Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326630017

Inovasi Instrumen Sit and Reach Berbasis Digital Technology

Article · October 2017


DOI: 10.17509/jtikor.v2i2.4176

CITATIONS READS

0 39

2 authors, including:

Agus Rusdiana
Universitas Pendidikan Indonesia
52 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sport science View project

All content following this page was uploaded by Agus Rusdiana on 19 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol. 2 No. 2. 2017 Halaman 55 – 61 eISSN: 2549-6360
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

INOVASI INSTRUMEN SIT AND REACH BERBASIS


DIGITAL TECHNOLOGY
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

Program Studi Ilmu Keolahragaan


Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi no. 229 Bandung 40154
Jawa Barat - Indonesia

Em@il: agungcreativity@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membuat inovasi instrumen sit and reach berbasis digital
technology. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development / R&D). Instrumen yang dibuat oleh peneliti ini menggunakan
rangkaian elektronika berbasis Microcontroller Atmel Atmega 328p. Instrumen ini
menggunakan sensor putar yang bernama Potensiometer Logaritmik. Cara melakukan tes
menggunakan instrumen ini yaitu diawali dengan memasang alat pada kaki kiri dan
menempatkan titik sensor tepat pada sendi paha (hip joint). Setelah itu, sampel melakukan
gerakan dengan menekukkan badan ke depan (mencium lutut), kemudian alat diukur sesuai
sudut yang terbentuk. Menekuknya sudut pada instrumen tersebut, akan mengakibatan
perputaran pada sensor yang telah terpasang. Instrumen ini menggunakan kabel sebagai
penghubung untuk transfer data dari sensor ke microcontroller untuk diproses, dan
menghasilkan output dalam LCD. Instrumen ini memiliki tingkat validitas yang tinggi setelah
diuji dengan instrumen yang memiliki validitas sebelumnya. Reliabilitas instrumen ini
memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi setalah diuji antara tes pertama dan tes kedua.
Instrumen ini dalam pengoperasiannya masih membutuhkan asisten, yang diharapkan kedepan
mampu berkembang lebih efektif dan efisien.
Kata kunci: Fleksibilitas otot, sit and reach, teknologi digital, ilmu keolahragaan.

PENDAHULUAN prestasi, teknologi mampu membuat estimasi


Olahraga mulai menjadi gaya hidup bagi volume program latihan, intensitas program
masyarakat Indonesia. Hingga tahun 2016 ini, latihan, dan rest dalam melaksanakan program
semakin banyak sarana olahraga seperti GOR latihan, sehingga perencanaan bisa lebih sesuai
Futsal, Lapangan Bola Basket, Lapangan Bulu dengan hasil yang di dapatkan. Dalam olahraga
Tangkis, lokasi Car Free Day, dsb. Tentunya prestasi, teknologi memiliki peranan yang
tempat-tempat tersebut setiap harinya selalu sangat penting. Karena di beberapa negara maju,
diisi aktifitas olahraga oleh masyarakat. penerapan teknologi dalam olahraga prestasi
Hal tersebut tidak terlepas dari peranan sudah terlaksanakan cukup lama. Sedangkan,
teknologi pada zaman modern ini. Teknologi penerapan teknologi dalam olahraga di
mampu mengembangkan olahraga di berbagai Indonesia cukup tertinggal jauh. Giri Wiarto
bidang. Salah satunya dalam bidang olahraga (2015, hlm. 148) menyatakan bahwa “IPTEK

