KELAS : X IPS 2
NO ABSEN : 08
Pedosfer adlah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangungnya proses
pembentukan tanah. Tubuh tanah terdiri atas batuan yang lapuk, kemudian bercampur dengan sisa
bahan organic, serta mengalami proses fisika dan kimia membentuk lapisan tanah.
Tanah adalah tubuh alam sebagai hasil perpaudan proses, gaya perusakan dan
pembangunan. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang mempelajari
proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
Sebagai suatu tubuh alam, tanah tersususn atas 5 komponen utama antara lain sebagai berikut:
3. Waktu
: Tanah merupakan benda yang terdapat di alam yang terus berubah. Oleh karena itu tanah
akan menjadi kurus dan tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara akan habis
karena mengalami pelapukan sehingga yang tertinggal adalah mineral yang sukar lapuk.
Akibat proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka induk tanah berubah
berturutturut menjadi muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Tanah muda ditandai oleh
adanya proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organic
dan bahan mineral. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah
muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon B.
Tanah ta ditandai oleh proses pembentukan tanah yang berlangsung terus-menerus
sehingga terjadi proses perubahan yang nyata pada horizon A dan B.
Lamawanya waktu pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas
seperti abu vulkanik memerlukan waktu 1 abad untuk membentuk tanah muda dan 1.000-
10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.
4. Organisme
: Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah antara lain sebagai
berikut:
Membantu proses pelapukan khususnya pelapukan organic;
Membantuk proses pembentukan humus;
Jenis vegetasi berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah;
Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap
sifat-sifat tanah.
5. Topografi
: Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi pembentukan tanah, antara lain sebagai
berikut:
Tebal atau tipisnya tanah. Daerah dengan topografi miring dan berbukit lapisan
tanhnya menjadi lebih tipis karena tererosi, sedangkan yang datar lapisan tanahnya
tebal karena terjadi proses sedimentasi.
Sistem Drainase(Pengaliran). Daerah yang drainasenya jelek sering tergenang air.
Keadaan ini akan menyebabkan tanahnya menjadi asam
2. Tanah Kapur
: Tanah kapur terbentuk dari batu gamping yang lapuk. Tanah ini terbagi menjadi 2 jenis
yaitu tanah mediteran dan tanah renzina. Tanah mediteran berwarnah merah hingga coklat.
Bersifat tidak subur tetapi dapat ditanami palawija, jati dan jamu mente. Tanah renzina
adlah tanah kapur yang berasal dari pelapukan batuan kapur di daerah yang bercurah hujan
tinggi. Tanah in berwarna htam dan miskin sumber hara sehingga tidak subur. Tanah ini
banyak diteukan di daerah Gunungkidul Yogyakarta.
3. Tanah Laterit
: Merupakan jenis tanah yang telah banyka mengalami pencucian oleh air hujan sehingga
warnanya pucat dan kemerahan, serta kondisinya sangat tidak seubut. Kadar bahan
organiknya juga rendah akibat proses erosi dan pencucian yang berlangsung dalam waktu
yang lama. Vegetasi yang baisa tumbuh di atas tanah laterit, antara lain rumput dan alang-
alang. Jenis tanah ini tersebar di daerah banten, Kalimantan Barat, dan Pacitan Jawa Timur.
4. Tanah Latosol
: Jenis tanah yang mengalami perkembangan atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman
tanah dalam, tekstur lempung, struktur lemah sampai gumpal, konsistensi genbur sampai
agak teguh, warna coklat, merah sampaii kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah
dengan curah hujan berkisar lebih dari 300-1000 m.
5. Tanah Litosol
: Merupakan tanah mineral tanpa perkembangan profil, batuan induknya beku, kedalam
tanah dangkal, dan kadang merupakan singkapan batuan induk. Tekstur tanah beraneka
ragam dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu,
kerikil, dan kesuburunnya bervariasi. Tanah ini dapat dijumpai pada segala iklim. Di seluruh
wilayah Indonesia dapat ditemukan di lereng gunung dan pegunungan.
