Nama : Chikita Atilla

NPM : C0C019032

Kelas : B D3 Akuntansi

Melaksanakan Audit Berbasis Risiko

Tiga Langkah Melakukan Audit Berbasis Risko

- Risk Assessment (Menilai Risiko)

- Risk Response (Menanggapi Risiko)
- Reporting (Pelaporan)
Menilai Risiko

- Melibatkan Auditor Senior

- Tekanan Skeptisme Profesional
- Rencana Audit
- Diskusi Tim Audit dan Komunikasi Berkelanjutan
- Fokus Pada Identifikasi Risiko
- Evaluasi Secara Cerdas tanggapan Manajemen mengenaiRisko
- Menggunakan Kearifan Profesional
Menanggapi Risiko

- Melakukan Uji Pengendalian (test of Control)

- Identifikasi Pengendalian Intern yang Relvan.
- Identifikasi Setiap Asersi yang tidak dapat dditangani hanyadengan prosedur substantif.
- Prosedur Analitikal Substantif (Substantif AnaliticalProcedures)
- Pendadakan (Unpredictability)
- Manajemen Overide
- Significant Risk
Tujuan auditor dalam tahap risk response (ISA330.3):

•“Tujuan auditor adalah memperoleh bukti

audit yang cukup dan tepat tentang risiko yangdinilai, dengan merancang dan
mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut”

Dalam tahap 2 ini, auditor:

- Menilai risiko iheren dan risiko pengendalianpada tingkat LK dan asersi

 - Mengembangkan prosedur audit responsif,yaitu prosedur yang menanggapi risiko
yangdinilai
- Mendokumentasikan dalam suatu rencanaaudit yang berisi sifat, luas dan
penjadwalanprosedur audit spesifik untuk menanggapirisiko salah saji material, pada
tingkat asersi
Proses Audit Tahap 3: Pelaporan

Tujuan auditor dalam tahap pelaporan (ISA700.6): Tujuan auditor adalah:

- Merumuskan opini mengenai laporankeuangan berdasarkan evaluasi ataskesimpulan

yang ditarik dari bukti audit yangdiperoleh.
- Menyatakan suatu opini secara jelas melaluisuatu laporan tertulis yang juga
menjelaskanbasis untuk opini tersebut
Dalam tahap pelaporan, sangat penting untuk menentukan:

- Setiap perubahan dalam tingkat risiko yangdinilai

- kesimpulan yang ditarik sudah tepat
- Apakah ada situasi mencurigakan yang dialami
- Apakah risiko tambahan, yang sebelumnyatidak teridentifikasi, sudah dinilai danprosedur
audit sudah dilaksanakansebagaimana diwajibkan SA
Jika semua prosedur sudah dilaksanakan dan kesimpulan dicapai, maka:

1. Temuan audit dilaporkan kepada manajemen dan TGWG

2. Opini audit dirumuskan dan keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan
auditor, harus dibuat.

 Dokumentasi
Dokumentasi audit untuk entitas lebih kecil umumnya tidak seekstensif dokumentasi audit
entitas yang lebih besar.

Hal yang tidak perlu di dokumentasikan audit yaitu:

1. Hal kecil yang dipertimbangkan, atau semua kearifan professional yang diterapkan dalam
audit
2. Kepatuhan terhadap hal-hal yang ditunjukan dengan jelas dalam dokumen lain dalam
audit file.

Manfaat Audit Berbasis Risiko

- Fleksibilitas waktu
Karena prosedur penilaian risiko tidak menguji transaksi dan saldo secararinci, prosedur itu
dapat dilaksanakan jauh sebelum akhir tahun (denganasumsi, tidak ada perubahan operasional
yang besar). Ini dapatmenyeimbangkan beban kerja audit secara merata sepanjang tahun. Ini
jugamemberi waktu yang cukup bagi klien untuk menanggapi temuan mengenaikelemahan
pengendalian intern dan permintaan bantuan sebelum dimulainya pekerjaan lapangan pada akhir
tahun.

- Upaya tim audit terfokus pada area kunci

Dengan memahami dimana risiko salah saji material bisa terjadi dalamlaporan keuangan, auditor
dapat mengarahkan tim audit ke hal-hal berisikotinggi (high-risk areas) dan mengurangi
pekerjaan pada lower-risk areas. Dengan demikian sumber daya/staf audit dimanfaatkan sebaik-
baiknya.

- Prosedur audit terfokus pada risiko

Prosedur audit selanjutnya dirancang untuk menganggapi risiko yang dinilai.Oleh karena itu, uji
rincian (tests of details) yang hanya menanggapi risikosecara umum, akan dapat dikurangi secara
signifikan atau bahkan sama sekalidihilangkan.

- Pemahaman atas pengendalian internalmemungkinkan auditor mengambil keputusanyang

tepat
Pemahaman terhadap pengendalian intern (yang diwajibkan ISA)memungkinkan auditor
mengambil keputusan yang tepat, untuk menguji/tidakmenguji efektifnya pengendalian intern.
Uji pengendalian (beberapa pengendalian hanya perlu diuji setiap tiga tahun) sering mengurangi
banyak pekerjaan, dibandingkan dengan pelaksanaan uji rincian secara ekstensif(extensive tests
of details) untuk menentukan luasnya pengujian

- Pengkomunikasian tentang kelemahanpengendalian internal secara tepat waktu

Pemahaman terhadap pengendalian intern yang meningkat, memungkinkanauditor
mengindetifikasi kelemahan dalam pengendalian intern, yangsebelumnya tidak diketahui.
Mengomunikasikan kelemahan dalam pengendalian intern kepada manajemen secara tepat waktu
memungkinkanentitas mengambil tindakan yang tepat, dan yang menuntungkan entitas. Hal ini
juga dapat menghemat waktu pelaksanaan audit

 ISAs untuk Entitas Kecil

ISAs tidak membedakan pendekatan audit untuk entitas yang terdiri dari satu orang dan
pendekatan audit untuk entitas yang mempekerjakan ribuan pegawai. Suatu audit adalah
suatu audit, an audit is an audit! Kosenkuensinya ialah, pendekatan dasar suatu audit
tidak berubah sekedar karena entitasnya kecil.

Istilah “audit” dimaksudkan untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada pemakai
laporan keuangan. Pesan itu adalah bahwa auditor sudah memproleh asurans yang layak
bahwa bebas dari salah saji yang material, tanpa memedulikan ukuran atau jenis entitas
yang diaudit.

Sebagai tambahan, ISAs berisi sejumlah alinea yang membahas pertimbangan khusus
untuk audit entitas kecil dan menengah. Bahan-bahan ini merupakan petunjuk berharga
dalam menerapkan ketentuan ISA tertentu dalam konteks audit entitas kecil dan
menengah.

Beberapa saran untuk menerapkan kewajiban yang ditetapkan ISAs dalam penugasan
audit yang kecil adalah sebagai berikut:
1. Ambilah waktu untuk membaca seluruh clarified ISAs, dan latih staf.
2. Ambilah waktu untuk merencanakan audit yang baik, meskipun entitasnya kecil.
3. Evaluasi lingkungan pengendalian
4. Sempurnakan auditnya, buat peningkatan dari tahun, apakah KAP anda atau KAP
lain yang mengaudit tahun lalu.