Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KONTRASEPSI SUNTIK DMPA TERHADAP KENAIKAN

BERAT BADAN TIKUS BETINA GALUR WISTAR

Dwi Retna Prihati


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract: DMPA Injectable Contraception, Body Weight. The purpose of this study to
determine the effect of contraception DMPA injection to BB in female blood wistar
strain female. The benefits of this study are expected to increase public knowledge
about injectable contraception especially related to the side effects of weight gain. This
type of research is an experimental laboratory. Research design Randomized pre-post
test group with control, the sample size of 10 adult female mice Wistar strain divided
into 2 groups. Data were analyzed by independent T test. Significant value of p <0.05.
The result of this research is there is significant difference between control group and
DMPA contraception treatment group (p = 0,008). In conclusion contraceptive DMPA
affects body weight wistar female rat strain .

Keywords: DMPA Injectable Contraception, Body Weight

Abstrak: Kontrasepsi Suntik, Beran Badan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh kontrasepsi suntik DMPA terhadap BB dalam darah tikus betina
galur wistar. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
masyarakat tentang kontrasepsi suntik khususnya yang berkaitan dengan efek samping
kenaikan berat badan. Jenis penelitian adalah exsperimental laboratory. Rancangan
penelitian Randomized pre-post test group with control, besar sampel sebanyak 10 ekor
tikus betina dewasa galur Wistar terbagi dalam 2 kelompok. Data dianalisis dengan
independent T test. Nilai signifikan p<0,05. Hasil penelitian yaitu ada perbedaan
bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan kontrasepsi suntik
DMPA (p=0,008). Kesimpulannya kontrasepsi suntik DMPA mempengaruhi kenaikan
berat badan

Kata Kunci: Kontrasepsi Suntik, Beran Badan

PENDAHULUAN berbagai metode kontrasepsi (Handayani


Indonesia adalah salah satu Negara S., 2010; Noviawati D., 2009). Keluarga
yang memiliki jumlah penduduk yang berencana telah menjadi salah satu sejarah
tinggi no.5 di Asia. Jumlah penduduk keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini,
Indonesia pada tahun 2010 adalah hampir 60% pasangan usia reproduktif
237.641.326 jiwa (BPS,2010). Tingginya diseluruh dunia menggunakan kontrasepsi.
jumlah penduduk ini tidak diiringi Keluarga berencana merupakan upaya
peningkatan kualitas penduduk di pelayanan kesehatan preventif yang paling
Indonesia, sehingga diperlukan upaya dasar, pencegahan kematian dan kesakitan
penanganan melalui program keluarga ibu (Saifuddin, 2006).
berencana (KB) dengan menggunakan

41
42 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 3, No 1, Maret 2018, hlm 1-56

Kontrasepsi merupakan suatu cara tubuh. Hal ini terkait dengan insulin,
untuk mencegah terjadinya kehamilan pankreas dan kadar gula dalam darah.
yang bertujuan untuk menjarangkan Kontrasepsi hormonal (suntik)
kehamilan, merencanakan jumlah anak merangsang pusat pengendali nafsu
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga makan dihipotalamus, yang menyebabkan
agar dapat memberikan perhatian dan akseptor makan lebih banyak daripada
pendidikan yang maksimal pada anak. biasanya. DMPA mempengaruhi
Kontrasepsi hormonal yang di gunakan metabolisme karbohidrat. Permasalahan
untuk mencegah terjadi kehamilan dapat tersebut dapat menjadikan kadar glukosa
memiliki pengaruh positif maupun negatif dalam darah secara kuantitas naik dan
terhadap berbagai organ tubuh wanita, akhirnya menyebabkan berat badan
baik organ genitalia maupun non genitalia meningkat (Hartanto H., 2002)
(Baziad, 2002). Tahun 2006 dilaporkan Kontrasepsi hormonal (suntik)
sebanyak 12 jt/100 juta penduduk dunia menyebabkan resistensi insulin ringan
menggunakan kontrasepsi hormonal sehingga memperburuk toleransi glukosa.
(DMPA) (Wilopo SA, 2006) Enilestradiol mengurangi bersihan insulin
Metode kontrasepsi yang populer (sensitifitas insulin menurun), sedangkan
dan memiliki akseptor paling banyak gestagen mempengaruhi pemakaian
diantara kontrasepsi lainnya adalah glukosa perifer. (Baziad A., 2002).
kontrasepsi suntik. Survey BKKBN di Perubahan kenaikan berat badan ini dapat
provinsi Jateng tahun 2011 menyebutkna dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
bahwa penggunaan metode kontrasepsi faktor hormonal yang terkandung dalam
hormonal mencapai 914.544 jiwa dan kontrasepsi suntik DMPA yaitu hormone
suntik menempati posisi tertinggi yaitu progesterone. Progesteron yang akan
594,283 jiwa. (BKKBN Jateng, 2011). mempermudah perubahan karbohidrat dan
Jenis kontrasepsi suntik ada 2 macam gula menjadi lemak, sehingga lemak
yaitu kontrasepsi suntik yang diberikan subkutan bertambah. Faktor lain yang
sebulan sekali berisi kombinasi 25 mg berperan penting dalam mempengaruhi
Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 berat badan adalah faktor genetik, faktor
mg estradiol sipionat yang diberikan lingkungan, faktor psikis, faktor obat-
injeksi secara intramuscular (Cyclofem). obatan, dan aktivitas fisik(Hartanto, 2010;
Depo Medroksi Asetat (Depoprovera), Irianto, 2014; Prawirohardjo, 2014)
mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara METODE PENELITIAN
disuntik intramuscular. Berbagai sumber Jenis penelitian ini adalah
menyebutkan bahwa satu efek samping exsperimental laboratory. Objek
dari kontrasepsi suntik baik yang penelitian adalah tikus betina dewasa
kombinasi maupun progestin galur Wistar yang diberi kontrasepsi
menyebabkan kenaikan berat badan. suntik suntik progesteron (DMPA)
Penambahan berat badan ini selama 90 hari dengan cara suntik secara
mengindikasikan suatu metabolisme yang intramuscular. Rancangan penelitian yang
kurang seimbang antara jumlah kalori digunakan adalah Randomized pre-post
yang masuk dan yang dikeluarkan oleh test group with control. Penelitian ini
menggunakan populasi tikus betina
Dwi Retna Prihati, Pengaruh Kontrasepsi Suntik 43