6. Tanah Margalith
: Jenis tanah ini dibentuk oleh batuan dasar yang terdiri dari batu kapur, pasir dan lempung.
Bersifat subur dan terdapat di sekitar perbukitan rendah. Daerah persebaran tanah margalit
antara lain Kediri, Madiun, Madura, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara. Jenis ini banyak
digunakan sebagai areal pertanian lahan kering.
7. Tanah Organosol
: Jenis tanah ini berasal dar bahan induk organic seperti dari hutan rawa. Tanah gambut
memiliki ciri yaitu tidak terjadi defersiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0 cm,
warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak
lekat, kandungan organic lebih dari 30% untuk tanah teksutr lempung dan lebih dari 20%
untuk tanah tekstur pasir , umumnya bersifat sangat asam. Berdasarkan topografinya, tanah
gambut dibedakan menjadi:
a. Gambut Ombrogen
- Terletak di dataran pantai berawa
- Ketebalan 0.5-1.6 m
- Terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa
- Hampir selalu tergenang di air
- Bersifat sangat asam
b. Gambut Topogen
- Terbentuk di daerah cekungan antara rawa di daerah dataran rendah dengan di
pegunungan
- Berasal dari sisa tumbuhan rasa
- Ketebalan antara 0.5-6 m
- Bersifat agak asam
- Kandungan unsur hara relative lebih tinggi
c. Gambut Pegunungan
- Terbentuk di daerah pegunungan
- Berasal dari tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang
8. Tanah Pasir
: Tanah pasir adlaah tanah yang terbentuk dari batuan beku dan sedimen yang bertekstur
kasar dan berkerikil. Daya serpa air pada tanah ini sangat rendah karena 70 % partikelnya
berukuran besar. Tanah ini digukanan untuk campuran bahan pembuatan bangunan dna
jalan. Di daerah dengan jenis tanah ini jarang didiami oleh manusia karena tidak bisa
diusakahakn untuk kegiatan budidaya maupun kegiatan lain.
9. Tanah Podzolik
: Tanah ini terbentuk dari bahan dasaryang banyak mengandung mineral kuarsa. Jenis tanah
ini banyak dijumpi di pegunungan tinggi dengan suhu renda, curah hujan tinggi dan
wilayahnya tertutup oleh vegerasi yang rapat sehingga mengandung humus tinggi. Tingkat
kesuburannya bervariasi mulai dari sedang sampai sangat subur. SIfat fisiknya adalah mudah
basah jika terkena air, berwarna kuning samapi kelabu.
Penamaan jenis tanah digunakan dalam pemetaan tanah dan memudahkan pengguna informasi
pertanahan di Indonesia, karena beberapa nama tanahnya menggunakan kata yang familiar.
Sedangkan penamaan jenis tanah yang umum dan digunakan di dunia adalah kalsifikasi yang
dikeluarkan oleh United States Departement of Agriculture. USDA menambahkan akhiran sol pada
setiap nama tanah. Sol merupakan penyingkatan kata solum yang berarti tanah dalam Bahasa latin.
1. Alfisols (aluminium iron soil)
: Merupakan tanah yang kaya akan bahan organic dan struktur tanahnya berlapis.
Merupakan tanah yang berkembang pada daerah hutan dan sabana dengan ciri-ciri:
Warnanya abu-abu;
Mengandung lapisan tanah liat;
Tanahnya subur dan sangat baik untuk kegiatan pertanian;
2. Andisols
: Merupkana tanah yang berasal dari endapan abu vulkanik gunung api. Penyebaran tanah
ini hanya terdapat di sekitar lereng-lereng gunung berapi aktif dengan ciri-ciri:
Berwarna coklat bercampur kehitaman;
Mengandung banyak mineral tanah;
Sangat baik untuk kegiatan pertanian;
5. Gelisols
: Merupakan tanah dengan ciri-ciri:
Lapisan top soil merupakan bahan organic
Lapisan sub soil mengalami pembekuan
Banyak diteukan di daerah lintang tinggi atau di wilayah tundra.
