CI Climate Change and The Role of Forests Bahasa Manual Komunitas
CI Climate Change and The Role of Forests Bahasa Manual Komunitas
PERAN HUTAN
Manual Komunitas
i
© Conservation International, Maret 2010
Dokumen ini hanya boleh direproduksi untuk keperluan pelatihan. Hubungi Conservation International
untuk mendapatkan izin menggunakan kembali foto dan citra.
Conservation International adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1987 dengan kantor
program dan mitra berada pada lebih dari 30 negara. Misi CI: “Dengan membangun di atas landasan kokoh
ilmu pengetahuan, kemitraan, dan aksi di lapangan, CI memberdayakan masyarakat untuk bertanggung
jawab sehingga peduli terhadap alam, keanekaragaman hayati global , demi kesejahteraan manusia.” Pada
tahun 2003, CI membentuk Indigeneous and Traditional Peoples Program guna memperkuat komitmen
kami kepada masyarakat adat dan setempat serta mendukung peran penting mereka dalam mempertahankan
ekosistem yang sehat.
ISBN # 978-1-934-151-41-9
Pendanaan publikasi ini berasal dari kemurahan hati the Richard and Rhoda Goldman Fund serta
seorang donatur pribadi yang tidak ingin disebut namanya.
Publikasi ini didanai sebagian oleh the Gordon and Betty Moore Foundation.
Publikasi ini didanai sebagian melalui hibah dari the Norwegian Agency for Development
Cooperation (NORAD).
Perubahan Iklim & Peran Hutan
Manual Pelatih
Susan Stone
Mario Chacón León
Patricia Fredericks
Dokumen ini merupakan bagian dari satu paket alat yang dibuat untuk mendukung pengembangan pelatih
lokal yang terampil mengenai dasar-dasar perubahan iklim dan REDD+. Komponen lainnya mencakup
Manual Kursus Pelatihan untuk Pelatih dan Seperangkat Alat Pelatihan Perubahan Iklim & Peran Hutan.
Tim penulis dan perancang memberikan sumbangan pada penyusunan produk ini, yang didukung oleh para
pereview dan penyunting yang namanya disebutkan dalam ucapan terima kasih. Pengarang utama setiap
komponen adalah:
Perubahan Iklim & Peran Hutan Susan Stone dan Mario Chacón León
Manual Komunitas
Perubahan Iklim & Peran Hutan Susan Stone, Mario Chacón León, Patricia
Manual Pelatih Fredericks
Perubahan Iklim & Peran Hutan Susan Stone, Mario Chacón León, Patricia
Kit Alat Pelatihan Fredericks, Regina Harlig, Curtis Bernard
Desain grafik dan tata letak semua komponen dilakukan oleh Regina Harlig, yang juga menyumbangkan
desain diagram dan gambar serta pengeditan produk secara menyeluruh.
Ilustrasi-ilustrasi dalam produk dibuat oleh Olman Bolaños dan Luis Enrique Gutiérrez dari Parábolas, O.L.,
San José, Kosta Rika. Ilustrasi tambahan atas seizin CEDECO (Corporación Educativa para el Desarrollo
Costarricense, Sociedad Civil).
Anggota tim:
Susan Stone adalah Penasihat Teknis Senior pada Indigeneous and Traditional Peoples Program di
Conservation International. Susan memulai karirnya di CI pada tahun 2000 dengan bekerja di Guyana pada
bidang pengembangan upaya konservasi, metodologi partisipatif bagi pemetaan penggunaan sumber daya
masyarakat, dan integrasi pengetahuan tradisional; untuk membuat area terlindung. Sebagai bagian dari
tim ITPP, Susan berfokus pada pelibatan masyarakat dan pengembangan alat dan kursus pelatihan untuk
masyarakat setempat. Dia meraihgelar Master dalam bidang Pengelolaan Internasional dan Antarbudaya.
Mario Chacón León berasal dari Kosta Rika dan memegang gelar Master dalam Pengelolaan Hutan Tropis dan
Konservasi Keanekaragaman Hayati. Dia pernah bekerja sebagai staf peneliti pada CATIE (Pusat Penelitian
dan Pendidikan Tinggi Pertanian Tropis) mengenai topik-topik yang terkait dengan hutan, agro-kehutanan,
dan layanan ekosistem. Dari tahun 2008 hingga 2009, ia bergabung dengan Prakarsa Perubahan Iklim (the
Climate Change Initiative) di Conservation International sebagai pengelola pelatihan. Mario saat ini menjadi
konsultan yang bekerja dengan LSM lokal di Amerika Tengah dan Latin untuk pelatihan perubahan iklim
dan pengelolaan area terlindung.
Patricia Fredericks saat ini adalah Kepala Pusat Pembelajaran Pemuda di the Bina Hill Institute, Rupununi
Utara, Region 9, Guyana. Sebelum ini, dia bekerja selama beberapa tahun sebagai Koordinator Pengembangan
Kapasitas dan Kesadaran, Conservation International Guyana, dan belakangan sebagai Asisten Teknis di The
Guyana Marine Turtle Conservation Society.
Curtis Bernard menjadi staf CI Guyana pada tahun 2001 dan sekarang menjabat sebagai Manajer Teknis. Selama
tahun-tahunnya bersama organisasi tersebut, Curtis telah menjadi salah satu pemimpin dalam bidang perencanaan
dan pelaksanaan kerja CI Guyana yang terkait dengan kawasan konservasidan masyarakat adat. Dia memiliki latar
belakang pendidikan biologi dan telah bekerja di bidang Sistem Informasi Geografi selama 14 tahun.
Regina Harlig adalah perancang grafik dan mantan relawan Peace Corps yang bertugas di Guyana dari tahun
2008 hingga 2010. Dia menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja dengan CI Guyana. Regina memiliki
gelar di bidang Studi Seni Grafika dan Kebijakan.
iv
Daftar Isi
Daftar Gambar vii
Daftar Akronim viii
Ucapan Terima Kasih ix
Kata Pengantar x
Pendahuluan 1
v
Daftar Gambar
Sesi 1
Gambar 1. Bagian-Bagian Utama Bumi 4
Gambar 2. Komponen-Komponen Iklim 6
Gambar 3. Suhu Rata-Rata Global 8
Gambar 4. Tinggi Air Laut Rata-Rata Global 9
Gambar 5. Tinggi Air Laut yang Naik 9
Gambar 6. Dampak-Dampak Perubahan Iklim 10
Sesi 2
Gambar 7. Efek Rumah Kaca 14
Gambar 8. Pengaruh Manusia terhadap Efek Rumah Kaca 14
Gambar 9. Daur Karbon 16
Gambar 10. Daur Karbon Alami 17
Gambar 11. Pengaruh Manusia terhadap Daur Karbon 17
Gambar 12. Penyimpanan Karbon 18
Gambar 13. Proses Industri dan Perubahan Penggunaan Lahan Menyebabkan
Emisi CO2 dan Mengurangi Penyimpanan Karbon 18
Gambar 14. Pentingnya Hutan bagi Perubahan Iklim 19
Sesi 3
Gambar 15. Kerangka Waktu Penting Aksi di UNFCCC 24
Gambar 16. Aksi Penanggulangan di Berbagai Segi Kehidupan Sehari-hari 27
Sesi 4
Gambar 17. Ekosistem Bersama 33
Gambar 18. Kesepakatan PES Dasar 35
Gambar 19. Kesepakatan PES antara Sebuah Kota dan Para Pemilik Hutan 36
Sesi 5
Gambar 20. Kerangka Waktu untuk Pengembangan Gagasan REDD+ 39
Gambar 21. Penyimpanan Karbon 40
Gambar 22. Bagaimana Cara Kerja Kegiatan REDD+ 42
Gambar 23. Mengukur Jumlah Karbon dalam Hutan 43
Gambar 24. Contoh Transaksi Kredit Karbon 45
vi
Daftar Istilah
AOSIS Alliance of Small Island States (Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil)
UNPFII United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (Forum Tetap PBB
tentang Masalah adat)
vii
Ucapan Terima Kasih
Penulisan, pengujian, dan penyusunan dokumen ini merupakan hasil upaya kolaborasiantara
Conservation International Guyana (CI-Guyana), the Indigenous and Traditional Peoples Program and
the Climate Change Initiative pada Conservation Internasional (CI), serta the Iwokrama International
Centre for Rain Forest Conservation and Development di Guyana. Selain tim penulis, beberapa
orang memberikan sumbangan berharga yang menjadikan dokumen ini dan komponen pelatihan
lainnya terwujud. Dr. David Singh dari CI-Guyana dan Vanessa Benn dari Iwokrama memberikan
nasihat, umpan balik, dan komentar tentang isi. Olaf Zerbock dari The Climate Change Initiative CI
bertugas sebagai penasihat teknis bagi tim, dan Hannah Campbell dari The indigenous and Traditional
Peoples Program CI menjadi penasihat kebijakan perubahan iklim. Keduanya menyediakan masukan,
komentar, dan ulasan.
Yang terpenting, dokumen ini dan alat pelatihan lainnya telah mendorong adanya ulasan dan umpan
balik oleh para peserta dalam sebuah lokakarya percontohan yang diadakan di the Bina Hill Institute,
Annai, Guyana pada bulan November 2009, yang disponsori oleh Iwokrama sebagai bagian dari sebuah
proyek untuk membangun kapasitas guna mendukung prakarsa pengurangan emisi dari penggundulan
dan degradasi hutan (REDD+) di Guyana. Lokakarya itu menguji kandungan teknis manual dan Kursus
Pelatihan untuk Pelatih yang terkait. Para peserta memberikan umpan balik, komentar, dan anjuran
guna memperbaiki kursus dan manual. Bantuan peserta tak terkira nilainya dalam memperbaiki
produk akhir sebagai alat untuk digunakan oleh masyarakat. Sumbangsih mereka kami terima dengan
rasa syukur yang mendalam. Lokakarya tersebut melibatkan anggota masyarakat Kawasan 8 dan 9;
wakil-wakil dewan distrik, organisasi pembela Amerindian, dan badan pemerintah; serta staf lapangan
dari lembaga swadaya masyarakat. Nama dan afiliasi peserta tercantum di bawah ini:
Kawasan 9
Anthony Shushu Konashen
Patrick Gomes, Toshao–Maruranau South Rupununi District Council
Nicholas Fredericks South Central Rupununi District Council
Anthony Andries North Rupununi District Development Board - Annai
Rebecca Xavier North Rupununi District Development Board - Wowetta
Rochelle Dookram North Rupununi District Development Board - Aranaputa
Michael Williams, Toshao–Annai North Rupununi District Development Board - Annai
Kawasan 8
Norselyn Banfus Paramakatoi
Jansy Gomes Kato
Deoram Peters, Toshao Itabac
Paul Samuel Kurukubaru
viii
Kata Pengantar
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hutan tropika terluas ketiga. Sangat disayangkan
Indonesia juga masuk kategori yang memiliki laju deforestasi yang tinggi, sehingga menjadi prioritas
dunia untuk membantu dalam pengelolaan hutannya. Hutan sebagai gudang karbon dan gudang jasa
harus dilestarikan. Sebagai gudang jasa, hutan di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa karena
tingginya keanekaragaman hayati, penyaring air bersih, penghambat erosi dan banjir, penyeimbang iklim
dan sumber mata pencaharian penduduk di sekitarnya. Tidaklah mengherankan dunia berkeinginan
membantu Indonesia mewujudkan tata pengelolaan hutan yang baik.
Skema REDD+ merupakan salah satu kegiatan yang berpotensi untuk mewujudkan dua tujuan dunia
sekaligus yaitu mengurangi emisi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan hutan tropis. Banyak
negara tropis menyambut positif karena selama ini melakukan perlindungan hutan merupakan
beban bagi negara atau “cost center”, namun melalui skema ini negara berhutan tropis berpotensi
menerima insentif yang dapat digunakan untuk mewujudkan pengelolaan hutan berkelanjutan dengan
mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosialnya.
Melaksanakan REDD+ memerlukan waktu persiapanyang tidak pendek. Prinsip yang diutamakan adalah
transparansi dan safeguard terhadap keikutsertaan masyarakat adat dan masyarakat lokal, pemerintahan
yang baik dan integritas lingkungan. Oleh karena itu prinsip tadi menjadi pertimbangan utama
dunia sebagai indikator apakah pelaksanaan REDD+ itu berhasil. Indonesia juga merupakan gudang
etnik dunia dengan lebih dari 500an suku, yang sering terpinggirkan jika hutan akan dikembangkan.
Pemerintahan yang sarat birokrasi dan pengelolaan lingkungan yang carut marut menjadi tantangan
terbesar sebelum melaksanakan skema ini. UNFCCC mensyaratkan adanya masa persiapan (Readiness
Phase) sebelum mengimplementasikan REDD+. Salah satu komponen utama dalam persiapan adalah
peningkatan kapasitas untuk menjamin partisipasi yang optimal semua pemangku kepentingan
termasuk masyarakat adat.
Conservation International di berbagai negara telah melakukan ujicoba persiapan REDD+ ini. Hasil
pembelajaran itu dibukukan dan didisain untuk disampaikan kepada pemangku kepentingan dimana
CI bekerja termasuk di Indonesia. Bahan pembelajaran termasuk “Manual”, poster dan kosakata penting
disusun dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami sebagai bahan utama serial pelatihan untuk
masa mendatang. Banyaknya ilustrasi yang sederhana menjadi keunggulan utama dari dokumen ini
untuk disampaikan ke semua tingkatan pemangku kepentingan. Dokumen ini memberikan inforamsi
kepada kita tentang iklim, peran hutan, REDD+ dan proses negosiasi dunia dalam upaya menstabilisasi
emisi Gas Rumah Kaca. Dokumen pembelajaran ini juga memuat tentang bagaimana melakukan
pelatihan, sehingga merupakan dokemen untuk mekanisme “Build and Transfer”.
