Bab 1-3 Revisi 1
Bab 1-3 Revisi 1
BAB I
PENDAHULUAN
lanjut dan merupakan terapi pilihan pada kanker payudara stadium dini yang
operabel. Kemoterapi Neoadjuvan mempunyai banyak keuntungan dalam
penatalaksanaan kanker payudara, diantaranya adalah memberikan pilihan operasi
yang lebih baik dan dapat menilai respon kemoterapi 7-8.
Terapi Neoadjuvant memiliki empat tujuan dalam kanker payudara:
mengurangi volume tumor untuk mengoperasikan tumor yang awalnya tidak dapat
dioperasi, meningkatkan jumlah operasi konservatif, mengevaluasi kemosensitivitas
in vivo dan menganalisis manajemen mikrometastasis. 8 Perawatan Neoadjuvant
menyediakan pengaturan yang unik di mana kita dapat memonitor respon klinis,
patologis, proliferatif dan molekuler. Menggabungkan berbagai strategi seperti
pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, dan terapi endokrin telah berkontribusi besar
pada peningkatan kelangsungan hidup kanker payudara.8 selain itu terapi
neoadjuvant yang maju menyebabkan angka mortalitas menurun tajam, namun
kejadian relaps masih cukup sering terjadi9. Kejadian relaps sering dihubungkan
dengan meningkatnya risiko kematian tanpa memperhatikan jenis pengobatan10.
Konsesus St Gallen Tahun 2009 menyatakan bahwa Ki67 dapat menjadi
Biomarker potential untuk prognosis dan indikator kemoterapi pada kanker payudara
stadium lanjut.11 Konsesus St Gallen Tahun 2011 dan 2013 mendapatkan kesimpulan
penelitian pada 32 tahun terakhir Ki67 telah dievaluasi secara luas sebagai sebuah
prognostik dan atau prediktif pertanda kanker payudara dan tumor jenis lainnya.
Ki67 telah disarankan menjadi sebuah Biomarker untuk definisi dari luminal A dan
luminal B pada tumor.12-14 Bagaimanapun Biomarker kanker tetap belum terintegrasi
secara lengkap dalam mengambil keputusan klinis dan International Ki67 in Breast
Cancer Working Group pada Tahun 2011 melaporkan bahwa belum ditemukannya
cut off point yang ideal dalam praktik klinis pada nilai Ki67 sebagai Biomarker
kanker payudara2. Laporan terbaru mendapatkan bahwa fase kedua pada ring trial
Ki67 menemukan bahwa fitur pre-analitikal dan analitikal untuk imunohistokimia
pada Ki67 dapat dijadikan standar, pengujian platform tidak harus menggunakan uji
coba pada tubuh pasien dalam praktik klinisnya 13-14.
Ki67 merupakan antigen yang terkait erat dengan siklus sel dan mitosis,
shingga persentase Ki67 mewakili fraksi prolifratif kanker.10 Dimana Ki67
terekspresi pada semua fase siklus sel kecuali G0 dan pada puncak fase M, sehingga
3
sangat tepat digunakan sebagai Biomarker proliferasi tumor.10 Pada kanker payudara
dengan high risk memiliki ekspresi Ki67 yang lebih tinggi, sehingga akan
mempunya prognosis yang lebih buruk bila dibandingkan dengan tumor yang
memberikan gambaran ekspresi Ki67 yang lebih rendah.15 Kanker payudara juga
menggambarkan Ki67 yang tinggi dengan interpretasi low untuk kadar Ki67<15%;
intermediate untuk kadar Ki67 16%-30% dan high untuk kadar>30%.15
kelangsungan hidup bebas penyakit jauh (HR 3.2; 95% CI, 1.8 s/d 5.9) 19. Sejalan
dengan Fasching et al, Yerushalmi et al menemukan penjelasan yang memungkinkan
bahwa efek prognostik negatif pada pasien yang tidak diobati atau tidak merespons
dan efek prediksi positif dalam pengaturan neoadjuvan memiliki arah yang
berlawanan, dan efek ini akan saling overlay dalam pengaturan neoadjuvan, ketika
menggunakan endpoint survival 20.