55
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol. 2 No. 2. 2017 Halaman 55 – 61 eISSN: 2549-6360
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

berperan besar dalam mendongkrak prestasi ukur. Tes yang valid menurut Nurhasan dan
olahraga sehingga diharapkan semua elemen Hasanudin (2007, hlm 35) “Tes yang mengukur
keolahragaan di tanah air bisa menguasai dan apa yang hendak diukur. Suatu pengukuran
mengimplementasikan sesuai cabang masing- dapat dikatakan valid, bila alat pengukuran atau
masing”. tes benar-benar tepat untuk mengukur apa yang
Komponen kondisi fisik terdiri dari hendak diukur dan sesuai dengan gejala yang
kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan diukurnya”. Sedangkan menurut Morrow (2010,
fleksibilitas. Keempat komponen tersebut tidak hlm. 88) “Validity is the degree of truthfulness
bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Salah satu of a test score.”
komponen kondisi fisik yang menjadi objek Untuk menguji kesesuaian alat ini dilakukan
penelitian adalah fleksibilitas. Menurut Dikdik validitas kriteria. Suharsaputra (2014, hlm. 99)
(2007) yang dikutip oleh Iman (2014, hlm. 79) menyatakan bahwa “Validitas kriteria adalah
“Kelentukan atau fleksibilitas adalah validasi suatu instrumen dengan
kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi membandingkannya dengan instrumen lainnya
yang seluas-luasnya”. Fleksibilitas merupakan yang sudah valid dan reliabel dengan cara
komponen yang terkadang terlupakan oleh mengkorelasikannya”. Jadi validasi alat yang
beberapa pelatih atau atlet. Padahal, salah satu telah dikembangkan ini dilakukan dengan cara
manfaat fleksibilitas adalah mengurangi resiko mengkorelasikan hasil tes fleksibilitas otot
cedera. Bahkan fleksibilitas mampu belakang menggunakan inovasi instrumen sit
meningkatkan efisiensi seseorang dalam and reach berbasis digital technology dan alat
melakukan gerakan. Salah satu fleksibilitas yang ukur yang lama. Analisis menggunakan SPSS
sering diukur adalah fleksibilitas otot belakang dengan koefisien korelasi bivariate.
(otot punggung dan hamstring) atau persendian Reliabilitas penting untuk mengukur
yang terlibat adalah sendi tungkai (hip joint). keajegan suatu tes. Hal ini penting karena
Instrumen fleksibilitas otot belakang yang sebuah tes harus memiliki ketetapan baik dari
sering digunakan yaitu Bench/Meja Sit and segi pelaksanaan dan penilaian. Jika alat tersebut
Reach dengan Sit and Reach Test. Ada juga yang memiliki keajegan maka hasil dari pengukuran
mengukurnya dengan busur dan jangka secara secara berulang-ulang akan menghasilkan data
manual. yang sama. Menurut Morrow (2010, hlm 88)
Dalam kesempatan ini, peneliti mencoba “Reliability can also be described as accuracy,
mengembangkan instrumen fleksibilitas otot consistency, dependability, stability, and
belakang. Peneliti berharap mampu precision.” Artinya suatu instrument tes yang
mengembangkan instrumen yang lebih akurat reliable yaitu tes yang dapat menggambarkan
dari sebelumnya sebagai upaya meningkatkan akurasi, konsintensi, keandalan, stabilitas, dan
olahraga prestasi dengan bantuan teknologi. ketepatan. Yang dinyatakan reliable yaitu tes
Adapun yang akan dikembangkan peneliti yaitu tersebut dilakukan di tempat yang berbeda
instrumen sit and reach berbasis digital ataupun pada populasi yang berbeda dengan
technology. karakteristik yang tidak jauh berbeda maka
Dilakukan penelitian ini yaitu untuk hasilnya tidak akan jauh berbeda sehingga tes
mengetahui cara kerja instrumen yang tersebut dapat diandalkan (reliable) dan jika tes
dikembangkan. Dan mengetahui tingkat tersebut diulangi dikemudian hari hasilnya harus
validitas dan reliabilitas instrumen yang menunjukan kekosistenan.
dikembangkan. Untuk menguji reliabilitas alat ini dilakukan
Alat dan tes yang baik harus memenuhi test-retest. Sugiyono (2012, hlm. 130)
kriteria, beberapanya yaitu validitas, reliabilitas, menyatakan “test-retest dilakukan dengan cara
dan objektivitas. Valid merupakan suatu kriteria mencobakan instrumen beberapa kali pada
penting yang harus dipenuhi oleh suatu alat responden lalu dikorelasikan”. Jadi pengetesan

