Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Mohammad feriyanto

NIM : T20181119

KELAS : A3

“ABORSI DAN INSIMINASI BUATAN (BAYI TABUNG)”

A. ABORSI
1) Pengertian.
Aborsi dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berarti gugur kandungan atau
keguguran. Dalam bahasa Arab disebut isqatu al hamli al jihad. Adapun secara
terminologi menurut Herdi Kin Bina Putra dalam makalahnya tentang "pembaruan
hukum pengguguran kandungan" aborsi ialah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim
sebelum hasil konsepsi dapat lahir secara alamiah dengan adanya kehendak merusak
hasil konsepsi tersebut. Adapun menurut Nani soedo, S. H. dalam majalah lembaga
pembinaan hukum nasional aborsi adalah pengeluaran buah kehamilan pada waktu
janin masih sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat hidup.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aborsi adalah pengguguran
kandungan sebelum lahir secara alamiah berapa pun umurnya dengan maksud
merusak kandungan tersebut para fuqaha ahli hukum Islam telah sepakat mengatakan
bahwa pengguguran kandungan atau aborsi sesudah ditiupkan roh adalah haram tidak
boleh dilakukan karena perbuatan tersebut merupakan kejahatan terhadap nyawa Oleh
karena itu diwajibkan kepada pelakunya untuk membayar diyat jika janin keluar
dalam keadaan hidup dan membayar gurrah Jika ia keluar dalam keadaan mati.
Gurrah adalah membayar seorang budak laki-laki atau perempuan atau yang dapat
menggantikan. kalau dalam kehidupan kontemporer sekarang agaknya gurrah lebih
diartikan sebagai separuh dengan diyat, karena praktik perbudakan sudah tidak
dijumpai lagi dan hukuman yang dikenakan kepada Budak itu biasanya setengah dari
hukuman yang dikenakan orang Merdeka Oleh karena itu hukuman pelaku aborsi
yang tadinya dikarenakan membayar ghurrah budak dapat diganti dengan
pembayaran separuh diat 100 ekor unta atau seharga itu yaitu 50 ekor unta atau
seharga itu.1
2) Jenis Aborsi.
Menurut Maria Ulfa dalam bukunya Fiqih Aborsi, maka aborsi dapat digolongkan
menjadi lima macam diantaranya2:
a) Aborsi spontan (al-isqâth al-dzâty). Janin gugur secara alamiah tanpa adanya
pengaruh dari luar atau gugur dengan sendirinya. Kebanyakan aborsi spontan
disebabkan oleh kelainan kromosom, hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh
infeksi, kelainan rahim serta kelainan hormone.
b) Aborsi karena darurat atau pengobatan (al- isqath al- dharury/al- ‘ilajy). Aborsi
karena darurat atau pengobatan, misalnya dilakukan karena indikasi fisik yang
mengancam nyawa ibu bila kehamilannya dilanjutkan.
c) Aborsi karena khilaf atau tidak sengaja (khata’). Aborsi dilakukan karena khilaf
atau tidak sengaja, misalnya seorang petugas kepolisian tengah memburu pelaku
tindak criminal disuatu tempat yang ramai pengunjung,. Karena takut kehilangan
jejak, polisi berusaha menembak penjahat tersebut, tetapi pelurunya nyasar
ketubuh ibu hamil.
d) Aborsi yang menyerupai kesengajaan (syibh’ amal). Aborsi dilakukan dengan cara
menyerupai sengaja, misalnya seorang suami menyerang istrinya yang sedang
hamil muda hingga mengakibatkan ia kegugguran.
e) Aborsi sengaja dan terencana (al- ‘amd ). Aborsi dilakukan dengan sengaja dan
terencana, misalnya seorang ibu sengaja meminum obat dengan maksud
kandungannya gugur, atau ia sengaja menyuruh orang lain (dokter, dukun, dan
sebagainya) untuk menggugurkan kandungannya. Aborsi jenis ini dianggap
berdosa dan pelakunya dihukum pidana (jinayah) karena melakukan pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia.
3) Hukum Aborsi
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Hal ini dibuktikan
dengan sejumlah ayat]-ayat al-Quran yang bersaksi terhadap hal tersebut. Ketentuan-
ketentuan dapat kita lihat dalam beberapa ayat berikut ini: “Dan janganlah kamu membunuh

1
Gibtiah, Fikih Kontemporer, (Depok: Prenadamedia Group, 2016), 187.
2
Maria Ulfa Anshor, Fiqih Aborsi, (Jakarta, Kompas, 2006),Cet. Ke-1, h.38
anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan
juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”
(Qs. Al-Israa’(17):(31)

ْ ‫ق ۖ نَحْ ُن نَرْ ُزقُهُ ْم َوإِيَّا ُك ْم ۚ إِ َّن قَ ْتلَهُ ْم َكانَ ِخ‬


‫طئًا َكبِيرًا‬ ٍ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا أَوْ اَل َد ُك ْم َخ ْشيَةَ إِ ْماَل‬
Artinya: “ Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin.
Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka
itu sungguh suatu dosa yang benar”

Berdasarkan ayat tersebut, Islam memberikan landasan hukum yang jelas bahwa
kehidupan manusia itu suci sehingga haruslah dipelihara dan tidak boleh dihancurkan
(diakhiri) kecuali dilakukan untuk suatu sebab atau alasan yang benar, seperti dalam
eksekusi hukuman mati atau dalam perang, atau dalam pembelaaan diri yang dibenarkan.

Para fuqaha (ahli hukum Islam) telah sepakat mengatakan bahwa pengguguran
kandungan (aborsi) sesudah ditiupkan roh (selama 4 bulan kehamilan) adalah haram,
tidak boleh dilakukan karena perbuatan tersebut merupakan kejahatan terhadap
nyawanya.

B. INSIMINASI BUATAN (BAYI TABUNG)


1) Pengertian
Dalam bahasa arab bayi inseminasi buatan di sebut dengan istilah: At- Talqihus-
sina’i. Proses bayi tabung adalah sperma dan ovum yang telah dipertemukan dalam
sebuah tabung, dimana setelah terjadi pembuahan, kemudian disarangkan ke dalam
rahim wanita, sehingga sampai pada saatnnya lahirlah bayi tersebut. Ali gufron dan
adi heru sutomo, menyatakan bahwa yang di maksud bayi tabung adalah mani
seorang laki-laki yang ditampung lebih dahulu, kemudian di masukkan kedalam alat
kandungan seorang wanita.
Sedangkan menurut anwar dan raharjo, mereka mendefinisikan bayi tabung adalh
usaha jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur diluar tubuh yang
kemudian dimasukkan kedalam rahim ibu, sehingga dapat tumbuh menjadi janin
sebagaimanannya layaknnya kehamilan biasa.

 Ada 5 hal yang membuat bayi tabung menjadi haram yaitu:


a) Sperma yang di ambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur
pihak wanita yang bukan istrinnya kemudian di cengkokkan ke dalam rahim
istrinnya.
b) Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan sepada sperma yang
diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminnya kemudian dicengkokkan
kedalam rahim si wanita.
c) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang
suami istri, kemudian dicengkokkan kedalam rahim wanita lain yang bersedia
mengandung persemaian benih mereka tersebut.
d) Sperma dan indung telur yang di semaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian di cengkokkan ke dalam rahim si istri.
e) Sperma dan indung telur yang di semaikan tersebut diambil dari seorang
suami dan istrinnya, kemudian di cengkokkan kedalam rahim istrinnya yang
lain.

Jumhur ulama menghukuminnya haram. Karena sama hukumnnya dengan zina


yang akan mencampurkan nasab dan sebagai akibat, hukumnnya anak tersebut tidak sah
dan nasabnnya hannya berhubungan dengan ibunnya. Sesuai firman Allah dalam surat
(At-tiin:4) adalah :

‫لقدخلقناالءنسن في احسن تقويم‬

Artinnya: “Sesungguhnnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya.”3

2) Jenis-jenis Bayi Tabung.


Dalam tulisan zubaidah beliau menyatakan bahwa jenis-jenis bayi tabung dapat di
golongkan menjadi 8 jenis yaitu:
a) Sperma dan sel telur dari pasangan suami istri, kemudian embrionnya di
pindahkan kedalam rahim sang istri.
b) Sperma dan sel telur dari suami istri, kemudian embrionnya di pindahkan ke
dalam rahim wanita lain atau ibu pengganti.

3
Muh. Idris, Bayi Tabung Dalam Pandangan Islam, Jurnal al-Adl, Vol. 12 No. 1, Kendari: 2019, hal 70-72
c) Sperma dari suami dal sel telurnnya berasal dari wanita lain atau melalui
donor, lalu embrionnya di trasfer ke dalam rahim istri.
d) Sperma dari laki-laki lain atau donor, adapun sel telurnnya berasal dari istri
kemudian embrionya ditrasplantasikan ke dalam rahim istri.
e) Sperma dari laki-laki lain, dan sel telurnnya berasal dari istri lalu embrionnya
ditrasplantasikan ke dalam rahim wanita lain atai ibu pengganti.
f) Sperma dari suami dan seltelurnnya berasal dari wanita lain, kemudian
embrionya ditransplantasikan kedalam rahim wanita lain.
g) Sperma dan sel telurnya berasal dari wanita, lalu embrionya ditransplantasikan
kedalam rahim isteri.
h) Sperma dan sel telurnya berasal dari donor laki-laki lain kemudian embrionya
ditransplantasikan ke dalam rahim wanita lain sebagai ibu pengganti.4
3) Syarat-Syarat Mengikuti Program Bayi Tabung

 Perkawinan yang sah

 Sebaiknya usia istri kurang dari 40 tahun

 Mengetahui resiko kegagalannya

 Melakukan pemeriksaan lengkap

 Sudah dilakukan penanganan secara konvensional, tetapi tidak juga berhasil hamil

 Sebaiknya jumlah sel-sel sperma (5-20 juta/cc), pergerakan dan bentuknnya


mencukupi.

Jadi bayi tabung di sini dalam ulama fiqih membolehkan tetapi dengan beberapa
syarat diantarannya: sperma, ovum atau telur itu di ambil dari pasangan yang sah,
kemudian setelah terjadi pembuahan di letakkan pada istri yang memiliki telur itu dan
tidak di letakkan kepada wanita yang lain untuk agar terjadinnya pencampuran nasab.

4
Irhan Dongoran, Bayi Tabung Dalam Tinjauan hukum Islam, jurnal syari’ah dan hukum, Vol 2, tebing tinggi: 2020,
hal 72

Anda mungkin juga menyukai