PUBLIK
(151910613033)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Memahami kerangka konseptual akuntansi sektor publik
2. Menganalisis elemen laporan keungan sektor publik
3. Mengetahui pengakuan dan pengukuran laporan keuangan organisasi sektor publik
4. Membedakan akuntansi kas dan akrual
5. Memahami akuntansi dana
B. PRATINJAU MATERI
1
c. Auditor (BPK), dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum,
dan
d. Para pemakai laporan keuangan sektor publik, dalam menafsirkan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yan disusun sesuai standar akuntansi
keuangan sektor publik.
Kerangka dasar ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sektor
publik. Ketika terjadi pertentangan antara kerangka dasar dan standar akuntansi
keuangan sektor publik, ketentuan standar akuntansi keuangan sektor publik harus
diunggulkan. Namun demikian, penggunaan kerangka dasar sebagai acuan oleh
komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam pengembangan
standar akuntansi keuangan sektor publik di masa depan dan dalam peninjauan
kembali terhadap standar akuntansi keuangan sektor publik yang berlaku,
menjamin kurangnya konflik tersebut.
Revisi kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan
penglaman komite penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam
penggunaan kerangka dasar tersebut.
Menurut Bastian (2006:95) ruang lingkup kerangka konseptual sektor
publik membahas :
a. Tujuan laporan keuangan sektor publik
b. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan di sektor publik
c. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan
keuangan pada sektor publik
d. Konsep ekuitas serta pemelihaaran ekuitas.
Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan sektor publik untuk tujuan
umum, yang selanjutnya hanya disebut “laporan keuangan sektor publik”, termasuk
lapran keuangan konsolidasi. Laporan keuangan organisasi sektor publik disusun
dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kepentingan
sejumlah besar pemakai.
Namun demikian, informasi tambahan di prospectus diangap suah
memenuhi kebutuhan tujuan khusus tersebut. Kerangka konseptual ini dipatuhi
2
semua manajemen sektor publik dalam melaporkan perkembangan organisasi dan
aktivitas yang dilakukan.
Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaoran keuangan
dalam organisasi-organisasi sektor publik. Menururt IPSAS, laporan keuangan
minimum organisasi sektor publik yang harus dihasilkan meliputi laporan posisi
keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan aktiva/ekuitas neto, laoran arus kas,
perhitungan anggaran dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi terstruktur dari pos
keuangan akibat transaksi yang dilakukan. Menurut Bastian (2006:96) tujuan
umum pelaporan keuangan sektor publik adalah menydiakan informasi untuk
pengambilan keputusan, dan mendemonstrasikan akuntabilitas entitas atas sumber
daya yang dipercayakan dengan :
a. Menydiakan informasi mengenai sumber-sumber,alokasi, dan penggunaan suber
daya financial
b. Menydiakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dan
memenuhi persyaratan kasnya
c. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan entitas
untuk mendanai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya
d. Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan suatu entitas dan perubahan di
dalamnya, dan
e. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
entitas atas hal biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan sektor publik mempunyai aspek prediktif dan prospektif
dalam penggunaan uang. Prediksi kualitas dan ragam suber daya yang disyaratakan
untuk operasi berkelanjutan akan mempenguruhi berbagi risiko ketidakpastian
dalam berasosiasi. Selain itu, menurut Bastian (2006:96) laporan keuangan juga
dapat menyediakan informasi untuk :
a. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan secara legal
sesuai dengan anggaran yang disahkan
b. Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan sesuai
persyaratan legal dan kontraktual, termasuk criteria keuangan yang telah ditetapkan
otoritas legislative Menurut Bastian (2006:96) untuk memenuhi tujuan diatas,
3
laporan keuangan sektor publik menyediakan informasi yang meliputi elemen –
elemen:
a. Aset
b. Liabilitas
c. aset/ekuitas bersih
d. pendapatan
e. biaya-biaya
f. arus kas
Menurut Bastian (2006:96) asumsi dasar dalam penyusunan laporan
keuangan ada 2, yaitu:
a. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik adalah dasar
akrual, dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
( dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan. Laporan keuangan sektor publik yang disusun atas dasar akrual akan
memberikan informasi kepada pemakai bukan hanya mengenai transaksi masa lalu
yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kasa dimasa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas
yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan sektor publik
meliputi berbagai transaksi masa lalu dan peristiwa terkait yang mempengaruhi
pengambilan keputusan secara ekonomi.
b. Kelangsungan Usaha ( going concen)
Laporan keuangan sektor pbulik disusun atas dasar kelangsungan usaha entitas saat
sekarang dan masa depan. Entitas diasumsikan tidak bermaksud melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya. Jika kemungkinan likuidasi terjadi,
penyajian laporan keuangan harus dilakukan secara berbeda sesuai dengan
kebutuhan likuidasi saat itu.