Akhirnya, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada CI atas upaya mereka dalam menciptakan
alat untuk menyebarkan pembelajaran ini kepada khalayak umum. Saya meyakini upaya ini akan
memberikan kontribusi besar terhadap upaya dunia mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, khususnya di
Indonesia.
Jatna Supriatna
Advisory Board member CI Indonesia dan Kepala Pusat Perubahan Iklim
Universitas Indonesia
ix
x
Pendahuluan
Sembari para pembuat kebijakan dan pemerintah terus melangkah maju dalam pengambilan tindakan
untuk menghentikan perubahan iklim global dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang
sedang berlangsung, memberi tahu masyarakat setempat tentang masalah-masalah yang sedang dibahas
secara global dan nasional merupakan hal yang sangat penting. Membangun landasan pengetahuan
yang baik tentang penyebab perubahan iklim, bagaimana pemerintah dunia tengah bekerja untuk
mencapai solusi, dan tindakan-tindakan yang diusulkan untuk mengurangi perubahan iklim dan
dampaknya merupakan hal yang sangat penting bagi para pemangku kepentingan setempat. Dengan
pengetahuan ini, penduduk pribumi dan masyarakat setempat, serta pemangku kepentingan setempat
lainnya, akan memiliki alat dan informasi yang diperlukan untuk berperan serta secara penuh dan
efektif dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan perencanaan dan tindakan perubahan
iklim, dengan membawa pengetahuan tradisional, pengalaman dan prioritas mereka sendiri ke dalam
pembahasan tersebut.
Menyampaikan informasi ke masyarakat setempat yang sering kali berada di daerah terpencil merupakan
suatu tantangan. Organisasi setempat berada dalam posisi lebih baik untuk mengantarkan informasi
dan pelatihan kepada masyarakat setempat, namun mereka juga membutuhkan alat yang tepat bagi
khalayak masyarakat dan keterampilan dalam hal desain dan penyampaian pelatihan. Manual ini adalah
bagian dari kolaborasi antara Conservation International dan mitra-mitra lokal. Sasarannya adalah
membangun suatu sumber daya pelatih dan alat pelatihan lokal yang dapat membantu memperluas
pembelajaran kepada masyarakat setempat, dengan membawa informasi utama yang disajikan dengan
cara-cara yang mengena bagi masyarakat pembelajar. Pelatih lokal yang terampil dapat membantu
menyampaikan informasi esensial tentang perubahan iklim dan REDD+ kepada masyarakat setempat
secara lebih cepat dan lebih siap untuk kegiatan pelatihan lanjutan. Langkah pertama adalah kursus
Pelatihan untuk Pelatih (ToT), di mana peserta mempelajari cara mengadakan, merancang, dan
melaksanakan lokakarya pelatihan yang berhasil serta cara menyajikan informasi tentang dasar-dasar
sains, kebijakan, dan tindakan perubahan iklim. Kemudian, para pelatih diberikan seperangkat alat dan
bahan, yang mencakup manual peserta ini, untuk membantu mereka menyampaikan pelatihan kepada
masyarakat setempat atau pemangku kepentingan setempat lainnya.
Manual ini menyajikan informasi dasar tentang proses alami yang memengaruhi iklim; alasan penyebab
perubahan iklim; sebagian dampak perubahan iklim yang sudah terjadi; dan cara pemerintah-
pemerintah dunia bekerja memecahkan masalah yang disebabkan oleh perubahan iklim di masa kini
dan masa yang akan datang. Karena ekosistem dan hutan yang sehat sangat penting dalam membantu
mempertahankan proses alami yang memengaruhi iklim, manual ini membahas bagaimana hutan,
dan cara-cara penggunaan hutan, dapat berdampak pada perubahan iklim. Manual juga membahas
bagaimana cara-cara baru dalam penilaian ekosistem hutan dapat mendukung konservasi dan
penggunaan berkelanjutan yang oleh karenanya membantu negara-negara dan masyarakat dalam
mengembangkan, mengurangi perubahan iklim, serta melakukan penyesuaian terhadap efek-efeknya.
Akhirnya, disajikan informasi mengenai REDD+, suatu tindakan penting dalam mengurangi perubahan
iklim yang saat ini tengah dibahas pada pertemuan iklim internasional dan diuji di banyak negara
berhutan.
Informasi ini disajikan pertama kali pada lokakarya Pelatihan untuk Pelatih percontohan di Guyana pada
bulan November 2009 yang melakukan pengujian terhadap kursus dan bahan yang dirancang untuk
mengajar anggota organisasi, badan dan masyarakat setempat menjadi pelatih komunitas. Lokakarya
percontohan tersebut disponsori oleh the Iwokrama International Centre for Rain Forest Conservation
and Development serta Conservation International Guyana. Staf program global Conservation
International menyediakan kepakaran dalam bidang desain, penyampaian dan pengembangan bahan
pelatihan. Kolaborasi ini mengikutsertakan para peserta lokakarya, di mana umpan balik dan peran
serta mereka memungkinkan dilakukannya pengujian terhadap kursus dan bahan pada situasi kerja
1
sebenarnya dengan wawasan dari masyarakat, penduduk pribumi, organisasi setempat, dan badan
pemerintah.
Manual ini dimaksudkan untuk membantu memperluas penyampaian kursus pelatihan kepada
masyarakat setempat, dan, bersama Kursus Pelatihan untuk Pelatih dan kit alat, akan menyediakan
informasi yang diperlukan bagi penduduk pribumi, masyarakat setempat, serta badan dan organisasi
setempat untuk berperan serta sepenuhnya dalam perencanaan dan tindakan perubahan iklim di
negara dan masyarakat mereka masing-masing.
Sesi 1. Memahami Dasar-Dasar Iklim dan Perubahan Iklim
CI/John Martin
TUJUAN PEMBELAJARAN
Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: • Memahami alasan mengapa kita harus mem-
• Menjelaskan konsep iklim dan cuaca pedulikan perubahan iklim
• Memahami arti perubahan iklim dan penyebab • Menjelaskan tanda-tanda perubahan iklim
iklim berubah • Menjelaskan dampak-dampak perubahan iklim
4
• Atmosfer atau udara tersusun dari gas tidak terlihat seperti nitrogen; oksigen, yang dihirup manusia,
tumbuhan, dan binatang; karbon dioksida, yang diserap tumbuhan dan pohon sebagai bagian dari
proses tumbuh; dan gas-gas lainnya. Atmosfer dimulai dari permukaan bumi sampai ke angkasa
luar dengan banyak lapisan. Sebagian besar proses yang memengaruhi iklim bumi terjadi di lapisan
atmosfer terendah, yang dimulai pada permukaan bumi sampai sekitar 10 mil atau 16 kilometer ke
ruang angkasa. Lapisan atmosfer ini mengandung udara yang kita hirup.
Cara bumi tersusun dan cara berbagai macam bagiannya bekerja bersama menjadikan adanya
kehidupan di bumi. Kondisi di atmosfer memengaruhi permukaan bumi dan daratan sedangkan air
bumi memengaruhi atmosfer. Proses alami seperti fotosintesis—saat tanaman menyerap cahaya dan
panas dari matahari serta karbon dioksida dari udara, dan melepaskan oksigen—membuat tanaman
tumbuh dan menjaga udara kita tetap bersih. Iklim bumi adalah hasil dari proses alami yaitu—bagaimana
daratan, air, dan udara bekerja bersama.
Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup inte- Angin dan Awan
raksi antara udara, air, dan permukaan daratan. Cara udara bergerak
melalui atmosfer dan cara air bergerak melalui samudra juga dapat
memengaruhi suhu dan curah hujan.
5
Gambar di bawah menunjukkan bagaimana komponen-komponen iklim saling mempengaruhi:
Energi Surya
Angin
Curahan
Arus Samudra
Parábolas O.L.
Gambar 2. Komponen-Komponen Iklim
Sebagian proses yang memengaruhi iklim, seperti letusan gunung berapi dan perubahan dalam jumlah
energi matahari yang memasuki bumi merupakan proses alami. Pengaruh lainnya disebabkan oleh
kegiatan manusia. Proses alami utama yang memengaruhi iklim adalah:
Energi Matahari
Iklim dapat berubah jika ada perubahan dalam jumlah energi surya yang sampai ke bumi. Hal ini dapat
membuat bumi terasa lebih hangat atau lebih dingin.
Gas di Atmosfer
Sebagian gas berpengaruh kuat terhadap iklim. Gas-gas ini menangkap panas di atmosfer bumi.
Walaupun menjadi bagian utama atmosfer, jumlah gas-gas ini mengalami kenaikan selama 150 tahun
terakhir. Kenaikan jumlah gas-gas di atmosfer inilah yang paling bertanggung jawab atas pemanasan
global dan perubahan iklim. Kegiatan manusia bertanggung jawab atas sebagian besar kenaikan jumlah
gas ini. Baik proses alami maupun kegiatan manusia yang memengaruhi perubahan iklim dibahas pada
sesi berikutnya.
Arus Laut
Air laut selalu bergerak. Pergerakan ini disebut dengan arus laut. Angin menggerakkan air di atas
permukaan laut dengan pola teratur. Air juga bergerak naik dari bagian lautan yang lebih dingin dan
dalam ke permukaan yang lebih hangat. Pergerakan air laut juga menghantarkan panas ke seluruh dunia
sehingga arus laut berdampak besar pada perubahan iklim.
6
Saat pergerakan normal air laut terganggu, curah hujan atau kemarau ekstrem dapat terjadi. El Niño
adalah sebuah contoh dampak perubahan cara pergerakan air laut.
Salju dan Es
Karena warna cerahnya, salju dan es berkemampuan memantulkan energi surya kembali keluar atmosfer.
Saat salju dan es meleleh karena iklim bumi menghangat, makin sedikit energi yang dipantulkan dan ini
menyebabkan pemanasan lebih tinggi.
Suhu rata-rata bumi secara perlahan mengalami peningkatan selama 100 tahun terakhir. Istilah
‘pemanasan global’ sering digunakan saat membahas perubahan iklim. Hal itu berarti bahwa suhu
rata-rata atmosfer bumi semakin tinggi. Ingatlah bahwa dengan ‘rata-rata’ berarti para ilmuwan melihat
pada perubahan suhu di seluruh permukaan planet. Di sebagian tempat, suhu makin hangat, sedangkan
di tempat lainnya mungkin suhu sebenarnya makin dingin, namun secara keseluruhan, bumi semakin
hangat. Penting untuk diingat bahwa perubahan iklim tidak berlangsung dengan cara yang sama di
setiap tempat.
Kita mengetahui bahwa iklim tengah berubah karena ilmuwan mengamati dan mengukur perubahan
dalam pola cuaca dan orang-orang di seluruh dunia merasakan perubahan ini. Perubahan juga
berlangsung lebih cepat dari masa lalu. Tanda-tanda utama perubahan iklim global adalah:
7
Meningkatnya suhu global
• Pemanasan global—suhu global Gambar 3. Suhu Rata-Rata Global
rata-rata telah mengalami kenai- 14.6
13.6
Perubahan curah hujan
• Telah terjadi perubahan curah hu- 13.4
jan di seluruh dunia akibat peruba- 13.2
han suhu permukaan samudra dan 1865 1885 1905 1925 1945 1965 1985 2005
area daratan. Tahun
Year
Es gletser pegunungan di Gunung Kilimanjaro ini hampir lenyap. Gletser ini berusia lebih dari 12.000
tahun, namun menurut para ilmuwan dapat hilang pada tahun 2020.4
8
Perubahan Tinggi
Gambar 5. Tinggi Air Laut yang Naik
Permukaan Air Laut Dunia
Parábolas O.L.
i
an Hayat Per
ragam sed
iaa
a nA
nek ir
a
e
nK
07
da
20
CO
an
DE
CE
Hut
.
la s O.L
Paráb o
07
20
CO
DE
CE
PERUBAHAN
P e ke r j a a n d a n
IKLIM
MEMPENGARUHI
anan
SEMUA BAGIAN
KEHIDUPAN
n M ak
diaa
Pe m
O.L .
rse
Parábola s
b an
Pe
gu
na
CED
EC O
n
20 0
7
Kesehatan
Gambar 6. Dampak-Dampak Perubahan Iklim
10
HAL-HAL PENTING:
• Bumi adalah planet yang dibentuk oleh batuan, mineral, tanah, air, gas, dan or-
ganisme hidup.
• Iklim adalah proses rumit yang ditentukan dari cara matahari, atmosfer, daratan,
air, dan angin bekerja bersama.
• Kegiatan manusia juga dapat memengaruhi iklim.
• Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia selama
masa yang panjang. Suhu rata-rata bumi menjadi lebih hangat.
• Iklim berubah lebih cepat dari masa lalu. Perubahan iklim tidak berlangsung
dengan cara yang sama di setiap tempat.
• Ilmuwan sedang mengamati dan mengukur perubahan iklim dan saat ini orang-
orang sedang mengalami efek perubahan iklim .
• Perubahan iklim memengaruhi semua bagian kehidupan.