56
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol. 2 No. 2. 2017 Halaman 55 – 61 eISSN: 2549-6360
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

dilakukan sebanyak dua kali setiap seminggu dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
sekali kepada sampel. Hasil yang diperoleh dari strata yang ada dalam populasi itu”. Sampel
data tersebut akan di uji korelasi menggunakan penelitian yang diambil berjumlah 12 orang.
koefisien korelasi bivariate yaitu dengan tujuan Instrumen penelitian pada peneliti ini
mengukur keeratan hubungan antara dua bertujuan untuk mengetahui hasil uji validitas
variabel. dan reliabilitas alat fleksibilitas yang telah
Objektifitas merupakan penilaian yang dikembangkan. Validasi yang tepat yaitu dengan
bersifat objektif, adil dan jujur. Menilai dengan validitas kriteria. Suharsaputra (2014, hlm. 99)
apa adanya, sehingga hasil yang diperoleh menyatakan bahwa “Validitas kriteria adalah
memang hasil dari yang diharapkan. Menurut validasi suatu instrumen dengan
Lutan dan Suherman, (2000) “objektifitas ialah membandingkannya dengan instrumen lainnya
suatu tes didefinisikan sebagai derajat yang sudah valid dan reliabel dengan cara
kesepakatan diantara beberapa orang pengetes. mengkorelasikannya”. Jadi validasi alat yang
Suatu tes dikatakan objektif, jika terdapat telah dikembangkan ini dilakukan dengan cara
kesaman skor yang diberikan oleh beberapa mengkorelasikan hasil tes menggunakan
penilai”. Sedangkan menurut Morrow (2010, instrumen sit and reach sebelumnya dan
hlm. 89) “Objectivity is a special kind of instrument sit and reach berbasis digital
reliability.” technolgy yang akan dikembangkan peneliti.
Analisis menggunakan SPSS dengan koefisien
METODE korelasi bivariate, untuk menguji reliabilitas alat
Pada penelitian ini digunakan metode menggunakan reliabilitas test-retest. Sugiyono
penelitian Research and Development (R&D). (2012, hlm. 130) menyatakan “Test-retest
Sugiyono (2012, hlm. 297) mengungkapkan dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
bahwa yang dimaksud dengan metode Research beberapa kali pada responden lalu
and Development yaitu “Metode penelitian yang dikorelasikan”. Jadi pengetesan dilakukan
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu sebanyak dua kali dengan sampel yang sama,
dan menguji keefektifan produk tersebut”. setelah itu hasilnya dikorelasikan.
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) “Populasi Prosedur penelitian yaitu berupa langkah-
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: langkah yang dilakukan dalam penelitian.
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan Langkah- langkah dalam penelitian research
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh and development menurut Sugiyono (2012, hlm.
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 298) adalah dengan diawali potensi masalah,
kesimpulannya”. Dalam penelitian ini untuk uji kedua pengumpulan data, ketiga desain produk,
coba alat melibatkan mahasiswa Ilmu keempat validasi desain, kelima refisi desain,
Keolahragaan FPOK angkatan 2014 dengan keenam uji coba produk, ketujuh refisi produk,
jumlah 58 orang dalam populasinya. kedelapan uji coba pemakaian, kesembilan refisi
Sampel menurut Sugiyono (2012, hlm. 81) produk, kesepuluh produksi masal. Namun
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan berdasarkan pertimbangan peneliti, ada
karakteristik yang dimiiki oleh populasi beberapa tahapan yang tidak diperlukan atau
tersebut”.Populasi yang digunakan pada perlu disederhanakan. Maka peneliti hanya
penelitian ini yaitu Mahasiswa Ilmu mengadopsi beberapa saja dari 10 tahap yang
Keolahragaan angkatan 2014. Simpel Random disampaikan Sugiyono tersebut. Selain itu
Sampling adalah teknik sampel yang digunakan peneliti mencoba menyederhanakannya menjadi
pada penelitian tersebut. Sugiyono (2012, hlm. 7 tahapan. Adapun tahapan yang akan dilakukan
82) menyatakan bahwa “Simple random peneliti adalah dengan diawali potensi masalah,
sampling dikatakan simple (sederhana) karena kedua pengumpulan data, ketiga desain produk,
pengambilan anggota sampel dari populasi keempat validasi dan perbaikan desain, kelima

