Dosen Pembimbing :
Ilah Muhafilah, S.Kp., M.Kes
Disusun Oleh :
Nur Hilaliyah Fathull Jannah
Nuri Handayani
Nur Kholis Wadud
Puput Safitri
Robertina Samon (Ketua)
Seorang pasien laki-laki usia 52 thn, masuk UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
menjalar ke punggung dan lengan kiri sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Klien
mengatakan dadanya terasa tertekan dan sulit bernafas (sesak napas). Pada pengkajian
didapatkan keringat dingin +, TD 130/90 mmHG, Nadi 120 x/mnt, RR : 24 x/mnt, suhu : 37
0
C.
B. PEMBAHASAN KASUS
1. Melihat tanda dan gejala yang dirasakan pasien diatas apakah kemungkinan diagnose
medis pasien tersebut?
Berdasarkan tanda dan gejala yang tersedia di atas kelompok menyimpulkan bahwa klien
mengalami penyakit jantung coroner
2. Jika anda sudah menentukan diagnose pasti pasien tersebut, apakah yang dimaksud
dengan diagnose medis tersebut (pengertiannya)?.
Penyakit jantung koroner adalah suatu akibat adanya penyempitan atau sumbatan pada
pembuluh darah jantung baik itu sebagian atau total yang akan berdampak menurunnya
aliran darah ke otot-otot jantung, hal ini akan menimbulkan gejala nyeri dada yang
menjalar ke lengan kiri, rahang bawah[ CITATION Kem161 \l 1033 ]
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit pada otot jantung yang disebabkan oleh
karena penyempitan pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung atau yang
diakibatkan oleh spasme pembuluh darah jantung ataupun bisa juga disebabkan oleh
keduanya [ CITATION Fua19 \l 1033 ]
3. Untuk mengkaji nyeri yang dialami pasien tersebut, pengkajian nyeri apakah yang paling
tepat digunakan untuk pasien tersebut dan sebutkan alasannya?
Pengkajian nyeri yang dapat digunakan untuk penyakit jantung coroner sebagai berikut :
Nyeri Dada Infark Miokard Angina yang tidak Angina stabil kronik
stabil
Beratnya Sangat berat Sedang-berat Ringan
4. Untuk mengkaji sesak napas yang dialami pasien tersebut, pengkajian sesak napas
apakah yang paling tepat digunakan untuk pasien tersebut dan sebutkan alasannya?
Dilakukan pemeriksaan pola pernafasan seperti pernafasan normal (eupnea), pernafasan
cepat (takipnea), dan pernafasan lambat (bradipnea).
Adapun frekuensi pernafasan rata-rata normal menurut potter & perry (2015) adalah
sebagai berikut.
Frekuensi Pernafasan Rata-Rata Normal
USIA FREKUENSI
Bayi baru lahir : 35-40
Bayi (6 bulan) : 30-50
Todler (2 tahun) : 25-32
Anak-anak : 20-30
Remaja. : 16-19
Dewasa. : 12-20
[CITATION Pot15 \l 1033 ]
5. Bagaimanakah mekanisme terjadinya nyeri dada dan sesak napas yang dialami pasien
tersebut?
Jika pembuluh darah mengalami suattu sumbatan maka aliran darah mengalami suatu
penurunan sehingga otot jantung mengalami kekurangan oksigen, dengan adanya
penurunan aliran darah akan memunculkan gejala yaitu nyeri dada. Namun nyeri dada
pada pasien gangguan pembuluh darah jantung yaitu nyeri dada yang menjalar ke bahu
kiri, rahang dan dada seperti tertindih atau diremas
6. Guna menegakkan diagnose medis pasti pasien tersebut pemeriksaan penunjang apakah
yang harus dilakukan dan bagaimana hasilnya?
7. Tataklaksana medis apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah pasien tersebut?
1. Terapi non farmakologi
a. Perubahan gaya hidup
b. Monitoring dan control faktor risiko
2. Terapi farmakologi
a. Aspirin
b. Beta bloker
c. ACE Inhibitor
d. Angiotensin receptor blocker
e. Agonis beta
[ CITATION Nur15 \l 1033 ]
f. Trombolitik
g. Heparin
[ CITATION Ram14 \l 1033 ]
8. Bila masalah pasien tersebut tidak segera diatasi kemungkinan buruk apa yang akan
terjadi?
Jika masalah klien tidak segera di atasi, klien dapat mengalami komplikasi yaitu
a. Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan komplikasi yang umum terjadi. Kondisi ini disebabkan
Kondisi tersebut terjadi karena otot jantung sudah tidak mampu lagi memompa
darah.