11
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Atmosfer: campuran gas yang menye- Arus laut: gerakan air permukaan laut.
limuti bumi—atmosfer dimulai dari per- Air utamanya digerakkan oleh angin
mukaan bumi sampai ke angkasa luar dengan pola teratur yang biasanya te-
dengan banyak lapisan. Sebagian be- tap sama.
sar proses yang memengaruhi hidup di
bumi terjadi di lapisan atmosfer teren- Fotosintesis: proses alami saat tana-
dah—yang terdekat dengan permukaan man menyerap cahaya dan panas dari
bumi matahari serta karbon dioksida dari
udara, dan melepaskan oksigen untuk
Iklim: digambarkan sebagai “cuaca ra- membuat tanaman tumbuh dan men-
ta-rata” atau kondisi cuaca yang terjadi jaga udara kita tetap bersih.
selama periode waktu yang panjang
Curahan: hujan, salju, atau butiran (es)
Perubahan iklim: perubahan pola yang terbentuk dari kelembaban di at-
cuaca normal di seluruh dunia selama mosfer dan jatuh ke tanah
periode waktu yang panjang
Tinggi air laut: tinggi permukaan samu-
Kutub bumi: area di bagian terjauh dra
di utara dan selatan bumi. Daerah ini
juga disebut ‘kawasan kutub’. Letusan gunung berapi: gunung berapi
adalah gunung yang terbentuk di celah-
Penguapan: proses yang di dalam- celah permukaan bumi oleh batuan cair
nya air dipanaskan dan berubah dari yang naik ke permukaan, mengalir ke-
cairan menjadi gas. Matahari me- luar, dan mengeras. Saat gunung berapi
manaskan air di danau, sungai, atau meletus, batuan cair yang disebut den-
lautan,mengubahnya menjadi gas yang gan lava, mengalir keluar gunung bersa-
disebut dengan uap air. ma abu dan gas yang naik ke atmosfer.
Gletser: Lapisan es pada daratan atau Cuaca: suhu, curah hujan, atau badai di
pegunungan di tempat yang sangat tempat tertentu pada hari tertentu atau
dingin. Kadang-kadang gletser meluas selama periode yang sangat singkat, mi-
ke samudra. salnya satu musim
Pemanasan global: kenaikan suhu ra-
ta-rata atmosfer bumi
Sesi 2. MEMAHAMI PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM
CI/Russ Mittermeier
TUJUAN PEMBELAJARAN
Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu:
• Memahami dan menjelaskan efek gas rumah • Memahami daur karbon
kaca dan mengenali gas rumah kaca utama • Memahami bagaimana cara pemanafaatan
• Menjelaskan peran kegiatan manusia yang daratan dan hutan kita dapat berdampak terha-
menyebabkan perubahan iklim dap perubahan iklim
Session 2
Untuk lebih memahami penyebab perubahan iklim, mengetahui sesuatu tentang gas di atmosfer dan
memahami proses alami yang bekerja untuk menjaga suhu bumi pada tingkat yang tepat menjadi
penting. Gas-gas yang membantu mengatur suhu bumi disebut dengan ‘Gas Rumah Kaca’.
13
Efek rumah kaca adalah
proses alami bagaimana at-
mosfer menjaga agar bumi
tetap hangat. Atmosfer di-
bentuk dari lapisan gas tak
terlihat. Tanpa gas-gas itu
di atmosfer untuk menahan
kehangatan matahari, bumi
akan menjadi planet beku
dan tidak ada kehidupan
yang dapat bertahan. Efek
rumah kaca adalah sebuah
proses alami. Baik gas ru-
Parábolas O.L.
mah kaca maupun efek ru-
mah kaca baik untuk bumi.
Gas rumah kaca yang dimi-
liki dalam jumlah yang tepat Gambar 7. Efek Rumah Kaca
memungkinkan bumi berada Gas rumah kaca yang menyusun atmosfer memiliki kemampuan
pada suhu yang tepat untuk menahan energi surya (kehangatan dari matahari) dan menjaga bumi
mendukung kehidupan. Na- cukup hangat yang memungkinkan kehidupan.
mun, saat kegiatan manusia
mengganggu proses alami ini
dengan menambahkan gas
rumah kaca yang berlebihan
ke atmosfer akan menyebab-
kan lebih banyak panas yang
terjebak dan bumi menjadi
makin hangat.
Hal inilah yang sedang berlangsung di bumi saat ini. Karena makin banyak gas yang berada di atmosfer,
gas ini bertindak seperti selimut dan menahan panas terlalu banyak di bumi. Hal ini membuat bumi
makin hangat.
14
Apakah itu Gas Rumah
Kaca? APAKAH ITU CO2?
Sebagian gas di atmosfer mampu
mengambil atau menyerap panas CO2 adalah hasil penggabungan karbon (C) den-
dari matahari dan bumi serta men- gan oksigen (O). Penggabungan itu mengambil 1
jaganya di bagian atmosfer rendah bagian karbon dan 2 bagian oksigen untuk mem-
yang terdekat dengan bumi. bentuk gas CO2.
Ada banyak gas rumah kaca di at-
mosfer. Sebagian yang penting men-
cakup:
1. Metana (CH4): Gas ini berasal
dari kotoran binatang dan tanah C merah merujuk ke karbon yang tersim-
rawa, serta kegiatan manusia se- pan dalam pohon, tumbuhan, binatang,
perti bercocok tanam padi dan bahan bakar.
2. Nitrogen oksida (N2O): gas ini
berasal dari pupuk dan juga dari Lambang ini merujuk kepada gas
tanaman yang terbakar karbon dioksida.
Namun, gas rumah kaca yang ter- Panah merah mewakili
penting adalah karbon dioksida CO2 yang dilepaskan. Pa-
(CO2). Gas ini dihasilkan saat zat
nah hijau mewakili CO2
karbon bergabung dengan oksigen
di udara. Kenaikan CO2 di atmosfer yang diserap, dan karbon
adalah penyebab terbesar peruba- yang disimpan.
han iklim, sehingga penting bagi kita
untuk lebih memahami bagaimana Kaca pembesar menunjukkan
CO2 terbentuk dari karbon; caranya karbon yang tersimpan.
bersenyawa di alam; dan bagaimana
kegiatan manusia mempengaruhi
proses alami ini.
Benda mati, seperti batu dan mineral Benda hidup, seperti binatang, tumbuhan,
© Robin Moore
15
Karbon dioksida berasal dari perubahan zat karbon menjadi gas. Misalnya, saat pohon dibakar, karbon
di dalam pohon bergabung dengan oksigen di udara saat terbakar dan menjadi gas yang disebut dengan
karbon dioksida atau CO2 (Anda dapat melihat asap yang membawa CO2 ke udara) atau saat bensin
dibakar untuk menjalankan mesin kendaraan atau kapal, karbon di dalam bensin bergabung dengan
oksigen di udara dan menjadi gas CO2 (Anda dapat melihat gas buang yang keluar dari mesin yang
membawa CO2 ke udara).
• CO2 sangat penting dalam proses alami fotosintesis di bumi—yang menyediakan karbon yang
diperlukan bagi tanaman untuk tumbuh dan oksigen bagi udara.
• CO2 dihasilkan secara alami saat tumbuhan atau binatang mati dan membusuk, dan juga dihasilkan
dari kegiatan manusia seperti membakar kayu dan menjalankan kendaraan.
• CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan manusia merupakan penyebab utama perubahan iklim.
Jenis area yang berbeda menyebabkan jumlah penyimpanan karbon berbeda pula. Hutan yang memiliki
banyak pohon dapat menyimpan karbon dalam jumlah besar, sedangkan padang rumput atau pertanian
menyimpan karbon lebih sedikit.
arus karbon
arus karbon
Proses alami karbon yang bergerak atau mengalir di antara berbagai tempat yang berbeda di mana
karbon tersebut digunakan dan disimpan (tampungan) dinamakan daur karbon.
16
Bagaimana cara
kerja Daur Karbon?
Karbon terus-menerus di-
serap dari karbon dioksida
di udara, disimpan dalam
pohon, tumbuhan atau ma-
hluk hidup lainnya, kemu-
dian digunakan dan dilepas-
kan kembali sebagai karbon
dioksida ke atmosfer di mana
ia menjadi bagian dari efek
gas rumah kaca.
Tumbuhan menggunakan
energi surya dari matahari,
Parábolas O.L.
air, zat hara dan karbon un-
tuk tumbuh. Saat ditanam,
pohon mengambil karbon
dari udara agar daun, akar,
Gambar 10. Daur Karbon Alami
batang, bunga, dan buahnya
Karbon mengalir keluar-masuk atmosfer melalui proses alami dan
dapat tumbuh. Tumbuhan
tersimpan dalam penampungan.
dan pohon menyimpan kar-
bon dan mengembalikan
CO2 dan oksigen ke udara
melalui respirasi (seperti
pernapasan). Saat tumbuhan
dan binatang mati, karbon
yang disimpan dalam tubuh-
nya dikembalikan ke tanah
dan udara. Jadi, karbon te-
rus-menerus bergerak atau
mengalir di dalam daur kar-
bon dengan berbagai cara.
Bagian 3.
Bagaimanakah
Parábolas O.L.
kegiatan manusia
menyebabkan
perubahan iklim? Gambar 11. Dampak Manusia terhadap Daur Karbon
Alasan utama iklim berubah
Kegiatan manusia dapat menghasilkan CO2 lebih banyak di atmosfer
adalah bahwa kegiatan ma-
(industri dan pembakaran) dan juga dapat mengurangi jumlah CO2
nusia mengganggu proses
yang diserap dari udara dan disimpan (penanaman pohon ). Ha ini
dan siklus bumi yang men-
dapat mengganggu proses daur karbon alami.
gontrol iklim bumi, seperti
efek rumah kaca dan daur karbon. Semakin banyak emisi CO2 dari kegiatan manusia yang mengubah
keseimbangan proses alami bumi—menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Hampir setiap kegiatan kita melepaskan sebagian CO2 ke udara, namun sebagian kegiatan
melepaskannya dalam jumlah yang besar, seperti menggunakan bahan bakar fosil melalui industri,
17
penggunaan kendaraan, serta penggundulan
dan kebakaran hutan:
Bahan bakar fosil adalah istilah untuk
Membakar bahan bakar fosil (minyak bumi,
bahan bakar yang terbentuk di dalam
gas alam) bumi selama waktu yang panjang dari
tumbuhan dan organisme lainnya yang
Kendaraan dan industri, seperti pertamban- membusuk. Contohnya adalah minyak,
gan atau manufaktur, menggunakan bahan batubara, dan gas alam.
bakar fosil. Tenaga listrik sering dihasilkan
dengan membakar bahan bakar fosil se-
perti batubara atau gas alam. Bahan-ba-
Area with trees,
han bakar ini mengandung jumlah kar- high carbon content
bon yang tinggi. Saat mobil atau mesin reservoir
Area with no trees,
menggunakan bensin atau solar, karbon low carbon content
reservoir
dalam bahan bakar berubah menjadi
karbon dioksida yang dilepaskan ke at-
mosfer.
Penggundulan dan
kebakaran hutan
Menebang atau membakar pohon un-
©CI/Russ Mittermeier
Mario Chacón León
CI/John Martin
Gambar 13. Proses Industri dan Perubahan Penggunaan Lahan Menyebabkan Emisi CO2 dan
Mengurangi Penyimpanan Karbon
18
Mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang digunakan dalam industri dan kendaraan serta menghentikan
penggundulan akan mengurangi jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer. Menanam pohon
atau menghutankan kembali area yang telah ditebang atau dibersihkan akan menambahkan pohon
baru untuk menyerap karbon dari udara dan menyimpannya selain untuk pertumbuhan, sehingga
meningkatkan jumlah karbon yang dikeluarkan dari atmosfer. Maka, kegiatan-kegiatan ini dapat
membantu memulihkan keseimbangan proses alami bumi dan menghentikan perubahan iklim.
Revolusi Industri disebut sebagai titik balik dalam sejarah manusia. Revolusi
itu dimulai di akhir tahun 1700-an dengan penemuan mesin yang mulai meng-
gantikan tenaga kerja manual manusia. Di pertengahan tahun 1800-an, penggu-
naan mesin meningkat dengan cepat. Mesin-mesin ini digerakkan oleh batubara
dan bahan bakar fosil lainnya. Walau membawa banyak manfaat bagi kehidupan
sehari-hari manusia, Revolusi Industri juga menandai perubahan pada dampak
kegiatan manusia. Sekarang, produksi massal dengan penggunaan bahan bakar
fosil yang meningkat mulai menyebabkan lebih banyak gas rumah kaca terlepas
ke atmosfer. Ini makin bertambah saat listrik dan kendaraan diciptakan dan di-
produksi serta digunakan secara luas. Teknologi harus digunakan dengan cara
yang berkelanjutan guna menghindari meningkatnya efek perubahan iklim.
Namun, hutan juga dapat menjadi salah satu sumber emisi CO2 terbesar. Karena hutan dan tumbuhan
lainnya juga menyerap CO2 keluar dari atmosfer, peran ganda ini membuat hutan menjadi makin
penting. Studi ilmiah mengatakan bahwa antara 12-17% dari semua CO2 yang dikirim ke atmosfer oleh
kegiatan manusia berasal dari perusakan hutan.1
Saat pohon ditebang atau dibakar, karbon Namun, jika kita menanam pohon dan me-
dioksida dilepas ke udara. Hal ini juga be- lindungi hutan, maka kita dapat mengurangi
rarti makin sedikit pohon yang tersedia untuk dampak perubahan iklim dengan menjaga
menyimpan karbon dan menyerap CO2 dari karbon di hutan dan menanam pohon baru
udara untuk tumbuh dan berkembang. yang menyerap CO2 dari atmosfer.
