Anda di halaman 1dari 19

SOP KONTAK TRACING TB PARU BTA

(+)
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1 / 1

PUSKESMAS KABUH Drg.EDY SUGIHARTO


JOMBANG NIP.196309271992031004
1. Pengertian Kontak tracing adalah kegiatan pemeriksaan pada anggota keluarga
penderita TBC BTA positif
2. Tujuan Menemukan penderita TBC baru dan mencegah terjdinya penularan pada
anggota keluarga yang kontak langsung dengan penderita
3. Kebijakan 1.SOP ini di buat sebagai pedoman petugas untuk melaksanakan
Upaya penemuan penderita TBC baru pada kontak keluarga
2.Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor:........................

4. Referensi Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis Tahun 2014


5. Langkah-langkah 1.Mencatat data penderita TBC BTA positif
2.Mencatat nama nama anggota keluarga
3.Menyiapkan format kontak tracing
4.Menyiapkan botol dahak
5.Koordinasi dengan bidan di desa dan petugas laboratorium
6.Koordinasi dengan kepala desa
7.Berangkat ke rumah pasien

6. Hal-hal yang Proses penularan penyakit TBC adalah melalui konta langsung,maka
perlu diperhatikan anggota keluarga penderita harus di periksa apakah ada keluhan yang
sama dan mengerti tentang TB Paru.
7. Rekaman Historis
Perubahan No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah
Pemeriksaan DOTS
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :2 / 2

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004
1. Pengertian - DOTS adalah setrategi penanggulangan Tuberculosis melalui pengobatan
jangka pendek dengan pengawasan langsung
- Strategi penemuannya mengutamakan diagnosa BTA mikroskopis
- Pengobatannya mendapat pengawasan langsung oleh PMO
- Ketersediaan obat OAT cukup dan terjamin
- Mendapat dukungan dan dana dari pengambil kebijakan pemerintah
2. Tujuan Menemukan penderita TB Paru BTA positif dengan cepat, tepat dan benar
melalui diagnosa mikroskopis BTA dan penatalaksanaannya untuk menjamin
kesembuhan,mencegah penularan,resistensi obat,berhenti minum obat dan
mengatasi efek samping.
3. Kebijakan 1.Sebagai pedoman petugas untuk melaksanakan pengobatan TB dengan
Menggunakan strategi Dots
2.Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor .............................................

4. Referensi Buku Pedoman Nasional Penanggulangan dan Penatalaksanaan tuberculosis


Depkes RI tahun 2008.
5. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Rencana dan Tindak Lanjut
6. Langkah-langkah 1. Pasien mendaftar di Loket pendaftaran
2. Petugas menerima buku status penderita dari petugas loket
3. Petugas melakukanan amnesa keluhan utama dan riwayat penyakit Dahulu
(RPD)
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan mengukur berat badan
5. Petugas mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pada buku status
pasien.
6. Petugas menentukan diagnosa:
6.1 Jika pasien batuk lebih dari 2 minggu dilakukan pemeriksaan dahak
sewaktu pagi sewaktu (SPS)
6.2 Jika hasil sediaan BTA positif pasien diberikan OAT sesuai dengan
klasifikasi berat badan.
6.3 Petugas memberi penjelasan pada pasien cara minum obat, lama minum
obat, efek samping dan resiko jika berhenti minum obat sebelum
waktunya.
6.4 Petugas menyerahkan obat OAT selama 1 minggu untuk tahap fase
intensif dan 2 minggu untuk tahap lanjutan.
6.5 Petugas mencatat penyerahan obat pada kartu TB 01 dan member pesan
kembali pada kartu TB 02.
6.6 Pasien diperbolehkan pulang.
6.7 Pesan untuk jadwal kontrol selanjutnya.
7. Diagram alir Alur Diagram TB PARU

Suspek TB Paru

Pemeriksaan dahak mikroskopis – Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS)

Hasil BTA Hasil BTA Hasil BTA


+++ +-- ---
++-

Antibiotik Non-OAT

Tidak ada Ada perbaikan


perbaikan

Foto toraks dan Pemeriksaan dahak


pertimbangan dokter mikroskopis

Hasil BTA Hasil BTA


+++ ---
++-
+--

Foto toraks dan


pertimbangan dokter

TB BUKAN TB

8. Hal-hal yang Tepat Dosis dan Keteraturan minum obat


perlu diperhatikan

9. Unit terkait 1. BP umum


2. Unit obat
3. Unit laboratorium
10. Dokumen terkait 1. Stok obat OAT
2. Kartu TB 01 (kartu penderita)
3. Kartu TB 02 (kartu kontrol)
4. Kartu TB 03 (Reg. TB Kab)
5. Kartu TB 05 (F. Permohonan Lab)
6. Kartu TB 06 (F. daftar tersangka)
7. Kartu TB 09 (F. rujukan/pindah)
11.Rekaman Historis
Perubahan No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah

Pencatatan dan Pelaporan Obat TB


No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :5 / 1

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

8. Pengertian Kegiatan mencatat penerimaan dan pengurusan obat TB dan pelaporannya

9. Tujuan Untuk mendapatkan data penerimaan dan pemakaian obat TB sebagai


bahan analisa dan perencanaan

10. Kebijakan 1.Surat Keputusan Kepala Puskesmas


Nomor .......................................................
11. Referensi Pedoman nasional penanggulangan TB Depkes RI 2008.

5. Prosedur
6. Langkah-langkah 1. Catat hasil penerimaan obat OAT dari GFK
2. Hitung jumlah stok obat awal
3. Catat pengeluaran obat
4. Rekap hasil penerimaan dan pengeluaran tiap bulan
5. Hitung sisa stok obat akhir
6. Rencanakan kebutuhan obat
7. Laksanakan BON obat GFK

7.Hal hal yang perlu Cek Tanggal Kadaluarsa Obat


diperhatikan

8.Unit terkait 1.Gudang Obat Puskesmas


2.Gudang Obat Kabupaten
9.Dokumen Terkait 1. Formulir penerimaan obat
2. Laporan pengeluaran obat

10..Rekaman Historis
Perubahan No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah

Diagnosis TB Anak
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :6 / 1

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

1. Pengertian Pedoman tatalaksana diagnosis TB pada anak dengan menggunakan


sistem scoring yang pembobotan terhadap gejalah atau tanda klinis

2. Tujuan Untuk menemukan (diagnosa dini) TB anak dan tatalaksana


pengobatannya

3. Kebijakan 1.Sebagai pedoman petugas untuk melaksanakan diagnosa TB anak


Dan tatalaksana pengobatan.
2.Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 188.4/15/SK/415.25.9/2015.
Tentang pelaksanaan program
4. Referensi Pedoman nasional penanggulangan TB edisi-2 Depkes RI 2008.

5. Prosedur 1. Anam mesa


2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. RTL
6. Langkah-langkah 6. Anam mesa ibu penderita
7. Catat hasil analisa
8. Lakukan skoring sistem TB anak
9. Catat hasil skoring
10. Konsulkan dokter
11. Laksanakan advis dokter selanjutnya
12. Obati sesuai dengan alur tatalaksana TB anak

5. 7. Hal-hal yang perlu Sistem Skoring TB Anak


diperhatikan
6. 8. Unit Terkait 1. BP umum
2. Unit obat
3. Laboratorium
4. Rumah Sakit / Laboratorium
9.Rekaman Historis
Perubahan No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah

Pencatatan dan Pelaporan Penderita


TB
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :7 / 1

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

1. Pengertian Adalah kegiatan mencatat hasil penemuan sampai dengan hasil


pengobatan dan laporan penderita TB
7. 2. Tujuan Untuk mendapatkan data penemuan, pengobatan dan pengelolaan
penderita TB sebagai bahan analisa, interpretasi dan perencanaan
8. 3. Kebijakan 1.Sebagai pedoman untuk menganalisa kegiatan penatalaksanaan dan
Pengelolaan penemuan TBC
2.Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor .......................................
9. 4. Referensi Pedoman nasional penanggulangan TB Depkes RI 2008.
5. Langkah-langkah Catat Px Baru pada TB-01
Catat Px pada TB-03
10. Rekap data hasil pengobatan
11. Prosentasi hasil cakupan
12. Analisa kesenjangan
13. Laporkan hasil pada kepala Puskesmas
10. 6. Hal-hal yang perlu Benar dalam penghitungan dan Rumus
diperhatikan
11. 7. Unit Terkait 1.SP2TP
2. P2P
8. Dokumen Terkait 1. Kartu TB 01
2. Kartu TB 03
3. Kartu TB 06
9.Rekaman Historis
Perubahan No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah

TB Mangkir
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman :8 / 1

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

1.Pengertian Penderita TB mangkir adalah penderita yang tidak minum obat lebih dari
3-4 hari pada fase intensif dan 6-7 hari pada fase lanjutan akibat lalai atau
alasan lain berhenti minum obat.
2.Tujuan Meningkat kan keteraturan minum obat pada penderita agar tidak terjadi
drop out dan mencegah terjadinya resistensi obat OAT.
3.Kebijakan 1.SOP ini di buat sebagai pedoman petugas untuk menanggulangi
penderita TB paru yang berhenti minum obat
2.Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor ...............................................
4.Referensi
5.Prosedur 1.analisa monitoring TB 01
2.mencatat penderita yang mangkir ke dalam buku kegiatan
3.membuat jadwal kunjungan rumah
4.menyiapkan alat tulis dan form pelacakan
5.kordinasi dengan bidan wilayah
6.berangkat ke tempat tujuan alamat penderita

17. 6.Langkah-langkah 1.membuat surat pemberitahuan kepada bidan desa


2.menyiapkan alat tulis dan form pelacakan
3.berangkat ke rumah penderita
4.menyampaikan salam dan tujuan kunjungan kepada penderita
5.anamnesa penderita alasan berhenti minum obat
6.anamnesa PMO alasan tidak mengambil obat sesuai jadwal yang
Ditetapkan

18.
19. 7.Bagan Alir
PASIEN TB

Berhenti
Minum Obat

Fase Intensif Fase Lanjutan


3-4 hari 6-7 Hari
Kunjungan
Rumah

8.Hal-hal yang perlu 1.Apabila penderita TB mangkir tidak segera dilakukan pelacakan akan
diperhatikan terjadi drop out dan mengakibatkan resitensi obat TB dan penyakit
kronik.
2. Perlunya Keaktifan dan peran serta dari PMO
9.Unit Terkait 1.Pemerintahan desa
2. Bidan Desa

10.Do10. Dokumen Terkait 1.kartu TB 01


2.register TB 03
3.buku kegiatan TB mangkir
4.hasil laporan pelacakan
11.Rekaman Historis
Perubahan No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah

Pemeriksaan Dahak Ulang


No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :9 / 1

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004
1.Pengertian Pemeriksaan dahak pada penderita TB BTA positif yang selesai
pengobatan 1 minggu sebelum fase intensif dan fase selanjutnya bulan ke-
5 dan akhir pengobatan.
2.Tujuan Untuk mengetahui hasil pengobatan pada fase intensif sebagai evaluasi
keberhasilan atau kegagalan pengobatan OAT.
3.Kebijakan 1.Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tindakan evakuasi
pengobatan TB dengan strategi DOTS.
2.Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor ................................

4.Referensi Pedoman Nasional Penanggulangan TB Nasional 2008.


5.Prosedur/ 1. Monitoring penderita TB.BTA positif pada kartu TB-01
Langkah-langkah 2. Catat hasil monitoring penderita TB BTA pos
3. Kaji jadwal pengobatan OAT pada fase intensif Bulan ke-5 dan akhir
pengobatan
4. Beri penjelasan pada penderita untuk periksa dahak
5. Rujuk penderita ke LAB dengan kartu TB-05
6. Evakuasi hasil LAB
7. Catat hasil lab pada kartu TB-01
8. Tindak lanjut hasil LAB sesuai dengan hasil
 Jika hasil LAB BTA positif menjadi negatif obati ke fase lanjutan
 Jika hasil LAB BTA positif tetap positif beri sisipan

26. 6.Hal-hal yang perlu 1. Ketepatan Waktu


diperhatikan 2. HE Teknik Pengeluaran Dahak
7.Unit Terkait Unit Laboratorium

10.Do8. Dokumen Terkait TB 05


TB 06
11.Rekaman Historis
Perubahan
No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah
PPI TB
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :11 / 2

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

1. Pengertian Penularan TBC adalah :transmisi kuman TBC melalui udara (airborne)
yang menyebar melalui partikel percik renik (droplet Nuklei) saat
seseorang batuk,bersin,berbicara atau berteriak.
Penularan dan gejala TB baik kuman masih sensitif maupun sudah
resisten tidak ada perubahan.
Sumber infeksi adalah : pasien tbc yang masih potensi menular .
Faktor yang mempengaruhi penularan tb adalah : konsentrasi jumlah
kuman,ventilasi ruangan dan lamanya kontak dengan paparan.

2. Tujuan Mencegah terjadinya transmisi penyakit TBC dari pasien ke orang lain
dalam lingkungan
3. Kebijakan 1.upaya pengendalian dan pencegahan infeksi TB kepada orang lain dan
petugas
2.Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Nomor ...............................................

4. Referensi Pedoman PPI Puskesmas


5. Prosedur 4 Pilar PPI TB
1.Managerial
2.Pengendalian administratif
3.Pengendalian Lingkungan
4.Pengendalian dengan APD
6. Langkah- 1.Managerial
langkah - Membuat kebijakan
- Membuat SPO
2.Pengendalian administratif
- pemilahan dan pemisahan pasien dengan gejalah batuk kronik Batuk
> dari 2 minggu yang belum jelas penyebabnya di periksa di tempat
khusus
- terduga penderita tb di periksa di tempat khusus
- memberi edukasi etika batuk
3.Pengendalian lingkungan
- Menyediakan tempat dengan ventilasi cukup atau dengan bantuan
ventilasi mekanik ( kipas Angin) ke arah pintu keluar yang
membelakangi petugas
- menyediakan alat desinfektan dan alat cuci tangan
4.Penggunaan APD
- Petugas menggunakan alat respirator
- pasien TB menggunakan alat masker

7. Hal-hal yang 4. Jika 4 pilar PPI TB tidak dilakukan dengan benar maka akan terjadi
perlu Penularan kuman ke orang lain
diperhatikan
8. Unit terkait 1.Unit pelayanan klinis
2.Unit rawat inap
3.Unit laboratorium
4. Lingkungan Rumah penderita
9. .Rekaman
Historis No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan diubah

Penjaringan Suspek TB
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :13 / 2

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

1. Pengertian Merupakan upaya untuk menjaring pasien-pasien yang dicurigai


menderita TB ( Suspek pasien TB ) di wilayah kerja Puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana menjaring pasien yang dicurigai menderita TB
( suspek pasien TB ).
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kabuh No.188.4 / 514 / 415.26.16 / 2016 tentang
Standart Operasional Puskesmas.

4. . Langkah- 1. Pasien dengan gejala sebagaimana di bawah ini harus dianggap


langkah sebagai seorang suspek pasien TB :
a. Batuk terus menerus > 2 minggu
b. Batuk berdahak,kadang disertai darah
c. Dapat disertai demam, nafsu makan menurun, berat badan
menrurun, malaise, berkeringat malam tanpa aktifitas berat.
d. Pasien yang kontak erat dengan pasien TB
e. Pasien dengan gejala TB Ekstra paru ( sesuai organ yang
diserang )
2. Pelaksana pelayanan kesehatan ( Staf Medis / Staf Paramedis ) apabila
menemukan gejala sebagaimana tersebut diatas : :
a. Di Poli rawat jalan :
 Buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-P-S
untuk penegakan dignosis
 Buatkan lembar permintaan pemeriksaan penunjang
lainnya sesuai indikasi ( foto thorak,/ histopatologi /
patologi anatomi, dll )
 Pasien dipersilahkan ke laboratorium atau radiologi.
 Dilakukan konseling dan edukasi pentingnya
pemeriksaan daha S-P-S dan cara mengeluarkan dahak
yang benar.
 Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S,maka
hasil dicatat pad form Tb 06
 Lengkapi data rekam medis

b. Pada ruang rawat inap :


 Buatkan lembar permintaan pemeriksaan dahak S-P-S
untuk penegakan dignosis
 Buatkan lembar permintaan pemeriksaan penunjang
lainnya sesuai indikasi ( foto thorak,/ histopatologi /
patologi anatomi, dll )
 Dilakukan konseling dan edukasi pentingnya
pemeriksaan daha S-P-S dan cara mengeluarkan dahak
yang benar.
 Pasien diberi Pot dahak dan dibantu cara mengeluarkan
dahak yang benar
 Pot dahak S-P-S suspek diserahkan kelaboratorium
 Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S,maka
hasil dicatat pad form Tb 06
 Melengkapi catatan rekam medik pasien dan jelaskan
hasil pemeriksaan pada pasien
 Pada saat pasien pulang dari rawat inap, dianjurkan
untuk kontrol di Bp umum.

3. Suspek pasien TB selanjutnya dilakukan penegakan diagnosis oleh


dokter penanggungjawab.

5..Hal-hal yang perlu Tdk


diperhatikan

6.Unit Terkait - Poli umum


- Rawat Inap
- Unit Pendaftaran
- Laboratorium
7..Dokumen Terkait - Rekam Medis
- TB 05
- TB 06

8. Rekaman Historis
Perubahan
No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah

Injeksi Streptomycin
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :15 / 2

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

1. Pengertian Memberikan injeksi obat streptomisin pada pasien TB pada jaringan otot
dengam sudut penyuntikan 90 derajat
4. 2. Tujuan Sebagai acuan petugas medis dan paramedis dalam memberikan injeski
streptomycin pada pasien TB.
5. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kabuh No.188.4 / 514 / 415.26.16 / 2016 tentang
Standart Operasional Puskesmas.

6. 4. Referensi
5. Langkah-langkah 1. Indikasi : Pasien TB kategori II dan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri tertentu.
2. Persiapan Alat :
f.
g. Spuit 5 cc dengan jarum no.22-25
h. Jarum ukuran diameter 20-30
i. Kapas alkohol
j. Obat injeksi streptomycin sesuai dosis
k. Sarung tangan
l. Catatan pengobatan
m. Bak injeksi
n. Bengkok
3. Persiapan pasien
a. Sapa pasien dengan senyum ramah
b. Jelaskan prosedur tindakan
7. Prosedur kerja :
a. Tutup tirai atau pintu
b. Cuci tangan
c. Ambil obat sesuai dosis
d. Pakai sarung tangan

e. Sebelum injeksi streptomicin pertama kali dilakukan skin test


dulu, apabila hasil skin test didapatkan kemerahan/ gatal/ area
skintest yang dilingkari melebar maka injeksi streptomicin
tidak bisa diberikan karena hal itu menandakan pasien alergi
terhadap obat streptomicin, tapi apabila di area skin test tidak
terdapat kemerahan/gatal maka bias dilakukan injeksi
strepstomicin sesuai dosis.
f. Kaji area penyuntikan : tidak ada lesi / infeksi, tidak terdapat
penonjolan tulang, tidak ada saraf atau pembuluh darah.
g. Posisikan pasien senyaman mungkin
h. Bersihakn tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5cm
i. Letakkan kapas alkohol pada tangan yang tidak dominan, buka
tutup spuit dan pegang spuit pada tangan yang dominan( antara
ibu jari dan jari telunjuk )
j. Injeksikan jarum dengan sudut 90 derajat ,jarum masuk
dengan kedalaman 1,25 – 2,5 cm setelah jarum masuk kedalam
otot ,pindahkan tangan yang tidak dominan kebawah spuit
( untuk memfiksasi agar posisi jarum tidak bergerak ) dan
tangan dominan pindah ke bagian pengokang spuit untuk
mengaspirasi.
k. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk
pembuluh darah , jika tidak terdapat darah injeksiakan obat
streptomycin dengan kecepatan10 detik/ml. Jika terdapat darah
segera cabut spuit dan ganti posisi penyuntikan lainnya.
l. Tarik spuit,usap dengan kapas alkohol dengan sedikit menekan
m. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
n. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah
tersedia ( sampah medis untuk benda tajam )
o. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
p. Lepas sarung tangan masukan kedalam sampah medis
q. Dokumentasikan prosedur ( 5T + 1W : tepat obat, tepat dosis,
tepat pasien, tepat waktu,tepat cara pemberian dan waspada )
r. Observasi efek samping obat ( kemerahan, nyeri, panas serta
Syok Anafilaktik )

6.Hal-hal yang perlu Tepat Obat, Tepat Dosis dan Tepat pasien Tdk
diperhatikan
7.Unit Terkait - Poli P2TB
- UGD / Rawat Inap
- Unit Pendaftaran
- Poli Umum
8.Dokumen Terkait - Rekam Medis
- TB 05
- TB 06
9.Rekaman Historis
Perubahan
No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
diubah
Penyuluhan TB
No.Dokumen :SOP/UKM/P2TB/ /2016
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :18 / 2

PUSKESMAS Drg.EDY SUGIHARTO


KABUH JOMBANG NIP.196309271992031004

1. Pengertian Menyampaikan informasi berupa pesan atau pemikiran dari pihak


pemberi pesan / sumber informasi kepada pihak lain / penerima pesan
dengan cara tertentu.
8. 2. Tujuan 1. Menambah wawasan atau pengetahuan tentang penyakit TBC

2. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat


dalam penanggulangan TBC.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kabuh No.188.4 / 514 / 415.26.16 / 2016 tentang


Standart Operasional Puskesmas.

4. Referensi
6. Langkah-langkah 5. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan ( SAP ) sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya yang ada meliputi :
o. Menentukan tujuan penyuluhan
p. Menentukan sasaran penyuluhan
q. Menetukan tempat penyuluhan
r. Menentukan waktu penyuluhan
s. Menentukan metode penyuluhan
t. Alat bantu / media yang digunakan
u. Menentukan baiay yan digunakan
v. Menetukan materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan
penyuluhan dan sasaran.
6. Pelaksanaan Penyuluhan :
s. .Penyuluhan TBC dilaksanakan didalam gedung Puskesmas
Kabuh dengan cara :
1) Penyuluhan langsung perorangan sasarannya :
penderita TB, keluarga penderita atau PMO
2) Penyuluhan langsung kelompok sasarannya : kelompok
penderita bersama keluarganya dan PMO
3) Penyuluhan tidak langsung seperti menempelkan poster
dan brosur TB.
t. Penyuluhan TBC dilaksanakan diluar gedung Puskesmas
Kabuh dengan cara :
1) Penyuluhan perorangan dirumah penderita
2) Penyuluhan kelompok dimasyarakat
u. Mengevaluasi penyuluhan :
1) Tercapainya tujuan yang diharapkan
2) Adanya perubahan perilaku penderita
3) Bertambahnya wawasan / pengetahuan tentang
penyakit TBC.

8.Hal-hal yang perlu Materi yang disampaikan Tdk


diperhatikan Media penyuluhan
Latar belakang Peserta
9.Unit Terkait - Poli P2TB
- Unit Pendaftaran
- Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai