Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH TRILOGI KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR

PUBLIK

Oleh: Saffanah Ghariyyah

(151910613033)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Memahami kerangka konseptual akuntansi sektor publik
2. Menganalisis elemen laporan keungan sektor publik
3. Mengetahui pengakuan dan pengukuran laporan keuangan organisasi sektor publik
4. Membedakan akuntansi kas dan akrual
5. Memahami akuntansi dana

B. PRATINJAU MATERI

KERANGKA KONSPTUAL AKUNTANSI SEKTOR


PUBLIK

Pengakuan dan Perbedaan


Kerangka Elemen laporan Konsep akuntansi
pengukuran laporan akuntansi kas dan
konseptual keuangan dana
keuangan akrual
C. KONSEP MATERI
1. Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka dasar merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan dalam sektor publik untuk kepentingan eksternal.
Menurut Bastian (2006:95) Tujuan kerangka dasar adalah acuan bagi:
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam pelaksaan
tugasnya
b. Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktik akuntansi menurut
prinsip akuntansi yang secara lazim dan standar akuntansi keuangan sektor
publik

1
c. Auditor (BPK), dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum,
dan
d. Para pemakai laporan keuangan sektor publik, dalam menafsirkan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yan disusun sesuai standar akuntansi
keuangan sektor publik.
Kerangka dasar ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sektor
publik. Ketika terjadi pertentangan antara kerangka dasar dan standar akuntansi
keuangan sektor publik, ketentuan standar akuntansi keuangan sektor publik harus
diunggulkan. Namun demikian, penggunaan kerangka dasar sebagai acuan oleh
komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam pengembangan
standar akuntansi keuangan sektor publik di masa depan dan dalam peninjauan
kembali terhadap standar akuntansi keuangan sektor publik yang berlaku,
menjamin kurangnya konflik tersebut.
Revisi kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan
penglaman komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam
penggunaan kerangka dasar tersebut.
Menurut Bastian (2006:95) ruang lingkup kerangka konseptual sektor
publik membahas :
a. Tujuan laporan keuangan sektor publik
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan di sektor publik
c. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan
keuangan pada sektor publik
d. Konsep ekuitas serta pemelihaaran ekuitas.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan sektor publik untuk tujuan
umum, yang selanjutnya hanya disebut “laporan keuangan sektor publik”, termasuk
lapran keuangan konsolidasi. Laporan keuangan organisasi sektor publik disusun
dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan
sejumlah besar pemakai.
Namun demikian, informasi tambahan di prospectus diangap suah
memenuhi kebutuhan tujuan khusus tersebut. Kerangka konseptual ini dipatuhi

2
semua manajemen sektor publik dalam melaporkan perkembangan organisasi dan
aktivitas yang dilakukan.
Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaoran keuangan
dalam organisasi-organisasi sektor publik. Menururt IPSAS, laporan keuangan
minimum organisasi sektor publik yang harus dihasilkan meliputi laporan posisi
keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan aktiva/ekuitas neto, laoran arus kas,
perhitungan anggaran dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi terstruktur dari pos
keuangan akibat transaksi yang dilakukan. Menurut Bastian (2006:96) tujuan
umum pelaporan keuangan sektor publik adalah menydiakan informasi untuk
pengambilan keputusan, dan mendemonstrasikan akuntabilitas entitas atas sumber
daya yang dipercayakan dengan :
a. Menydiakan informasi mengenai sumber-sumber,alokasi, dan penggunaan suber
daya financial
b. Menydiakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi persyaratan kasnya
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan entitas
untuk mendanai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya
d. Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan di
dalamnya, dan
e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas atas hal biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan sektor publik mempunyai aspek prediktif dan prospektif
dalam penggunaan uang. Prediksi kualitas dan ragam suber daya yang disyaratakan
untuk operasi berkelanjutan akan mempenguruhi berbagi risiko ketidakpastian
dalam berasosiasi. Selain itu, menurut Bastian (2006:96) laporan keuangan juga
dapat menyediakan informasi untuk :
a. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan secara legal
sesuai dengan anggaran yang disahkan
b. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan sesuai
persyaratan legal dan kontraktual, termasuk criteria keuangan yang telah ditetapkan
otoritas legislative Menurut Bastian (2006:96) untuk memenuhi tujuan diatas,

3
laporan keuangan sektor publik menyediakan informasi yang meliputi elemen –
elemen:
a. Aset
b. Liabilitas
c. aset/ekuitas bersih
d. pendapatan
e. biaya-biaya
f. arus kas
Menurut Bastian (2006:96) asumsi dasar dalam penyusunan laporan
keuangan ada 2, yaitu:
a. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik adalah dasar
akrual, dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
( dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan sektor publik yang disusun atas dasar akrual akan
memberikan informasi kepada pemakai bukan hanya mengenai transaksi masa lalu
yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kasa dimasa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas
yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan sektor publik
meliputi berbagai transaksi masa lalu dan peristiwa terkait yang mempengaruhi
pengambilan keputusan secara ekonomi.
b. Kelangsungan Usaha ( going concen)
Laporan keuangan sektor pbulik disusun atas dasar kelangsungan usaha entitas saat
sekarang dan masa depan. Entitas diasumsikan tidak bermaksud melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya. Jika kemungkinan likuidasi terjadi,
penyajian laporan keuangan harus dilakukan secara berbeda sesuai dengan
kebutuhan likuidasi saat itu.
Sedangkan menurut Mahmudi (2011:105) asumsi dasar ini terbagi menjadi
3, yaitu:
a. Kemandirian entitas
Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan

4
keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam
pelaporan keuangan.
b. Going concern
Asumsi kesinambungan entitas menyatakan bahwa jika tidak ada tandatanda,
gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa entitas akan dibubarkan atau
dilikuidasi maka akuntansi menganggap entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya sampai waktu yang tidak terbatas.
c. Keterukuran dalam satuan uang
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normative


yang diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Menurut Mahmudi (2011: 106) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu:

a. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.
b. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu ata masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Menurut
mahmudi (2011:106) informasi yang relevan memiliki karakteristik:
 Memberikan manfaat umpan balik
Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk
evaluasi kerja masa lalu dan memberikan umpan balik dalam rangka
perencanaan keuangan dan perbaikan kinerja di masa datang.
 Memberikan manfaat prediktif

5
Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk
memprediksi kondisi keuangan, kebutuhan keuangan, dan kinerja di
masa datang.
 Disajikan tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
 Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.

c. Andal
Informasi yang disajikan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. Menurut Mahmudi (2011:107) informasi yang andal memenuhi
karakteristik :
 Penyajian jujur
 Laporan keuangan yang berkualitas terbebas dari salah saji material dan
tidak ada manipulasi laporan keuangan, segala sesuatunya disajikan
secara wajar.
 Dapat diverifikasi
 Laporan keuangan berkualitas jika dapat diverifikasi kebenarannya
melalui proses audit independen.
 Netralitas Penyajian laporan keuangan tidak bersifat tendensius dan bias
terhadap kepentingan kelompok tertentu.
d. Dapat dibandingkan
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal
dan eksternal.

6
Menurut Bastian (2006:102) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan atau pembuatan laporan keuangan :

a. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal


Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka infomasi
yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Menajemen mungkin perlu
menyeimbangkan manfaat relative antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan
informasi andal.
b. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala pervasive dari
pada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan seharusnya melebihi biaya
penyusunannya.
c. Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
Dalam praktik, keseimbangan trade-off di antara berbagai karakteristik kualitatif
sering diperlukan. Pada umumnya, tujuannya adalah untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat diantara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan
laporan keuangan sektor puklik, dan kepentingan relative dari berbagai
karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda.
d. Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap untuk penyajian yang wajar dari posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Kerangka
dasar ini tidak menangani secara langsung konsep tersebut dan juga penerapan
karakteristik kualitatif pokok. Selain itu, standar akuntansi keuangan sektor
publik juga memberikan panduan tentang batasan laporan keuangan yang wajar.
2. Elemen Laporan Keuangan
Menurut Mahmudi (2011:98) elemen laporan keuangan memuat informasi
rincian dari masing-masing komponen laporan keuangan yang disajikan. Laporan
keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal :
a. Asset
b. Kewajiban
c. Ekuitas
d. Pendapatan–LRA
e. Belanja
f. Transfer
7
g. Pembiayaan
h. Saldo anggaran lebih
i. Pendapatan–LO
j. Beban, dan
k. Arus kas
Laporan Keuangan Sektor Publik menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar
menurut karekteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan elemen laporan
keuangan sektor publik. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi
keuangan mencakup aktiva, kewajiban dan ekuitas.
Sedangkan elemen yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam
laporan konerja keuangan adalah pendapatan dan biaya. Laporan aktiva/ekuitas neto
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan kinerja keuangan dan perubahan
dalam berbagai unsur laporan posisi keuangan. Penyajian berbagai unsur ini dalam
laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan memerlukan proses
subklasifikasi. Misalnya, aktiva dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut
hakikat atau fungsinya dalam entitas, dengan maksud untuk menyajikan informasi
yang lebih berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi sektor
publik.
Posisi Keuangan
Meurut Bastian (2006:103) unsur yang terkait langsung dengan pengukuran
posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pos – pos ini didefinisikan
sebagai berikut:
a. Aktiva adalah sumber yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari
peristiwa masa lalu. Sumber tersebut, diharapkan menghasilkan manfaat
ekonomi masa depan atau jasa potensial yang mengalir masuk ke entitas.
b. Kewajiban adalah hutang masa kini dari suatu entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu. Dengan demikian, penyelesaian hutang itu merupakan arus keluar
sumber – sumber yang dimiliki suatu entitas dengan manfaat masa depan atau
jasa potensial.
c. Ekuitas adalah hak residual aktiva pemerintah pusat/daerah setelah dikurangi
semua kewajiban.
Aktiva

8
Manfaat ekonomi masa depan atau jasa potensial yang terwujud dalam
aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbanganm baik
secara langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada entitas.
Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari
aktivitas operasional entitas. Potensi ini juga dapat berbentuk sesuatu yang dapat
diubah menjadi kas atau setara kas atau kemampuan untuk mengurangi pengeluaran
kas, seperti penurunan biaya akibat proses pemberian pelayanan alternatid pada
masyarakat.
Entitas biasanya menggunakan aktiva untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dan jika pelayanan ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan
masyarakat, masyarakat bersedia membayar yang berakibat seumbangan pada arus
kas entitas. Kas sendiri memberikan jasa kepada entitas, karena kekuasaannya
terhadap sumber daya yang lain.
Manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial yang terwujud dalam
aktiva, dapat mengalir ke dalam entitas dengan beberapa cara. Misalnya, aktiva
dapat:
e. Digunakan baik sendiri ataupun bersama aktiva lain dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat;
f. Diperlukan dengan aktiva lain;
g. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau
h. Dibagikan kepada para pemilik entitas (struktur yang ada di atasnya).
Banyak aktiva, seperti aktiva tetap, memiliki bentuk fisik. Namun demikian
bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva; karena
itu,paten dan hak cipta, misalnya, merupakan aktiva kalau manfaat ekonomis atau
jasa potensialnya diperoleh entitas di masa depan dan kalau masing – masing aktiva
tersebut dikuasai entitas.
Banyak aktiva, misalnya, piutang dan properti, dihubungkan dengan hak
menurut hukum, termasuk hak milik. Dalam menentukan eksistensi aktiva, hak
milik tidak esensial; jadi properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha adalah
aktiva jika entitas mengendalikan manfaat yang diharapkan dari properti tersebut.
Meskipun kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat berasal dari hak
berdasarkan hukum, suatu barang atau jasa masih dapat memenuhi definisi aktiva
meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum, suatu barang atau jasa masih dapat