19
Sesi pelatihan berikut membahas lebih jauh cara ekosistem hutan yang sehat dapat membantu
memecahkan masalah perubahan iklim. Menggunakan dan mengelola hutan dengan bijak bukan
hanya solusi untuk menghentikan perubahan iklim. Di seluruh dunia, khususnya di negara-negara
yang banyak industri dan kendaraan, manusia harus menemukan cara-cara baru membuat barang,
energi, dan transportasi yang menghasilkan lebih sedikit CO2.
HAL-HAL PENTING:
• Gas rumah kaca dan efek rumah kaca keduanya merupakan bagian proses
alami yang mendukung kehidupan di bumi.
• Karbon ditemukan di semua benda. Pada saat dilepaskan ke udara melalui
pembakaran bahan bakar atau pohon, atau dengan pembusukan tumbuhan,
karbon bergabung dengan oksigen mebentuk gas CO2.
• CO2 adalah gas rumah kaca terpenting. Pada saat terdapat CO2 yang berlebihan
di atmosfer, bumi menjadi makin hangat dan iklim berubah.
• Karbon mengalir keluar-masuk atmosfer dan disimpan dalam tampungan sep-
erti hutan dan samudra dalam daur karbon alami.
• Kegiatan manusia dapat mengganggu daur karbon alami dan menyebabkan
perubahan iklim dengan menambahkan CO2 yang berlebihan ke atmosfer.
• Mengelola hutan dengan bijak berperan ganda dalam menjaga daur karbon
dan efek rumah kaca untuk bekerja secara alami dengan mengurangi emisi CO2
dan meningkatkan CO2 yang ditarik keluar dari atmosfer dan disimpan sebagai
karbon.
20
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Karbon: salah satu unsur paling umum Bahan bakar fosil: bahan bakar yang
di alam semesta, ditemukan di semua dibentuk di dalam bumi selama waktu
mahluk hidup dan mati yang panjang dari tumbuhan dan orga-
nisme lainnya yang membusuk, seperti
Daur karbon: proses alami karbon yang minyak bumi atau batubara
bergerak atau mengalir di antara ber-
bagai tempat yang berbeda di mana ia Efek rumah kaca: nama untuk proses
digunakan dan disimpan (tampungan) cara atmosfer menjaga bumi tetap
hangat
Karbon dioksida (CO2): hasil pengga-
bungan karbon (C) dengan oksigen (O). Gas rumah kaca: gas yang membantu
Penggabungan ini mengambil 1 bagian mengatur suhu bumi
karbon dan 2 bagian oksigen untuk
membentuk gas CO2. Perubahan pemanfaatan lahan: peru-
bahan dalam cara pemanfaatan atau
Arus karbon: gerakan karbon keluar- pengelolaan suatu area, seperti men-
masuk atmosfer gubah hutan menjadi pertanian, per-
tanian menjadi padang gembala, atau
Tampungan karbon: tempat karbon di- mengembalikan padang gembala men-
simpan jadi hutan melalui penanaman pohon
Simpanan karbon: jumlah karbon da- kembali.
lam tampungan karbon pada waktu
tertentu
21
Sesi 3. Kebijakan dan Aksi Perubahan Iklim:
Berupaya Memecahkan Masalah Perubahan Iklim
Piotr Naskrecki
TUJUAN PEMBELAJARAN
Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: • Menguraikan makna mitigasi dan sebagian
• Memahami bagaimana negara bekerja bersa- cara untuk dapat memperlambat perubahan
ma untuk membuat kebijakan dan mengambil iklim
aksi mengenai perubahan iklim • Menguraikan makna adaptasi dan memahami
• Memahami beberapa cara kerja organisasi bagaimana sebagian masyarakat melakukan
lokal dalam hal perubahan iklim penyesuaian terhadap perubahan iklim
Di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, satu badan yang dinamakan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim (UNFCCC) bekerja mengatur negara-negara untuk merancang kebijakan perubahan
iklim. UNFCCC mengadakan pertemuan penyusunan kebijakan penting setiap tahunnya. Setiap negara
yang menjadi bagian UNFCCC mengirim delegasi atau wakil untuk berperan serta dalam pertemuan
kebijakan ini untuk merundingkan dan membuat keputusan tentang cara menghadapi perubahan iklim.
Lembaga swadaya masyarakat (LSM), pihak swasta, dan kelompok dengan kepentingan khusus, seperti
organisasi masyarakat adat, juga menghadiri pertemuan ini untuk mengajukan pendapat mereka dan
memengaruhi keputusan. Namun, hanya delegasi pemerintah yang membuat keputusan di UNFCCC.
Aksi paling penting yang sedang dilakukan UNFCCC pada saat ini adalah kebijakan membantu negara-
negara untuk menghentikan atau mengurangi perubahan iklim dan melakukan penyesuaian terhadap efek
perubahan iklim yang sedang berlangsung. Kebijakan ini menciptakan rencana, mendorong penelitian,
dan mendukung negara dengan uang dan teknologi untuk mengambil aksi dalam memecahkan masalah
yang datang bersama perubahan iklim.
22
UNFCCC menetapkan kerangka kerja keseluruhan bagi upaya antar pemerintah
untuk menangani tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Konvensi telah
diratifikasi (disetujui) oleh 192 negara sehingga hampir memiliki keanggotaan
universal. Menurut Konvensi, para pemerintah:
• mengumpulkan dan berbagi informasi tentang emisi gas rumah kaca, kebijakan
nasional, dan penerapan terbaik
• meluncurkan strategi nasional untuk menjawab permasalahan emisi gas
rumah kaca dan melakukan penyesuaian terhadap dampak yang diperkirakan,
mencakup penyediaan dukungan keuangan dan teknologi untuk negara
berkembang
• bekerja sama dalam mempersiapkan penyesuaian terhadap dampak perubahan
iklim seperti kenaikan tinggi air laut, kemarau, dan banjir.1
Konvensi diberlakukan pada tanggal 21 Maret 1994.
Kesepakatan terpenting yang dibuat oleh UNFCCC sejauh ini adalah apa yang disebut dengan Protokol
Kyoto. Dalam kesepakatan ini, negara-negara berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencari
cara baru menciptakan energi yang menghasilkan emisi CO2 lebih sedikit. Negara maju juga berjanji
mengalihkan teknologi dan dana ke negara berkembang untuk membantu mereka menghentikan
perubahan iklim dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang mereka lihat saat ini dan
mungkin akan mereka lihat di masa depan.
Negara-negara berjanji atau membuat komitmen untuk mengambil aksi ini dalam masa waktu tertentu.
Masa ini disebut dengan ‘masa komitmen’. Masa komitmen pertama Protokol Kyoto adalah tahun 2008
hingga 2012. Saat ini, negara-negara di dalam UNFCCC sedang bekerja merancang kebijakan atau
kesepakatan baru untuk masa komitmen berikutnya, setelah tahun 2012. Beberapa area penting yang
sedang dibahas mencakup:
• Pengurangan jumlah CO2 dan gas lainnya yang dilepaskan ke atmosfer
• Penghentian deforestasi
• Peningkatan pengelolaan dan konservasi hutan
• Perlindungan masyarakat dari peningkatan permukaan air laut
• Pembuatan rencana adaptasi nasional
• Pencarian metode untuk menyediakan ahli, teknologi, dan dana untuk membayar aksi-aksi ini.
23
2008: Masa 2012: Masa
1992: UNFCCC 1997: Protokol Komitmen Pertama Komitmen Pertama
terbentuk Kyoto diadopsi Kyoto dimulai Kyoto berakhir
24
Bagaimanakah para Pemerintah Nasional terlibat dalam kebijakan iklim
internasional?
Setiap negara menghadapi situasi lingkungan, sosial, dan ekonominya sendiri yang unik. Saat
berunding di UNFCCC mengenai perubahan iklim, para pemerintah harus mempertimbangkan
potensi dampaknya terhadap manusia, lingkungan, dan ekonomi. Dengan 192 pemerintah yang terlibat
dalam proses pengambilan keputusan, agar semua negara setujumerupakan sebuah tantangan. Dalam
UNFCCC, setiap negara harus setuju agar keputusan dapat disepakati.
Walaupun setiap negara memiliki pandangan dan prioritasnya sendiri, ada kelompok-kelompok negara
dengan kepentingan yang serupa dan kelompok-kelompok ini sering bekerja bersama guna mencapai
kesepakatan akhir yang terbaik bagi kepentingan mereka. Lihat kotak pada halaman 20.)
Negara-negara berkembang sering berbagi keprihatinan yang sama tentang dampak dan ancaman
perubahan iklim yang meningkat terhadap perekonomian mereka, serta kebutuhan untuk aksi mitigasi
nyata oleh negara maju dan dukungan untuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Sedangkan negara-
negara maju lebih sering mempedulikan dampak aksi mitigasi iklim pada ekonomi dan hubungan
dagang antar bangsa dan kemampuan memperoleh dan membagi pendanaan untuk adaptasi.
Dalam proses kebijakan iklim PBB, setiap negara berunding berdasarkan kebutuhannya. Agar berdampak
lebih besar, negara-negara akan berkerja dengan erat dengan pihak-pihak yang berbagi keprihatinan
dan kepentingan bersama. Keprihatinan dan kepentingan itu berubah seiring dengan waktu, sehingga
posisi negara dalam negosiasi dapat juga berubah-ubah. Proses UNFCCC adalah dialog berlanjut, baik
negara berkembang maupun maju semuanya mengakui bahwa mereka perlu bekerja lebih keras untuk
mencapai kesepakatan. Dalam UNFCCC, dunia maju telah sepakat bahwa mereka harus membuat
komitmen besar untuk mulai menangani perubahan iklim dan mendukung dunia berkembang. Akan
tetapi, proses kebijakan terus berlanjut guna memutuskan dengan tepat cara yang dapat dilakukan.
Sebagian negara membawa wakil-wakil adat sebagai anggota delegasi resmi negara ke perundingan
UNFCCC.
Peran masyarakat adat dan masyarakat lokal dalam memberikan sumbangan kepada kebijakan
perubahan iklim di tingkat nasional dan lokal juga sangat penting. Praktik tradisional dan pengetahuan
mereka tentang daratan, hutan, dan proses alami merupakan sumbangan penting bagi perencanaan
25
lokal dan nasional untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Mereka juga berperan penting sebagai
pengelola hutan berkelanjutan.
Industri mengupayakan cara baru untuk mengoperasikan pabrik yang menggunakan lebih sedikit
bahan bakar. Pembuat kendaraan mencari cara baru untuk menjalankan mobil dan truk, seperti daya
listrik atau bahan bakar hayati (bahan bakar yang dibuat dari tumbuhan seperti jagung). Kota besar
dan kecil mencari cara yang lebih baik untuk menghasilkan tenaga listrik, seperti pembangkit tenaga
surya dan air.
26
Pengelolaan hutan yang baik dapat memainkan peran sangat penting untuk menanggulangi atau
mengurangi perubahan iklim. Ini akan dibahas lebih jauh dalam Sesi 5.
www.re-moto.com
Menggunakan peralatan listrik yang lebih efisien Lebih jarang menggunakan mobil dan lebih
seperti panel surya untuk menyediakan tenaga sering memakai angkutan umum
listrik bagi masyarakat
CI/John Martin
Perbaikan pengelolaan sumber daya hutan Penyempurnaan pengelolaan hasil panen dan
padang gembala untuk menaikkan penyimpanan
karbon dalam tanah
27
Bagian 3. Adaptasi perubahan iklim: bagaimana kita dapat
menghadapi perubahan iklim?
Apakah itu adaptasi?
Adaptasi adalah perubahan dalam cara melakukan sesuatu
terhadap kondisi baru. Karena iklim berubah, tumbuhan,
binatang, dan manusia harus menyesuaikan diri dengan
kondisi cuaca dan tinggi air laut yang baru.
© CI/Robin Moore
pantai, tepat di hadapan samudra. Jika tinggi permukaan
air laut naik terlalu banyak, maka rumah dan jalan akan be-
rada di bawah air.
Satu cara penyesuaian adalah membangun rumah panggung sehingga air dapat mengalir di bawahnya,
atau memindahkan bangunan ke tanah yang lebih tinggi. Inilah cara menyesuaikan diri dengan banjir
yang lebih kerap.
Karena iklim berubah, banyak aspek kehidupan sehari-hari dari orang-orang dan masyarakat yang
akan berubah. Di sebagian area, kondisi berubah dengan lambat; sedangkan di area lainnya, perubahan
berlangsung dengan lebih cepat. Sebagian area akan lebih berubah daripada area lainnya. Ini bergantung
pada bagian dunia dan cara iklim berdampak padanya. Perubahan terjadi dengan lebih cepat di iklim
dingin di mana suhu yang lebih hangat mencairkan salju dan es sehingga mengancam cara hidup
orangorang. Di masa lalu, perubahan pada iklim terjadi selama masa waktu yang panjang, sehingga
manusia, binatang, dan tumbuhan memiliki waktu yang panjang untuk melakukan penyesuaian secara
alami. Sekarang, perubahan berlangsung terlalu cepat bagi binatang dan tumbuhan untuk melakukan
penyesuaian secara alami. Manusia juga membutuhkan waktu untuk membuat rencana dan berubah
sehingga berupaya melakukan cara-cara penyesuaian mulai dari sekarang menjadi hal yang penting.
