Kelas : D3KP2B
Nim : 1906039
Fase Pembentukan Zigot dan Penjelasannya – Zigot adalah hasil dari persatuan ovum (sel telur) dan sel
sperma. Itu masih tetap disebut zigot sampai mulai membagi menjadi embrio. Dalam organisme
multisel, zigot merupakantahap pertama perkembangan setelah fertilisasi. Zigot biasanya berkembang
menjadi embrio tunggal. Jika sel anak yang dihasilkan dari divisi zigot mengalami pembelahan sel, setiap
sel tersebur dapat berkembang menjadi embrio, sehingga ada yang disebut kembar monozigot.
Pembentukan zigot dimulai dari proses fertilisasi, lalu zigot mengalami proses pembelahan.
Pembentukan zigot dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase
gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis.
1. Fase Morula
Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel ini dimulai dari satu menjadi dua, dua
menjadi empat, dan seterunya. Pada saat pembelahan sel itu terjadi pembelahan yang tidak bersamaan.
Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan
(animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Diantara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu
(grey crescent). Setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian
horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai
terbentuk 16-64 sel yang disebut morula.
2. Fase Blastula
Pada fase blastula ini terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang telah dibentuk pada fase
moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat
sitoplasma yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma
yang berbeda akan menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase
blastula ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan
dibentuknya suatu rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang
memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase
blastula selesai ditanjutkan dengan lase gastrula.
3. Fase Gastrula
Pada fase gastrula, embrio mengalami suatu proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol.
Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif
membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan
luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian
endoderm akan menjadi berbagai macam saluran.
Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata
dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan
blastofor. Bagian ini dipersiapkan akan menjadi anus dan pada bagian ujungnya akan membuka dan
menjadi mulut. Pada fase ini terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm yang menjadi bagian
mesoderm. Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Pada fase ini mulai terjadi proses diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi set untuk
menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor hereditas (gen) yang dibawa pada saat
terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-masing bagian
endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut.
Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat,
email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor.
Mesoderm akan mengalami proses diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem peredaran
darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.
Endoderm akan mengalami yang namanya diferensiasi dan akan menjadi jaringan epitel pencernaan,
sistem pernapasan, pankreas dan hati, dan juga kelenjar gondok.
Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan akan saling mempengaruhi. Pada
tahapan berikutnya jaringan embrional akan mengalami perubahan pada bentuknya, dan akan
terdeiferensiasi dalam membentuk organ yang berdasarkan pada lapisannya. Di lapisan luar akan
mengalami diferensiasi yang akan membentuk rangka, saraf dan alat indera. Di lapisan tengah akan
mengalami diferensiasi yang membentuk rangka, otot, alat peredaran darah, eksresi, dan juga organ
reproduksi.
Untuk lapisan dalamnya akan mengalami hal yang sama dengan dua lapisan lainnya, yang akan
membentuk alat pencernaan, dan alat pernapasan.
Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk
perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari set ektoderm dan sebagian dari mesoderm.
Setelah tahap embrio tersebut selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan.
Masa embrio atau masa lamanya di dalam kandungan pada manusia kurang lebih sekitar 40 minggu.
Berikut urutan lengkapnya :
1. Janin yang berumur 4 minggu : sudah terbentuk organ yang penting seperti jantung, dan mulai
tampak bentuk telinga dan mata.
2. Janin yang berumur 8 minggu : bentuknya sudah mirip bayi tapi dengan ukuran kepala yang relatif
lebih besar, kemudian bentuk hidung, mata, telinga, tangan, dan kaki yang hampir jelas bentuknya.
3. Janin yang berumur 10 minggu biasanya memiliki panjang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi :
ukuran kepalanya jauh lebih besar dibanding ukuran badannya, perkembangan pada mata, telinga, jari
tangan dan kaki pun sudah lebih sempurna.
4. Umur 7 perkembangan embrio sudah semakin sempurna, bayi yang lahir di usia 7 bulan disebut
sebagai bayi prematur.
5. Umur 32 minggu janin sudah memiliki panjang tubuh yang mencapai 40 cm. Umur 40 minggu janin
pun sudah siap untuk dilahirkan, yaitu sekitar usia 9 bulan lebih 10 hari.
setelah zygote membelah dengan sempurna dan mencapai tahapan blastula, zygote akan bergerak
menuju endometrium. Di endometrium itulah, proses implantasi terjadi. Apa itu implantasi?
D. Proses implamantasi
Implantasi, atau biasa disebut juga sebagai nidasi, adalah proses melekatnya blastula dengan
endometrium. Penyatuan ini tidak menghilangkan blastula, melainkan menyebabkan blastula terlindungi
oleh endometrium. Saat implantasi, pertukaran hormon antara endometrium dan blastula
memungkinkan blastula untuk masuk ke dalam endometrium. Hanya saja, saat proses ini, luka kecil yang
diikuti dengan sedikit pendarahan mungkin terjadi. Pendarahan biasanya hanya terjadi satu hingga dua
hari.
Setelah blastula menyatu dengan endometrium, luka yang disebabkan implantasi menutup. Lalu
endomterium mulai menebal dan mulut rahim (serviks) dipenuhi oleh mukosa. Blastula yang
terselubungi oleh jaringan endometrium lalu menuju ke tahap plasentasi, yaitu saat terbentuknya
plasenta. pada minggu ke dua ini, janin masih belum berbentuk seperti manusia, melainkan bola atau
gumpalan sel. Di minggu selanjutnya-lah embrio baru terbentuk.