dewasa galur Wistar. Besar sampel PEMBAHASAN


sebanyak 10 ekor terbagi dalam 2 Pada penelitian ini jenis
kelompok dan masing-masing kelompok kontrasepsi yang digunakan adalah
yaitu, kelompok kontrol sebanyak 5 ekor DMPA yang berisi hormon progesteron
(diberi DMPA dengan dosis 9 mg dalam Waktu penelitian 3 bulan tanpa jeda di
larutan 0,54ml) untuk 90 hari disuntikkan LPPT IV UGM.
sekali). BB diukur hari pertama dan hari Tabel 1 menunjukkan bahwa
ke 90. Pemeliharaan dan perlakuan keduanya baik kelompok kontrol maupun
dilakukan di LPPT IV UGM Jogyakarta. kelompok perlakuan ada perbedaan
bermakna Berat Badan pre dan post. Hal
HASIL PENELITIAN ini dikarenakan tikus mengalami
A. Hasil Penelitian pertumbuhan dari yang umurnya rata-rata
1. Perbedaan Berat Badan pre-post 12 minggu bertumbuh dan berkembang
Kelompok kontrol dengan menjadi tikus dewasa yang berumur 24
kelompok perlakuan DMPA mg. Tentu saja proses ini membuat tubuh
menyesuaikan dengan menaikkan berat
Tabel 1 badannya. Tabel 1 menunjukkan bahwa
Perbedaan Berat Badan Pre-Post kelompok perlakuan signifikansinya lebih
Kelompok Kontrol Dengan Kelompok tinggi dibandingkan kelompok kontrol,
Perlakuan DMPA hal ini selaras dengan Tabel 2 yang
Kelompok Mean SD Min Max p memperlihatkan adanya perbedaan
Kontrol kenaikan Berat Badan yang signifikan
Pre 135.7 1.3 112.4 142.8 0.043
antara kelompok kontrol dan Kelompok
Post 192.9 3.1 144.2 230.5
Perlakuan perlakuan DMPA. Peningkatan berat
Pre 153.0 8.3 141.4 160.6 0.000 badan ini karena kontrasepsi suntik
Post 257.5 1.9 237.2 278.3 DMPA mengandung hormon progesteron
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa yang mengakibatkan:
perbedaan berat badan pre-post kelompok 1. Meningkatnya nafsu makan
perlakuan lebih signifikan (p=0.000) Kontrasepsi suntik menyebabkan
dibanding kelompok kontrol (p=0.043). nafsu makan bertambah, hal ini terjadi
2. Perbedaan kenaikan Berat Badan akibat perangsangan pusat pengendali
Kelompok kontrol dengan nafsu makan di hipotalamus oleh Depo
kelompok perlakuan DMPA Medroksiprogesteron Acetat (DMPA)
(Irianto, 2014). DMPA merangsang pusat
Tabel 2 pengendali nafsu makan dihipotalamus,
Perbedaan Kenaikan Berat Badan yang menyebabkan akseptor makan lebih
Kelompok Kontrol Dengan Kelompok banyak daripada biasanya. (Hartanto H.,
Perlakuan DMPA 2002). Hormon progesteron menyebabkan
Kelompok Mean SD Min Max p nafsu makan bertambah dan menurunkan
Kontrol 57.1 2.1 31.8 88.8 0.008 aktifitas (Depkes, 2007)
Perlakuan 109.3 2.6 76.9 141.4
2. Resistensi insulin
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa
Kontrasepsi hormonal
ada perbedaan kenaikan berat badan
menyebabkan resistensi insulin ringan
antara kelompok kontrol dan kelompok
sehingga memperburuk toleransi glukosa.
perlakuan dengan nilai p=0.008
44 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 3, No 1, Maret 2018, hlm 1-56

Enilestradiol mengurangi bersihan insulin maupun tiga bulanan mempunyai efek


(sensitifitas insulin menurun) sedangkan samping utama yaitu perubahan berat
gestagen mempengaruhi pemakaian badan. Peningkatan berat badan terjadi
glukosa perifer. (Baziad A., 2002). DMPA karena bertambahnya lemak tubuh dan
mempengaruhi metabolisme karbohidrat. bukan karena retensi cairan tubuh. Hal ini
Permasalahan tersebut dapat menjadikan dikarenakan penggunaan Depo Progestin
kadar glukosa dalam darah secara dalam jangka panjang akan berkorelasi
kuantitas naik. (Hartanto H., 2002). positif dengan kadar estrogen yang
Hormon progesteron mengandung hormon menurun sehingga akan berpengaruh pada
steroid anti insulin rendah yaitu jumlah lemak tubuh. Berdasarkan teori
menurunkan jumlah dan afinitas reseptor Mansjoer (2010) dan Triawanti (2010)
insulin terhadap glukosa dan menyebutkan bahwa defisiensi estrogen
meningkatkan jumlah kortisol bebas dapat menurunkan jumlah leptin yang
(Amelia, 2009). Apabila jumlah insulin diproduksi oleh jaringan adiposa sehingga
menurun maka insulin tidak dapat bekerja sinyal kenyang menjadi ditekan. Dengan
secara optimal untuk memindahkan gula adanya nafsu makan yang lebih banyak
darah kedalam sel untuk diubah menjadi dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat
energi dan glikogen (Rahayu, 2015). gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon
3. Menurunnya kadar leptin progesteron diubah menjadi lemak dan
Tingginya kadar progesteron disimpan di bawah kulit. Perubahan berat
mengakibatkan defisiensi estrogen badan ini akibat adanya penumpukan
sehingga leptin yang diproduksi jaringan lemak yang berlebih hasil sintesa dari
adiposa mengalami penurunan akibatnya karbohidrat menjadi lemak. Hasil
sinyal yang mengatur homeostatis energi penelitian Setyarini (2013) menunjukkan
baik secara sentral maupun perifer bahwa semakin lama penggunaan DMPA
menjadi terganggu. Peran leptin salah semakin besar persentase akseptor yang
satunya adalah menekan sinyal nafsu memiliki kadar lemak dalam interval 30–
makan (Limanan, 2013). 35% dan >35% dalam kategori mendekati
4. Stress tinggi dan tinggi. Hal ini didukung oleh
Progesteron dapat membuat teori Hartanto (2010) dan Suparyanto
emosional tidak stabil maupun depresi, (2010) yang menyatakan bahwa hal
wanita yang sedang stress, marah, atau tersebut disebabkan oleh kandungan
memiliki gangguan emosi akan cenderung progesteron saja yang menyebabkan kadar
makan lebih banyak/ sering estrogen menjadi berkurang. Fungsi
(prawirohardjo,2012). Di setiap sisi estrogen antagonis terhadap progesteron
hipothalamus tampak adanya suatu area salah satunya terhadap metabolisme
hipothalamus yang besar, area ini lemak. Estrogen berfungsi meningkatkan
terutama untuk mempengaruhi rasa lapar, kadar HDL (High-Density Lipoprotein)
haus, dan hasrat emosional (Guyton, dan alpha lipoprotein yaitu lemak yang
2008). dapat larut dalam air. Sedangkan,
Hasil penelitian ini sesuai dengan progesteron menurunkan kadar HDL dan
teori Hartanto (2010) dan Prawirohardjo meningkatkan LDL (Low-Density
(2014) yang menyatakan bahwa Lipoprotein). LDL bersifat tidak larut
pemakaian kontrasepsi suntik bulanan dalam air sehingga apabila asupan
Dwi Retna Prihati, Pengaruh Kontrasepsi Suntik 45

