganisasian;
4. Pengendalian dan Indikator
keberhasilan;
5. Pemantauan dan Pelaporan.

KETIGA : Pedoman Teknis Pengembangan Ternak


Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal
Tahun 2018, sebagai acuan bagi Unit

viii
Pelaksana Teknis (UPT) Balai Besar
Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan
Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden,
Balai Pembibitan Ternak Unggul dan
Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT)
Indrapuri, BPTU-HPT Pelaihari, BPTU-HPT
Denpasar, BPTU-HPT Sembawa dan Balai
Besar Veteteriner (BBVET) Maros serta
Dinas Daerah Provinsi yang melaksanakan
kegiatan dalam pelaksanaan tugas
Pengembangan Ternak Ruminansia
Potong Asli dan atau/Lokal Tahun 2018.
KEEMPAT : Pembinaan keberlanjutan Pengembangan
Ternak Ruminansia Potong Asli dan/
atau Lokal di kelompok dan UPTD diatur
lebih lanjut oleh :
a. Pusat dan UPT Lingkup Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan sesuai dengan kebutuhan.

b. Dinas Daerah Provinsi dan/atau Dinas


Daerah Kabupaten/kota mengacu
pada peraturan perundang-undangan.

KELIMA : Dalam hal masih diperlukan ketentuan


pelaksanaan yang memerlukan
rincian lebih lanjut, sesuai dengan
kewenangannya ditetapkan:

a. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh


Kepala Dinas Daerah Provinsi yang
melaksanakan fungsi peternakan dan
kesehatan hewan; dan

ix
b. Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kepala
Dinas Daerah Kabupaten/ Kota yang
melaksanakan fungsi peternakan dan
kesehatan hewan.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 12 April 2018 Januari


2018

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN


DAN KESEHATAN HEWAN,

I KETUT DIARMITA
NIP.19621231 198903 1 006

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth :

1. Menteri Pertanian;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian.

x
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

NOMOR : 4311/Kpts/PK.216/F/04/2018

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TERNAK


RUMINANSIA POTONG ASLI DAN/ATAU LOKAL TAHUN 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan
dan tingkat pendidikan, serta kesadaran masyarakat
akan kebutuhan protein hewani dan upaya perbaikan
gizi masyarakat, mendorong tuntutan peningkatan
produksi untuk memenuhi permintaan kebutuhan daging.
Pemenuhan permintaan kebutuhan daging dalam negeri
dipenuhi melalui produksi dalam negeri dan impor.
Untuk meningkatkan produksi dalam negeri, upaya yang
dilakukan melalui usaha budidaya dan pembibitan yang
melibatkan peran serta masyarakat.
Undang Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Perubahan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009
tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, pada Pasal 32
mengamanatkan bahwa (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah mengupayakan agar sebanyak mungkin warga
masyarakat menyelenggarakan budidaya ternak yang baik;
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi dan
membina pengembangan budidaya yang dilakukan oleh
peternak dan pihak tertentu yang mempunyai kepentingan
khusus; dan (3) Pemerintah dan pemerintah daerah
membina dan memberikan fasilitas untuk pertumbuhan
1
dan perkembangan koperasi dan badan usaha di bidang
peternakan. Sebagai tindak lanjut dari amanat Undang
Undang di atas, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan
Peternak dan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2013
tentang Budidaya Hewan Peliharaan.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka
meningkatkan produktifitas dan pengembangan ternak,
menjaga kelestarian Sumber Daya Ternak asli dan/atau
lokal, maka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan (DitJen PKH) mengalokasikan kegiatan dan dana
pada DIPA Tahun 2018, yaitu kegiatan Pengembangan
Ternak Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun
2018. Komoditas ternak yang akan dikembangkan dalam
kegiatan ini adalah sapi potong, kerbau, kambing dan
domba.
Untuk memberikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan
agar berjalan efektif dan efisien, perlu disusun Pedoman
Teknis Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli
dan/atau Lokal Tahun 2018.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran


1. Maksud

Pedoman Teknis ini sebagai acuan dalam melaksanakan


kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Asli dan/atau Lokal Tahun 2018.
2. Tujuan

Tujuan kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia


Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018:
a. meningkatkan populasi ternak ruminansia potong
dilokasi penerima kegiatan
2
b. memanfaatkan dan melestarikan sumber daya
genetik ternak Asli dan atau/lokal.

