ETNOGRAFI PAPUA
(JAWA)
DISUSUN OLEH :
NIM : 20180111044018
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2021
Indonesia dikenal memiliki beragam kuliner Nusantara yang memiliki cita rasa yang
kuat. Hampir setiap kota yang ada di Indonesia memiliki ciri khas makanan tradisional yang unik
dan berbeda. Salah satunya adalah makanan tradisional dari suku jawa.
Kuliner yang kita jumpai saat ini ada bukan hanya kebetulan. Semuanya memiliki sejarah
masing-masing. Ada pula yang kita kenal karena dahulunya merupakan makanan untuk suatu
upacara adat atau perayaan hari penting suatu etnis tertentu.
Suku jawa memiliki beragam masakan khas yang sering di sajikan dalam upacara adat.
Setiap daerah yang ada di pulau jawa memiliki makanan khas yang berbeda-beda. Berikut ini
adalah 2 makanan khas asal suku jawa yang sering disajikan pada saat melakukan Upacara adat.
1. Ayam Ingkung
Sejarah ayam ingkung
“Jauh sebelum agama-agama pendatang atau agama asli Nusantara yaitu agama
kapitayan telah menyinggung ayam tu-kung sebagai salah satu sesaji yang berkembang
menjadi ayam ingkung”(Yana Gabriella Wijaya,2020)
Ayam tu-kung atau ingkung selalu disandingkan dengan tumpeng sebagai sesaji. Ayam
Ingkung memiliki arti mengayomi, diambil dari kata jinakung dalam Bahasa Jawa kuno dan
manekung yang artinya memanjatkan doa. Ayam juga dipilih sebagai bahan pokok dalam
hidangan ini karena memiliki arti dan makna tersendiri.
"Zaman dulu ayam di pilih sebagai sesaji sebagai simbol manusia. Makanya telur
ayam di simbol kan sebagai kelahiran," (Yana Gabrellia Wijaya,2020)
Ayam ingkung disajikan dengan utuh dan terlihat sedang bersungkur, posisi ini juga
mewakili makna tertentu. Hal ini menggambarkan jika dihadap-Nya, manusia harus menunduk
atau merendah dan berdoa kepada-Nya.
"Nya" di sini memiliki arti yang luas, makna "nya" tidak tersudut pada satu
kepercayaan, bisa jadi leluhur, dewa, ataupun Tuhan. Seiring perkembangan zaman, ayam
ingkung kini juga sudah dijual di restoran dan tak disajikan hanya untuk acara syukuran.
Bahan-bahan :
- 1 ekor ayam kampung utuh
- 3 sdm minyak goreng
- 5 lembar daun jeruk
- 3 lembar daun salam
- 2 batang serai, memarkan
- 2 ruas lengkuas, memarkan
- 1 sdt kaldu ayam bubuk
- 1 sdt gula merah
- 2 liter santan encer
- 500 ml santan kental
Bahan bumbu :
- 10 siung bawang putih
- 10 siung bawang merah
- 1 sdm ketumbar
- 1 sdm merica
- 1 ruas jahe
- 1 ruas kunyit
- 1/2 ruas kencur
- 50 gr kemiri
- garam secukupnya
Cara membuat :
1. Cuci ayam hingga bersih dalam keadaan utuh. Lalu masukkan jeroan ke dalam
perut ayam, tekuk kaki ayam dan biarkan kepalanya tegak. Ayam bisa ditali
supaya posisinya sempurna.
2. Haluskan semua bumbu halus. Setelah itu tumis bumbu hingga harum.
Tambahkan daun salam, daun jeruk, serai, dan juga lengkuas.
3. Tuangkan santan cair ke dalam bumbu, aduk hingga semua bahan tercampur
rata. Tambahkan dengan gula merah dan kaldu ayam.
2. Kupat Lepet
Sejarah dan Filosofi Kupat Lepet
Idul Fitri merupakan momentum suci bagi umat Islam di dunia termasuk di Indonesia
yang dikenal penduduknya memeluk agama Islam terbesar di seluruh dunia.
Idul Fitri dilaksanakan setelah umat Islam melaksanakan puasa selama sebulan.
Untuk menandai berakhirnya bulan Ramadhan dan memasuki 1 Syawal, umat Islam di
Indonesia menamainya dengan istilah Lebaran atau Hari Raya (Riyoyo).
Namun di Pulau Jawa, lebaran dikenal ada dua macam yaitu lebaran Idul Fitri (1
Syawal) dan Lebaran Ketupat (8 Syawal) yakni seminggu setelah Idul Fitri. Lebaran
ketupat di sebagian daerah bahkan sudah menjadi tradisi turun-temuran dirayakan lebih
ramai daripada Idul Fitri.
Kenapa Lebaran Ketupat bisa lebih ramai daripada Idul Fitri? Hal ini tak lepas dari
tuntunan agama Islam, dimana Nabi Muhammad SAW menganjurkan bagi umat Islam
supaya menyempurnakan puasa Ramadhan dengan puasa sunah 6 hari dimulai setelah 1
Syawal karena pahalanya bisa menghapus dosa seseorang untuk 1 tahun kedepan.
Dalam tradisi Jawa sebuah nama itu pasti mengandung arti yang dalam, termasuk
kata Ketupat atau Kupat itu singkatan dari Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan) dan
Laku Papat (Empat Tindakan).