makanan yang mengandung banyak lemak BPS.(2010). Penduduk Indonesia


terus dikonsumsi maka LDL akan banyak Provinsi. . Internet:
tersimpan dalam tubuh. Penumpukan http//www.bps.go.id
simpanan lemak dalam tubuh Girindra, A.(1989). Biokimia
menyebabkan peningkatan berat badan. Patologi. Bogor : ITB
Guyton, AC., dan Hall,JE.(2008).
KESIMPULAN DAN SARAN Buku ajar fisiologi kedokteran
Kesimpulan edisi 11. Jakarta:EGC
1. Perbedaan bermakna Berat Badan Depkes RI. (2017). Pedoman
antara pre dan post pada kelompok Penanggulangan Efek Samping
perlakuan DMPA lebih signifikan Kontrasepsi. Jakarta:Depkes RI
yaitu p=0.000 dibandingkan Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar
kelompok kontrol yaitu p=0.043 Pelayanan Keluarga Berencana.
2. Ada perbedaan kenaikan (delta) Yogyakarta. Pustaka Rihama
Berat Badan yang signifikan antara Hartanto, Hanafi. (2010). KB dan
kelompok kontrol dan kelompok Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
perlakuan DMPA yaitu p=0.008. Sinar Harapan
SARAN Noviawati SA Dyah dan Sujiatini. 2009.
1. Bagi Akseptor kontrasepsi suntik Panduan Lengkap Pelayanan KB
DMPA untuk lebih mencermati Terkini. Jogjakarta: Mitra Cendikia
kenaikan BB nya agar dapat Wilopo SA. 2006. Perkembangan
mengontrol pola makan dan jenis Teknologi Kontrasepsi Terkini :
makanan yang dikonsumsi, hal ini Implikasinya pada program KB
supaya tetap berada pada kondisi dan Kesehatan Reproduksi di
sehat. Indonesia. FK UGM Yogyakarta
2. Bagi tenaga kesehatan perlu
memberikan penyuluhan efek
samping kontrasepsi hormonal dan
lebih memotivasi akseptor untuk
memilih kontrasepsi non
hormonal.

DAFTAR RUJUKAN
Baziad Ali. (2002). Kontrasepsi
Hormonal. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka
BKKBN. (2011). Informasi Pelayanan
Kontrasepsi. Internet:
http//www.bkkbn.com
BKKBN. (2015). Situasi dan Analisis
Keluarga Berencana. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI Pusat
Data dan Informasi

Anda mungkin juga menyukai