Kondisi ini juga rentan terjadi pada pengidap kelainan jantung bawaan atau infeksi
jantung. Gagal jantung biasanya ditandai dengan beberapa gejala. Gejala-gejala yang
dimaksud adalah kesulitan bernapas, pusing, serta penumpukan cairan pada bagian
b. Aneurisma
Aneurisma merupakan sebuah komplikasi serius. Gejala yang dapat ditunjukkan oleh
kondisi ini adalah pembengkakan arteri yang dapat terjadi pada bagian tubuh
c. Emboli Paru
Emboli paru merupakan sebuah kondisi saat arteri pulmonalis mengalami
cepat. Akibatnya, beberapa gejalapun akan muncul seperti kesulitan bernapas, Sakit
dada, dan kulit membiru. Kondisi ini harus di waspadai karena dapat menyebabkan
kematian.
d. Henti Jantung
Termasuk dalam kondisi darurat, henti jantung perlu diwaspadai. Jika tidak ditangani
dengan baik dan segera, kondisi ini dapat menyebabkan kematian mendadak. Kondisi
ini merupakan sebuah komplikasi akibat jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba.
kehilangan kesadaran.
e. Seranagan Jantung
Keadaan ini terjadi akibat kematian sel jantung, karena jantung tidak mendapatkan
cukup asupan darah. Di samping itu, serangan jantung terjadi karena arteri jantung
Penyempitan pembuluh darah dapat berdampak buruk pada aliran darah ke jantung.
Selain itu, kondisi tersebut juga dapat berdampak buruk pada ujung-ujung bagian
cukup, maka rasa nyeri pun akan muncul, terutama pada kaki ketika sedang berjalan.
g. Stroke
Stroke terjadi karena adanya gumpalan darah yang menghambat aliran darah menuju
otak. Gumpalan darah tersebut muncul karena jantung tidak bekerja dengan baik.
Keadaan ini dapat menyebabkan beberapa gangguan dalam mengingat, berbicara,
dan koordinasi. Selain itu, stroke juga dapat menyebabkan mati rasa pada salah satu
sisi tubuh.Karena menyerang sel otak, kondisi ini perlu diwaspadai. Pasalnya,
keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan dengan cepat dan bisa bersifat permanen.
Jika komplikasi di atas tidak di tangani dengan tepat kemungkinan terbesar yang
9. Selain tanda dan gejala yang ada pasien tersebut, Data tanda dan gejala apalagi yang
perlu anda tambahkan guna menegakkan diagnose keperawatan yang akan mucul pada
pasein tersebut?
1. EKG (elektrokardiogram)
2. Terdapat sianosis
3. Saturasi oksigen
4. Terdapat edem pada tungkai
5. CRT>3detik
6. Nadi teraba lemah
7. Mengalami kelelahan saat/setalah aktivitas
8. Penggunaan otot bantu nafas
9. Fase ekspirasi memanjang
10. Pernafasan pursed lips
11. Pernafasan cuping hidung
[ CITATION PPN17 \l 1033 ]
10. Apakah diagnosa keperawatan yang paling utama pada pasien tersebut?
Berdasarkan kasus di atas kelompok mengambil diagnose keperawatan yaitu pola nafas
tidak efektif b.d hambatan upaya nafas (kelemahan otot nafas) dan Penurunan Curah
Jantung b.d perubahan irama jantung. Namun diagnose utama dari kasus ini adalah pola
nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas (kelemahan otot nafas) dibuktikan dengan
klien mengatakan sesak, klien mengatakan dada seperti tertekan, terjadi takipnea,
pernafasan 24 x/menit. [ CITATION PPN17 \l 1033 ]
11. Apakah intervensi keperawatan mandiri dan kolaborasi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah prioritasnya?
1. Kemampuan
melakukan
aktivitas rutin
2. Verbalisasi
kepulihan
energi/tenaga
Tingkat Nyeri
Tingkat nyeri
menurun
Kriteria hasil :
1. Keluhan
nyeri
menurun
2. Tidak gelisah
3. Proses fikir
mengenai
nyeri
meningkat
4. Perilaku
menghadapi
nyeri
meningkat
[ CITATION Tim191 \l
1033 ]
[ CITATION Moo \l
1033 ]
DAFTAR PUSTAKA
Bachrudin, M., & Najib, M. (2016). Keperawatan Medical Bedah I. Jakarta: Kemenkes.
Bulechek, G. M. (2013). Nursing Interventions Classifaction (NIC) (6th ed.) . St. Louis: Elsevier
Mosby.
Fuadi & Aleta Alma, (. ,. (2019). Analisis faktor risiko terhadap penyakit jantung koroner di
ruang ICCU RSUDZA Banda Aceh. Jurnal Aceh Medika, Vol.3 No 1(ISSN 2548-9623).
Kemenkes. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Moorhead, S. (2013). Nursing Outcome Classification (NOC) edisi 5. Singapura: Elsevier.
Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction.
PDSKI. (2015). Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Jurnal Kardiologi Indonesia.
Perry&Potter. (2015). Buku Ajar fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan praktik. Edisi
7. Jakarta: EGC.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Rampengan, S. H. (2014). Buku Praktis Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.