Sedangkan menurut Mahmudi (2011:105) asumsi dasar ini terbagi menjadi
3, yaitu:
a. Kemandirian entitas
Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan
4
keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam
pelaporan keuangan.
b. Going concern
Asumsi kesinambungan entitas menyatakan bahwa jika tidak ada tandatanda,
gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa entitas akan dibubarkan atau
dilikuidasi maka akuntansi menganggap entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya sampai waktu yang tidak terbatas.
c. Keterukuran dalam satuan uang
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
a. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.
b. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu ata masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Menurut
mahmudi (2011:106) informasi yang relevan memiliki karakteristik:
Memberikan manfaat umpan balik
Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk
evaluasi kerja masa lalu dan memberikan umpan balik dalam rangka
perencanaan keuangan dan perbaikan kinerja di masa datang.
Memberikan manfaat prediktif
5
Laporan keuangan berkualitas jika dapat memberikan manfaat untuk
memprediksi kondisi keuangan, kebutuhan keuangan, dan kinerja di
masa datang.
Disajikan tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
c. Andal
Informasi yang disajikan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. Menurut Mahmudi (2011:107) informasi yang andal memenuhi
karakteristik :
Penyajian jujur
Laporan keuangan yang berkualitas terbebas dari salah saji material dan
tidak ada manipulasi laporan keuangan, segala sesuatunya disajikan
secara wajar.
Dapat diverifikasi
Laporan keuangan berkualitas jika dapat diverifikasi kebenarannya
melalui proses audit independen.
Netralitas Penyajian laporan keuangan tidak bersifat tendensius dan bias
terhadap kepentingan kelompok tertentu.
d. Dapat dibandingkan
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal
dan eksternal.
6
Menurut Bastian (2006:102) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan atau pembuatan laporan keuangan :
8
Manfaat ekonomi masa depan atau jasa potensial yang terwujud dalam
aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbanganm baik
secara langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada entitas.
Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari
aktivitas operasional entitas. Potensi ini juga dapat berbentuk sesuatu yang dapat
diubah menjadi kas atau setara kas atau kemampuan untuk mengurangi pengeluaran
kas, seperti penurunan biaya akibat proses pemberian pelayanan alternatid pada
masyarakat.
Entitas biasanya menggunakan aktiva untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dan jika pelayanan ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan
masyarakat, masyarakat bersedia membayar yang berakibat seumbangan pada arus
kas entitas. Kas sendiri memberikan jasa kepada entitas, karena kekuasaannya
terhadap sumber daya yang lain.
Manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial yang terwujud dalam
aktiva, dapat mengalir ke dalam entitas dengan beberapa cara. Misalnya, aktiva
dapat:
e. Digunakan baik sendiri ataupun bersama aktiva lain dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat;
f. Diperlukan dengan aktiva lain;
g. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau
h. Dibagikan kepada para pemilik entitas (struktur yang ada di atasnya).
Banyak aktiva, seperti aktiva tetap, memiliki bentuk fisik. Namun demikian
bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva; karena
itu,paten dan hak cipta, misalnya, merupakan aktiva kalau manfaat ekonomis atau
jasa potensialnya diperoleh entitas di masa depan dan kalau masing – masing aktiva
tersebut dikuasai entitas.
Banyak aktiva, misalnya, piutang dan properti, dihubungkan dengan hak
menurut hukum, termasuk hak milik. Dalam menentukan eksistensi aktiva, hak
milik tidak esensial; jadi properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha adalah
aktiva jika entitas mengendalikan manfaat yang diharapkan dari properti tersebut.
Meskipun kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat berasal dari hak
berdasarkan hukum, suatu barang atau jasa masih dapat memenuhi definisi aktiva
meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum, suatu barang atau jasa masih dapat
9
memenuhi definisi aktiva, jika kerahasiaan pengetahuan tersebut memberikan
manfaat. Aktiva entitas berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa
lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian, tetapi transaksi
atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya, properti yang diterima
entitas dari pemerintah sebagai bagian dari program untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi dalam suatu wilayah.