Para pemerintah dari negara yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim sedang menyusun rencana
yang dinamakan Rencana Aksi Adaptasi Nasional. Sasaran rencana ini adalah mengenali masyarakat,
cara hidup, dan ekosistem yang paling terancam dan meningkatkan kemampuan mereka menghadapi
perubahan iklim.
28
mengelola sumber daya alam yang memungkinkan mereka bertahan. Masyarakat adat dan orang lain
yang bergantung pada hutan, terampil dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi alam.
Pengetahuan lokal dan praktik tradisional ini adalah alat yang bermanfaat untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan iklim.
Conservation International
dari generasi ke generasi. Selama bertahun-ta-
hun, pengetahuan tradisional telah memainkan
peran nyata dalam memecahkan masalah yang
terkait dengan pengelolaan sumber daya, dan
juga dapat membantu masyarakat menyesuai-
kan diri dengan masalah-masalah yang terkait dengan perubahan iklim.3
Pengetahuan dan tradisi lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah dan perencanaan yang baik
akan membantu menghadapi perubahan iklim. Masyarakat, ilmuwan, dan pemerintah perlu bekerja
bersama, berbagi sumber daya, dan menciptakan gagasan baru untuk merencanakan, mengamati, dan
mempelajari perubahan pada iklim dan cara perubahan itu akan memengaruhi masyarakat.
Misalnya, ada tiga aksi adaptasi yang sudah diambil masyarakat adat di Amerika Latin dan Afrika:
1. Di kawasan semi arid Brasil, keluarga-keluarga petani menanggapi penuru-
nan produksi makanan dengan memikirkan kembali cara mereka bertani.
Di antara strategi-strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko adalah
konservasi air dan penanaman beberapa hasil panen yang berbeda.4
2. Orang Aymara Bolivia menghadapi masalah memperoleh kecukupan air
untuk kebutuhan mereka. Mereka telah mengembangkan cara baru dalam
memperoleh air di pegunungan dengan menempatkan bendungan kecil di
sepanjang sungai pegunungan. Bendungan-bendungan itu sangat berguna bu-
kan hanya untuk kebutuhan manusia, namun juga untuk binatang ternak mereka,
khususnya di masa kemarau.5
3. Di Burkina Faso, negara di Afrika yang kemaraunya telah mengalami peningka-
tan, petani menggali lubang selama musim kering di mana
mereka akan menimbun daun, tumbuhan mati, dan
kotoran. Lubang-lubang ini menarik rayap saat dimu-
lainya musim hujan. Rayap menciptakan terowongan
yang menyimpan air dan memperbaiki tanah untuk pertanian.6
29
HAL-HAL PENTING:
• Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) adalah
badan internasional yang mengatur negara-negara untuk membuat kebijakan
tentang perubahan iklim.
• Hanya utusan pemerintah dari negara yang dapat membuat keputusan tentang
kebijakan di UNFCCC, namun banyak organisasi lain menghadiri pertemuan
untuk mengamati dan memengaruhi pengambilan keputusan.
• Kelompok negara dengan kepentingan serupa sering bekerja bersama untuk
mempromosikan kebijakan yang merupakan kepentingan mutlak mereka.
• Organisasi masyarakat adat berupaya memengaruhi keputusan di UNFCCC.
• Menurut Protokol Kyoto, negara maju sepakat untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca dan membantu negara berkembang untuk menanggulangi
perubahan iklim.
• Aksi mitigasi membantu menghentikan atau mengurangi perubahan iklim.
• Aksi adaptasi membantu negara menyesuaikan diri dengan perubahan yang
sedang terjadi atau yang mungkin terjadi di masa mendatang.
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Adaptasi: adaptasi adalah perubahan menurunkan emisi gas rumah kaca
dalam cara melakukan sesuatu. Kare- yang berasal dari kegiatan industri ser-
na iklim berubah, tumbuhan, binatang, ta kegiatan kehutanan dan pertanian
dan manusia harus beradaptasi den-
gan kondisi cuaca yang baru. Kebijakan: rencana aksi untuk menga-
rahkan keputusan dan mencapai hasil
Delegasi: wakil
Pengetahuan tradisional: kearifan,
Emisi: zat yang dilepaskan ke udara. pengetahuan, dan praktik masyarakat
Dalam perubahan iklim, istilah ‘emisi’ adat dan masyarakat setempat yang
merujuk pada gas rumah kaca yang di- dimiliki seiring dengan waktu melalui
kirim ke atmosfer. pengalaman dan diwariskan secara li-
san dari generasi ke generasi
Mitigasi: proses penghentian atau
mengurangi perubahan iklim dengan
30
Sesi 4. METODE-METODE BARU DALAM MENGELOLA
DAN MENILAI HUTAN AGAR MENSTABILKAN IKLIM,
MENGUNTUNGKAN MASYARAKAT DAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI: PEMBAYARAN UNTUK JASA LINGKUNGAN
CI/Russ Mittermeier
TUJUAN PEMBELAJARAN
Di akhir sesi, peserta diharapkanmampu:
• Memahami pentingnya ekosistem • Memahami arti pembayaran untuk jasa lingkun-
• Memahami arti jasa lingkungan gan dan cara kerjanya
Session 4
Ekosistem menyediakan jasa penting bagi manusia di seluruh dunia. Jasa Lingkungan mencakup:
• jasa yang menyediakan makanan, air, kayu, dan serat;
• jasa yang mengendalikan iklim, banjir, penyakit, limbah, dan mutu air;
• jasa budaya yang merupakan sumber keyakinan, tradisi, dan juga kesenangan.
Ekosistem menguntungkan setiap orang dengan suatu cara—ekosistem pegunungan dan hutan berisi
daerah aliran air bagi sungai-sungai yang menyediakan air bersih untuk minum, pertanian, dan in-
dustri. Mereka yang memperoleh manfaat yaitu masyarakat adat dan masyarakat lokal
yang hidup di dalam atau di sekitar ekosistem atau mereka yang merupakan
penghuni kota yang hidup jauh dari sumber air, namun masih ber-
gantung pada pengelolaan ekosistem yang baik yang me-
nyediakan air tawar.
32
Sebagian ekosistem yang paling umum:
Hutan Gurun
CI/Russell A. Mittermeier
CI/John Martin
Ekosistem Bakau
Cuaca Dingin
CI/Russell A. Mittermeier
CI/Haroldo Castro
Laut Padang Rumput
International League of Conservation Photographers
Karena kehidupan manusia bergantung pada jasa lingkungan, sangat penting bagi kita untuk
melestarikan dan mengelola secara berkelanjutan ekosistem yang menyediakan jasa ini. Salah satu
tantangan terbesar bagi pemerintah nasional dan masyarakat setempat adalah menemukan sumber
daya untuk melestarikan dan mengelola secara berkelanjutan ekosistem alami sehingga baik generasi
saat ini maupun mendatang akan memperoleh manfaat dari jasa yang disediakan ekosistem. Penduduk
33
dan negara juga bergantung pada sumber daya di dalam ekosistem untuk pembangunan ekonomi.
Menebang kayu bulat menyediakan pendapatan tunai dan membangun bendungan menghasilkan
tenaga listrik, sehingga harus ada keseimbangan antara mempertahankan ekosistem untuk jasa alami
seperti udara dan air bersih, dan jasa ekonomi seperti kayu dan tenaga listrik.
Rencana-rencana ini disebut dengan pembayaran untuk jasa lingkungan (singkatan Inggris: PES atau
Payment for Ecosystem Services).
• Pada tingkat nasional, pembayaran dapat berasal dari berbagai sumber, seperti program nasional yang
dibayar dengan pajak atau pendanaan dari negara lain, organisasi internasional, atau investor swasta.
• Pada tingkat lokal, pembayaran untuk mempertahankan jasa lingkungan dapat berbentuk uang tunai
atau manfaat lainnya yang penting bagi masyarakat setempat, seperti peluang pendapatan baru, pela-
tihan, atau jasa kesehatan.
Pembayaran untuk jasa lingkungan sering dilakukan melalui pengaturan yang mensyaratkan bahwa
negara atau masyarakat setuju dengan aksi tertentu, seperti mengelola hutan secara berkelanjutan,
sebagai syarat untuk menerima pembayaran. Pembayaran untuk jasa lingkungan menciptakan cara
baru dalam menilai ekosistem dan layanan yang disediakannya.
Kegiatan pembayaran untuk jasa lingkungan (kadang-kadang disebut dengan skema) bekerja seperti
kegiatan perdagangan. Misalnya, suatu kegiatan Pembayaran Jasa Lingkungan akan mencakup:
• Satu orang atau kelompok orang (seperti masyarakat atau pemerintah),
• Yang menawarkan jasa (seperti konservasi hutan) dan,
• Satu orang atau kelompok orang yang memberikan pembayaran atau tunjangan kepada masyarakat
atau pemerintah sebagai tukaran jasa yang mereka terima (misalnya air bersih). Dengan kata lain,
pembayaran untuk jasa lingkungan adalah skema kerja, di mana masyarakat atau pemerintah
melestarikan dan mengelola hutan secara berkelanjutan sekaligus menerima pembayaran dari mereka
yang menikmati manfaat layanan ekosistem dari hutan itu.
34
Di bawah ini diperlihatkan dua contoh cara kerja pembayaran untuk jasa lingkungan. Contoh pertama
adalah kesepakatan Pembayaran Jasa Lingkungan yang sangat kecil namun penting.
Contoh berikutnya menunjukkan sebuah perjanjian pada skala lebih besar di antara pemilik hutan dan
pengguna air di daerah hilir:
35
Orang-orang yang tinggal di kota menggunakan air dari sungai yang mengalir dari hutan yang berada
di daerah hulu.
Penduduk kota dan petani
Hutan itu sedang dite- membayar pemilik hutan
Parábolas O.L.
bang oleh pemilik hu- untuk melestarikan hutan.
tan demi memperoleh
uang tunai. Penggun-
dulan, atau penghilan-
gan pohon menyebab-
kan tanah terkikis dan
masuk ke dalam sungai,
berakibat pada pence-
maran air yang diguna-
kan oleh orang-orang
di kota.
Melalui kesepakatan Pembayaran Jasa Lingkungan ini, penduduk kota memperoleh air bersih yang
mereka butuhkan; pemilik hutan memperoleh pendapatan yang mereka butuhkan; ekosistem tetap
sehat dan menyediakan banyak jasa lainnya, antara lain menyimpan karbon untuk menanggulangi
perubahan iklim.
36
HAL-HAL PENTING:
• Ekosistem alami seperti hutan dan bakau dapat menyediakan banyak jasa
lingkungan termasuk manfaat iklim.
• Pemerintah nasional dan masyarakat setempat di negara berkembang tidak
memiliki cukup sumber daya untuk melindungi dan mengelola ekosistem
alami. Pembayaran untuk jasa lingkungan dapat menjadi pilihan yang baik
untuk membantu melestarikan dan mengelola ekosistem alami.
• Kesepakatan pembayaran untuk jasa lingkungan dapat sangat kecil dan
bersifat lokal atau sangat besar dan menguntungkan seluruh negara.
ISTILAH-ISTILAHUTAMA:
Ekosistem: kelompok alami tumbuhan, negara-negara dan masyarakat untuk
binatang, dan mikroorganisme yang hid- membantu memelihara ekosistem yang
up bersama di tempat tertentu dengan sehat
karakteristik atau lingkungan tertentu
Kesepakatan pembayaran untuk jasa:
Jasa Lingkungan: jasa lingkungan sebuah perjanjian yang dengannya
adalah manfaat yang diperoleh orang orang setuju untuk mengambil aksi khu-
dari ekosistem. Ekosistem menyediakan sus guna mengelola dan melestarikan
jasa penting bagi manusia di seluruh ekosistem dan menerima manfaat ter-
dunia. Ini mencakup: jasa yang menye- tentu sebagai imbalannya
diakan makanan, air, kayu, dan serat;
jasa yang mengendalikan iklim, banjir, Pengelolaan hutan berkelanjutan:
penyakit, limbah, dan mutu air; jasa mengelola hutan dengan cara hanya
budaya yang menjadi sumber manfaat mengambil yang diperlukan dan mem-
spiritual dan juga kesenangan. biarkan ekosistem tetap sehat dengan
sumber daya untuk masa depan
Lingkungan: karakteristik suatu tempat
Pembayaran untuk jasa lingkungan : Daerah aliran air: area daratan yang
cara menyediakan sumber daya kepada mengalirkan semua airnya ke tempat
yang sama, misalnya sungai
37
Sesi 5. Cara baru menilai peran hutan untuk
menanggulangi perubahan iklim: REDD+
© Robin Moore
TUJUAN PEMBELAJARAN
Di akhir sesi, peserta diharapkan mampu: negara berkembang (REDD+) sebagai cara baru
• Memahami konsep pengurangan emisi dari dalam menilai peran hutan
deforestasi dan degradasi hutan, dan peran • Memahami cara REDD+ dalam menanggulangi
konservasi, pengelolaan hutan berkelanjutan perubahan iklim dan membawa manfaat bagi
dan peningkatkan persediaan karbon hutan di iklim, masyarakat, dan keanekaragaman hayati
REDD+ diuraikan sebagai ‘…pendekatan kebijakan dan insentif positif terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di negara berkembang; dan peran
konservasi, pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan peningkatan persediaan karbon hutan di negara
berkembang’. (Keputusan 2 UNFCCC/CP.13-)1
Pada hari-hari awal diskusi kebijakan tentang dampak hutan pada perubahan iklim ini, sebagian be-
sar perhatian diberikan pada penghentian praktik-praktik membahayakan yang berkaitan dengan pe-
manfaatan dan pengelolaan hutan—seperti penebangan pohon secara cepat. Sekarang, diskusi telah
diperluas untuk memperhitungkan jasa lingkungan yang disediakan hutan. Pemerintah juga membahas
cara mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan,
dan peran penyimpanan karbon di hutan negara
berkembang sebagai bagian dari proses untuk me-
nanggulangi perubahan iklim. Kini, istilah ini be-
rubah dari sekadar REDD menjadi REDD+ un-
tuk memasukkan jasa hutan ini ke dalam diskusi.
38
RED
Pada pertemuan tahunan UNFCCC, yang diadakan di Montreal, Kanada, di
tahun 2005, Papua Nugini dan Kosta Rika, negara dengan hutan tropis yang Pertemuan UNFCCC di bulan Desember
luas, mengusulkan gagasan untuk membuat cara menyediakan keuntungan 2009 di Kopenhagen, Denmark, tidak
kepada negara-negara yang mampu mengurangi jumlah gas rumah kaca menghasilkan kesepakatan tentang
yang dilepaskan ke atmosfer dengan mengurangi penebangan hutan—atau REDD+, sehingga pembicaraan berlan-
“Pengurangan Emisi dari Deforestasi (RED).” Pada waktu itu, negara-negara jut tentang bagaimana REDD+ dapat
bersepakat untuk meminta kelompok pakar memikirkan tentang cara men- dilakukan untuk membantu menanggu-
ciptakan proses yang dapat membuat gagasan RED berjalan. langi perubahan iklim.
39
b. Bagaimanakah peran serta masyarakat adat dan masyarakat lokal secara efektif dalam proses
pengambilan keputusan dan kegiatan REDD+?
5. REDD+ dan manfaat lainnya
a. Bagaimanakah kegiatan REDD+ dapat memberi sumbangan kepada pembangunan berkelanjutan
serta perlindungan keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan?
b. Bagaimanakah REDD+ akan memberi manfaat kepada kaum miskin dan melindungi hak asasi
manusia?
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting dan rumit yang sedang dibahas pada pertemuan UNFCCC
dan di negara-negara di seluruh dunia. Pertanyaan-pertanyaan itu juga sedang diteliti dan dibahas oleh
banyak organisasi dan kelompok untuk menemukan jawabannya—seperti organisasi masyarakat adat,
ilmuwan, organisasi konservasi, dan kelompok kepentingan lainnya.
CI/Peter Hoke
40
lagi tersimpan dalam hutan. Deforestasi yang sangat luas juga menghilangkan keanekaragaman hayati
dan memengaruhi jasa lingkungan lainnya.
Degradasi hutan mengurangi jumlah pohon dan simpanan karbon di area hutan tertentu. Banyak
pohon dihilangkan serta penyimpanan karbon dan jasa lingkungan lainnya yang disediakan oleh hutan
berkurang.
Pemulihan hutan adalah istilah penting lainnya. Sebagian area yang mengalami deforestasi selama bertahun-
tahun dapat dijadikan hutan kembali dengan melakukan kegiatan pemulihan hutan seperti penanaman
pohon. Penyimpanan karbon dapat meningkat kembali karena adanya pohon yang baru tumbuh.
Kegiatan Persiapan: aksi ini membantu negara ‘bersiap’ untuk REDD+. Kegiatan ini mencakup
peningkatan kapasitas, studi ilmiah, dan pengembangan strategi nasional REDD+. (Pelatihan ini adalah
kegiatan persiapan REDD+ karena sasarannya adalah membantu masyarakat memahami perubahan
iklim dan cara REDD+ agar dapat membantu menanggulangi perubahan iklim.) Contoh kegiatan
persiapan lainnya adalah proses perencanaan yang sedang berlangsung di beberapa negara. Dalam
proses ini, negara menerima dukungan dari lembaga internasional seperti Fasilitas Kemitraan Karbon
Hutan (FCPF) untuk menyiapkan Readiness Preparation Proposal (R-PP) REDD+ agar dapat berjalan
sebagai strategi untuk menanggulangi perubahan iklim.
Kegiatan demonstrasi: kegiatan ini bermaksud menunjukkan bagaimana REDD+ dapat mengurangi
emisi CO2 dari hutan dan menaikkan penyimpanan karbon dengan mengurangi deforestasi dan degradasi
hutan serta bagaimana REDD+ dapat memberikan manfaat untuk negara berkembang dan masyarakat
setempat. Contoh di bawah menunjukkan satu bentuk kegiatan demonstrasi REDD+ dapat berjalan.
• Pertama, area hutan tempat mengadakan kegiatan REDD+ dapat mengurangi emisi dari deforestasi
atau degradasi, melestarikan atau menaikkan jumlah karbon yang tersimpan, dan menandai tempat
dimana kegiatan REDD+ akan dilakukan.
• Berikutnya, luas area hutan diukur—biasanya dalam are atau hektar, kemudian hasil pengukuran
digunakan untuk penaksiran jumlah, ukuran, dan jenis pohon di area hutan.
• Selanjutnyanya, jumlah karbon yang tersimpan dalam hutan harus dihitung untuk menentukan
berapa banyak karbon yang tersimpan dan berapa banyak CO2 yang akan terlepas jika hutan ditebang
atau dibakar.
• Kemudian nilai karbon yang tersimpan dalam hutan dihitung untuk menentukan berapa banyak
keuntungan bagi kegiatan REDD+.
• Di negara dimana ada ancaman besar terhadap hutan dari pembalakan atau perubahan lahan hutan
untuk penggunaan lain, diukur jumlah deforestasi yang dapat dicegah.
• Akhirnya, perjanjian dibuat antara pemerintah negara berkembang atau pemilik hutan lainnya
dengan organisasi penyandang dana yang sukarela menyediakan dana bagi perjanjian ini—biasanya
pemerintah negara maju, lembaga internasional, atau mungkin pihak swasta.
41
Di bawah adalah contoh umum cara kegiatan REDD+ dapat berjalan:
Parábolas O.L.
melindungi jasa ling-
kungan dan keanek-
aragaman hayati.
Hasil:
• Karbon tersimpan,
emisi tercegah
• Ekosistem yang
Sekarang WAKTU Mendatang sehat
Hasil:
• CO2 terlepas, pe-
nyimpanan kar-
bon berkurang
• Kualitas fungsi
ekosistem menu-
run
• Tidak ada
manfaat jangka
Sekarang WAKTU Mendatang panjang
Sebuah perjanjian
Pilihan B: Kegiatan REDD+ dibuat untuk men-
jaga hutan tetap
berfungsi.
PENAMPUNGAN KARBON
Hasil:
• Karbon ter-
simpan, emisi
tercegah
• Ekosistem yang
sehat
• Deforestasi yang
dapat dicegah
membawa man-
Sekarang WAKTU Mendatang
faat dari REDD+
42
Bagaimana cara Berapa banyaknya karbon dalam pohon ini?
menentukan nilai jasa Setiap ton bobot kering (biomassa) pohon setara dengan setengah
ton karbon.
iklim hutan?
43
Mengukur jumlah karbon dalam hutan
Saat karbon tinggal dalam pohon dan tidak dilepaskan sebagai CO2 ke udara, hutan berfungsi sebagai
gudang besar karbon.
Untuk mengetahui berapa banyak karbon yang berada di dalam pohon atau hutan, harus ada cara untuk
mengukurnya. Satuan ukur untuk karbon dalam pohon atau hutan disebut dengan ton—sama seperti
satuan ukur untuk sekantung gula adalah pon atau kilo. Setiap hutan memiliki berton-ton karbon—
bergantung pada ukuran dan umur serta jenis pohon. Dengan mengetahui jumlah pohon di dalam area
hutan serta ukuran dan jenis pohonnya, maka mengukur jumlah karbonnya akan menjadi lebih mudah.
Karena gas CO2 terbentuk saat karbon dilepaskan dari pohon, kita juga harus mengetahui jumlah CO2
yang dapat dilepaskan ke udara. Jika pohon ditebang dan dibakar, satu ton karbon berubah menjadi
lebih dari 3 ½ ton CO2 (1 ton karbon = 3,67 ton CO2). Karena nilai hutan dalam perjanjian REDD+
adalah untuk menyimpan karbon dalam pohon, pemilik hutan dapat memperoleh kredit sejumlah CO2
yang tidak dilepaskan ke udara—untuk mengurangi emisi CO2. Dalam REDD+, satu ton CO2 yang
disimpan dalam pohon disebut dengan kredit karbon.
Cara baru untuk membantu membayar kegiatan REDD+ sedang dibahas pada pertemuan UNFCCC
dan diuji dalam sejumlah kegiatan ‘demonstrasi’ untuk REDD+. Hal ini melibatkan pemerintah atau
pihak swasta di negara-negara maju yang membayar pemilik hutan di negara-negara berkembang
karena melestarikan hutan mereka melalui pembayaran ‘kredit karbon’ yang mewakili ton emisi CO2
yang dapat dicegah dengan cara melindungi hutan. Ini membantu negara atau pihak swasta memenuhi
janji mereka dalammengurangi emisi dan menyediakan dana untuk membantu melestarikan dan
mengelola hutan serta menguntungkan pemilik hutan. Ini adalah gagasan yang sangat baru dan masih
perlu dilakukan pengujian dan pembahasan yang harus diselesaikan sebelum kesepakatan tentang cara
kerjanya tercapai. Berikut adalah uraian dan contoh bagaimana hal ini dapat berjalan:
Menurut perjanjian internasional yang telah disepakati bertujuan menanggulangi atau menghentikan
perubahan iklim, negara-negara maju telah berjanji untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca yang
mereka lepaskan atau pancarkan ke udara. (Ingat Protokol Kyoto!). Untuk membantu melakukan hal ini,
para pemerintah membuat peraturan baru tentang pembatasan jumlah CO2 atau gas rumah kaca lainnya
yang dapat dilepaskan oleh industri. Namun, mengubah cara industri beroperasi dapat memakan waktu
lama—membeli mesin yang lebih efisien, menggunakan teknologi baru, dll., sehingga mungkin sulit bagi
pebisnis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cepat—tepat waktu untuk memenuhi aturan
yang dibuat oleh pemerintah mereka. Salah satu cara bagi pebisnis mengurangi total jumlah CO2 yang
dilepaskan ke udara dengan lebih cepat adalah membuat suatu kesepakatan dengan negara berkembang
atau pemilik hutan untuk melestarikan hutan mereka dan menjaga karbon tersimpan dalam pohon.
Dalam perjanjian REDD+, pemilik hutan dapat menjual kredit karbon dari hutan kepada perusahaan
untuk membantu pebisnis memenuhi sasarannya mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer.
44
Perusahaan-perusahaan membeli kredit karbon dan membayar pemilik hutan untuk menjaga karbon
dalam pohon sehingga mencegah emisi CO2 .
Misalnya, pebisnis yang membuat lembaran seng untuk atap diharuskan untuk mengurangi emisi CO2
dari pabriknya sebanyak 1000 ton selama dua tahun. Namun, mereka tidak akan mampu menuntaskan
hal itu selama 3 tahun—yang berarti melewati tenggat waktu bagi pengurangan emisi CO2. Pebisnis ini
mampu mengurangi emisinya sebesar 800 ton melalui perbaikan sebagian praktik lainnya.
Namun, bagaimanakah cara mereka memenuhi kewajiban mengurangi emisi sebesar 200 ton CO2
yang tersisa secara tepat waktu? Pebisnis itu dapat membayar negara atau pemilik hutan lain untuk
mengurangi emisi CO2 sebesar 200 ton tersebut dengan membayar pemilik hutan agar menjaga
hutannya tetap berfungsi—karbon dalam pohon TIDAK dilepaskan sebagai CO2, sehingga pebisnis
dapat menganggap 200 ton CO2 yang tersimpan dalam hutan ini sebagai bagian dari pengurangan emisi
yang wajib dilakukannya. Dengan menambahkan 200 ton kredit karbon yang dibeli dari pemilik hutan
ke 800 ton yang dikurangi sendiri olehnya, sasaran 1000 ton terpenuhi. Karena atmosfer adalah sumber
daya bersama—digunakan oleh seluruh dunia, sasaran mengurangi emisi seluruh dunia juga terpenuhi.
Dan akhirnya, manfaat dari menjual kredit karbon membantu negara dan masyarakat. (Ingatlah: 1
kredit karbon = 1 ton emisi CO2 yang dapat dicegah)
Namun, pebisnis tidak boleh memenuhi seluruh kewajiban pengurangan emisi dengan membeli kredit
karbon. Negara maju dan pebisnis harus mengubah kebiasaan mereka. Sebagian besar pengurangan
emisi harus berasal dari mengubah dan meningkatkan cara menjalankan industri, menemukan cara
menghasilkan energi yang lebih baik, dan cara-cara lain mengurangi emisi.
Parábolas O.L./
Concept par Susan Stone
Karena ada banyak negara berkembang, pemilik hutan, dan pebisnis, ada banyak kelompok yang ingin
menjual dan membeli kredit karbon untuk mengurangi CO2 di udara dan memperoleh keuntungan
dari tidak menebang pohon. Guna membantu pembelian dan penjualan kredit karbon, ‘pasar’ karbon
telah disiapkan. Pasar ini dapat membantu menguji coba cara pembiayaan kegiatan REDD+ yang dapat
berjalan.
45
Pasar adalah tempat atau proses orang bertukar barang dan
jasa. Pasar membutuhkan penjual yang menyediakan barang
dan jasa dan pembeli yang membayar barang atau jasa itu.
Dalam REDD+, penjual adalah pemerintah, masyarakat, atau
pemilik hutan yang menawarkan jasa mengurangi emisi
karbon dengan melestarikan hutan dan menjual kredit
karbon yang terkandung di dalam hutan; sedangkan
pembeli adalahmereka yang mendapat manfaat dari jasa
iklim, biasanya pemerintah atau perusahaan swasta yang
harus memenuhi komitmen, atau donor pribadi dan
dana internasional yang ingin membantu menanggulangi
perubahan iklim. Pasar karbon menyediakan jasa menghubungkan
pembeli dan penjual ini serta menentukan harga bagi kredit karbon.
Cara lain mengelola REDD+ adalah melalui proyek demo di berbagai area pada suatu negara. Pada
beberapa kejadian, pemilik hutan dapat memulai kegiatan REDD+ dengan dukungan teknis dari
pemerintah, LSM, atau lembaga lainnya untuk menciptakan manfaat dari melestarikan hutan di
area tertentu. Jika ikut serta dalam kegiatan REDD+, masyarakat atau pemilik hutan lainnya dapat
memperoleh manfaat dengan menjual kredit karbon dalam hutan melalui pasar karbon.
Cara mengadakan kegiatan REDD+—baik sebagai strategi nasional atau sebagai kegiatan di berbagai
area dari suatu negara—masih dibahas pada pertemuan UNFCCC.
Kelompok-kelompok seperti Aliansi Iklim, Masyarakat, dan Keanekaragaman Hayati (CCBA) telah
bekerja untuk mengembangkan pedoman dan standar yang membantu pembuat kebijakan dan
perancang kegiatan REDD+ untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan ini dengan cara yang:
• menyediakan manfaat untuk iklim, masyarakat, dan keanekaragaman hayati,
• menghormati hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lokal,
• mempromosikan peran serta dan penjangkauan pemangku kepentingan
• menyokong pembagian manfaat yang adil
• memastikan bahwa kegiatan dirancang dan dipantau dengan metode dan teknik sosial serta
lingkungan yang benar
Parábolas O.L.
CEDECO 2007
Ada juga program konservasi hutan nasional yang sudah berjalan seperti
Socio Bosque di Ekuador, sebuah skema Pembayaran Jasa Lingkungan
yang akan dikaitkan dengan pendanaan REDD+ internasional. Ini adalah
sebuah prakarsa yang dipelopori pemerintah yang bermaksud melindungi
sekitar empat juta hektar hutan alami; mengurangi emisi gas rumah kaca yang
disebabkan oleh deforestasi dan meningkatkan kondisi kehidupan warga miskin.
Socio Bosque menyediakan manfaat ekonomi tahunan per hektar hutan kepada
perseorangan atau masyarakat adat, yang memutuskan dengan sukarela
untuk melindungi hutan alami yang mereka miliki. Setiap tahun, proyek
dipantau untuk verifikasi bahwa perjanjian tetap dipatuhi.4
FCPF meminta negara-negara agar bersiap untuk REDD+ dengan menyusun rencana. Nama rencana
ini adalah Readiness Preparation Proposal (R- PP). R-PP akan membantu negara mengenali dan
kemudian membangun kapasitas untuk melaksanakan strategi REDD+. R-PP juga harus mencakup
rencana pelibatan pemangku kepentingan dan kegiatan konsultasi. Rencana harus menghormati hak-
hak masyarakat adat dan pemangku kepentingan lainnya. Lebih dari 30 negara berperan serta bersama
FCPF. Sebagian negara itu adalah Bolivia, Kolombia, Kosta Rika, Peru, Kenya, Gabon, Kamboja,
Suriname, Guyana dan Indonesia.
Program UN REDD membantu negara-negara berkembang untuk bersiap berperan serta dalam kegiatan
REDD+ di masa depan. UN REDD mendukung kapasitas pemerintah nasional untuk merencanakan
strategi REDD+ dan mewujudkannya dalam aksi pelibatan aktif semua pemangku kepentingan, antara
lain masyarakat adat dan masyarakat lainnya yang mencari nafkah dari hutan . Sembilan negara dari
Asia, Afrika, dan Amerika Latin menjadi bagian kerja awal Program UN REDD. Masyarakat adat
menjadi anggota di dewan pengurus UN REDD .
48
HAL-HAL PENTING:
• REDD+ sedang dibahas oleh para pemerintah melalui UNFCCC. Banyak keputusan
masih didiskusikan tentang bagaimana REDD+ dapat berjalan.
• Banyak negara sedang menyiapkan REDD+ dan sebagian kegiatan sedang
berlangsung untuk menguji coba bagaimana REDD+ dapat mengurangi deforestasi
dan menanggulangi perubahan iklim.
• Penarikan manfaat dari REDD+ bergantung pada pembuatan perjanjian untuk
mencegah emisi CO2 dari deforestasi dan degradasi hutan dan pada pelestarian
hutan sebagai tempat penyimpanan untuk karbon.
• Pendanaan bagi kegiatan REDD+ dapat berasal dari badan internasional,
pemerintah negara maju, atau dari pasar karbon.
• Baik risiko potensial maupun manfaat potensial kegiatan REDD+ harus dipahami
dan dipertimbangkan dengan seksama.
• Proses REDD+ harus transparan sehingga semua pemangku kepentingan memahami
bagaimana kerja REDD+, keuntungan dibagikan serta hak-hak dihormati.
• Hutan memiliki potensi yang sangat penting untuk menanggulangi perubahan iklim
dan menyediakan manfaat kepada negara dan masyarakat.
ISTILAH-ISTILAH UTAMA:
Biomassa: bobot atau massa kering total Pemulihan hutan: area yang yang sudah
dalam suatu tumbuhan atau mahluk hi- gundul bertahun-tahun silam dapat dija-
dup lainnya didikan hutan kembali
Perhitungan karbon: cara mengukur ju- Persetujuan Awal dengan Informasi Awal
mlah karbon di dalam hutan Tanpa Paksaan (FPIC): Rangkuman prinsip
yang mendasari FPIC adalah: (i) informasi
Kredit karbon: dalam REDD+, ton CO2 dan konsultasi tentang setiap prakarsa
yang tersimpan di pohon (tidak dilepas ke yang diusulkan dan kemungkinan dam-
atmosfer) disebut dengan kredit karbon paknya; (ii) peran serta optimal masayara-
Deforestasi: kehilangan hutan dan kehi- kat adat; dan, (iii) lembaga perwakilan
langan penyimpanan karbon Kegiatan persiapan: aksi yang mem-
Kegiatan demonstrasi: uji coba pelaksa- bantu negara ‘bersiap’ untuk REDD+,
naan REDD+ dapat mengurangi emisi CO2 yang mencakup peningkatan kapasitas,
dari hutan dan menaikkan penyimpanan studi ilmiah, dan pengembangan strategi
karbon dengan mengurangi deforestasi nasional, dengan sasaran menanggulan-
dan degradasi hutan, dan cara REDD+ gi perubahan iklim
dapat menghasilkan manfaat bagi negara REDD+: ‘pengurangan emisi dari defo-
berkembang dan masyarakat setempat restasi dan degradasi hutan di negara
Degradasi hutan: mengurangi jumlah po- berkembang; dan peran konservasi, pen-
hon dan simpanan karbon di area hutan gelolaan hutan yang berkelanjutan, dan
tertentu peningkatan persediaan karbon hutan di
negara berkembang’
49
50
CATATAN AKHIR, DAFTAR PUSTAKA, DAN SUMBER LAINNYA
CI/John Martin
SESI 1
CATATAN AKHIR
1. Situs web Windows to the Universe http://www.windows.ucar.edu/
2. IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report
(AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental
Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M.
Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New
York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch
3. IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report (AR4).
4. Shardul Agrawala, Annett Moehner, Andreas Hemp, Maarten van Aalst, Sam Hitz, Joel Smith, Hubert
Meena, Stephen M. Mwakifwamba, Tharsis Hyera and Obeth U. Mwaipopo. 2003. Development And
Climate Change In Tanzania: Focus On Mount Kilimanjaro. Environment Directorate Development
Co-Operation Directorate Working Party on Global and Structural Policies Working Party on
Development Co-operation and Environment. COM/ENV/EPOC/DCD/DAC(2003)5/FINAL. www.
oecd.org/dataoecd/47/0/21058838.pdf
5. Church and White 2006 A 20th century acceleration in global sea-level rise. Geophysical Research
Letters, 33, L01602.
6. IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report
(AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental
Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M.
Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New
York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch
DAFTAR PUSTAKA
• Church J.A. and White, N.J. (2006). A 20th century acceleration in global sea-level rise. Geophysical
Research Letters, 33, L01602
• Harvey C.A., Zerbock O., Philipsborn J., Papageorgiou S., Parra A., Chacón M. 2009. Climate Change
Training Materials. Climate Change Initiatives Program, Conservation International, Arlington, VA.
• IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report
(AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental
Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M.
Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New
York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch
• Scripps Institute of Oceanography: http: www.meteroa.ucsd,edu/~pierce/elnino/
• Shardul Agrawala, Annett Moehner, Andreas Hemp, Maarten van Aalst, Sam Hitz, Joel Smith, Hubert
Meena, Stephen M. Mwakifwamba, Tharsis Hyera and Obeth U. Mwaipopo. 2003. Development And
Climate Change In Tanzania: Focus On Mount Kilimanjaro. Environment Directorate Development
Co-Operation Directorate Working Party on Global and Structural Policies Working Party on
Development Co-operation and Environment. COM/ENV/EPOC/DCD/DAC(2003)5/FINAL. www.
oecd.org/dataoecd/47/0/21058838.pdf
• Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and Tauli-
Corpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Road 2600 Baguio City Philippines. 108p.
http://www.tebtebba.org
• UNEP/GRID-Arendal 2009. Climate in Peril, A popular guide to the latest IPCC reports. UNEP,
GRID-Arendal. 60 p. http://www.grida.no/publications/climate-in-peril/
SUMBER LAIN
• Climate Change—Your Essential Guide: www.metoffice.gov.uk/climatechange/guide/.../quick_guide.
pdf
• Goddard Institute for Space Studies: http://data.giss.nasa.gov/
52
• McMullen, C.P. and Jabbour, J. (2009).. United Nations Environment Programme, Nairobi, EarthPrint.
http://www.unep.org/COMPENDIUM2009/
• Tunza Youth Strategy: http://www.unep.org/tunza/Home/tabid/700/language/en-US/Default.aspx
• Windows to the Universe: http://www.windows.ucar.edu/
• Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 2
CATATAN AKHIR
1. Laporan IPCC 2007 menampilkan angka sebagai 17%. Studi yang lebih baru, van der Werf, dkk,
2009, memberikan angka 12%. G. R. van der Werf, D. C. Morton, R. S. DeFries, J. G. J. Olivier, P.
S. Kasibhatla, R. B. Jackson, G. J. Collatz and J. T. Randerson. 2009. CO2 emissions from forest loss.
NATURE GEOSCIENCE | VOL 2 | NOVEMBER 2009
DAFTAR PUSTAKA
• Environmental Science Published for Everybody Round the Earth (ESPERE)www.atmosphere.mpg.
de/enid/basics Unit 1. : Man-made Climate Change
• Goddard Institute for Space Studies http://data.giss.nasa.gov/
• Harvey C.A., Zerbock O., Phillipsborn J., Papageorgiou S., Parra A., Chacón M. 2009. Climate Change
Training Materials. Climate Change Initiatives Program, Conservation International, Arlington, VA.
• IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report
(AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental
Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M.
Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New
York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch
• Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and Tauli-
Corpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Road 2600 Baguio City Philippines. 108p.
http://www.tebtebba.org
• UNEP/GRID-Arendal 2009. Climate in Peril, A popular guide to the latest IPCC reports. UNEP,
GRID-Arendal. 60 p. http://www.grida.no/publications/climate-in-peril/
SUMBER LAIN
• Climate Change—Your Essential Guide: www.metoffice.gov.uk/climatechange/guide/.../quick_guide.
pdf
• McMullen, C.P. and Jabbour, J. (2009).. United Nations Environment Programme, Nairobi, EarthPrint.
http://www.unep.org/COMPENDIUM2009/
• Tunza Youth Strategy: http://www.unep.org/tunza/Home/tabid/700/language/en-US/Default.aspx
• Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 3
CATATAN AKHIR
1. Situs UNFCCC http://unfccc.int/
2. Alaska Summit—http://www.indigenoussummit.com/servlet/content/declaration.html
3. Convention on Biological Diversity-http://www.cbd.int/traditional/intro.shtml
4. ActionAid International. 2008. The time is now. Lesson from farmers adapting to climate change.
Johannesburg, South Africa. 36 p
53
5. Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and Tauli-
Corpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Rod 2600 Baguio City Philippines. 108p.
http://www.tebtebba.org
6. UNEP & ICRAF 2006. Climate Change and Variability in the Sahel Region: Impacts and Adaptation
Strategies in the Agricultural Sector
DAFTAR PUSTAKA
• ActionAid International. 2008. The time is now. Lesson from farmers adapting to climate change.
Johannesburg, South Africa. 36 p
• FAO. 2009. Adapting to climate change. Unasylva No. 231/232 Vol. 60, 2009/1-2. http://www.fao.org/
docrep/011/i0670e/i0670e00.HTM
• IPCC, 2007. Summary for Policymakers. In: Climate Change 2007: Mitigation. Contribution of
Working Group III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate
Change [B. Metz, O.R. Davidson, P.R. Bosch, R. Dave, L.A. Meyer (eds)], Cambridge University Press,
Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA.