9
memenuhi definisi aktiva, jika kerahasiaan pengetahuan tersebut memberikan
manfaat. Aktiva entitas berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa
lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian, tetapi transaksi
atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya, properti yang diterima
entitas dari pemerintah sebagai bagian dari program untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi dalam suatu wilayah.

Kewajiban
Menurut Bastian (2006:104) karakteristik esensial kewajiban (liabilities)
adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligatuin) masa kini. Kewajiban
adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu
dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukumsebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang – undangan. Ini
biasanya memang demikian, misalnya, dengan disertai jumlag yang terhutang daru
jumlah barang dan jasa yang telah diterima. Namun, kewajiban juga timbul dari
praktik pelayanan kepaa masyarakat yang lazim, kebiasaan, dan keinginan untuk
memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil.
Suatu perbedaan perlu dilakukan antara kewajiban sekarang dan komitmen
dimasa depan. Keputusan pengelola entitas untuk membeli aktiva di masa depan
tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban sekarang. Kewajiban biasanya
timbul akibat penyerahan aktiva atau entitas telah membuat perjanjian yang tidak
dapat dibatakan untuk membeli aktiva. Pada kasus yang terakhir, hakikat perjanjian
yang tak dapat dibatalkan berarti bahwa konsekuensi ekonomi dari kegagalan untuk
memenuhi kewajiban akan ditanggung, dan membuat entitas memiliki sedikit
pilihan untuk mencegah pengeluaran sumber daya kepada pihak lain.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya mengorbankan sumber daya
untuk memenuhi tuntuntan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang
dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya, dengan:
a. Pembayaran kas
b. Penyerahan aktiva lain
c. Pemberian jasa
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain
e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas

10
Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditor
membebaskan atau membatalkan haknya. Beberapa jenis kewajiban juga hanya
dapat diukur dengan menggunakan estimasi dalam derajat yang substansial.
Beberapa entitas menyebut kewajiban ini sebagai penyisihan (provision). Dalam
pengertian sempit, penyisihan semacam itu tidak dapat dipandang sebagai
kewajiban.
Jika penyisihan menyangkut kewajiban masa kini dan memenuhi ketentuan
lain dalam definisi tersebut, maka pos yang bersangkutan merupakan kewajiban
yang jumlahnya harus diestimasi. Contohnya, penyisihan untuk pembayaran
dilakukan terhadap garansi berjalan dan penyisihan untuk menutup kewajiban
pensiun.

Ekuitas
Ekuitas biasanya dinyatakan sebagai residual. Ekuitas dapat
disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuangan, dimana relevansi
pengklasifikasian terjadi apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum
atau pembatasan lainnya dalam kemampuan entitas untuk menggunakan ekuitas,
pengklasifikasian juga dapat mereflekasikan fakta bahwa pihak – pihak dengan hak
kepemilikannya masing – masing dalam entitas mempunyai hak yang berbeda
dalam penerimaan dividen atau pembayaran kembali modal.
Pembentukan cadangan dianjurkan untuk memberikan perlindungan
tambahan kepada entitas atas defisit yang terjadi, eksistensi serta besarnya cadangan
menurut peraturan perundangan yang berlaku merupakan saldo surplus, jumlah
ekuitas yang ditampilkan dalam laporan posisi keuangan tergantun pada pengukuran
aktiva dan kewajiban. Apabila jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai
pasar keseluruhan (aggregate market value) dari saham entitas, maka jumlah yang
dapat diperoleh sama dengan melepaskan seluruh aktiva bersih perusahaan baik satu
per satu (liquidating value) atau secara keselurugan dalam kondisi kelangsungan
usaha (going concern value).

Laporan Kinerja Keuangan


Pendapatan bersih (surplus) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja
atau dasar ukuran yang lain seperti pengembalian atas investasi (return on

11
investment) atau laba per saham (earnings per share). Menurut Bastian (2006:105)
unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran pendapatan bersih (surplus)
adalah pendapatan dan biaya. Pengakuan dan pengukuran pendapatan, biaya, dan
surplus tergantung pada konsep modal dan konsep pemeliharaan modal dalam
penyusunan laporan keuangannya.
Menurut Bastian (2006:105) unsur pendapatan dan biaya bisa didefinisikan
sebagai berikut:
a. Pendapatan adalah arus kas masuk selama periode pelaporan dengan tujuan
peningkatan aktiva/ekuitas neto, dan ini berarti peningkatan kontribusi dari
pemilik.
b. Biaya adalah pengurangan manfaat ekonomis masa depan selama periode
pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau konsumsi aktiva datau
kewajiban yang mengurangi distribusi ke pemilik.
Pendapatan dan biaya dapat disajikan dalam laporan kinerja keuangan
dengan beberapa cara berbeda yang relewan untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Misalnya pembedaan pos pendapatan dan biaya yang berasal dan tidak
berasal dari aktivitas entitas yang biasa (ordinary) merupakan praktik yang lazim.
Pembedaan ini dilakukan berdasarkan ergumentasi bahwa sumber suatu pos adalah
relevan dalam mengevaluasi kemampuan entitas untuk menghasilkan kas (dan
setara kas) di masa depan.
Pembedaan antara pos pendapatan dan biaya dan penggabungan pos
tersebut dengan cara berbeda juga memungkinkan penyajian beberapa ukuran
kinerja entitas masing – masing dengan derajat cakupan yang berbeda. Misalnya,
laporan kinerja keuangan dapat menyajikan surplus / (defisit) dari aktivitas operasi
dan surplus (defisit) dari aktivitas biasa.