57
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol. 2 No. 2. 2017 Halaman 55 – 61 eISSN: 2549-6360
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

uji coba produk, keenam analisis data, ketujuh


menyusun laporan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Produk Inovasi Instrumen Sit and Reach
Berbasis Digital Technology. Tujuan utama dari
penelitian yang dilakukan adalah membuat
inovasi instrumen sit and reach berbasis digital
technology. Alat ini berfungsi untuk mengukur
fleksibilitas otot belakang seseorang dilihat dari
perputaran sendi paha (hip joint). Setelah alat
dipasang dan sensor diletakkan sesuai dengan
poros hip joint masing-masing. Kemudian
assisten mengukur sudut yang terbentuk, maka Gambar 1. Tampilan Layar LCD
output berupa satuan derajat sudut akan muncul
di layar LCD. Sensor rotasi yang digunakan
pada alat ini dinamakan dengan sensor
Potensiometer. Tentunya ada sistem yang
mengatur agar alat ini bisa beroperasi. Di dalam
alat ini terdapat microcontroller dengan jenis
atmel atmega 328p, diletakkan tepat di dalam
box LCD. Selain itu, alat ini diberi baterai
dengan jenis battery 600mAh dan bisa diisi
ulang langsung menggunakan charger tipe
android. Dengan konsep portable instrument,
maka alat ini memudahkan kita untuk
suhaeefisien. Adapun alat yang telah dibuat
yaitu sebagai berikut lengkap dengan
komponen-komponen pendukungnya.
Gambar 2. Diagram Sistem Kerja Alat
Cara kerja alat ini masih membutuhkan
asisten untuk mengukur fleksibilitas seseorang.
ALAT LAMA (cm) ALAT BARU (°)
Diawali dari menghubungkan seluruh N
NAMA
O Ke- Ke- Ke Ke Ke
perangkat. Kemudian menyalakan LCD dengan Ke-1
2 3 -1 -2 -3
menggeserkan saklar. Pasang alat pada orang Ahmad 19,7 21, 19, 63 61 63
1
Jundi 1 3
yang akan diukur tingkat fleksibilitasnya. Adi Ari 24,4 25, 25, 53 52 54
2
Putro 9 1
Lakukan sikap siap dengan duduk tegak. Pilih
Fahmi 17,4 10, 10, 65 67 65
tombol “SET” pada layar. Kemudian orang yang 3
Destian 1 7
Handriana 11,3 14, 13, 65 63 64
dites mulai melakukan gerakan. Setelah 4
Wijaksana 4 3
maksimal, tunggu 3 detik kemudian asisten Hengki 8,5 9,4 10, 61 63 63
5
Setiawan 1
mengukur fleksibilitasnya. Kemudian
Iqbal 22,1 22, 22, 51 48 47
dilanjutkan untuk pengulangan tes atau 6 Andiansya 1 7
h
dilanjutkan pengetesan orang berikutnya. Data Muhamma 20,4 20, 20, 55 54 54
7
akan direkam/disimpan secara otomatis. d Renaldi 9 7
Muhamma 19,3 19, 18, 60 59 58
8
d Riffai 5 4
Muhamma 19,8 22, 23, 49 47 46
9
d Rijal 3 7
Rangga 17,0 19, 19, 54 51 50
10
Kharisma 2 4

58
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol. 2 No. 2. 2017 Halaman 55 – 61 eISSN: 2549-6360
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