Kewajiban
Menurut Bastian (2006:104) karakteristik esensial kewajiban (liabilities)
adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligatuin) masa kini. Kewajiban
adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu
dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukumsebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang – undangan. Ini
biasanya memang demikian, misalnya, dengan disertai jumlag yang terhutang daru
jumlah barang dan jasa yang telah diterima. Namun, kewajiban juga timbul dari
praktik pelayanan kepaa masyarakat yang lazim, kebiasaan, dan keinginan untuk
memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil.
Suatu perbedaan perlu dilakukan antara kewajiban sekarang dan komitmen
dimasa depan. Keputusan pengelola entitas untuk membeli aktiva di masa depan
tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban sekarang. Kewajiban biasanya
timbul akibat penyerahan aktiva atau entitas telah membuat perjanjian yang tidak
dapat dibatakan untuk membeli aktiva. Pada kasus yang terakhir, hakikat perjanjian
yang tak dapat dibatalkan berarti bahwa konsekuensi ekonomi dari kegagalan untuk
memenuhi kewajiban akan ditanggung, dan membuat entitas memiliki sedikit
pilihan untuk mencegah pengeluaran sumber daya kepada pihak lain.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya mengorbankan sumber daya
untuk memenuhi tuntuntan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang
dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya, dengan:
a. Pembayaran kas
b. Penyerahan aktiva lain
c. Pemberian jasa
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain
e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas
10
Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditor
membebaskan atau membatalkan haknya. Beberapa jenis kewajiban juga hanya
dapat diukur dengan menggunakan estimasi dalam derajat yang substansial.
Beberapa entitas menyebut kewajiban ini sebagai penyisihan (provision). Dalam
pengertian sempit, penyisihan semacam itu tidak dapat dipandang sebagai
kewajiban.
Jika penyisihan menyangkut kewajiban masa kini dan memenuhi ketentuan
lain dalam definisi tersebut, maka pos yang bersangkutan merupakan kewajiban
yang jumlahnya harus diestimasi. Contohnya, penyisihan untuk pembayaran
dilakukan terhadap garansi berjalan dan penyisihan untuk menutup kewajiban
pensiun.
Ekuitas
Ekuitas biasanya dinyatakan sebagai residual. Ekuitas dapat
disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuangan, dimana relevansi
pengklasifikasian terjadi apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan hukum
atau pembatasan lainnya dalam kemampuan entitas untuk menggunakan ekuitas,
pengklasifikasian juga dapat mereflekasikan fakta bahwa pihak – pihak dengan hak
kepemilikannya masing – masing dalam entitas mempunyai hak yang berbeda
dalam penerimaan dividen atau pembayaran kembali modal.
Pembentukan cadangan dianjurkan untuk memberikan perlindungan
tambahan kepada entitas atas defisit yang terjadi, eksistensi serta besarnya cadangan
menurut peraturan perundangan yang berlaku merupakan saldo surplus, jumlah
ekuitas yang ditampilkan dalam laporan posisi keuangan tergantun pada pengukuran
aktiva dan kewajiban. Apabila jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai
pasar keseluruhan (aggregate market value) dari saham entitas, maka jumlah yang
dapat diperoleh sama dengan melepaskan seluruh aktiva bersih perusahaan baik satu
per satu (liquidating value) atau secara keselurugan dalam kondisi kelangsungan
usaha (going concern value).
11
investment) atau laba per saham (earnings per share). Menurut Bastian (2006:105)
unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran pendapatan bersih (surplus)
adalah pendapatan dan biaya. Pengakuan dan pengukuran pendapatan, biaya, dan
surplus tergantung pada konsep modal dan konsep pemeliharaan modal dalam
penyusunan laporan keuangannya.
Menurut Bastian (2006:105) unsur pendapatan dan biaya bisa didefinisikan
sebagai berikut:
a. Pendapatan adalah arus kas masuk selama periode pelaporan dengan tujuan
peningkatan aktiva/ekuitas neto, dan ini berarti peningkatan kontribusi dari
pemilik.
b. Biaya adalah pengurangan manfaat ekonomis masa depan selama periode
pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau konsumsi aktiva datau
kewajiban yang mengurangi distribusi ke pemilik.
Pendapatan dan biaya dapat disajikan dalam laporan kinerja keuangan
dengan beberapa cara berbeda yang relewan untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Misalnya pembedaan pos pendapatan dan biaya yang berasal dan tidak
berasal dari aktivitas entitas yang biasa (ordinary) merupakan praktik yang lazim.