Pendapatan
Menurut Bastian (2006:106) definis pendapatan (income) meliputi
pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam
pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Sementara keuntungan mungkin timbul
dan tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Keuntungan
mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan, pada hakikatnya tidak berbeda

12
dengan pendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandang sebagai unsur
terpisah dalama kerangka dasar ini.
Keuntungan meliputi, misalnya, pos yang timbul dalam penagihan aktiva
tak lancar. Definisi pendapatan juga mencakup keuntugan yang belum diealisasi,
yang timbul dari revaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan dan dari kenaikan
jumlah aktiva jangka panjang. Dalam laporan kinerja keungan, keuntungan
biasanya dicantumkan terpisah dalam jumlah bersih setelah dikurangi beban yang
bersangkutan.

Biaya
Menurut Bastian (2006:106) definisi biaya mencakup kerugian maupun
biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Biaya yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, misalnya jasa
publik umum, pertahanan, keteraturan dan keamanan publik. Biaya tersebut
biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara
kas), persediaan, dan aktiva tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi biaya yang
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas entitas yang biasa.
Kerugian tersebut mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi, dan pada
hakikatnya tidak berbeda dari biaya lain. Oleh karena itu, kerugian tidak dipandang
sebagai unsur terpisah dari kerangka dasar ini. Kerugian dapat timbul akibat,
misalnya adanya pelepasan aktiva tetap. Definisi biaya juga mencakup kerugian
yang belum terealisasi, seperi keeugian yang timbul dari pengaruh peningkatan
kurs valuta asing dalam hubungnannya dengan pinjaman dalam mata uang tersebut.
Apabila diakui dalam laporan kinerja keuangan, pengetahuan mengenai pos
tersebut dan biasanya disajikan secara terpisah untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomi. Kerugian seringkali dilaporkan dalam jumlah bersih setelah
dikurangi pendapatan yang bersangkutan.

Penyesuaian Pemeliharaan Modal


Revaluasi atau pernyataan kembali aktiva dan keaiban menimbulkan
kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun revaluasi memenuhi definisi
pendapatan dan beban, menurut konsep pemeliharaan modal tertentu, kenaikan dan

13
penurunan ini tidak dimasukkan dalam laporan kinerja keuangan. Sebagai
alternatif, pos ini dimasukkan dalam ekuitas sebagai penyesuaian pemelihaaran
modal atau cadangan revakuasi.

3. Pengakuan dan Pengukuran Laporan Keuangan Sektor Publik

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata
maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam laporan posisi
keuangan atau laporan kinerja perusahaan. Pos yang memenuhi kriteria tersebut
harus diakui dalam laporan posisi keuangan atau laporan kinerja keuangan.
Kelalaian mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan
kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.
Menurut Bastian (2006:107) pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui
kalau :

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal

Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteria ini dan karenanya
memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan kinerja keuangan, perhatian perlu
ditujukan pada pertimbangan mterialitas. Hubungan antarunsur berarti bahwa satu
pos yang memenuhi definisi dan criteria pengakuan untuk unsure tertentu, seperti
aktiva, secarailitas otomatis memerlukan pengakuan unsur lain, seperti pendapatan
atau kewajiban.

Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan

Konsep probababilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian


bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam entitas, konsep tersebut dimaksudkan untuk
menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi entitas. Pengkajian derajat

14
ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan
atas dasar bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan sektor publik.

Kendala Pengukuran

Menurut Bastian (2006:108) kriteria pengakuan suatu pos yang kedua


adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat keandalan
tertentu ( reliable). Pada banyak kasus, biaya atau nilai harus diestimasi. Kelayakan
penggunaan estimasi merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan
keuangan sektor publik tanpa mngurangi tingkat keandalan.

Namun demikian, jika estimasi yang layaktak mungkin dilakukan, pos


tersebut tidak diakui dalam laporan posisi keuangan atau laporan kinerja keuangan.
Pos yang memiliki karakteristik esensial dari suatu unsur tetapi tidak dapat
memenuhi kriteria pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan, materi
penjelasan, atau skedul tambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika
pengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas oleh pemakai
laporan keuangan sektor publik.

Pengakuan Aktiva

Aktiva diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar


manfaat ekonomisnya di masa depan atau jasa potensialnya akan diperoleh oleh
entitas dan aktiva tersebut memenuhi nilai dan dapat diukur dengan andal. Aktiva
tidak diakui, bila pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya tidak mungkin
mengalir ke dalam entitas setelah periode akuntansi berjalan.

Pengakuan Kewajiban

Menurut Bastian (2006:108) kewajiban diakui dalam laporan posisi


keuangan kalau kemungkinan besar pengeluaran sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan unuk menyelesaikan kewajiban (obligation)

15
sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktik, kewajiban menurut kontrak yan g belum dilaksanakan oleh kedua belah
pihak (misalnya kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima) pada
umumnya tidak diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan sektor publik.