• IPCC, 2007: Climate Change 2007b: Impacts, Adaptation and Vulnerability. Contribution of Working
Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, M.L.
Parry, O.F. Canziani, J.P. Palutikof, P.J. van der Linden and C.E. Hanson, Eds., Cambridge University
Press, Cambridge, UK, 976pp.
• Risto Seppälä, Alexander Buck and Pia Katila. (eds.). 2009. Adaptation of Forests and People to
Climate Change. A Global Assessment Report. IUFRO World Series Volume 22. Helsinki. 224 p.
• Tebtebba Foundation 2008. Guide on Climate Change & Indigenous Peoples. de Chavez R.and Tauli-
Corpuz V (eds.).. Tebtebba Foundation No. 1 Roman Ayson Road 2600 Baguio City Philippines. 108p.
http://www.tebtebba.org
• Trumper, K., Bertzky, M., Dickson, B., van der Heijden, G., Jenkins, M., Manning, P. June 2009. The
Natural Fix? The role of ecosystems in climate mitigation. A UNEP rapid response assessment. United
Nations Environment Programme, UNEPWCMC, Cambridge, UK
• UNEP & ICRAF 2006. Climate Change and Variability in the Sahel Region: Impacts and Adaptation
Strategies in the Agricultural Sector
SUMBER LAIN
• Climate Change—Your Essential Guide: www.metoffice.gov.uk/climatechange/guide/.../quick_guide.
pdf
• McMullen, C.P. and Jabbour, J. (2009). Climate Change Science Convention. United Nations
Environment Programme, Nairobi, EarthPrint. http://www.unep.org/COMPENDIUM2009/
• IPCC - Intergovernmental Panel on Climate Change: www.ipcc.ch/
• UNFCCC site: http://unfccc.int/
• Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Millennium Ecosystem Assessment, 2005. Ecosystems and Human Well-being: Synthesis. Island
Press, Washington, DC.
2. Wunder S. 2005. Payments for environmental services: Some nuts and bolts. CIFOR Occasional Paper
No. 42.
54
SUMBER LAIN
• Daily, G. C. (Ed.). 1997. Nature’s services. Societal dependence on natural ecosystems. Island Press,
Washington, DC. 392 pp.
• Millennium Ecosystem Assessment http://www.millenniumassessment.org/en/index.aspx
• UNFCCC site http://unfccc.int/
• Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
SESI 5
CATATAN AKHIR
1. Situs UNFCCC http://unfccc.int/
2. Verchot L.V.; Petkova E. (2009). The state of REDD negotiations Consensus points, options for moving
forward and research needs to support the process. A background document for the UN-REDD
Programme sponsored support to regional groups. Prepared by the Center for International Forestry
Research (CIFOR) Bogor, Indonesia. Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.iisd.org/pdf/2010/
redd_state_of_negotiations.pdf
3. PFII, 2005. Free Prior Informed Consent And Beyond: The Experience of IFAD. United Nations
Department Of Economic And Social Affairs, Division for Social Policy and Development,
Secretariat of the Permanent Forum on Indigenous Issues. INTERNATIONAL WORKSHOP
ON METHODOLOGIES REGARDING FREE PRIOR AND INFORMED CONSENT AND
INDIGENOUS PEOPLES. (New York, 17-19 January 2005). PFII/2005/WS.2/10. Unedited version,
pg.2.
4. Situs web Socio Bosque : http://www.ambiente.gov.ec/paginas_espanol/sitio/inicio_es.html
DAFTAR PUSTAKA
• Angelsen, A. (ed.) (2008). Moving ahead with REDD: Issues, options and implications. CIFOR, Bogor,
Indonesia. 173, p. Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.cifor.cgiar.org/publications/pdf_files/
Books/BAngelsen0801.pdf
• Angelsen, A. with Brockhaus, M., Kanninen, M., Sills, E., Sunderlin, W. D. and Wertz-Kanounnikoff,
S. (eds) (2009). Realising REDD+: National strategy and policy options. CIFOR, Bogor, Indonesia.
Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.cifor.cgiar.org/Knowledge/Publications/Detail?pid=2871
• Verchot L.V.; Petkova E. (2009). The state of REDD negotiations Consensus points, options for moving
forward and research needs to support the process. A background document for the UN-REDD
Programme sponsored support to regional groups. Prepared by the Center for International Forestry
Research (CIFOR) Bogor, Indonesia. Accesado Marzo 18 de 2010. http://www.iisd.org/pdf/2010/
redd_state_of_negotiations.pdf
SUMBER LAIN
• Parker, C., Mitchell, A., Trivedi, M., Mardas, N., Sosis, K. 2009. Global Canopy Foundation. http://
www.globalcanopy.org/main.php?m=117&sm=176&t=1 (2009)
• Global Canopy Foundation. http://www.globalcanopy.org/main.php?m=117&sm=176&t=1 (2009)
• The Forest Carbon Partnership Facility (FCPF): www.forestcarbonpartnership.org/
• United Nations Collaborative Programme on Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation in Developing Countries home page. www.un-redd.org/
• Forests and Climate Change Toolbox CIFOR: http://www.cifor.cgiar.org/fctoolbox/
55
DAFTAR KATA
Arus samudra Gerakan air permukaan samudra. Air digerakkan utamanya oleh
angin dalam pola teratur yang biasanya tetap sama.
Bahan bakar fosil Bahan bakar yang dibentuk di dalam bumi selama waktu yang
panjang dari tumbuhan dan organisme lain yang membusuk,
misalnya minyak bumi atau batubara.
Biomassa Bobot atau massa kering total suatu tumbuhan atau mahluk
hidup lainnya. Kadang-kadang istilah ‘biomassa mati’ digunakan
untuk menggambarkan bobot kering bahan tumbuhan mati.
Cuaca Suhu, curah hujan, atau badai di tempat tertentu pada hari tertentu
atau selama masa yang sangat singkat, misalnya satu musim.
Curahan Hujan, salju, atau butiran (es) yang terbentuk dari kelembaban di
atmosfer dan jatuh ke tanah.
Daerah aliran air Area daratan yang membuang atau menguras semua airnya ke tempat
yang sama, misalnya sungai.
Daur karbon Proses alami karbon bergerak atau mengalir di antara berbagai
tempatnya digunakan dan disimpan (tampungan).
Degradasi hutan Mengurangi jumlah pohon dan simpanan karbon di area hutan
tertentu.
Efek rumah kaca Nama untuk proses cara atmosfer menjaga bumi tetap hangat.
57
Emisi Zat yang dilepaskan ke udara.
Fotosintesis Proses alami saat tumbuhan menyerap cahaya dan panas dari
matahari serta karbon dioksida dari udara, dan melepaskan oksigen
untuk membuat tumbuhan bertumbuh dan menjaga udara kita bersih.
Jasa Lingkungan Jasa Lingkungan adalah manfaat yang diperoleh orang dari ekosistem.
Ekosistem menyediakan jasa penting bagi manusia di seluruh dunia.
Ini mencakup: jasa yang menyediakan makanan, air, kayu, dan serat;
jasa yang mengendalikan iklim, banjir, penyakit, limbah, dan mutu
air; jasa budaya yang menjadi sumber manfaat spiritual dan juga
kesenangan.
Karbon Salah satu unsur paling umum di alam semesta, ditemukan di semua
mahluk hidup dan mati.
Karbon dioksida (CO2) Hasil penggabungan karbon (C) dengan oksigen (O). Penggabungan
itu mengambil 1 bagian karbon dan 2 bagian oksigen
untuk membentuk CO2.
Kegiatan demonstrasi Kegiatan ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara REDD+ dapat
mengurangi emisi CO2 dari hutan dan meningkatkan penyimpanan
karbon dengan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan. Kegiatan
ini juga menguji coba cara REDD+ dapat menghasilkan manfaat
untuk negara berkembang dan masyarakat setempat.
Kegiatan persiapan Aksi yang membantu negara ‘bersiap’ untuk REDD+, yang mencakup
pembangunan kapasitas, studi ilmiah, dan pengembangan strategi
nasional, dengan sasaran menanggulangi perubahan iklim.
Kesepakatan pembayaran Sebuah perjanjian yang dengannya orang setuju untuk mengambil
untuk jasa lingkungan aksi khusus guna mengelola dan melestarikan ekosistem dan
menerima manfaat tertentu sebagai imbalannya.
Kredit karbon Dalam REDD+, satu ton CO2 yang disimpan dalam pohon (tidak
dilepas ke atmosfer) disebut dengan kredit karbon.
Kutub bumi Area di bagian terjauh di utara dan selatan bumi. Daerah itu juga
disebut ‘kawasan kutub’.
58
Letusan gunung berapi Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk di celah pada
permukaan bumi oleh batuan leleh yang naik ke permukaan,
mengalir keluar, dan mengeras. Saat gunung berapi meletus, batuan
leleh, yang disebut dengan lava, mengalir keluar gunung bersama abu
dan gas yang naik ke atmosfer.
Pembayaran untuk Cara menyediakan sumber daya kepada negara-negara dan jasa
lingkungan masyarakat-masyarakat untuk membantu memelihara ekosistem
yang sehat.
Pemulihan hutan Area yang sudah gundul bertahun-tahun silam dapat dihutankan
kembali.
Pengelolaan hutan Mengelola hutan dengan suatu cara yang mengambil hanya yang
berkelanjutan diperlukan dan membiarkan ekosistem tetap sehat dengan sumber
daya untuk masa depan.
Pengetahuan tradisional Kearifan, pengetahuan, dan praktik masyarakat adat dan masyarakat
setempat yang diraih seiring dengan waktu melalui pengalaman dan
diwariskan secara oral dari generasi ke generasi.
Penguapan Proses yang di dalamnya air dipanaskan dan berubah dari cairan
menjadi gas. Matahari memanaskan air di danau, sungai, atau
samudra, menyebabkannya menguap atau mengubahnya menjadi gas
yang disebut dengan uap air.
Persetujuan Awal dengan “Persetujuan awal dengan informasi awal tanpa paksaan mengakui
Informasi Awal Tanpa hak-hak melekat dan lebih utama masayrakat dat atas daratan dan
Paksaan (PADIATAPA atau sumber daya mereka, serta menghormati otoritas mereka untuk
dalam Bahasa Inggris Free mensyaratkan bahwa pihak ketiga mengikatkan diri dalam
Prior and Informed Consent) suatu hubungan setara dan terhormat dengan mereka, berdasarkan
prinsip persetujuan mafhum.”1
59
Perubahan iklim Perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia selama masa waktu
yang panjang.
Perubahan pemanfaatan Perubahan dalam cara suatu area dimanfaatkan atau dikelola, seperti
lahan mengubah hutan menjadi pertanian, pertanian menjadi padang
gembala, atau mengembalikan padang gembala menjadi hutan lewat
penanaman kembali pohon.
Simpanan karbon Jumlah karbon dalam penampung karbon pada waktu tertentu.
CATATAN AKHIR
1. Commission on Human Rights, Sub-Commission on the Promotion and Protection of Human Rights,
Working Group on Indigenous Populations, Twenty-second session, 19 -13 July 2004, p.5.
2. PFII, 2005. Free Prior Informed Consent And Beyond: The Experience of IFAD. United Nations
Department Of Economic And Social Affairs, Division for Social Policy and Development,
Secretariat of the Permanent Forum on Indigenous Issues. INTERNATIONAL WORKSHOP
ON METHODOLOGIES REGARDING FREE PRIOR AND INFORMED CONSENT AND
INDIGENOUS PEOPLES. (New York, 17-19 January 2005). PFII/2005/WS.2/10. Unedited version,
pg.2.
DAFTAR PUSTAKA
• IPCC 2007. Climate Change 2007: The Physical Science Basis. IPCC Fourth Assessment Report
(AR4). Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental
Panel on Climate Change Solomon, S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M. Marquis, K.B. Averyt, M.
Tignor and H.L. Miller (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New
York, NY, USA, 996 pp. http://www.ipcc.ch
• Windows to the Universe: http://www.windows.ucar.edu/
• Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon
• Millennium Ecosystem Assessment (MEA). 2005. Ecosystems and Human Well-Being: Synthesis.
Island Press, Washington. 155pp.
• Secretariat of the Convention on Biological Diversity. 2001. Global Biodiversity Outlook. Montreal,
Canada.
• FAO 2007. Forests and Climate Change Working Paper 5. Definitional issues related to
reducing emissions from deforestation in developing countries. FOOD AND AGRICULTURE
ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS Rome. http://www.fao.org/docrep/009/j9345e/
j9345e00.htm#TopOfPage
• UNFCCC Draft conclusions proposed by the Chair Addendum Draft decision -/CP.15
• FAO Forestry: http://www.fao.org/forestry/sfm/24447/en/
• B.A. Gyampoh, S. Amisah, M. Idinoba and J. Nkem. 2009. Using traditional knowledge to cope with
climate change in rural Ghana. In Adapting to climate change. Unasylva No. 231/232 Vol. 60, 2009/1-2
60
• EPA: http://www.epa.gov/owow/watershed/whatis.html
• EPA: http://www.epa.gov/climatechange/kids/climateweather.html
• EPA: http://www.epa.gov/owow/wetlands/vital/what.html
61
Conservation International Pendanaan untuk publikasi ini diberikan melalui
2011 Crystal Drive, Arlington, VA, USA hibah dari Richard dan Rhoda Goldman Fund dan
hibah dari donor lainnya.
22202 (01-703-341-2400)
www.conservation.org Publikasi ini didanai sebagai bagian hibah
Badan Norwegia untuk Kerjasama Pembangunan
(NORAD).