Pembedaan ini dilakukan berdasarkan ergumentasi bahwa sumber suatu pos adalah
relevan dalam mengevaluasi kemampuan entitas untuk menghasilkan kas (dan
setara kas) di masa depan.
Pembedaan antara pos pendapatan dan biaya dan penggabungan pos
tersebut dengan cara berbeda juga memungkinkan penyajian beberapa ukuran
kinerja entitas masing – masing dengan derajat cakupan yang berbeda. Misalnya,
laporan kinerja keuangan dapat menyajikan surplus / (defisit) dari aktivitas operasi
dan surplus (defisit) dari aktivitas biasa.
Pendapatan
Menurut Bastian (2006:106) definis pendapatan (income) meliputi
pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam
pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Sementara keuntungan mungkin timbul
dan tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Keuntungan
mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan, pada hakikatnya tidak berbeda
12
dengan pendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandang sebagai unsur
terpisah dalama kerangka dasar ini.
Keuntungan meliputi, misalnya, pos yang timbul dalam penagihan aktiva
tak lancar. Definisi pendapatan juga mencakup keuntugan yang belum diealisasi,
yang timbul dari revaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan dan dari kenaikan
jumlah aktiva jangka panjang. Dalam laporan kinerja keungan, keuntungan
biasanya dicantumkan terpisah dalam jumlah bersih setelah dikurangi beban yang
bersangkutan.
Biaya
Menurut Bastian (2006:106) definisi biaya mencakup kerugian maupun
biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Biaya yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi, misalnya jasa
publik umum, pertahanan, keteraturan dan keamanan publik. Biaya tersebut
biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara
kas), persediaan, dan aktiva tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi biaya yang
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas entitas yang biasa.
Kerugian tersebut mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi, dan pada
hakikatnya tidak berbeda dari biaya lain. Oleh karena itu, kerugian tidak dipandang
sebagai unsur terpisah dari kerangka dasar ini. Kerugian dapat timbul akibat,
misalnya adanya pelepasan aktiva tetap. Definisi biaya juga mencakup kerugian
yang belum terealisasi, seperi keeugian yang timbul dari pengaruh peningkatan
kurs valuta asing dalam hubungnannya dengan pinjaman dalam mata uang tersebut.
Apabila diakui dalam laporan kinerja keuangan, pengetahuan mengenai pos
tersebut dan biasanya disajikan secara terpisah untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomi. Kerugian seringkali dilaporkan dalam jumlah bersih setelah
dikurangi pendapatan yang bersangkutan.
13
penurunan ini tidak dimasukkan dalam laporan kinerja keuangan. Sebagai
alternatif, pos ini dimasukkan dalam ekuitas sebagai penyesuaian pemelihaaran
modal atau cadangan revakuasi.
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteria ini dan karenanya
memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan kinerja keuangan, perhatian perlu
ditujukan pada pertimbangan mterialitas. Hubungan antarunsur berarti bahwa satu
pos yang memenuhi definisi dan criteria pengakuan untuk unsure tertentu, seperti
aktiva, secarailitas otomatis memerlukan pengakuan unsur lain, seperti pendapatan
atau kewajiban.
14
ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan
atas dasar bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan sektor publik.
Kendala Pengukuran
Pengakuan Aktiva
Pengakuan Kewajiban
15
sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktik, kewajiban menurut kontrak yan g belum dilaksanakan oleh kedua belah
pihak (misalnya kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima) pada
umumnya tidak diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan sektor publik.
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan Biaya
16
aktiva, biaya juga diakui pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan
aktiva.
a. Biaya historis. Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban atau dalam keadaan tertentu, dalam jumlah kas atau setara kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha yang normal.
b. Biaya berjalan. Aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya
dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban
dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.
c. Nilai realisasi/penyelesaian. Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas
yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas atau setara
kas yang tidak didiskonokan, dibayarkan untuk memenuhi kewajiban
pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai sekarang. Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan
yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan
sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai
17
sekarang dimana jumal tersebut menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.
18
waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua, yaitu
basis kas dan basis akrual. Berikut akan dijelaskan pengertian dan perbedaan
akuntansi kas juga akrual.
1. Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan
utang/ pinjaman.
2. Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti
komitmen, kontinjensi, dan jaminan.
3. Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).
1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah
atau entitas pelaporan.
19
2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang
kas, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan, yaitu saat dilakukan penyisihan
uang untuk tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat
terjadi pencairan Dana Cadangan.