Pengakuan Pendapatan

Menurut Bastian (2006:109) pendapatan diakui dalam laporan kinerja


keuangan jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan
peningkatan aktiva atau penuruan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal. Ini berarti pengakuan pendapatan telah terjadi bersamaan dengan pengakuan
kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban. Prosedur yang biasanya dianut dalam
praktik untuk mengakui pendapatan, seperti ketentuan bahwa pendapatan telah
diperoleh merupakan penerapan criteria pengakuan dalam kerangka dasar ini.

Pengakuan Biaya

Menurut Bastian (2006:109) biaya diakui dalam laporan keuangan kalau


penurunan manfaat ekonomi masa depan telah terjadi dan dapat di ukur dengan
andal. Berarti pengakuan biaya terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan
kewajiban atau penurunan aktiva. Biaya diakui atas dasar hubungan langsung antara
biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh, proses ini biasa
disebut dengan matching of cost with revenus.

Penerapan konsep matching dalam kerangka dasar ini tidak


memperkenankan pengakuan pos dala laporan posisi keuangan yang tidak
memenuhi definisi aktiva atau kewajiban. Manfaat ekonomi diharapkan timbul
selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan pendapatan hanya
dapat ditentukan secara luas atau tak langsung. Biaya diakui dalam laporan kinerja
keuangan atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Biaya segera
diakui dalam laporan keuangan jika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat
ekonomis di masa depan dan atau tidak memenuhi syarat untuk diakui sebagai

16
aktiva, biaya juga diakui pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan
aktiva.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Menurut Bastian (2006:109) pengukuran adalah proses penetapan jumlah


uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsurlaporan keuangan sektor poblik
dalam laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan. Proses ini
menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.

Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat


kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan sektor publik. Menurut Bastian
(2006:110) berbagai dasar pengukuran tersebut adalah :

a. Biaya historis. Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban atau dalam keadaan tertentu, dalam jumlah kas atau setara kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha yang normal.
b. Biaya berjalan. Aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya
dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban
dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.
c. Nilai realisasi/penyelesaian. Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas
yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas atau setara
kas yang tidak didiskonokan, dibayarkan untuk memenuhi kewajiban
pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang. Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan
yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan
sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai

17
sekarang dimana jumal tersebut menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.

Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan dalam penyusunan laporan


keuangan sektor publik adalah biaya historis dan sering dikombinasikan dengan
dasar pengakuan lain, dan aktiva dalam akuntansi dana pension dinilai berdasarkan
nilai wajar.

4. Perbedaan Akuntansi Kas dan Akrual

Sesuai amanat Undang-undang 2003 tentang Keuangan Negara Undang-


undang Nomor 17 Tahun Keuangan Negara dan Undang-undang tentang
Perbendaharaan Negara, menerapkan basis akuntansi atas pengakuan dan
pengukuran serta belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan
basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan
laporan keuangan pemerintah sesuai dengan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan dalam Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan (per 4
Februari 2004) adalah dual basis. Dual basis adalah pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis
kas, sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca
menggunakan basis akrual.

Penggunaan dual basis tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa


pemerintah diwajibkan membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi
berbasis akrual, sedangkan di sisi lain juga wajib membuat laporan realisasi
anggaran atau yang dulu dikenal dengan nama Perhitungan Anggaran Negara
(PAN) yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari basis akuntansi
mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis akuntansi yang ada
dalam praktik.

Menurut Bastian (2007:66) Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip


akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus
diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan

18
waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua, yaitu
basis kas dan basis akrual. Berikut akan dijelaskan pengertian dan perbedaan
akuntansi kas juga akrual.

Akuntansi Berbasis Kas

Menurut Bastian (2007:67) dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi


dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau dibayarkan. Basis kas dapat
mengukur kinerja keuangan pemerintah, yaitu untuk mengetahui perbedaan antara
penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan
informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan
dana, dan saldo kas pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam
basis kas biasanya berbentuk Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of
Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement). Selain itu,
perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan atau notes to financial statement
yang menyajikan secara detail item-item yang ada dalam laporan keuangan dan
informasi tambahan seperti:

1. Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan
utang/ pinjaman. 
2. Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti
komitmen, kontinjensi, dan jaminan. 
3. Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).

Pada praktik akuntansi pemerintahan di Indonesia, basis kas untuk Laporan


Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh
Rekening Kas Umum Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan
dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah. Secara rinci, pengakuan item-item
dalam laporan realisasi anggaran, sesuai dengan Exposure Draft PSAP

Pernyataan Nomor 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah
atau entitas pelaporan. 

19
2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang
kas, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan, yaitu saat dilakukan penyisihan
uang untuk tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat
terjadi pencairan Dana Cadangan. 
4. Penerimaan pembiayaan diakui saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. 
5. Pengeluaran pembiayaan diakui saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah

Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan.


Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas
memperlihatkan sumber dana, terdapatnya alokasi dan penggunaan sumber-sumber
kas, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak
membutuhkan pengetahuan mendetail tentang akuntansi, dan tidak diperlukan
adanya pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode.

Sementara itu, keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya berfokus


pada arus kas dalam periode pelaporan al berjalan, dan mengabaikan arus sumber
daya lain yang an mungkin berpengaruh pada kemampuan pemerintah untuk
menyediakan barang dan jasa saat saat ini dan saat mendatang; laporan posisi
keuangan (neraca) tidak dapat disajikan karena tidak terdapat pencatatan secara
double entry; tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan (cost of
service) sebagai alat untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik,
kontrol, dan evaluasi kinerja.