Ricky 21,8 23, 24, 51 53 52


11
Malik 0 8
antara hasil pengukuran menggunakan
12
Riswan 29,5 28, 27, 48 47 47 instrumen baru dan instrumen yang lama.
Nur Fajrin 8 8
Korelasi Tingkat hubungan
Tabel 1. Hasil Tes Fleksibilitas
Uji Komparasi 0 - 0,19 Sangat rendah
Berikutnya adalah melakukan uji komparasi. 0.2 - 0.39 Rendah
Uji komparasi dilakukan untuk mengetahui 0.4 - 0.59 Sedang
apakah terdapat perbedaan antara hasil tes 0.6 - 0.79 Tinggi
menggunakan instrumen sit and reach yang 0.8 - 1 Sangat tinggi
dikembangkan dan hasil tes menggunakan Tabel 4. Tabel Koefisien Korelasi
instrumen yang lama. Adapun data hasil analisis Dengan nilai pearson correlation -0,696,
statistik yang diperoleh adalah sebagai berikut: maka hubungan yang terjadi memiliki tingkat
Sig. Keputusan Kesimpulan hubungan yang tinggi dan hubungannya negatif.
Perbandingan 0,00 H0 ditolak Terdapat
perbedaan
Maksudnya jika semakin besar hasil (cm)
Tabel 2. Uji Komparasi pengukuran menggunakan alat yang lama, maka
Pada hasil data uji coba dan setelah diujikan akan semakin kecil hasil (derajat/°) pengukuran
menggunakan independent sample t test menggunakan alat yang baru.
memiliki nilai signifikansi 0,00 untuk hasil Uji Reliabilitas
pengukuran menggunakan instrumen baru dan Terakhir kita lakukan uji reliabilitas. Uji
instrumen lama. Karena p<0,05, maka H0 ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi
ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat hasil pengukuran menggunakan instrumen
perbedaan yang signifikan antara hasil baru pada tes ke-1 dan tes ke-2. Adapun
pengukuran menggunakan instrumen baru dan hasil pengujiannya sebagai berikut:
instrumen yang lama. Output Pearson Sig. Keputusan
Uji Validitas Correlation
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu Reliabilitas 0,984* 0,00 H0 ditolak
ingin mengetahui validitas atau tingkat Tabel 5. Tabel Reliabilitas
keeratan hubungan antara instrumen sit and Setelah hasil data uji coba dan setelah
reach yang lama dengan instrumen sit and diujikan menggunakan pearson correlation.
Memiliki nilai signifikansi 0,00 antara hasil
reach yang baru, analisis dilanjutkan dengan
pengukuran menggunakan instrumen baru pada
uji korelasi untuk menghitung koefisien
saat tes pertama dan tes kedua. Sehingga
korelasi antara dua variabel menggunakan disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
koefisien korelasi bivariate. Adapun signifikan antara hasil pengukuran
hasilnya sebagai berikut: menggunakan instrumen baru pada saat tes
Output Pearson Sig. Keputusan pertama dan tes kedua.
Correlation
Dengan nilai pearson correlation 0,984,
Validitas - 0,696* 0,12 H0 ditolak
maka hubungan yang terjadi memiliki tingkat
Tabel 3. Uji Validitas
hubungan yang sangat tinggi dan hubungannya
Setelah hasil data uji coba dan setelah
positif. Maksudnya jika semakin besar hasil
diujikan menggunakan pearson correlation.
pengukuran tes pertama, maka akan semakin
Memiliki nilai signifikansi 0,012 antara besar pula hasil pengukuran tes kedua.
hasil pengukuran menggunakan instrumen
baru dan instrumen lama. Karena p<0,05, KESIMPULAN
maka H0 ditolak. Sehingga disimpulkan Simpulan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan

59
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol. 2 No. 2. 2017 Halaman 55 – 61 eISSN: 2549-6360
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

