Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TITRASI ARGENTOMETRI

Rima Nurhasanah
19330501
Kelas C

Laboratorium Kimia Analisis


Fakultas Farmasi
ISTN
2020
PENDAHULUAN

I. Tujuan Percobaan
Mampuan untuk mengerjakan penetapan kadar zat secara titrasi argentometri
II. Dasar Teori
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang Berarti perak.
Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam
suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan
dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi
indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan
mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.

Titrasi Argentometri termasuk dari analisis Volumetri yang dikenal titrasi


pengendapan yaitu metode analisa yang didasarkan pada reaksi yang menghasilkan
senyawa ionik dengan kelarutan rendah, merupakan teknik analisis tertua dalam
sejarah analisis kimiadengan menggunakan perak nitrat (AgNO3) sebagai reagen
pengendap, yang digunakan untuk analisis halogen, anion-anion mirip halogen
(SCN-, CN-, CNO-), merkaptan, asam lemak dan beberapa anion anorganik
divalen (Didik,dkk.,2009) Titrasi Argentometri memilik empat metode yaitu
(Eka,dkk.,2014) Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan
K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana
netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5-9,0. Dalam suasana asam, perak kromat
larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan
perak hidroksida (Rohman dan Gandjar, 2007).
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet volume
2. Labu erlenmeyer
3. Pipet tetes
4. Seperangkat alat titrasi
B. Bahan
1. Larutan AgNO3 0,1 N
2. Indikator Kalium Kromat (K2CrO4) 5%
3. Larutan NaCl 0,1 N
4. Larutan sampel

IV. Bagan Kerja


1. Prosedur penentuan klorida
Pipet 10 ml larutan sampel, masukkan ke dalam labu titrasi, tambahkan ke
dalamnya 1 ml indikator K2CrO4 5%. Titrasi dengan AgNO3 0,1 N sampai
terbentuk endapan bewarna kemerah – merahan (merah bata) yang tetap.
Hitung kadar zat dalam % b/v sebagai NaCl
2. Pembuatan preaksi
a. Larutan Perak Nitrat 0,1 N
Timbang 4,247 gr Perak Nitrat dan larutkan dengan air suling sampai
volume 1 liter. Sampai di dalam botol coklat.
b. Larutan NaCl 0,1 N
Lebih kurang 2,5 gr NaCl keringkan dioven pada temperature 250 Derajat -
300 Derajat Celcius, lalu timbang sebanyak 1,462 gr (setelah dingin,
didinginkan dalam eksikator) dan dilarutkan dalam air suling sampai tepat 1
liter.
c. Indikator
K2CrO4 : larutan 5 gr K2CrO4 dalam 100 cc air. 1 ml untuk volume akhir
50 – 100 ml.
3. Pembakuan
Pembakuan AgNO3 dilakukan secara Mohr : pipet 10 ml larutan baku NaCl
0,1N, tambahkan 1 ml indikator K2CrO4. Titrasi dengan AgNO3 sampai
mulai memerah.
V. Tabel Hasil Pengamatan

NO Perlakuan Hasil
1 10 ml NaCl Nacl tidak berwarna, K₂CrO₄berwarna kuning
+ setelah dicampu tidak berwarna
1 mL indikator K2CrO4 5%

2 Dititrasi dengan AgNO₃ Terbentuk endapan merah bata

3 Pembuatan AgNO3  Warna AgNO3 : putih


Ditimbang AgNO3 4,247 gr  Warna larutan : bening
Dilarutkan dalam 1liter air
suling

VI. Perhitungan
Pembakuan AgNO3
Diketahui : V NaCl = 10ml
N NaCl = 0,1 N
V AgNO3 = Vol akhir titrasi 23,6ml
Ditanya : N AgNO3 ....?
Jawab : Rumus pengenceran : N1.V1 = N2.V2
(N.V) AgNO3 = (N.V) NaCl
N AgNO3 . 23,6ml = 0,1 N. 10 ml
N AgNO3 = 1/(23,6 ml)
N AgNO3 = 0,042 N

Perhitungan penentuan kadar NaCl sampel dengan metode Mohr


Diketahui : V NaCl sampel = 100 ml
V AgNO3 = Vol. akhir titrasi 2 = 15 ml
N AgNO3 = 0,042 N
Ditanya : Kadar sampel = ..... % b/v
Jawab : Cl- + AgNO3  AgCl + NO3-
∑ mol ekivalen Cl- = ∑ mol ekivalen AgNO3
mg⁄(BM )Cl- x valensi Cl- = (N.V) AgNO3
Mg Cl- = ((0,042.15)AgNO3.BM Cl)/(valensi Cl)
Mg Cl- = ((0,042.15) .35,5 )/1
Mg Cl- = 22, 365
% Cl- = ( 22,365)/(10 ml) x 100 % = 223,6 %

VII. Pembahasan

Percobaan kali ini yaitu mengenai argentometri, pertama siapkan alat dan bahan .
alat yang digunakan yaitu Pipet volume,Labu erlenmeyer,Pipet tetes dan
Seperangkat alat titrasi, sedang untuk bahan yang digunakan yaitu larutan AgNO3
0,1 N,Indikator Kalium Kromat (K2CrO4) 5%, Larutan NaCl 0,1 N, larutan
sampel. Langkah pertama yang dilakukan adalah penentuan klorida Pipet 10 ml
larutan sampel, masukkan ke dalam labu titrasi, tambahkan ke dalamnya 1 ml
indikator K2CrO4 5%. Titrasi dengan AgNO3 0,1 N sampai terbentuk endapan
bewarna kemerah – merahan (merah bata) yang tetap.
Hitung kadar zat dalam % b/v sebagai NaCl, selanjutnya pembuatan Pembuatan
preaksi yang pertama yaitu pembuatan larutan Perak Nitrat 0,1 N langkahnya
timbang 4,247 gr Perak Nitrat dan larutkan dengan air suling sampai volume 1
liter. Sampai di dalam botol coklat, kemudian pembuatan larutan NaCl 0,1 N lebih
kurang 2,5 gr NaCl keringkan dioven pada temperature 250 Derajat - 300 Derajat
Celcius, lalu timbang sebanyak 1,462 gr (setelah dingin, didinginkan dalam
eksikator) dan dilarutkan dalam air suling sampai tepat 1 liter. Selanjutnya
K2CrO4 larutan 5 gr K2CrO4 dalam 100 cc air. 1 ml untuk volume akhir 50 – 100
ml.

Adapun langkah-langkah percobaan yang pertama yaitu mengambil 10 ml larutan


NaCl 0,1 N yang telah dibuat oleh asisten ke dalam erlenmeyer. Kemudian
menambahkan 1 ml indikator K2CrO4 yang berwarna kuning. Setelah
dicampurkan menjadi tak berwarna. Lalu melakukan titrasi dengan AgNO3 sampai
terbentuk endapan merah. Volume AgNO3 yang digunakan yaitu sebanyak 9 ml.
Hasil titrasinya terbentuk endapan merah. Pada percobaan ini, NaCl terionisasi
menjadi Na+ dan Cl- dan AgNO3 terionisasi menjadi Ag+ dan NO3-. Saat
dicampurkan maka akan terbentuk endapan AgCl sehingga larutan berubah
menjadi keruh. Kemudia diberi AgNO3 terus-menerus dan bereaksi dengan
K2CrO4, sehingga terbentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah.

Adapun fungsi dari K2CrO4 yaitu untuk mendeteksi kelebihan ion Ag+.

Indicator kalium kromat digunakan karena , dapat berlangsung pada suasana


netral, nilai Ksp (hasil kali kelarutan). dan untuk mengetahui titik akhir titrasi yang
ditandai terbentuknya endapan putih yang berasal dari AgCl dan indicator K2CrO4
juga bereaksi pada suasana netral.

Tugas Pendahuluan

Apakah sebabnya pada titrasi cara Mohr harus dilakukan dalam suasana netral/basa
lemah?

Jawaban : Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan


menurunkan kepekaan [CrO4 2- ] akan menghambat pembentukan endapan
Ag2CrO4. Dan Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O.
Sebutkan zat – zat atau senyawa apa saja yang mengganggu pada titrasi cara Mohr
ini.

1. Temperatur
2. Pemilihan pelarut
3. Efek ion-sekutu,
4. pH
5. Evek hidrolisis
6. Hidrolisis Metal
7. Efek pembentukan kompleks.

Daftar Pustaka

Tilawati, Wahyu, dkk. 2015. Identifikasi dan Penetapan Kadar Klorin (Cl2) dalam

Beras Putih di Pasar Tradisional Klepu dengan Metode Argentometri. Klaten :

Prodi D III Farmasi, STIKES Muhammadiyah Klaten.

Zelda amini,2017, Praktikum Argentometri.Bandar Lampung : Fakultas keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

Eskadoany Sinaga,2016.Penetapan kadar kloridapada air minum isi ulang dengan

metode Argentometri metode Morh, Medan : prodi D III Analis Farmasi dan

Makanan Fakultas Farmasi,Universita Suma Tera Utara Medan

Anda mungkin juga menyukai