3. Mendapatkan cut off point kadar Ki67 pre kemoterapi yang dapat dipakai untuk
menentukan risiko relatif pada pasien kanker payudara III B di Rumah Sakit
Umum Moehammad Hoesin.
4. Membandingkan kadar Ki67 pre kemoterapi neoadjuvant pada pasien yang
meninggal dan hidup Rumah Sakit Umum Moehammad Hoesin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3. Diagnosis
Para peneliti mengidentifikasi satu set gen 'intrinsik gen set' yang
menyumbang banyak perbedaan molekuler kanker payudara dan melakukan
analisis cluster hirarkis untuk mengidentifikasi subkelompok kanker dengan
profil ekspresi gen terpisah. Berdasarkan konsensus St. Gallen 2011,
pembagian subtype kanker payudara dapat dilihat pada Tabel 2.1. 25.
Berdasarkan klasifikasi TNM, stadium kanker payudara adalah seperti pada Tabel
2.3.
Stage T N M Deskripsi
0 Tis N0 M0
IA T1 N0 M0
IB T0 N1mi M0 T1 N1mi M0
IIA T0 N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0 T3 N0 M0
IIIA T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3N1M0
T3 N2 M0
IIIB T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0
IIIC Any T N3 M0
IV Any T Any N M1
2.1.7.1 Pembedahan
2.1.7.2. Sistemik
2.1.7.3. Radiasi
Tipe histologis, reseptor estrogen (ER) dan status reseptor progesteron (PR)
juga merupakan faktor prediktif keberhasilan pengobatan. Pasien dengan reseptor
hormonalpositif lebih rendah angka kekambuhanya dan kelangsungan hidupnya
lebih lama dibandingkan dengan tumor reseptor hormonal negatif. HER2 - neu (C-
erb B2), gen supresor tumor p53 dan bcl-2 saat ini sedang diteliti manfaatnya sebagai
faktor prediktif dan prognostik pengobatan kanker payudara27,29.
2.2.1 KEMOTERAPI
seperti operasi, radiasi dan kemoterapi, berkembang pula targeting terapi. Walaupun
telah ada kemajuan dalam terapi kanker, kemoterapi masih tetap merupakan
komponen penting dari pengobatan kanker30.
periode bebas penyakit (disease free survival / DFS). Dengan demikian, satu-satunya
cara mengevaluasi pengobatan adalah dengan mengumpulkan data jangka panjang
pasca operasi, tetapi hal ini akan memakan waktu yang sangat lama, mungkin
mengambil setidaknya 10 tahun32.
Penilaian perubahan massa tumor sangat penting dalam evaluasi klinis dari
terapi kanker. Penyusutan ukuran tumor (respons obyektif) dan waktu untuk
pengembangan perkembangan penyakit adalah target penting dalam uji klinis
kanker. Penilaian respons terhadap kemoterapi neoadjuvant dapat diklasifikasikan
menurut kriteria Responsse Evaluation Criteria in Solid Tumor (RECIST)33.
Respons kemoterapi tertentu pada pasien tertentu dapat dinilai secara in vivo
dengan mengukur parameter biologis atau dengan mengikuti perjalanan klinis
pasien, kita masih jauh dari mampu untuk memprediksi respons individu terhadap
rejimen yang diberikan, atau memprediksi satu obat antineoplastik tertentu yang
16
akan menjadi paling efektif dari sejumlah zat lainnya. Dilema ini telah dicoba
dipecahkan dengan pemanfaatan ekspresi gen microarray, di mana tanda ekspresi
gen spesifik dapat diusulkan untuk memprediksi respons kemoterapi34-35.
2.2.6 Kemoresistensi
ERα positif pada hampir 70% kanker payudara, namun nilai prediktifnya
tidak ideal karena sekitar sepertiga kanker payudara yang metastase dengan ER+
tidak merespons terapi hormonal. Erβ lebih sedikit dikenal, dan sebagian besar data
klinis yang tersedia mengacu pada Erα. Kedua bentuk reseptor estrogen ini dikode
oleh gen yang berbeda, yaitu ESR1 dan ESR2 pada kromosom 6 dan 14 (6q25 dan
14q)40.