Sistem kerja instrumen sit and reach ini bisa dikatakan memiliki reliabilitas atau tingkat
dimulai dengan merakit semua bagian alat kestabilan yang sangat tinggi dari tes ke tes
terlebih dahulu. Setelah tepasang seluruhnya, berikutnya. Korelasi yang terjadi adalah korelasi
nyalakan saklar kemudian pasang alat pada kaki positif. Korelasi positif maksudnya adalah jika
dengan mengikatkan tali yang ada agar stabil salah satu nilai variabel yang dibandingkan naik,
dengan bantuan asisten. Yakinkan bahwa posisi maka nilai variabel yang membandingkannya
poros dan hip joint sudah tepat. Kemudian tekan akan naik pula, begitupun jika nilai salah satu
tombol “SET” dan mulai melakukan gerakan variabel turun.
menekuk badan semaksimal mungkin secara Implikasi dan Rekomendasi
perlahan. Jika sudah maksimal, tahan 3 detik dan Perlu adanya mahasiswa yang
asisten mulai mengukur. Hasil akan tersimpan melanjutkan penelitian ini untuk
secara otomatis pada LCD. Selanjutnya tinggal dikembangkan lebih baik lagi dengan
menekan “NEXT” untuk melakukan tes
dukungan dan bantuan pihak terkait,
berikutnya.
khususnya Program Studi Ilmu
Hasil uji tes fleksibilitas menggunakan
instrumen sit and reach berbasis digital
Keolahragaan sebagai Prodi yang menjadi
technology ini terdapat perbedaan yang tempat naungan pengembangan keilmuan
signifikan jika dibandingkan dengan tes dalam bidang olahraga.
fleksibilitas menggunakan alat yang Peneliti berikutnya perlu mendesain
sebelumnya. Mungkin ketimpangan nilai terlihat ulang alat agar semakin efektif dan efisien.
dikarenakan perbedaan satuan hasil pengetesan Disini peneliti berharap agar kedepan alat ini
dari masing-masing instrumen. Instrumen yang tidak membutuhkan asisten untuk
sebelumnya memiliki hasil dengan satuan membantu pengukuran.
panjang (cm), sedangkan alat yang Perlu adanya pengembangan oleh
dikembangkan memiliki hasil dengan satuan
mahasiswa-mahasiswa yang lain, khususnya
besaran sudut (derajat/°).
mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Karena
Setelah dilakukan uji statistik terhadap data
yang ada, didapatkan bahwa terdapat hubungan
harapan peneliti terhadap penggunaan alat
yang signifikan antara instrumen sit and reach ini diakui di seluruh penjuru Indonesia
berbasis digital technology dengan instrumen bahkan dunia.
yang ada sebelumnya. Dengan nilai signifikansi Perlu disamakan terlebih dahulu satuan
0,012 dan nilai pearson correlation -0,696. nilai dari hasil pengukuran menggunakan
Sehingga instrumen ini bisa dikatakan memiliki inovasi instrumen sit and reach berbasis
validitas atau tingkat keeratan yang tinggi. digital technology dan hasil pengukuran
Korelasi yang terjadi adalah korelasi negatif. menggunakan instrumen yang sebelumnya,
Korelasi negative maksudnya adalah jika nilai sebelum dilakukan uji statistik. Hal tersebut
tes salah satu instrumen besar, maka nilai tes
bertujuan agar penelitian yang dilakukan
instrumen yang lainnya akan kecil. Begitupun
memiliki tingkat kepercayaan lebih,
sebaliknya. Kemudian hasil uji reliabilitas alat
ini memiliki nilai signifikansi 0,00 dan nilai
sehingga lebih dapat diakui lagi oleh para
pearson correlation 984. Sehingga instrumen ini praktisi olahraga.

60
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Vol. 2 No. 2. 2017 Halaman 55 – 61 eISSN: 2549-6360
Januar Agung Nugraha, Agus Rusdiana

DAFTAR PUSTAKA

Imanudin, Iman. (2014). Bahan ajar ilmu kepelatihan olahraga. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
R. Morrow, James., W. Jackson, Allen., G. Disch, James., and P. Mood, Dale. (2010).
Measurement and evaluating in human performance. Edisi Kelima. United States of
America: Human Kinetics.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan pembelajaran penjaskes. Jakarta:
Depdikbud.
Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Wiarto, Giri. (2015). Olahraga dalam perspektif sosial, politik, ekonomi, IPTEK dan
hiburan.Yogyakarta : Graha Ilmu

61

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai