Anda di halaman 1dari 9

A.

Kanker Paru
1. Definisi
Kanker paru adalah jenis kanker yang tumbuh di jaringan paru-paru
yang berperan penting dalam proses pernapasan. Kanker paru-paru berasal
dari jaringan tipis paru-paru, pada umumnya berupa lapisan sel yang
terletak pada saluran udara. Dua tipe utama kanker ini adalah kanker paru-
paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC).
2. Anatomi Fisiologi
Kanker paru adalah jenis kanker yang tumbuh di jaringan paru-paru
yang berperan penting dalam proses pernapasan. Kanker paru-paru berasal
dari jaringan tipis paru-paru, pada umumnya berupa lapisan sel yang
terletak pada saluran udara. Dua tipe utama kanker ini adalah kanker paru-
paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC). Tipe-
tipe ini didiagnosa berdasarkan bentuk sel yang terlihat di bawah
mikroskop. Lebih dari 80% kanker paru-paru merupakan tipe kanker paru-
paru non-sel kecil.
Tiga sub-tipe utama dari kanker paru-paru non-sel kecil adalah
adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel besar. Kanker
paru-paru merupakan kanker paling umum kedua yang diidap pria dan
kanker paling umum ketiga yang diidap wanita di Singapura. Pria
memiliki resiko kanker paru-paru 3 kali lebih tinggi dari wanita. Dari 3
kelompok etnis utama, etnis Cina memiliki resiko tertinggi, yang diikuti
oleh etnis Melayu dan India. 
a) Kanker Paru-paru Non-Sel Kecil (NSCLC) 
NSCLC merupakan tipe paling umum dari kanker paru-paru, dan
tidak seagresif dibandingkan dengan SCLC. NSCLC cenderung
tumbuh dan menyebar lebih lambat. Bila didiagnosa secara dini,
pembedahan dan/atau radioterapi, kemoterapi, dapat memberikan
harapan akan kesembuhan.
b) Kanker Paru-paru sel kecil (SCLC) 
SCLC merupakan kanker yang memiliki tingkat pertumbuhan
pesat dan menyebar cepat ke pembuluh darah menuju anggota tubuh
lainnya. Seringkali, kanker ini dikategorikan sebagai penyakit
kompleks saat terdiagnosa. Kanker ini biasanya diobati melalui
kemoterapi dan bukan melalui prosedur pembedahan.
3. Etiologi
Kanker paru-paru yang dini tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring
pertumbuhan kanker tersebut, beberapa gejala umumnya meliputi:
a) Batuk yang memburuk dan tidak pernah sembuh
b) Kesulitan bernafas, seperti kehabisan nafas / sesak nafas
c) Sakit di dada secara konstan
d) Batuk darah
e) Suara yang serak
f) Sering terkena infeksi paru, seperti pneumonia
g) Merasa letih setiap saat
h) Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas

Seringkali, gejala-gejala tersebut bukan dikarenakan kanker. Masalah


kesehatan lainnya pun dapat menunjukkan gejala-gejala tersebut.
Seseorang dengan gejala tersebut di atas sebaiknya segera menghubungi
dokter untuk didiagnosa dan memperoleh perawatan sesegera mungkin.
Tes skrining dapat membantu dokter untuk menemukan dan mengobati
kanker secara dini. Beberapa metode untuk mendeteksi kanker paru-paru
telah ditelaah sebagai metode tes deteksi yang tepat. Metode-metode yang
dikaji termasuk tes dahak (lendir dari paru-paru diambil saat batuk), x-ray
dada, atau CT Scan spiral (helikal). Sama seperti keputusan medis pada
umumnya, keputusan untuk menjalani tes skrining adalah keputusan
pribadi. Anda akan lebih mudah untuk memutuskan setelah Anda
mengetahui pro dan kontra dari skrining.

4. Patofisiologi
Awalnya menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,
hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasanya
timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus
yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan
diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin. Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada
hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, dan tulang rangka
(Arisandi, 2008).
5. Epidemilogi
Kanker  paru  masih  menjadi  sala h satu keganasan yang paling
sering,  berkisar 20% dari seluruh kasus kanker pada laki-laki deng an
risiko terkena 1 dari 13 orang dan 12% dari semua kasus kanker pada
perempuan dengan  risiko terkena 1 dari 23 orang. Di  Inggris rata-
rata 40.000 kasus baru  dilaporkan setiap tahun. Perkiraan inside nsi
kanker paru pa da laki-laki tahun  2005 di Amerika Serikat adalah  92.305
dengan rata-rata 91.537 orang  meninggal karena kanker.
6. Prevalensi
American Cancer Society mengestimasikan  kanker paru di Amerika
Serikat  pada tahun 2010 sebagai berikut :
a) Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750
orang  laki-laki dan 105.770 orang perempuan).
b) Estimasi kematian karena kanker pa ru sekitar 157.300  kasus (86.220
pada laki-laki dan 71.080 pada perempuan), berkisar 28% dari semua
kasus kematian karena kanker.
B. Tuberculosis (TBC)
1. Definisi
Tb paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang
secara khas. Penyakit yang menyerang paru-paru. Penyakit ini disebabkan
oleh kuman TB (Myobacterium Tuberculosis). Nama tuberculosis berasal
dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras yang ditandai oleh
pembentukan granuloma yang menimbulkan nekrosis jaringan paru-paru.
2. Anatomi Fisiologi
Saluran pengantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung,
faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Ketika udara masuk ke
dalam rongga hidung, udara tersebut disaring, dilembabkan dan
dihangatkan oleh mukosa respirasi, udara mengalir dari faring menuju ke
laring, laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan
oleh otot dan mengandung pita suara. Trakea disokong oleh cincin tulang
rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5
inci.
Struktur trakea dan bronkus dianalogkan dengan sebuah pohon oleh
karena itu dinamakan Pohon trakeabronkial. Bronkus utama kiri dan kanan
tidak simetris, bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan merupakan
kelanjutan dari 8 trakea yang arahnya hampir vertikal, sebaliknya bronkus
kiri lebih panjang dan lebih sempit dan merupakan kelanjutan dari trakea
dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronkus kanan dan kiri
bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan bronkus segmentalis,
percabangan sampai kesil sampai akhirnya menjadi bronkus terminalis.
Setelah bronkus terminalis terdapat asinus yang terdiri dari bronkiolus
respiratorius yang terkadang memiliki kantng udara atau alveolus, duktus
alveoli seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus alveolaris terminalis
merupakan struktur akhir paru. Alveolus hanya mempunyai satu lapis sel
saja yang diameternya lebih kecil dibandingkan diameter sel darah merah,
dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus (Price dan
Wilson,2006).
Menurut Price dan Wilson (2006) proses pernafasan dimana oksigen
dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida
dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga proses . Proses
yang pertama yaitu ventilasi, adalah masuknya campuran gas-gas ke dalam
dan ke luar paru-paru. Proses kedua, transportasi yang terdiri dari beberapa
aspek yaitu difusi gas-gas antar alveolus dan kapiler (respirasi eksternal),
distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal. Proses ketiga yaitu reaksi kimia
dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.
3. Etiologi
TB paru disebabkan oleh “Miyobacterium Tuberculosis” sejenis
kuman berbentuk batang degan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-
0,6/um. Kuman terdiri dari asam lemak, sehinggakuman lebih tahan asam
dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Organisme ini tidak
bergerak, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul, bila diwarnai akan
terlihat berbentuk manik-manik atau granuler. Kuman ini bersifat obligat
aerob dan pertumbuhannya lambat. Dibutuhkan waktu 18 jam untuk
mengganda dan pertumbuhan pada media kultur biasa dapat dilihat dalam
waktu 6-8 minggu.
Suhu optimal untuk untuk tumbuh pada 37 derajat Celcius dan pH
6,4–7,0. Jika dipanaskan pada suhu 60 derajat Celcius akan mati dalam
waktu 15-20 menit. Kuman ini sangat rentan terhadap sinar matahari dan
radiasi sinar ultraviolet. Di samping itu organisme ini agak resisten
terhadap bahan-bahan kimia dan tahan terhadap pengeringan, sehingga
memungkinkan untuk tetap hidup dalam periode yang panjang didalam
ruangan-ruangan, selimut dan kain yang ada di kamar tidur, sputum.
Dinding selnya 60% terdiri dari kompleks lemak seperti mycolic acid yang
menyebabkan kuman bersifat tahan asam, cord factor merupakan mikosida
yang berhubungan dengan virulansi. Kuman yang virulen mempunyai
bentuk khas yang disebut serpentine cord, Wax D yang berperan dalam
immunogenitas dan phospatides yang berperan dalam proses nekrosis
kaseosa.
Basil tuberkulosis sulit untuk diwarnai tapi sekali diwarnai ia akan
mengikat zat warna dengan kuat yang tidak dapat dilepaskan dengan
larutan asam alkohol seperti perwarnaan Ziehl Nielsen. Organisme seperti
ini di sebut tahan asam. Basil tuberkulosis juga dapat diwarnai dengan
pewarnaan fluoresens seperti pewarnaan auramin rhodamin.
Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal
juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Sumber penularannya adalah
penderita tuberculosis BTA positif disaat penderita batuk atau bersin,
karena pada saat itu penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
droplet (percikan dahak). Droplet dapat bertahan beberapa jam di udara
pada suhu kamar. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut masuk
kedalam saluran pernafasan. Setalah bakteri tuberculosis masuk ke saluran
pernafasan, makan bakteri tersebut mulai menyebar dari paru kebagian
tubuh lainnya melalui sistem peredarah darah, saluraan pernafasan atau
penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari
seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
paru-paru. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak makin
tinggi resiko menularnya. Sedangkan jika pemeriksaan dahak negative
(tidak terlihat kuman) maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Seseorang terinfeksi bakteri tuberculosis dipengaruhi oleh konsentrasi
droplet selama di udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
4. Patofisiologi
Ketika seorang penderita TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka
secara tidak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ketanah, lantai atau
temapt lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas,
droplet nuklei tadi akan menguap dan dapat menyebar. Kuman
tuberkulosis masuk ke dalam tubuh melalui udara pernafasan. Bakteri
yang terhirup akan dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat
dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Selain itu
bakteri juga dapat di pindahkan melalui sistem limfe dan cairan darah ke
bgian tubuh yang lain.
Sistem imun tubuh berepon dengan melakukan reaksi inflamasi,
fagosit menekan banyak bakteri, limposit spesifik tuberkulosis
menghancurkan bakteri dan jaringan normal.
Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli
yang dapat menyebabkan bronchio peneumonia. Infeksi awal biasanya
terjadi 2 sampai 10 minggu setelah pemajaman.
Partikel dapat masuk ke dalam alveolar, bila ukuran partikel kurang
dari 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi terlebih dulu oleh neutropil,
kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan
oleh makrofag keluar dari cabang trakea bronkhial bersama gerakan sillia
dengan sekretnya. Bila kuman menetap di jaringan paru maka ia akan
tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat
terbawa masuk  ke organ tubuh lainnya.
Kuman yang bersarang ke jaringan paru akan berbentuk sarang
tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau efek primer
atau sarang ghon (fokus). Sarang primer ini dapat terjadi pada semua
jaringan paru, bila menjalar sampai ke pleura  maka terjadi efusi pleura.
Kuman dapat juga masuk ke dalam saluran gastrointestinal, jaringan limfe,
orofaring, dan kulit. Kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar
keseluruh organ, seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke dalam
arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran keseluruh bagian paru dan
menjadi TB milier.
Sarang primer akan timbul peradangan getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran getah bening hilus (limfangitis
regional). Sarang primer limfangitis lokal serta regional menghasilkan
komplek primer (range).  Proses sarang paru ini memakan waktu 3–8
minggu.
Tuberculosis tergolong airbone disease yakni penularan melalui
droplet nuclei yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam
fase aktif. Setiap kali penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet
nuclei. Penularan umumnya terjadi didalam ruangan dimana droplet nuclei
dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari
langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap
lembab dapat bertahan sampai beberapa jam.
Resiko terinfeksi TB sebagian besar adalah faktor risiko external,
terutama adalah faktor lingkungan seperti rumah tak sehat, pemukiman
padat & kumuh. Sedangkan risiko menjadi sakit TB, sebagian besar adalah
faktor internal dalam tubuh penderita sendiri yang disebabkan oleh
terganggunya sistem kekebalan dalam tubuh penderita seperti kurang gizi,
infeksi HIV/AIDS, pengobatan dengan immunosupresan dan lain
sebagainya.
5. Epidemilogi
Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6juta kasus
TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) di antaranya adalah
pasien HIV positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di wilayah
Afrika, pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang
menderita TB MDR dan 170.000 di antaranya meninggal dunia. Pada
tahun 2012 deperkirakan proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus
TB secara global mencapai 6% atau 530.000 pasien TB anak pertahun,
atau sekitar 8% dari total kematian yang disebabkan TB.
6. Prevalensi
Dalam laporan Tuberkulosis Global 2014 yang dirilis Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan, insidensi di Indonesia pada angka
460.000 kasus baru per tahun. Namun, di laporan serupa tahun 2015,
angka tersebut sudah direvisi berdasarkan survei sejak 2013, yakni naik
menjadi 1 juta kasus baru per tahun. Persentase jumlah kasus di Indonesia
pun menjadi 10 persen terhadap seluruh kasus di dunia sehingga menjadi
negara dengan kasus terbanyak kedua bersama dengan Tiongkok. India
menempati urutan pertama dengan persentase kasus 23 persen terhadap
yang ada di seluruh dunia.
Walaupun telah terdapat strategi Directly Observed Treatment
Shortcourse (DOTS) fakta menunjukkan beban penyakit TB masih sangat
tinggi dan masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Hasil
survei prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka
prevalensi TB BTA positif secara nasional 110 per 100.000 penduduk.
Secara regional prevalensi TB BTA positif di Indonesia dikelompokkan
dalam 3 wilayah, yaitu: 1) wilayah Sumatera dengan angka prevalensi TB
adalah 160 per 100.000 penduduk; 2) wilayah Bali dan Jawa dengan angka
prevalensi TB tertinggi yaitu 110 per 100.000 penduduk; 3) wilayah
Indonesia Timur dengan angka prevalensi tertinggi yaitu 210 per 100.000
penduduk (Departemen Kesehatan RI, 2008).

Anda mungkin juga menyukai