Kedua reseptor ini diekspresikan secara luas pada berbagai jaringan, yang
berbeda, dengan pola ekspresi yang berbeda pula. ERα ditemukan pada
endometrium, sel-sel kanker payudara, sel stroma ovarium, dan di hipothalamus. Erβ
ditemukan pada ginjal, otak, tulang, jantung, mukosa usus, prostat, dan sel-sel
endotel. ER dalam fase unligand merupakan reseptor sitoplasma, namun penelitian
menunjukkan adanya fraksi ER yang bergeser ke dalam inti. ERα berhubungan
dengan tumor yang mempunyai derajat diferensiasi lebih baik, sementara
keterlibatan Erβ masih diperdebatkan39.
ER berikatan dengan hormon estradiol dan pada obat anti kanker Tamoxifen
(3ERT). Keduanya berikatan pada ujung yang berbeda, yang menimbulkan aktivitas
yang berbeda pula (agonis dan antagonis). Konsep dari modulator selektif terhadap
ER dibuat berdasarkan kemampuan untuk memicu interaksi ER dengan protein-
protein yang berbeda apakah protein tersebut berfungsi sebagai ko-aktivator atau ko-
19
represor. Rasio dari ko-aktivator dan ko-represor ini bervariasi pada masing-masing
jaringan. Dan akibatnya ligand yang bersifat agonis (pada organ-organ dimana ko-
aktivator dominan) pada beberapa jaringan mungkin bersifat antagonis pada jaringan
yang lain (pada organ- organ dimana ko-represor dominan). Contohnya Tamoxifen,
yang bersifat antagonis di payudara dan digunakan untuk terapi kanker payudara,
pada tulang bahan ini bersifat agonis (sehingga bisa mencegah osteoporosis), dan
agonis parsial pada endometrium (meningkatkan resiko kanker kandungan)23.
Apabila tidak ada hormon estrogen, ER sebagian besar terletak pada sitosol.
Ikatan pada reseptor memicu perpindahan reseptor dari sitosol ke inti, kemudian
berikatan dengan DNA. Kompleks yang terbentuk kemudian meregulasi sintesa
protein yang akan menimbulkan perubahan fungsi sel. Sebagian ER terletak pada
permukaan membran sel dengan perlekatan pada caveolin-1 dan membentuk
kompleks dengan protein G, striatin, reseptor tyrosin kinase (misal : EGFR dan IGF-
1) dan non reseptor tyrosin kinase (misal : Src). Melalui striatin ER meningkatkan
kadar Ca2+ dan NO. Melalui reseptor tyrosin kinase, beberapa signal dikirimkan ke
inti melalui jalur mitogen activated protein kinase (MAPK/ERK) dan jalur
phosphoinositide 3-kinase (PI2K/AKT)41.
Selain pada kanker payudara, estrogen dan ER juga tampak berperan dalam
kanker ovarium, kanker usus besar, kanker prostat, dan kanker endometrium. Kanker
20
usus besar tahap lanjut dihubungkan dengan hilangnya ekspresi Erβ, ER yang
dominan di jaringan usus besar, dan kanker usus besar di terapi dengan agonis
spesifik Erβ42.
Kelompok ini juga dikaitkan dengan umur yang lebih tua, derajat yang lebih rendah,
ukuran tumor lebih kecil, dan mortalitas yang rendah43.
7. Peran Ki-67
22
Ki-67 adalah protein inti non – histon yang pertama kali diidentifikasi oleh
Gerdes pada awal tahun 1980-an di Universitas Kiel, Jerman. Protein Ki-67 pada
manusia dikode oleh gen MKi67. Lokasi kromosom dari gen MKi67 pada manusia
adalah pada kromosom 10q26.246-48.
Ki-67 adalah merupakan protein inti yang terekspresi pada sel yang sedang
mengalami proliferasi dengan tingkat ekspresi yang berubah sepanjang siklus sel Ki-
67 terekspresi pada semua fase siklus sel kecuali G0 dan pada puncak fase M,
sehingga sangat tepat digunakan sebagai Biomarker proliferasi tumor. Waktu paruh
dari antigen Ki- 67 adalah 1-1,5 jam. Fungsi yang pasti dari Ki-67 masih sulit
dipahami, diduga terlibat dalam Sintesis RNA ribosom. Monoclonal Antibodi
dengan penerapan pada jaringan akhirnya dikembangkan dengan nama MIB - 1
untuk Ki-67 dan gen MKi-6746-48. Ki-67 adalah penanda proliferasi yang ditemukan
dalam semua fase siklus sel. Ki-67 diekspresikan dibawah 3% pada jaringan
payudara sehat. Indeks proliferasi Ki-67 memiliki manfaat prognostik dan prediktif
pada kanker payudara 46-48.
Interpretasi status ekspresi ER, PR, HER-2 dan Ki-67 ditafsirkan menurut
American Society of Clinical Oncology. Pedoman Patolog untuk ER/PR pada kanker
payudara adalah bila >1% dari inti sel yang terwarnai diklasifikasikan sebagai ER
atau PR positif. Pemeriksaan Her-2 positif apabila pewarnaan ditentukan oleh
pewarnaan pada 22 membran sel yang intens pada >10% dari sel-sel tumor.
Sedangkan untuk pemeriksaan Ki-67 positif apabila pewarnaan pada sitoplasma
intens pada >14% dari sel-sel tumor51.
Pasien dengan kanker payudara stadium dini atau lanjut secara lokal,
kemoterapi neoadjuvant umumnya direkomendasikan untuk meningkatkan hasil
bedah. Namun, untuk wanita pascamenopause dengan estrogen receptor (ER)
-positive penyakit, terapi hormon (HT) adalah alternatif logis karena kemanjuran
yang ditetapkan dalam pengaturan adjuvant dan meningkatkan pengakuan bahwa
kemoterapi (CT) mungkin kurang efektif pada penyakit ER-positif 53. Beberapa
hipotesis punya telah dijelaskan yang menawarkan keuntungan teoritis untuk
neoadjuvant dibandingkan adjuvant CT:
D. Sementara pembuluh darah tumor mungkin utuh sebelum reseksi bedah, terapi
neoadjuvant harus mengobati beban penyakit yang jauh lebih besar daripada jika
digunakan setelah pengangkatan tumor.
Tabel 2.4. Korelasi Kadar Ki67 dengan prognosa kanker payudara stadium III B
Pada Penelitian Sebelumnya
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di poli bedah Onkologi dan ruang rawat bedah
Onkologi di RSUP Dr. Moehammad Hoesin Palembang.
Sampel penelitian adalah semua pasien kanker payudara stadium III B yang
telah mendapatkan kemoterapi neoadjuvant dilanjutkan dengan tindakan
operasi dan datang untuk melakukan kontrol setelah 3-5 tahun pasca operasi.
30
Keterangan:
Pada penelitian ini variable bebas yang akan dianalisis ada 2 dengan insidensi
kanker payudara stadium III B pada populasi kanker payudara 85% 4, jadi
didapatkan jumlah sampel sebesar:
31
10∗2
¿ =23.85 24 orang
0.85
Dengan kriteria drop out sebesar 20% maka total jumlah sampel sebesar 28
orang. Besar sampel yang digunakan adalah 28 penderita yang akan diambil
dengan metode consecutive sampling, yaitu semua subjek yang datang dan
memenuhi kriteria pemilihan sampel dimasukan dalam penelitian sampai jumlah
sampel yang diperlukan terpenuhi. Seluruh penderita diberikan informed concern
sebelum berpartisipasi sebagai sampel penelitian.
Mortalitas
Usia
Status Gizi
Kormobiditas
Subtype molekuler
32
1. Medical record
Mendapatkan cut off point, risiko relatif dan hubungan kadr Ki 67 dengan
mortalitas pada pasien kanker payu dara stadium III B.
Medical record
Analisis Data
Gambar 3.1. Alur Penelitian
35
BAB IV
JUSTIFIKASI ETIK
Pertimbangan kelayakan etik dan legal dalam penelitian harus dipenuhi untuk
menjamin perlindungan kepada subyek penelitian dri segala bentuk bahaya atau
ketidak nyamanan fisik dan mental.
Responden sebagai individu yang bebas, memiliki otonomi dan hak untuk
memilih dan membuat keputusan secara sadar dan dipahami dengan baik,
bebas dari paksaan atau kontrol dari luar.
2. Hak Privacy
Penelitian ini menggunakan data sekunder melalui medical record sehingga tidak
memerlukan informed concern. Semua biaya yang timbul akibat penelitian ini
menjadi tanggung jawab peneliti.
4.3. Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Penyakit Kanker di
Indonesia 2018. https://www.depkes.go.id › download › pusdatin › buletin ›
buletin-kanker. 2019. Diakses pada November 2019
2. Rumikningsih, Fef, et al. Evaluasi Terapi Adjuvan dan Kejadian Relaps Pada
Kejadian Evaluasi Terapi Adjuvan dan Kejadian Relaps Pada Pasien
Premenopausal Early Breast Cancer di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jurnal
Manajemendan Pelayanan Farmasi (Journal of Management and Pharmacy
Practice), 2017, 7.1: 24-29.
7. Carey, L.A., Metzger, R., Dees, E.C., Collichio, F., Sartor, C.I., Ollila, D.W.,
et al. American Joint Committee on Cancer Tumor – Node – Metastasis
Stage After Neoadjuvant Chemotherapy and Breast Cancer Outcome. J Natl
Cancer Inst. 2005; 97:1137–42.
11. Newman L, Kuerer H, Hunt K, et al. Local recurrence and survival among
black women with early-stage breast cancer treated with breast-conservation
therapy or mastectomy. Ann Surg Oncol. 1999;6(3):241-248.
doi:10.1007/s10434-999-0241-y.
12. Goldhirsch, A., et al. “thresholds for Therapies: Highlights of the St Galen
International Expert Consensus on the Primary Therapy of Early Breast
Cancer 2009.” Annals of Oncology, vol.20, no. 8, 2009, pp.1319-1329.,
doi10.1093/annonc/mdp322.
13. Goldhirsch A, Wood WC, Coates AS, Gelber RD, Thürlimann B, Senn HJ,
Panel Members. Strategies for subtypesedealing with the diversity of breast
cancer: highlights of the St. Gallen international expert consensus on the
primary therapy of early breast cancer 2011. Ann Oncol 2011
Aug;22(8):1736e47.
14. Dowsett M, Nielsen TO, A'Hern R, Bartlett J, Coombes RC, Cuzick J, et al.
International Ki-67 in breast Cancer working group. Assessment of Ki67 in
breast cancer: recommendations from the international Ki67 in breast Cancer
working group. J Natl Cancer Inst 2011;103:1656e64.
17. McShane LM, Altman DG, Sauerbrei W, Taube SE, Gion M, Clark GM.
Statistics subcommittee of the NCI-EORTC working group on cancer
diagnostics. Reporting recommendations for tumor marker prognostic studies
(REMARK). J Natl Cancer Inst 2005 Aug 17;97(16):1180e4.
18. Simon RM, Paik S, Hayes DF. Use of archived specimens in evaluation of
prognostic and predictive biomarkers. J Natl Cancer Inst 2009 Nov
4;101(21): 1446e52.
19. Fasching PA, Heusinger K, Haeberle L, Niklos M, Hein A, Bayer CM, et al.
Ki67, chemotherapy response, and prognosis in breast cancer patients
receiving neoadjuvant treatment. BMC Cancer 2011;11:486.
20. Cardoso, F., Bedard, P. L., Winer, E. P., Pagani, O., Senkus-Konefka,
E.,Fallowfield, L. J., Kyriakides, S., Costa, A., Cufer, T. & Albain, K.
S.International guidelines for management of metastatic breast cancer:
combination vs sequential single-agent chemotherapy.Journal of the
National Cancer Institute. 2009. 101, 1174-1181.
21. Jemal, A., Bray, F., Center, M. M., Ferlay, J., Ward, E. & Forman, D. Global
cancer statistics. CA: a cancer journal for clinicians. 2011 61, 69-90.
22. Rhodes, A. & Yip, C. 2011. Comparison of breast cancer in Indonesia and
Malaysia–a clinico-pathological study between Dharmais Cancer Centre
Jakarta and University Malaya Medical Centre, Kuala Lumpur. Asian Pacific
Journal of Cancer Prevention.2011.12, 2943-2946.
24. Hayes,.D.F., Cristofanilli, M., Budd, G.T., Ellis, M.J., Stopeck, A., Miller,
M.C., et al. Circulating Tumor Cells at Each Follow-up Time Point during
40
26. O’connel, Jessica B.; Maggard, Melinda A.; KO, Clifford Y. Colon cancer
survival rates with the new American Joint Committee on Cancer sixth
edition staging. Journal of the National Cancer Institute, 2004, 96.19: 1420-
1425.
28. Balasubramanian, P., Yang, L., Lang, J.C., Jatana, K.R., Schuller,
D.,Agrawal, A., Zborowski, M., and Chalmers, J.J. Confocal images of
circulating tumor cells obtained using a methodology and technology that
removes normal cells.2009. Mol Pharm 6(5): 1402–1408.
29. V Wendy Setiawan, H.S.F., Brian E. Henderson 2006. Epidemiologi and
Risks factors; an update. In: GIANNI BONADONNA, G.N.H., PINUCCIA
VALAGUSSA (ed.) textbook of Breast Cancer, a clinical guide to therapy.
Third ed. London and new york: Taylor & Francis. 2006.
30. Goldhirsch, Aron, et al. Personalizing the treatment of women with early
breast cancer: highlights of the St Gallen International Expert Consensus on
the Primary Therapy of Early Breast Cancer 2013. Annals of oncology, 2013,
24.9: 2206-2223.
31. Faneyte, I.F., Schrama, J.G., Peterse, J.L., Remijnse, P.L., Rodenhuis, S. and
van de Vijver, M.J. Breast cancer response to neoadjuvant chemotherapy:
predictive markers and relation with outcome. British Journal of Cancer; 88,
406 – 412.2003
32. Knoop, A. S., Knudsen, H., Balslev, E., Rasmussen, B. B., Overgaard, J.,
Nielsen, K. V., Schonau, A., Gunnarsdottir, K., Olsen, K. E. & Mouridsen,
H. 2005. Retrospective analysis of topoisomerase IIa amplifications and
41
44. Rakha, Emad A.; Reis-filho, Jorge S.; Ellis, Ian O. Combinatorial biomarker
expression in breast cancer. Breast cancer research and treatment, 2010,
120.2: 293-308.
45. Park, Dong Il, et al. HER-2/neu amplification is an independent prognostic
factor in gastric cancer. Digestive diseases and sciences, 2006, 51.8: 1371-
1379.
46. Von Minckwitz, G., Sinn, H-P., Raab, G., Loibl, S., Blohmer, J-U.,
Eidtmann, H. Clinical response after two cycles compared to HER2, Ki-67,
p53, and bcl-2 in independently predicting a pathological complete response
after preoperative chemotherapy in patients with operable carcinoma of the
breast. Breast Cancer Research; 10: R30.2009
47. Sledge, Jr G.W. 2006. Circulating Tumor Cells in Breast Cancer: BloodWill
Tell. Clin Cancer Res 12:6321-6322. 2006
48. Gudkov, A. V., Zelnick, C. R., Kazarov, A. R., Thimmapaya, R., Suttle, D.P.,
Beck, W. T. & Roninson, I. B. 1993. Isolation of genetic suppressor
elements, inducing resistance to topoisomerase IIinteractive cytotoxic drugs,
from human topoisomerase II cDNA. Proceedings of the National Academy
of Sciences, 90, 3231-3235.
49. Nakagawa, T., Martinez, S.R., Goto, Y., Koyanagi, K., Kitago, M., Shingai,
T., Elashoff, D.A., Ye, X., Singer, F.R., Giuliano, A.E., and Hoon, D.S.B.
2007. Detectionof CirculatingTumor Cells in Early-Stage Breast Cancer
Metastasis toAxillary Lymph Nodes. Clin Cancer Res 13:4105-4110.
50. Pierga, J-Y., Bonneton, C., Vincent-Salomon, A., de Cremoux, P., Nos, C.,
Blin, N., Pouillart, P., Thiery, J-P., and Magdelenat, H. 2004. Clinical
43