4. Penerimaan pembiayaan diakui saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
5. Pengeluaran pembiayaan diakui saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah
20
dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor
nonpublik dan lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International
Monetary Fund (IMF), sebagai lembaga kreditor, menyusun Government Finance
Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debitornya
untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan.
Alasan penerapan basis akrual ini, karena saat pencatatan (recording) sesuai
dengan saat terjadinya arus sumber daya.
Jadi, basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas pengaruh
kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu, basis akrual
menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya
dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi
pengguna laporan (user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan
keuangan. Manfaat tersebut antara lain:
21
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memerhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar. Secara rinci, pengakuan atas item-item yang
ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual adalah:
1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aktiva dapat diakui sebagai investasi
apabila memenuhi salah satu kriteria:
a. Kemungkinan manfaat ekonomis dan manfaat sosial atau jasa pontensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah.
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable). Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui
sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja
dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk
memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran
pembiayaan.
3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aktiva tetap, suatu aktiva harus
berwujud dan memenuhi kriteria:
Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda
berwujud harus diakui sebagai KD jika:
a. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang
berkaitan dengan aktiva tersebut akan diperoleh.
b. Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal.
c. Aktiva tersebut masih dalam proses pengerjaan.
KDP dipindahkan ke pos aktiva tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini
22
terpenuhi:
23
Pesanan yang dikirimkan kepada supplier 500
Kapur Tulis 50
Supplier 550
24
pencatatan. Dalam akuntansi komitmen, manajer dapat mengirimkan pesanan
beberapa hari sebelum akhir tahun untuk “memenuhi” anggaran. Akuntansi
komitmen memberikan peluang kontribusi itu sebagai pembiayaan. Jika akuntansi
komitmen diterpaan selama beberapa periode tertentu, pengubahan menjadi dasar
akrual biasanya dilakuakan saat akhir tahun, yaitu dalam penyesuaian akun.
D. IMPLEMENTASI
a. Relevan
25
Pertimbangan biaya dan memanfaat dikenal dengan keterbatasan
parpasif. Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang
diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya. Oleh karnanya,
sebelum mempersiapkan dan mendeseminasikan informasi keuangan,
manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.
d. Materialistis
Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan
seperti:
26
Karakteristik kualitatif dari kualitas output perencanaan publik
A. Dapat dipahami
B. Relevan
1. Berdasarkan program
B. Raperda RAPBD
C. Nota RAPBD
D. Pera APBD
27
F. Karakteristik kualitatif kualitas output penganggaran public yaitu dapat
dibandingkan
B. Menentukan prioritas
D. Menemukan manfaat
Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan jasa dengan
total biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang
benar, pada waktu yang tepat, dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh
manfaat secara langsung.
28
b. Pengumpulan informasi
c. Hubungan penyedia
e. Negosiasi
f. Pemenuhan
h. Pembaharuan
G. Dapat diperbandingkan
H. Tepat waktu
29
Ditujukan untuk menguji efektifitas sistem pengelolaan kualitas Outcome audit
akuntansi sektor publik :
e. Pendekatan regulasi
A. Dapat dipahami
B. Relevan
C. Keandalan
D. Dapat dibandingkan
30
D. Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokokdsn fungsi dengan
seksama
a. Dapat dipahami
b. Relevan
E. BEST PRACTICE
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam pembenahan birokrasi adalah
mengimplementasikan akuntansi manajemen yang baik dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Sektor publik yang selama ini masih mengacu pada tata kelola pemerintahan
tradisional, saat ini tengah digerakkan oleh prinsip-prinsip akuntansi bisnis yang baik dan
modern berdasarkan asas keadilan sosial. Pemerintah saat ini tidak lagi diharapkan
menyediakan pelayanan publik dengan mutu rendah, melainkan didorong untuk
memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan keinginan para pelanggan yakni masyarakat
itu sendiri.
31
dapat diadopsi dalam sektor publik ditinjau dan dianalisis lebih lanjut penerapannya dalam
birokrasi guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sesuai
dengan harapan masyarakat.
Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk menguraikan hambatan dan keterbatasan
(bottleneck) yang ada dalam penyediaan layanan publik. Studi kasus yang diambil adalah
keterkaitan proses pelayanan pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Proses pembelajaran dalam pembahasan masalah
diharapkan mampu menguraikan kendala dan hambatan dalam pelayanan pengurusan
sertifikat tanah serta memberikan solusi alternatif yang mencukupi dalam peningkatan
kualitas pelayanan di sektor publik, terutama berkaitan dengan Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
32
G. DAFTAR PUSTAKA
33