Akuntansi Berbasis Akrual

Menurut Bastian (2007:69) akuntansi berbasis akrual berarti basis akuntansi


di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam
catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan keuangan pada saat
terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau

20
dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor
nonpublik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International
Monetary Fund (IMF), sebagai lembaga kreditor, menyusun Government Finance
Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debitornya
untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan.
Alasan penerapan basis akrual ini, karena saat pencatatan (recording) sesuai
dengan saat terjadinya arus sumber daya.

Jadi, basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh
kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu, basis akrual
menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya
dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi
pengguna laporan (user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan
keuangan. Manfaat tersebut antara lain:

 Dapat menyajikan laporan posisi keuangan pemerintah dan perubahannya. 


 Memperlihatkan akuntabilitas pemerintah atas penggunaan seluruh sumber daya.
 Menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas pengelolaan seluruh aktiva dan
kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan.
 Memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya serta
memenuhikebutuhan kasnya.
 Memungkinkan user untuk mengevaluasi
 kemampuan pemerintah dalam mendanai aktivitasnya serta dalam memenuhi
kewajiban
 dan komitmennya.
 Membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke
atau
 melakukan bisnis dengan entitas.
 User dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan, efisiensi
dan penyampaian pelayanan tersebut.

Sesuai dengan Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan, basis


akrual untuk neraca berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana diakui serta

21
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memerhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar. Secara rinci, pengakuan atas item-item yang
ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual adalah:

1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah. 
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aktiva dapat diakui sebagai investasi
apabila memenuhi salah satu kriteria:
a. Kemungkinan manfaat ekonomis dan manfaat sosial atau jasa pontensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah.
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable). Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui
sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja
dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk
memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran
pembiayaan. 
3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aktiva tetap, suatu aktiva harus
berwujud dan memenuhi kriteria:
 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
 Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
 Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda
berwujud harus diakui sebagai KD jika:
a. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang
berkaitan dengan aktiva tersebut akan diperoleh.
b. Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal.
c. Aktiva tersebut masih dalam proses pengerjaan.

KDP dipindahkan ke pos aktiva tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini

22
terpenuhi:

a. Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan.


b. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan.
5. Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan
andal.

5. Konsep Akuntansi Dana

Menurut Bastian (2006:120) akuntansi dana merupakan salah satu alternatif


sistem akuntansi di sektor publik yang dikembangkan dari basis kas dan prosedur
pengendalian anggaran. Di sektor swasta, berhubung kecilnya dana kas yang
disimpan, akuntansi dana tidak populer. Namun, untuk sektor publik, dana kas
sektor publik sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana
kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik. Jadi, sistem akuntansi
harus memprioritaskan pada pengelolaan dana kas.
Sistem akuntansi dana ini mengakui transasksi perusahaan saat komitmen
disepakati, bukannya diakui ketika kas dibayar atau di terima, atau ketika faktur
diterima atau dikeluarkan. Luas cakupan akuntansi komitmen dapat dicontohkan
sebagai berikut :
Seorang manajer memesan 100 bungkus kapur tulis. Manajer itu tahu
supplier langganannya dan harga per bungkus saat ini adalah L5. Jika ia memesan
sebanyak 100 bungkus kepada supplier itu seharga L5 perbungkus maka debet yang
dicatat adalah pengeluaran untuk membeli kapur tulis. Tentu saja, terdapat berbagai
faktor yang mungkin mempengaruhi jumlah faktur berikutnya, seperti supplier
mungkin tidak memiliki 100 bungkus karena harganya mungkin telah berubah,
manajer menentukan harga yang salah, dan seterusnya oleh karena itu, kredit yang
berkaitan dengannya tidak akan sampai ke supplier, namun menjadi rekening
pesanan yang diirimkan :

Kapur Tulis 500

23
Pesanan yang dikirimkan kepada supplier 500

Ketika kapur tulis dikirimkan dengan satu faktur, menjadi:

Pesanan yang dikirim 500

Kapur Tulis 50

Supplier 550

Dengan sistem ini, organisasi mengakui pengiriman pesanan sebagai suatu


komitmen untuk memasukkan pengeluaran dan selanjutnya rekening mencatat
komitmen itu.

Fungsi dan Permasalahan Akuntansi Komitmen

Menurut Bastian (2006:121) Fungsi pertama akuntansi komitmen adalah


pengendalian anggaran. Dasar pemikirannya adalah manajer tak bisa
mengendalikan laporan bulanan dan juga proses menghasilkan laporan tersebut
sejak transaksi terjadi . peranan manajer akan menentukan berapa besar pencairan
dari anggaran yang disepakati. Perdebatan informasi akuntansi yang sangat relevan
bagi manajer akan muncul, saat informasi tersebut tidak dimasukkan dalam
laporan.

Akuntansi komitmen berkonsentrasi pada pesanan yang dikirimkan.


Pesanan yang dterima,yang berkaitan dengan penerimaan tidak akan dihitung
sampai faktur dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak mempengaruhi
penerimaan. Walaupun akuntansi komitmen dapat mengendalikan angaran,
permasalahan penerapnnya di laporan keuangan tak bisa dihindarkan. Laporan
keuangan mengungkapkan pengeluaran yang didukung bukti pemesanan,
pembatalan pesanan secara hukum tidak akan berdampak apa-apa.