Prosesi Ngaku Lepat diimplemantasikan dengan tradisi sungkeman yaitu seorang
anak bersimpun memohon maaf dihadapan orang tuanya. Dari tradisi itu kita diajarkan supaya
menghormati orang yang lebih tua dan memohon maaf serta meminta bimbingan serta ridhonya
karena yang tua dianggap lebih berpengalaman dalam menjalani kehidupan. Begitupun
sebaliknya yang tua akan mengasihi dan membimbing yang lebih muda.
Simbol tradisi sungkeman atau meminta maaf itu berupa ketupat. Sebab saat kita
berkunjung ke rumah kerabat maka akan diberi suguhan ketupat dan diminta untuk dicicipi atau
dimakan. Apabila ketupat itu dimakan maka secara otomatis pintu maaf telah dibuka dan segala
kesalahan serta kekhilafan yang pernah terjadi antar keduanya akan terhapus.
Kemudian untuk Laku Papat, Sunan Kalijogo menggunakan empat kata atau istilah
yakni Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.
Lebaran berarti akhir atau usainya waktu bulan puasa ramadhan dan bersiap
menyongsong hari kemenangan Idul Fitri (kembali suci). Luberan bermakna melebur atau
melimpah seperti air yang tumpah karena sudah terisi penuh. Pesan moral Luberan adalah
membudayakan mau berbagi kepada orang yang tidak mampu serta membayar zakat karena itu
hak orang miskin dan harus diberikan agar harta kita juga menjadi suci.
Bentuk flsik kupat yang segi empat ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui
kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa
iri dan dengki karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja’a nur).
Lepet dari kata silep kang rapet. Monggo dipun silep ingkang rapet (mari kita kubur/tutup
yang rapat). Jadi setelah mengakui kesalahan (lepat), kemudian meminta maaf, maka kesalahan
yang sudah dimaafkan itu jangan pernah diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti
lengketnya ketan dalam lepet.
Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan santun. Karena
itu umat Islam di Nusantara khususnya Jawa sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran
yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.
1. Ketupat
Terlepas dari nilai sejarahnya, ketupat adalah jenis makanan pengganti nasi yang sangat lezat.
Berikut caranya :
Beras yang digunakan harus dicuci bersih, direndam selama 3 jam dan hasil tirisannya
dicampur sedikit kapur sirih.
Beras yang dimasukkan ke dalam bungkus ketupat harus sebanyak 2/3 isinya. Jangan
sampai lebih dari itu.
Didihkan terlebih dahulu air yang akan dipakai untuk merebus ketupat.
Ketupat harus direbus kurang lebih selama 4-5 jam dan selama itu harus dalam keadaan
terendam penuh.
2. Lepet
Bahan:
- 1 kg beras ketan, cuci bersih lalu rendam minimal 1 jam
- 2 butir kelapa agak muda, parut
- 1 ons kacang tolo atau sesuai selera, cuci bersih lalu rendam sampai agak lunak
- 2 sdt garam
- janur secukupnya yntuk membungkus, tali rafia
Cara membuat:
1. Campur semua bahan jadi satu, aduk rata.
2. Lalu bungkus lepet menggunakan janur, ikat menggunakan tali rafia. Ikatan harus kuat
agar isi tidak keluar.
3. Kemudian rebus lepet minimal 2 jam, setelah itu angkat dan tiriskan
DAFTAR PUSTAKA
Kompas.com.2020. Sejarah dan Makna Ayam Ingkung, Makanan Sesaji dalam Adat Jawa.
https://www.kompas.com/food/read/2020/08/20/191100975/sejarah-dan-makna-ayam-ingkung-
makanan-sesaji-dalam-adat-jawa?page=all#:~:text=Ayam%20Ingkung%20memiliki%20arti
%20mengayomi,memiliki%20arti%20dan%20makna%20tersendiri.&text=%22Zaman%20dulu
%20ayam%20di%20pilih%20sebagai%20sesaji%20sebagai%20simbol%20manusia (diakses
pada 2 April 2021)
Redaksi.2020.Sejarah dan Filosofi, Lebaran Ketupat dan Lepet dari Sunan Kalijaga.
https://sabdanews.com/2020/05/31/sejarah-dan-filosofi-lebaran-ketupat-dan-lepet-dari-sunan-
kalijaga/ (diakses pada 2 April 2021)
Pangesthi, Dwiyana.2020.7 Resep lepet berbagai bahan, enak, lezat dan menggugah selera.
https://brilicious.brilio.net/masak-yuk/7-resep-lepet-berbagai-bahan-enak-lezat-dan-menggugah-
selera-200903e.html (diakses pada tanggal 2 April 2021)
Gambar 1. Kompas.com.(2020). Sejarah dan Makna Ayam Ingkung, Makanan Sesaji dalam
Adat Jawa.(di download pada tanggal 2 April 2021)
Gambar 3. Duta Islam.(2016). Filosofi Ketupat dan Lepet Warisan Walisanga. (didownload pada
tanggal 2 April 2021)
Gambar 5. Annisa Dwi Rahmawati,Andi.(2019).5 Tips Bikin Ketupat yang Empuk, Lembut dan
Tahan Lama. (diakses pada tanggal 2 April 2021)
Gambar 6. Pangesthi, Dwiyana.(2020).7 Resep lepet berbagai bahan, enak, lezat dan
menggugah selera. (diakses pada tanggal 2 April 2021)