6. Histosols (organic soil)
: Merupakan tanah yang mengandung bahan tumbuhan yang sudah membusuk. Tanah ini
bersifat jenuh air dan menciptakan kondisi anaerob dan menyebabkan terjadinya akumulasi
bahan organic dengan ciri-ciri:
Terdapat di bekas danau
Tanahnya di subur
Dapat dijadikan tanah pertanian yang baik
Terdapat di pantai Kaliantan dan pantai Timur Sumatra
9. Oxisols
: Merupakan tanah purbakala yang mengandung banyak oksigen, banyak tanah liat tetapi
bahan organiknya sedikit. Ciri-ciri:
Warnanya kemerahan
Tidak cocok untuk pertanian
Terdapat di daerah iklim panas dan tropic dengan curah hujan yang banyak
Mineral tanah didominasi oleh besi dan aluminium
Dengan pengolahan yang baik lahan dapat menghasilkan produktivitas panen yang tinggi
sehingga dapat memberikan kesejahteraan pada petani. Kesuburan tanah dapat berkurang karena
pengolahan yang kurang baik, penggunaan bahan yang berbahaya bagi tanah, hingga factor tenaga
eksogen yang merusak.
Erosi yang paling berpengaruh terhadap penrunan kesuburan tanah di Indonesia adalah erosi air.
Untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terjaga maka dapat dilakukan usaha-usaha berikut:
1. Metode Vegetatif
: Metode pengawetan tanah dengan cara menanam tumbuhan pada lahan yang dilestarikan.
a. Penghijauan
: Penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanamahn tahunan untuk
mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran
di udara lapisan bawah.
b. Reboisasi
: Penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras yang berfungsi untuk
menahan erosi dan diambil kayunya.
c. Contour Strip Cropping
: Menanami lahan searah dengan garis kontur dengan jenis tanaman yang berbeda
setiap larikannya yang berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran air dan membesar
resapan air ke dalam tanah.
d. Buffering
: Menanam lahan dengan tumbuhan keras dengan fungsi sebagai penutup tanah untuk
menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan dan memperkaya bahan
organic tanah.
e. Croprotation
: Penanaman tanamana secara bergantain dalam satu lahan. Jenis tanamannya
disesuaikan dengan musim dan berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah.
f. Windbreak
: Penanaman tanaman permanen di sekeliling lahan pertanian pada wilayah yang sering
berangin kencang yang bertujuan untuk melindungi permukaan tanah bagian ats dari
tiupan angin.
2. Metode Mekanik
: Metode mengawetkan tanah melalui teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat
aliran permukaan, menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak
merusak.
a. Countour Village
: Pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur yang berfungsi untuk menghambat aliran
air dan memperbesar resapan air.
b. Contour Plowing
: Bagian dari pengolahan tanah dengan cara membajak lahan yang akan ditanami searah
garis kontur
c. Tunggul
: Pembuatan tanggul yang sejajar dengan kontur.
d. Terrasering
: Membuat teras pada lahan miring dengan lereng yang panjang dalam bentk berundak
yang berfungsi untuk memperpendek ganjang lereng, memperbesar resapan air dan
mengurangi erosi.
e. Saluran Drainease
: Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotonng lereng panjang menjadi lereng yang
pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air samapi ke sungai.
f. Saluran Irigasi
: Pembangunan irigasi teknis yang baik dapat mebuat kesuburan tanah lebih terjaga
sehingga kesuburan tanah dapat lebih terjaga sehingga produktivitas hasil pertanian
juga lebih baik.
3. Metode Kimia
: Usaha mengawetkan kesuburan tanah dengan menggunakan meida bahan kimia yang
ditaburkan pada lahan pertanian yang akan dibudidayakan, dengan bentuk penggunaan:
Untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemantapan agregat. Tanah
dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga
infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan tetapi kecil. Bahan kimia yang digunakan
adalah soil conditioner, bitumen dan krillum.
Peberian pupuk pada lahan pertanian
: Tujuan dari pemupukan ada 2 yaitu menambah kandungan unsur hara dalam tanah
dan untuk menambah kandungan organic tanah.