Permasalahan akuntansi akrual muncul dalam akuntansi komitmen. Manajer


mempunyai masalah pengeluaran anggaran di bawah target dalam bulan tertentu, di
mana penebusan kekurangan tersebut dibebankan pada anggaran periode
berikutnya. Pada basis akrual, seluruh anggaran yang telah dipakai dapat ditandai
dengan tambahan pesanan yang dikirimkan dan faktur yang diterima sebelum

24
pencatatan. Dalam akuntansi komitmen, manajer dapat mengirimkan pesanan
beberapa hari sebelum akhir tahun untuk “memenuhi” anggaran. Akuntansi
komitmen memberikan peluang kontribusi itu sebagai pembiayaan. Jika akuntansi
komitmen diterpaan selama beberapa periode tertentu, pengubahan menjadi dasar
akrual biasanya dilakuakan saat akhir tahun, yaitu dalam penyesuaian akun.

D. IMPLEMENTASI

 Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika


diimplementasikan pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi
sektor publik adalah ciri khas informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang
berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik.

a. Relevan

Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi


keputusan pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi
harapan mereka tentang hasil, atau konsekuensi tindakan atau kejadian.

Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang


relevan dapat membantu investor, kreditor, dan pengguna lainya untuk
mengevaluasi kondoisi masa lalu, saat ini dan masa depan atau untuk
menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan balik/feedback agar
relevan.

b. Keandalan dan Reliabilitas

Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan


kebutuhan para peggunanya. Keandalan akan membedakan pengguna stu
dengan pengguana yang lainyatergantug pada keluasan pengetahuan tentang
aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. Dengan kata lain,
di antara pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat keandalan yang
berbeda akan ditemukan. Dalam konteks kerangka konseptual, agar menjadi
andal informasi harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan jujur.

c. Pertimbangan Biaya dan Manfaat

25
Pertimbangan biaya dan memanfaat dikenal dengan keterbatasan
parpasif. Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang
diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya. Oleh karnanya,
sebelum mempersiapkan dan mendeseminasikan informasi keuangan,
manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.

d. Materialistis

Mateialitas dianggap sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnnya


materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang
informasi yang signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang
diambil.

1. Kualitas Perencanaan Publik

Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yag


sangat penting dan menentukan dalam menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem
kualitas perencanaan diharapkan dapat dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang
dimaksud dengan kualitas perencanaan adalah sebuah prosedur yang
mendefinisikan kualitas terkait dengan tugas ketika proyek baru mulai digarap
untuk memenuhi kualitas yang disyaratkan.

Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan
seperti:

1. Kegagalan manajemen dalam memahami system yang tengah terjadi di


sekitar area organisasi.

2. Kurangnya dukungan manajemen terhadap system perencanaan.


Pimpinan kurang mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.

3. Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses


manajemen.

Outcomer dari proses perencanaan public adalah dokumen perencaan yang


mayoritas terbagi menjadi dokumen perencanaan jangka pendek (datu tahun),
dokumen perencanaan jangka menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan
jangka panjang (dua puluh lima tahun).

26
Karakteristik kualitatif dari kualitas output perencanaan publik

A. Dapat dipahami

B. Relevan

2. Kualitas Penganggaran Publik

Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas anggaran adalah


pemikiran manajemen yang tidak mempunyai nilai tambah bagi kualitas organisasi
manajemen tidak mempertimbangkan permasalahan organisasi yang ada jika tidak
ada kualitas anggaran. Penyelenggaraan kegiatan organisasi yang menjadi
kewenangan organisasi didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan
belanja organisasi. Penyusunan anggaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi
persyaratan berikut:

1. Berdasarkan program

2. Berdasarkan pusat pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan


pusat investasi.

3. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian.

4. Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.

Outcome penganggaran publik:

A. Rencana kerja anggaran

B. Raperda RAPBD

C. Nota RAPBD

D. Pera APBD

E. Surat Keputusan Kepala Daerah Tentang enjabaran APBD

27
F. Karakteristik kualitatif kualitas output penganggaran public yaitu dapat
dibandingkan

3. Kualitas Realisasi Anggaran Publik

Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan


layanan yang harus diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi anggaran
diperoleh pada saat produk organisasi telah secara tuntas dikembangkan atau
dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan, dan dialihkan menjadi kinerja organisasi.
Pada saat itu, proses pencatatan dilaksanakan secara akurat. Kualitas realisasi
anggaran merupakan hasil pencapaian kinerja organisasi.

Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi penentu


kualitas pelaksanaan realisasi anggaran public adalah sebagai berikut :

A. Pengembangan kasus usaha

B. Menentukan prioritas

C. Menyediakan pembenaran biaya

D. Menemukan manfaat

E. Mengukur kinerja untuk perbaikan yang sedang berlangsung

Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran public,


yaitu dapat dipahami dan terandalkan.

4. Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa Publik

Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan jasa dengan
total biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang
benar, pada waktu yang tepat, dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh
manfaat secara langsung.

a. Tahapan pengadaan barang dan jasa

28
b. Pengumpulan informasi

c. Hubungan penyedia

d. Review latar belakag

e. Negosiasi

f. Pemenuhan

g. Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesaian

h. Pembaharuan

5. Kualitas Pelaporan Sektor Publik

Outcome pelaporan akuntansi sektor publik :

A. Laporan posisi keuangan (neraca)

B. Laporan kinerja keuangan

C. Laporan perubahan aktiva

D. Laporan arus kas

E. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan

F. Karakteristik kualitatif pelaporan sektor publik

G. Dapat diperbandingkan

H. Tepat waktu

I. Keseimbangan antara biaya dan manfaat

J. Keseimbangan antara karakteristik dan kualitatif

K. Penyajian yang wajar

6. Kualitas Audit Sektor Publik

29
Ditujukan untuk menguji efektifitas sistem pengelolaan kualitas Outcome audit
akuntansi sektor publik :

a. Pendekatan yang diambil oleh manajemen

b. Kontribusi yang dibuat oleh komite audit

c. Peran ”shareholder” dan kometator

d. Peran orang yang mengajukan perkara

e. Pendekatan regulasi

f. Tekanan yang disebabkan rezim akuntansi pelaporan.

Karakteristik kualitaif kualitas output audit sektr publik :

A. Dapat dipahami

B. Relevan

C. Keandalan

D. Dapat dibandingkan

7. Kualitas Pertanggungjawaban Publik

Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utama organisasi,


inisiatif utama untuk membawa misi dan kinerja pelaksanaan yang menjadi
tanggung jawabnya.

 Outcome pertanggungjawaban publik :

A. Mempersiapkan dan menyusun rencana strategik

B. Merumuskan visi, misi, faktor-faktorkunci keberhasilan, tujuan,sasaran,


strategi organisasi publik

C. Merumuskan indikator kinerja organisasi publik dengan berpedoman pada


kegiatan yang dominan, menjadi isu global dan kritis bagi pencapaian visi dan
misiorganisasi sektor publik

30
D. Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokokdsn fungsi dengan
seksama

E. Mengukur pencapian kerja

 Karakteristik kualitatif kualitas output pertanggungjawaban publik :

a. Dapat dipahami

b. Relevan

E. BEST PRACTICE

F. Peningkatan Kualitas Pelayanan Sektor Publik

Seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi, tuntutan masyarakat untuk


menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) pun semakin mengemuka. 
Krisis moneter yang berkepanjangan, kesenjangan ekonomi yang semakin tajam,
supremasi hukum yang melemah, serta buruknya pelayanan publik yang dilakukan oleh
birokrat semakin memperburuk tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 
Kondisi ini pada akhirnya mendorong pemerintah untuk terus melakukan perbaikan dan
berbenah terutama dalam kegiatan yang berkenaan dengan penyediaan layanan publik.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam pembenahan birokrasi adalah
mengimplementasikan akuntansi manajemen yang baik dalam penyelenggaraan pelayanan
publik.  Sektor publik yang selama ini masih mengacu pada tata kelola pemerintahan
tradisional, saat ini tengah digerakkan oleh prinsip-prinsip akuntansi bisnis yang baik dan
modern berdasarkan asas keadilan sosial.  Pemerintah saat ini tidak lagi diharapkan
menyediakan pelayanan publik dengan mutu rendah, melainkan didorong untuk
memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan keinginan para pelanggan yakni masyarakat
itu sendiri.

Pengembangan teori Akuntansi Manajemen di sektor publik pun terus


dikembangkan hingga saat ini.  Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta sebagai salah
satu sekolah tinggi kedinasan yang berkonsentrasi di bidang akuntansi dan keuangan
publik terus melakukan pengembangan dan penelaahan atas penerapan akuntansi
manajemen di sektor publik ini. Prinsip-prinsip akuntansi manajemen berbasis bisnis yang

31
dapat diadopsi dalam sektor publik ditinjau dan dianalisis lebih lanjut penerapannya dalam
birokrasi guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sesuai
dengan harapan masyarakat.

Theory of constrainst (TOC) merupakan salah satu teori dalam akuntansi


manajemen bisnis yang dapat diadopsi oleh pemerintah dalam penyediaan layanan publik
yang berkualitas. Namun harapan untuk memberikan produk pelayanan yang berkualitas
ini tidak menutup kemungkinan timbulnya hambatan dan  keterbatasan (bottleneck) dalam
setiap proses penyediaan jasa. Dalam kerangka pemikiran inilah, penerapan TOC dalam
sektor publik dianggap mampu untuk menguraikan metode pemaksimalan kualitas
pelayanan dan meningkatkan throughput contribution melalui upaya penurunan investasi
dan biaya operasi pelayanan publik, dengan harapan peningkatan kinerja secara
keseluruhan.

Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk menguraikan hambatan dan keterbatasan
(bottleneck) yang ada dalam penyediaan layanan publik.  Studi kasus yang diambil adalah
keterkaitan proses pelayanan pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.  Proses pembelajaran dalam pembahasan masalah
diharapkan mampu menguraikan kendala dan hambatan dalam pelayanan pengurusan
sertifikat tanah serta memberikan solusi alternatif yang mencukupi dalam peningkatan
kualitas pelayanan di sektor publik, terutama berkaitan dengan Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

32
G. DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra.2006.Akuntansi Sektor Publik :Suatu Pengantar.Jakarta:Erlangga Bahan


Sosialisasi : PP No. 71/2010 (KSAP.org)

Bastian, Indra.2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik-Cetakan 2. Jakarta: Salemba Empat

Groedu. 2016. AKUNTANSI DANA (FUND ACCOUNTING) NGO & AKUNTANSI


DANA SEKTOR PUBLIK.
http://konsultanmanajemenautopilot.com/2016/09/08/akuntansi-dana-fund-
accounting-ngo-akuntansi-dana-sektor-publik/ (diakses tanggal 12 Maret 2021)

Halim, Abdul,dkk.2012. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 4


SAP Berbasis Akrual. Jakarta : Salemba Empat

Mahmudi.2011. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta :UII Press Yogyakarta (Anggota


IKAPI)

33

Anda mungkin juga menyukai