3. Sasaran
Sasaran kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia
Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018 :

a. Meningkatnya populasi ternak ruminansia potong


dilokasi penerima kegiatan;
b. Terjaganya kelestarian sumber daya genetik ternak
Asli dan atau/lokal.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Teknis Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018 meliputi:

1. Persiapan dan Pelaksanaan;


2. Teknis Pemeliharaan Ternak;
3. Pembinaan dan Pengorganisasian;
4. Pengendalian dan Indikator keberhasilan;
5. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

D. Pengertian
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya


diperuntukan sebagai penghasil pangan, bahan baku
industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya yang terkait
dengan pertanian.
2. Ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau
introduksi dari luar negeri yang telah dikembangbiakkan
di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih
yang telah beradaptasi pada lingkungan dan/atau
manajemen setempat.
3
3. Ternak asli adalah ternak yang kerabat liarnya berasal
dari Indonesia, dan proses domestikasinya terjadi di
Indonesia.
4. Ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau
introduksi dari luar negeri yang telah dikembangbiakkan
di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih
yang telah beradaptasi pada lingkungan dan/atau
manajemen setempat.
5. Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu spesies
yang mempunyai ciri-ciri fenotipe yang khas dan dapat
diwariskan pada keturunannya.
6. Peternak adalah orang perseorangan warga Negara
Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha
peternakan.
7. Kelompok petani/peternak yang selanjutnya disebut
kelompok adalah gabungan anggota masyarakat yang
melakukan usaha ternak yang tumbuh berdasarkan
keakraban, keserasian serta kesamaan kepentingan
dalam mengelola usaha ternak untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.
8. Kelompok Pembibit adalah kelompok petani/
peternak yang melakukan usaha pembibitan untuk
menghasilkan bibit ternak.
9. Kelompok Pembudidaya adalah kelompok petani/
peternak yang melakukan usaha pembiakan /
pengembangbiakan untuk mengahsilkan bakalan
10. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya
disebut UPTD adalah instansi/instalasi di daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota) yang menjalankan fungsi
perbibitan dan/atau produksi ternak dan mempunyai
lahan hijauan pakan ternak.

4
11. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran,
baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang
diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi, dan berkembang biak.
12. Dinas Daerah Provinsi adalah organisasi perangkat
daerah yang melaksanakan urusan di bidang
peternakan dan/atau kesehatan hewan.
13. Dinas Daerah Kabupaten/Kota adalah organisasi
perangkat daerah yang melaksanakan urusan di
bidang peternakan dan/atau kesehatan hewan.
14. Tim Pusat adalah kelompok kerja yang terdiri dari
unsur Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan, ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
15. Tim UPT adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur
UPT dan/atau dapat melibatkan unsur lainnya yang
ditetapkan oleh Kepala UPT.
16. Tim Provinsi adalah kelompok kerja yang terdiri dari
unsur Dinas Daerah dan/atau instansi terkait di
provinsi yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Dinas Daerah di provinsi.
17. Tim Kabupaten/Kota adalah kelompok kerja yang
terdiri dari unsur Dinas Daerah dan/atau instansi
terkait di kabupaten/kota yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Dinas Daerah di kabupaten/kota.

5
BAB II
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN

A. Persiapan
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli dan atau/
Lokal Tahun 2018, perlu dilakukan persiapan baik di
tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota maupun di
penerima kegiatan, meliputi antara lain:
1. Perencanaan Operasional
Kegiatan operasional Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018
dituangkan dalam Pedoman Teknis yang disusun oleh
Tim Pusat dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2. Sosialisasi Kegiatan
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap
pelaksanaan kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018
dilakukan sosialisasi di tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan penerima kegiatan serta
stakeholder terkait. Sosialisasi dapat dilaksanakan
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Sosialisasi secara langsung dilaksanakan melalui
koordinasi dan pembinaan yang dilakukan oleh Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota, sedangkan secara
tidak langsung dilaksanakan melalui bahan publikasi.

6
3. Pelaksana dan Penerima Kegiatan
a. Pelaksana kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal tahun
2018, terdiri dari:
1) Komoditas Sapi:
a) Balai Pembibitan Ternak Unggul-Hijauan
Pakan Ternak (BPTU-HPT) Denpasar,
b) Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi
Sulawesi Utara,
c) Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan
Provinsi Kepulauan Riau,
d) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bali,
e) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat,
f) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Riau,
g) Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
2) Komoditas Kerbau:
a) Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros;
b) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Sumatera Utara,
c) Dinas Pertanian Provinsi Maluku,
d) Dinas Pertanian Provinsi Banten,
e) Dinas Peternakan, Kehutanan dan Ketahanan
Pangan Provinsi Kalimantan Utara,

7
f) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3) Komoditas Kambing dan Domba:
a) BBPTU-HPT Baturraden,
b) BBVet Maros,
c) BPTU-HPT Pelaihari;
d) BPTU-HPT Sembawa,
e) BPTU-HPT Indrapuri,
f) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bali,
g) Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan
Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Penerima Kegiatan
Penerima kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal tahun
2018, terdiri dari:
1) UPT (BPTU-HPT Denpasar, BBPTU-HPT
Baturraden, BPTU-HPT Pelaihari);
2) UPTD (provinsi dan atau kabupaten/kota); dan
3) Kelompok Petani/Peternak.

4. Kriteria Lokasi Penerima Kegiatan


Lokasi kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia
Potong Asli dan/ atau Lokal Tahun 2018 :
a. Lokasi untuk pengembangan ternak ruminansia
potong;
b. tersedia infrastruktur jalan yang dapat dilalui untuk
distribusi ternak;

8
c. tersedia sumber daya pakan dan air;
d. bukan daerah yang sedang terjadi wabah penyakit
hewan menular strategis;
5. Kriteria Penerima Kegiatan
a. UPTD (Provinsi dan atau Kabupaten/Kota)

1) mengusulkan kegiatan bantuan ternak


ruminansia potong kepada Pusat/Provinsi/
Kabupaten/Kota;

2) memiliki kandang, peralatan dan sarana


pendukung lainnya;
3) tersedia fasilitas pelayanan Kesehatan Hewan;
4) tersedia pakan untuk mencukupi kebutuhan
ternak baik dari lahan untuk padang
penggembalaan/kebun HPT dan/atau dari
sumber-sumber pakan hijauan dari luar;
5) memiliki sumber air yang cukup;
6) tersedia sumberdaya manusia yang mampu
mengelola untuk pengembangbiakan ternak
ruminansia potong.
b. Kelompok Petani/Peternak

1) masih memelihara ternak ruminansia potong;


2) memiliki struktur organisasi, kelengkapan
administrasi dan beranggotakan minimal 10
orang;
3) mengusulkan kegiatan bantuan ternak
ruminansia potong kepada Pusat/Provinsi/
Kabupaten/Kota;
4) tersedia sumber pakan sesuai kebutuhan
ternak;
9
5) tersedia sumber air yang cukup;
6) memiliki akses dan kerjasama yang baik dengan
unit pelayanan kesehatan hewan dan/atau
pelayanan IB/kawin alam;
6. Rumpun, Kualifikasi dan Spesifikasi Teknis
Ruminansia Potong Asli dan /atau Lokal
a. Rumpun Ternak
Rumpun ternak yang dikembangkan dalam kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli
dan/ atau Lokal Tahun 2018 disesuaikan dengan
potensi dan kearifan lokal daerah dilokasi penerima
kegiatan.
b. Kualifikasi dan Spesifikasi Ternak
1) Ternak yang diperuntukan untuk pelestarian
Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) diadakan
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam hal belum ada SNI mengacu kepada
Persyaratan Teknis Minimal (PTM) atau Standar
Daerah/ketentuan yang telah ditetapkan.
2) Ternak yang diperuntukan untuk pengembangan
ternak mengacu pada Standar Daerah/
ketentuan yang telah ditetapkan.
3) Ternak yang diadakan adalah ternak indukan
atau siap untuk dikawinkan.
4) Ternak bebas dari cacat fisik dan sudah
mendapatkan pemeriksaan kesehatan hewan
dan dinyatakan sehat dengan surat keterangan
dari dokter hewan setempat atau hasil uji
laboratorium.
5) Sapi lokal khususnya sapi bali asal daerah bebas
yang akan didistribusikan ke daerah endemis
10
harus divaksinasi jembrana 3 hari sebelum
diberangkatkan 3-4 minggu sesudah vaksinasi
pertama dan dilakukan di daerah tujuan.

Kualifikasi dan spesifikasi Ternak Ruminansia Potong


Asli/Lokal Tahun 2018, sebagai berikut :
a. Komoditas Ternak Sapi
No Pelaksana Kegiatan Kualifikasi/Spesifikasi

Pelestarian Sumber Daya Genetik Hewan


1 BPTU-HPT Denpasar
(Bibit Sapi Bali)
BPTU-HPT Denpasar
2 Pengembangan (sapi bali indukan)
dan TP Provinsi

b. Komoditas Ternak Kerbau


No Pelaksana Kegiatan Kualifikasi/Spesifikasi
1 BBVet Maros Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi daerah
2 Dinas Daerah Provinsi NTB Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi daerah
3 Dinas Daerah Provinsi Maluku Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi daerah
4 Dinas Daerah Provinsi Kaltara Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi daerah
5 Dinas Daerah Provinsi Banten Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi daerah
6 Dinas Daerah Provinsi Sumut Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi daerah

c. Komoditas Ternak Kambing dan Domba


No Pelaksana Kegiatan Kualifikasi/Spesifikasi
Pelestarian Sumber Daya Genetik Hewan
1 BPTU-HPT Peleihari
(Kambing PE)
2 BBPTU-HPT Baturraden Impor Bibit Kambing Saanen
BBPTU-HPT Baturaden, BPTU-HPT
Pengembangan (kambing spesifik lokal seperti
3 (Indrapuri, Peleihari, Sembawa);
rambon, jawa randu, persilangan)
dan BBVet Maros
Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi
4 Dinas Daerah Provinsi Bali
daerah
Pengembangan, sesuai dengan spesifikasi
5 Dinas Daerah Provinsi Sultra
daerah

11
B. Pelaksanaan
1. Pelaksana dan Lokasi Penerima Kegiatan
Pelaksana dan Lokasi (provinsi) penerima kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli dan/
atau Lokal Tahun 2018 sebagaimana tercantum
Format 1
2. Seleksi, Verifikasi dan Penetapan Penerima Kegiatan
Pelaksanaan seleksi, verifikasi, dan penetapan
penerima kegiatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. UPTD Provinsi/kabupaten/kota
1) Satker UPT
a) Kepala Dinas Daerah Provinsi/Kabupaten/
Kota mengusulkan Calon UPTD Penerima
Bantuan
b) Tim UPT melakukan verifikasi terhadap
UPTD Provinsi
c) Tim UPT bersama Tim Provinsi melakukan
verifikasi terhadap UPTD Kabupaten/kota;
dan
d) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menetapkan UPTD penerima berdasarkan
hasil verifikasi dalam bentuk surat
keputusan dan disahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA)

2) Satker Provinsi
a) Tim Provinsi melakukan verifikasi terhadap
UPTD Kabupaten/kota;
b) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menetapkan UPTD penerima kegiatan
berdasarkan hasil verifikasi dalam bentuk

12
surat keputusan dan disahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA).
b. Kelompok Petani/Peternak
1) Satker UPT
a) Seleksi CP/CL dilakukan oleh Tim Teknis
Kabupaten/Kota;
b) Tim UPT berkoordinasi dengan Tim
Provinsi dan Tim Kabupaten/kota
melakukan verifikasi terhadap calon
kelompok penerima kegiatan;
c) Dalam hal Kepala Dinas Daerah Kabupaten/
Kota belum merekomendasikan calon
kelompok penerima, maka Tim UPT/
Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan
seleksi CP/CL dan verifikasi calon
kelompok penerima;
d) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menetapkan kelompok penerima kegiatan
berdasarkan hasil verifikasi dalam bentuk
surat keputusan dan disahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA)
2) Satker Provinsi
a) Seleksi CP/CL dilakukan oleh Tim Teknis
Kabupaten/Kota;
b) Dalam hal Kepala Dinas Daerah Kabupaten/
Kota belum merekomendasikan calon
kelompok penerima, maka Tim Provinsi/
Kabupaten/Kota melakukan seleksi CP/
CL dan verifikasi calon kelompok penerima;
c) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menetapkan kelompok penerima

13
berdasarkan hasil verifikasi oleh Tim
Provinsi dan disahkan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA).
3. Pengadaan Barang/Jasa
Pengadaan barang dan jasa dalam kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli dan/
atau Lokal Tahun 2018 dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Pendistribusian dan Pengembangan Ternak
a. Pendistribusian
Pendistribusian Ternak Ruminansia Potong Asli
dan/atau Lokal Tahun 2018 dilakukan oleh
penyedia barang sampai ke lokasi penerima
kegiatan dengan memperhatikan antara lain:
1) Lokasi yang telah ditetapkan.
2) Diketahui oleh Dinas Daerah Provinsi dan/
atau Dinas Daerah Kabupaten/Kota.
3) Penyerahan ternak disertai dengan
penandatanganan Surat Perjanjian (SP)
antara Kepala Dinas Daerah Kabupaten/
Kota dengan ketua kelompok sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Surat Perjanjian (SP) berisi paling kurang
memuat hak dan kewajiban, jumlah dan
identitas ternak, pengembangan ternak,
penggantian ternak majir, pengalihan
kelompok bagi yang tidak mampu melanjutkan
pemeliharaan, perselisihan dan sanksi
5) Pendistribusian sampai kelokasi sesuai
kaidah kesejahteraan hewan.

14
b. Hibah
Ternak Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal
Tahun 2018 yang akan dihibahkan kepada
penerima kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Pengembangan Ternak
Pemberian bantuan Ternak Ruminansia Potong Asli
dan/atau Lokal Tahun 2018 merupakan stimulan
untuk mengembangkan skala usaha. Oleh karena
itu penerima kegiatan diharapkan memberikan
kontribusi untuk pengembangan ternak, antara
lain: HPT, konsentrat, kandang, alat peternakan.
1) Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan ternak oleh penerima
kegiatan dilakukan sampai dengan ternak
dianggap sudah tidak produktif lagi,
selanjutnya ternak boleh ditukar atau diganti.
Bilamana dalam pemeliharaan terjadi
kecelakaan atau lain hal yang mengakibatkan
ternak cacat, sakit atau kondisi lainnya
sehingga tidak memungkinkan lagi untuk
dipelihara, maka ternak tersebut dapat ditukar
atau diganti. Ternak dapat ditukar dengan
ternak betina produktif jenis Ternak Lokal/
Spesifik Daerah dengan jenis dan usia yang
sama dengan spesifikasi ternak yang telah
ditetapkan. Penukaran ternak diketahui oleh
Kepala Dinas Daerah Provinsi dan/atau Dinas
Daerah Kabupaten/Kota.
2) Ternak Majir
Dalam hal terdapat ternak majir yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari
15
dokter hewan atau petugas yang berwenang,
maka ternak tersebut dapat ditukar atau
diganti. Ternak dapat ditukar dengan
ternak betina produktif jenis Ternak Lokal/
Spesifik Daerah dengan jenis dan usia yang
sama dengan spesifikasi ternak yang telah
ditetapkan. Penukaran ternak diketahui oleh
Kepala Dinas Daerah Provinsi dan/atau Dinas
Daerah Kabupaten/Kota
3) Ternak Mati
Ternak Ruminansia Potong Asli dan/atau
Lokal yang mati disebabkan oleh penyakit/
wabah/potong paksa berdasarkan hasil
pemeriksaan oleh dokter hewan atau petugas
yang berwenang, yang dibuktikan dengan
kelengkapan dokumen (Berita Acara Hasil
Pemeriksaan, Berita Acara Kematian, Foto
Ternak) sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP).
Penerima kegiatan wajib mengganti Ternak
yang mati, yang disebabkan oleh kelalaian
penerima antara lain: kekurangan pakan,
keracunan, kecelakaan, dan hilang, dibuatkan
Berita Acara dari Dinas Daerah Kabupaten/
Kota.
Pola pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Asli dan/atau Lokal di kelompok dan UPTD diatur
lebih lanjut sesuai dengan kondisi masing-masing
daerah dan mengacu peraturan yang berlaku.

16
5. Penggunaan Dana
Sumber dana kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018
dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan APBN Tahun 2018 satker UPT Lingkup
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Ditjen PKH) dan dana Tugas Pembantuan (TP) Dinas
Daerah Provinsi yang digunakan untuk:

a. Komponen utama : pengadaan ternak; dan


b. Komponen pendukung antara lain untuk:
1) Operasional CPCL/verifikasi/pendampingan;
2) Bantuan pakan, konsentrat dan obat-obatan;
3) Administrasi lainnya.
Pelaksanaan administrasi pengadaan dan
kegiatan pendukung agar mengikuti prosedur
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.

17
BAB III
TEKNIS PEMELIHARAAN TERNAK

Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli


dan/atau Lokal Tahun 2018 memperhatikan aspek teknis
pemeliharaan ternak yang meliputi pola pemeliharaan,
pemberian pakan, pelayanan reproduksi, pelayanan kesehatan
hewan dan kesejahteraan hewan.
Aspek teknis tersebut memperhatikan Pedoman Pembibitan
dan/atau Budidaya ternak ruminansia potong sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain:
1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56 Tahun 2006, tentang
Pedoman Pembibitan Kerbau yang Baik;
2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembibitan Sapi Potong yang Baik;
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 102 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembibitan Kambing/Domba yang baik;
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Pedoman Budidaya Ternak Sapi Potong Yang Baik;
5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 418 Tahun 2001
tentang Pedoman Budidaya Kambing/Domba Yang Baik.
6. Peraturan Menteri Pertnanian Nomor 61 Tahun 2015 tentang
Pemberantasan Penyakit Hewan

18
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN

Pembinaan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan


kemampuan dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Ternak Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018.
Pembinaan dilakukan oleh pusat, Dinas Daerah provinsi dan
Dinas Daerah kabupaten/kota sesuai kewenangannya.
Pembinaan dapat berupa pembinaan teknis antara lain dalam
rangka pengembangan ternak ruminansia potong dalam bentuk
usaha produktif baik untuk kegiatan pengembangbiakan
maupun kegiatan pembibitan. Pembinaan non teknis diarahkan
kepada pembenahan administrasi dan dinamika kelompok.
Pembinaan secara berkelanjutan dilakukan oleh Pemerintah,
Dinas Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, sehingga perlu
mengalokasikan anggaran pembinaan/ pendampingan,
baik yang berasal dari dana APBN maupun APBD. Untuk
pengawasan program dan kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau lokal tahun 2018 dilakukan
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Badan
Pemeriksa Keuangan, dan Masyarakat.
Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli dan/
atau Lokal Tahun 2018 dilaksanakan secara terkoordinasi dari
tingkat pusat sampai dengan UPTD dan kelompok penerima
kegiatan. Oleh karena itu dalam upaya mengoptimalkan
pelaksanaannya, perlu pembentukan tim untuk memperjelas
tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut:

A. Tim Pusat
Tim pusat ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan yang mempunyai tugas sebagai
berikut:
19
1. menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018;
2. melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan UPT,
Dinas Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan pihak
terkait lainnya;
3. melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi pada
tahun berjalan; dan
4. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan
kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan.

B. Tim UPT
Tim UPT ditetapkan oleh Kepala UPT yang mempunyai
tugas sebagai berikut:

1. melakukan koordinasi dengan Dinas Daerah Provinsi,


Kabupaten/Kota dan pihak terkait lainnya;
2. melakukan verifikasi calon penerima dan calon lokasi
(CPCL) kegiatan;
3. melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi pada
tahun berjalan;
4. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan
kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan.

C. Tim Provinsi
Tim Provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Daerah Provinsi,
yang mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Dalam hal masih diperlukan ketentuan pelaksanaan


yang memerlukan rincian hal-hal spesifik daerah,
dapat menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
terkait Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli
dan/atau Lokal Tahun 2018 dengan mengacu pada
Pedoman Teknis;
20
2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan kepada
instansi terkait di provinsi, Dinas Daerah Kabupaten/
Kota, UPTD penerima kegiatan dan stakeholder terkait
lainnya;

3. Berkoordinasi dengan Tim Kabupaten/kota dalam


rangka verifikasi calon penerima kegiatan;

4. Berkoordinasi dengan Tim UPT dalam rangka


pelaksanaan verifikasi calon penerima kegiatan;

5. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi,


serta pengendalian pelaksanaan kegiatan pada tahun
berjalan; dan

6. Membuat laporan akhir kegiatan dan laporan


perkembangan pelaksanaan kegiatan untuk
disampaikan kepada Kepala Dinas Daerah Provinsi
dan selanjutnya diteruskan kepada Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan tembusan
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak.

D. Tim Kabupaten/Kota
Tim Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Kepala Dinas Daerah
Kabupaten/kota, yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Dalam hal masih diperlukan ketentuan pelaksanaan
yang memerlukan rincian hal-hal spesifik daerah,
dapat menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli dan/
atau Lokal 2018 mengacu pada Pedoman Teknis dan/
atau Juklak;

2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan di


tingkat kabupaten/kota;

21
3. Melakukan seleksi calon penerima dan calon lokasi
(CPCL) kegiatan;

4. Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi,


serta pengendalian pelaksanaan kegiatan pada tahun
berjalan; dan

5. Membuat laporan perkembangan pelaksanaan


kegiatan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas
Daerah Kabupaten/Kota yang kemudian dikirimkan
kepada Kepala Dinas Daerah Provinsi.

E. UPTD Provinsi, Kabupaten/Kota


1. Melaksanakan pemeliharaan dan pengembangbiakan
mengacu pada Pedoman Ternak Ruminansia Potong
(Pedoman Budidaya Yang Baik dan Pedoman Pembibitan
Yang Baik);

2. Mengelola aset sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan

3. Melaporkan perkembangan kegiatan dan perkembangan


populasi secara berkala setiap bulan kepada Kepala
Dinas Daerah Proivinsi/Kabupaten/Kota.

F. Kelompok Petani/Peternak
1. Melaksanakan pemeliharaan dan pengembangbiakan
ternak dengan baik secara komunal;

2. Mengikuti bimbingan teknis dan non teknis dari Dinas


Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;

3. Melakukan pencatatan dan pemberian identitas ternak

22
4. Menyediakan pejantan jika pelaksanaan IB tidak
optimal;

5. Mengasuransikan ternak indukan;

6. Mengelola limbah peternakan untuk memberikan nilai


tambah;

7. Melaporkan perkembangan kegiatan dan perkembangan


populasi ternak ruminansia potong secara berkala
setiap bulan kepada Kepala Dinas Daerah Kabupaten/
Kota.

23
BAB V
PENGENDALIAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

A. Pengendalian
Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Proses pengendalian disetiap satker diatur sesuai dengan
masing-masing Dinas Daerah. Dalam kegiatan terdapat
titik kritis yang perlu dikendalikan yaitu :

1. Penyusunan pedoman/juklak/juknis;
2. Sosialisasi pedoman/juklak/juknis;
3. Proses pengadaan;
4. Proses pencairan anggaran;
5. Proses seleksi, verifikasi dan penetapan penerima
kegiatan
6. Proses distribusi dan transportasi ternak sampai ke
lokasi titik bagi penerima kegiatan;
7. Proses pemeriksaan dan penerimaan ternak di lokasi
penerima kegiatan
8. Pemeliharaan ternak pada penerima kegiatan.

B. Indikator Keberhasilan
Evaluasi kegiatan perlu dilaksanakan dan hasilnya dapat
dijadikan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya serta untuk
akuntabilitas publik. Keberhasilan kegiatan Pengembangan
Populasi Ternak Lokal Ruminansia Potong Asli dan/atau
Lokal dapat diukur dengan menggunakan :

1. Indikator Keluaran (Output)


Terlaksananya kegiatan pengadaan Ternak Lokal
24
Ruminansia Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018
2. Indikator Sasaran (Outcome)
a. berkembangnya dinamika kelompok/anggota dalam
kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Asli dan/atau Lokal Tahun 2018
b. peningkatan populasi ternak di kelompok/UPTD;
c. peningkatan produktivitas ternak

3. Indikator Impact
a. Meningkatnya usaha peternakan di lokasi penerima
kegiatan;
b. Meningkatnya peran dan fungsi UPT Pusat dan UPT
Daerah.

25
BAB VI
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

A. Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala dan
berjenjang sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan,
yang dilakukan sebelum dimulai kegiatan (ex-ante), sedang
dilakukan kegiatan (on-going) dan setelah dilakukan kegiatan
(ex-post).
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli dan/atau
Lokal Tahun 2018 dilaksanakan untuk mengetahui realisasi
fisik dan keuangan, serta perkembangan teknis, administrasi
dan kelembagaan kelompok. Selain itu monitoring dan
evaluasi dilakukan untuk mengetahui hambatan/masalah
yang dihadapi dan tindak lanjut pemecahan masalah.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan secara berkala dan
berjenjang sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan
serta terkoordinasi mulai dari tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Evaluasi dilaksanakan dalam rangka menilai pelaksanaan
kegiatan dan hasilnya dijadikan masukan dalam rangka
perbaikan perencanaan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Oleh karena itu, masing-masing instansi membuat rencana
monitoring pelaksanaan kegiatan secara berkesinambungan
sehingga dapat diketahui kinerja dilapangan.

B. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka menyediakan informasi
tentang kemajuan atau perkembangan pelaksanaan
kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Asli

26
dan/atau Lokal Tahun 2018. Mekanisme sistem pelaporan
dilaksanakan sebagai berikut:
1. UPTD dan Kelompok melaporkan perkembangan
pelaksanaan kegiatan setiap bulan di minggu pertama
bulan berikutnya kepada Kepala Dinas Daerah
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala UPT.
seperti format 3.
2. Dinas Daerah Kabupaten/Kota merekapitulasi seluruh
laporan perkembangan yang diterima dari kelompok dan
UPTD pelaksana kegiatan untuk disampaikan kepada
Kepala UPT dan/atau Kepala Dinas Daerah Provinsi
secara triwulan dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq. Direktur
Perbibitan dan Produksi Ternak.
3. Dinas Daerah Provinsi merekapitulasi laporan
perkembangan kegiatan dari Kabupaten/Kota dan UPTD
Provinsi, dan menyampaikan kepada UPT Pusat dan
diteruskan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan dengan tembusan Direktur Perbibitan
dan Produksi Ternak setiap triwulan.
4. UPT pusat melaporkan kepada Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan tembusan
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak setiap triwulan

27
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Teknis Pengembangan Ternak Ruminansia


Potong Asli dan/atau Lokal Tahun 2018 ini disusun, dengan
harapan seluruh unsur pelaksana dan pihak terkait dapat
melaksanakan seluruh tahapan kegiatan secara baik dan benar
untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan indikator
kinerja yang ditetapkan.

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN


DAN KESEHATAN HEWAN,

I KETUT DIARMITA
NIP. 19621231 198903 1 006

28
Format-1 Surat Kesanggupan Kelompok

SURAT KESANGGUPAN KELOMPOK

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ............................................
Jabatan : Ketua Kelompok.................
Alamat : .........................................
Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok
penerima kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Asli dan/atau Lokal Tahun 2018 sanggup dan bersedia :

1. Melaksanakan pemeliharaan dan pengembangbiakan


ternak dengan baik secara komunal (maksimal 4 kandang);
2. Mengikuti bimbingan teknis dan non teknis dari Dinas
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;
3. Melakukan pencatatan dan pemberian identitas ternak;
4. Menyediakan pejantan jika pelaksanaan IB tidak optimal;
5. Mengasuransikan ternak indukan;
6. Mengelola limbah peternakan untuk memberikan nilai
tambah;
7. Melaporkan perkembangan kegiatan dan perkembangan
populasi ternak ruminansia potong secara berkala setiap
bulan kepada Kepala Dinas Daerah Kabupaten/Kota.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-
benarnya, apabila dikemudian hari saya dan anggota kelompok
melanggar hal-hal tersebut diatas, saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

................................,....................................2018
Ketua kelompok.............,

Materai Rp. 6.000,-

29
(.................................................................)

Format-2 Surat Pernyataan Kelompok

SURAT PERNYATAAN KELOMPOK

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ......................................
Jabatan : Ketua Kelompok..........................
Alamat : ............................................

Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok


penerima kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Asli dan/atau Lokal Tahun 2018 tidak memberikan hadiah/
imbalan/pemberian dalam bentuk apapun secara langsung
maupun tidak langsung kepada KPA, PPK, Tim Pusat, Tim
Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota maupun
pejabat/petugas terkait dengan kegiatan tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-


benarnya, apabila dikemudian hari saya dan anggota kelompok
melanggar hal-hal tersebut diatas, saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

.............................,.................................2018

Ketua kelompok.............,

Materai Rp. 6.000,-


(..............................................)

30
 

Format-3 Laporan Perkembangan Ternak Ruminansia Potong

Asli dan/atau Lokal


Form Pengukuran Ternak
Form Catatan Kelahiran

31
Catatan :

32
Kanpus Kementan Gd.C Lnt 8,Jl.RM. Harsono No.3
Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550
Telp. +62.21.7815781; +62.21.7811384
Fax.+62.21.7811385
bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai