BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Identifikasi Masalah
Sebenarnya banyak tanaman lain yang mempunyai khasiat yang cukup banyak, namun
kersen atau tanaman dengan nama latin Muntingia calaburaini sering dianggap sebelah mata.
Mungkin karena keberadaannyadikenalsebagai tanaman liar di masyarakat. Namun siapa
sangka, tanaman ini mampu menjadi alternatif pengobatan yang murah dan mudah di dapat.
1.3 Rumusan Masalah
Apakah peranan tanaman ini dalam kehidupan?
Apakah khasiat yang ada dalam tanaman kersen (Muntingia calabura) baik dalam daun
maupun buah?
Bagaimana pengolahannya?
Apa sajakah produk yang dapat dihasilkan dari tanaman kersen (Muntingia calabura) ini?
1.4 Tujuan Penelitian
Sebagai bahan alternatif bagi berbagai macam penyakit
Pemanfaatan Sumber Daya yang ada di sekitar
Membuat produk olahan dari tanaman tersebut
1.5 Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui apa peranan tanaman ini dalam kehidupan
Untuk mengetahui manfaat kesehatan dari zat yang di kandung dalam tanaman ini. Baik dari
daun maupun buahnya.
Menambah pengetahuan tentang penelitian tanaman
Menambah pengetahuan di bidang biologi dan bioteknologi
Untuk mengetahui bagaimana pengolahan produk yang dapat dihasilkan dari tanaman ini
BAB II
LANDASAN TEORI
Kandungan Jumlah
Air 77,8 g
Protein 1,384 g
Lemak 1,56 g
Karbohidrat 17,9 g
Serat 4,6 g
Abu 1,14 g
Kalsium 124,6 mg
Fosfor 84 mg
Besi 1,18 mg
Polivenol 0,019 g
Tanin 0,065 g
Flavonol 0,037 g
Niacin 0,554 g
Vitamin C 80,5 mg
Energi 380 kJ/ 100 gram
a. Flavonol
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida, dan aglikon.
Flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat
sebagaiantioksidan dan antiflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas
kebanyakanmerupakan variasi struktur sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam
suasanabasa dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa
padamampu menghambat enzim topoisomerase II (DNA girase), yang merupakan enzim
penting dalam proses replikasi dan transkripsi DNA bakteri, sehingga dapat mengganggu
proses tersebut
Senyawa flavonol sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasukdaun, akar,
kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan flavonol ini berada di dalam
tumbuh – tumbuhan kecuali alga. Namun ada juga flavonol yang terdapat dalam hewan,
misalnya dalam kelenjar bau berang – berang dan sekresi lebah. Dalam sayap kupu – kupu
dengan anggapan bahwa flavonol berasal dari tumbuh – tumbuhan yang menjadi makanan
hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam tubuh mereka. Penyebaran jenis flavonol
pada golongan tumbuhan yang tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita
(Markham, 1988)
b. Polifenol
Mampu mengganggu pembentukan dinding sel sehingga dapat mengganggu proses
pertumbuhan bakteri. Selain itu komponen bioaktif fenol dapat mengakibatkan lisis sel dan
menyebabkan denaturasi protein, menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam
nukleat serta 9 menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel.
Dalam uji selanjutnya, dalam kandungan air rebusan kersen ini berfungsi sebagai anti
inflamasi. Uji ini telah dilakukan dengan percobaan pada tikus sebagai objek penelitian.
c. Tannin
Tanin yang juga dimiliki oleh ekstrak daun kersen mempunyai sifat spasmolitik, diduga dapat
mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu
sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup
sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Tanin juga diduga mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menginaktivasi enzim. Apabila kerja enzim
terganggu dalam mempertahankan kelangsungan aktivitas mikroba, maka akan
mengakibatkan enzim membutuhan energi dalam jumlah yang lebih besar untuk aktivitasnya.
Akibatnya energi untuk pertumbuhan menjadi berkurang, sehingga aktivitas mikroba menjadi
terhambat dan lisis atau inaktif apabila berlangsung lama.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan rancangan penelitian
Dalam penelitian saya, saya melakukan teknik penelitian eksperimental untuk
mengetahui bagaimana keefektivitasan, kelebihan dan kekurangan penggunaan tanaman
kersen sebagai penyembuhan penyakit serta olahan apa saja yang dapat dibuat dari tanaman
kersen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses ekstraksi sebagai berikut : sampel daun kersen yang sudah kering dimasukkan
ke dalam gelas Erlenmeyer ukuran 1liter. Kemudian etanol dituangkan hingga penuh dan
dikocok hingga benar-benar tercampur. Kemudian didiamkan selama satu malam sampai
mengendap. Proses ekstraksi ini dilakukan sampai hasil ekstraksi jernih, kemudian dilakukan
proses evaporasi untuk memisahkan larutan etanol dengan zat-zat aktif yang ada di dalam
ekstrak.
Konsentrasi ekstrak 0% adalah biakan bakteri Salmonella Typhi dengan konsentrasi
106 CFU/ml tanpan diberi ekstrak daun kersen. Tabung 0% diisi dengan 2 ml suspense
bakteri. Tabung 4%, 6%, 8%, 10%, 12%, dan 14% diisi dengan aquades steril dan ekstrak
etanol daun kersen sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Selanjutnya
ditambahkan suspense bakteri sebanyak 1ml pada seluruh tabung.
4.3 Pembahasan
Zat Antiseptik dan anti kanker pada daun kersen bila secara rutin dikonsumsi akan
mendapatkan hasil yang memuaskan, cara kerjanya, dengan membunuh antigen atau mikroba
penyebab penyakit secara bertahap. Kandungan gizi pada buah kersen pun juga tinggi, yang
apabila diolah tidak kehilangan manfaatnya namun juga dapat menjadi produk inovasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang di peroleh:
1. Daun kersen mempunyai zat antiseptic dan anti kanker yang dapat membunuh
mikroorganisme pengganggu
2. Bukan terbatas hanya pada buahnya saja, daun kersen juga dapat di manfaatkan
3. Selain kersen mempunyai nutrisi yang baik, kersen juga mengandung anti inflmasi, anti
septik dan anti bakteri.
2. Penelitian terhadap kefektivitasan ekstrak daun kersen sebagai anti bakteri, anti inflamasi dan
anti septik di teliti oleh : Sanarto Santoso, Soemardini, Novia Lucy Rusmayanti