Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENERAPAN KOMPRES HANGAT,MENERAPKAN


PENANGANAN NYERI,MENERAPKAN PEMBRIAN
OKSIGEN NASAL KANUL DAN MASKER, &
MENERAPKAN PERAWATAN LUKA DASAR.

NOVIA AYU RAHMADANI.(18)

YULIANA DWI ANGGRAENI.(27)

JURUSAN KEPERAWATAN

SMK PLUS NU SIDOARJO


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur  kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “penerapan kompres
hangat,menerapkan penanganan nyeri ,menerapkan pemberian oksigen nasakanul &
masker,dan menerapkan perawatan luka dasar.” Ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah
di tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak  kekeliruan dan kekurangan serta masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan penyusun ke
depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya kami
penyusunnya.

                                                             SIDOARJO, 16 Agustus 2020

                                                                                              Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1  Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2  Ruang lingkup.......................................................................................... 1
1.3  Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II ISI...................................................................................................... 4
2.1 penerapan kompres hangat.......................................................................... 4
2.2 menerapkan penanganan nyeri.................................................................. 7
2.3 pemberian oksigen nasakanul & masker.................................................... 9
2.4 menerapkan perawatan luka dasar ............................................................ 10
BAB III PENUTUP...................................................................................... 13
3.1 kesimpulan................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengetahui penerapan kompres hangat,menerapkan penanganan nyeri ,menerapkan
pemberian oksigen nasakanul & masker,dan menerapkan perawatan luka dasar.yang mana
dapat mempercepat penyembuhan pasien sendiri  mengetahui seberapa penting peran perawat
untuk menjaga kebersihan pasien
     
      1.2  Ruang Lingkup
Karena luasnya permasalahan yang ada pada proses perawatan fisik. Karya tulis ini
hanya akan membahas menurut judul “penerapan kompres hangat,menerapkan penanganan
nyeri ,menerapkan pemberian oksigen nasakanul & masker,dan menerapkan perawatan luka
dasar.” Ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan.
menggunakan metode deskriptif yaitu data studi kepustakaan dan internet.
     
      1.3 Tujuan
1. Sebagai pengobatan
2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Mencagah infeksi kulit
5. Mendidik pasien dalam merawat perseorangan.
BAB II
ISI
2.1 PENERAPAN KOMPRES HANGAT
i.Pengertian Kompres
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang
dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan.
Jenis kompres :

1. kompres panas
2. kompres dingin

ii.Tujuan pemberian kompres


a. kompres panas
iii.Indikasi pemberian kompres
v     memperlancar sirkulasi darah
v     mengurangi rasa sakit
v     memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
v     merangsang peristatik usus
b. Kompres dingin
v     menurunkan suhu tubuh
v     mencegah peradangan meluas
v     mengurangi kongesti
v     mengurangi perdarahan setempat
v     mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
a. Kompres panas
v     klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
v     klien dengan perut kembung
v     klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian
v     sepasme otot
v     adanya abses, hematoma
b. Kompres dingin
v     klien dengan suhu tubuh yang tinggi
v     klien dengan batuk dan muntah darah
v     pascatonsilektomi
v     radang, memar
iv.Indikasi pemberian kompres
a. Kompres panas
v     klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
v     klien dengan perut kembung
v     klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian
v     sepasme otot
v     adanya abses, hematoma
b. Kompres dingin
v     klien dengan suhu tubuh yang tinggi
v     klien dengan batuk dan muntah darah
v     pascatonsilektomi
v     radang, memar

Cara pemberian kompres panas


1.Persiapan alat :

v     kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)


v     bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
v     kasa perban atau kain segitiga
v     pengalas
v     sarung tangan bersih di tempatnya
v     bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
v     waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
v     pinset anatomi 2 buah
v     korentang
2.Prosedur

v     dekatkan alat-alat kedekat klien


v     perhatikan privacy klien
v     cuci tangan
v     atur posisi klien yang nyaman
v     pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
v     kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas
balutan ke dalam bengkok kosong
v     ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom
yang berisi cairan hangat.
v     kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan
dikompres
v     bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering.
selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga
v     lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres
tiap 5 menit
v     lepaskan sarung tangan
v     atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
v     bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
v     cuci tangan
v     dokumentasikan tindakan ini beserta responnya
3.Hal yang perlu diperhatikan:

1. kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap hangat
2. cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar
3. kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
4. untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup
seperti memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.
5. kompres panas kering menggunakan buli-buli panas

1.persipan alat :

v     buli-buli panas dan sarungnya


v     termos berisi air panas
v     termomerter air panas
v     lap kerja
2.prosedur :

v     persiapan alat


v     cuci tangan
v     lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan cara : mengisi buli-buli
dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-
ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
v     isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari buli-buli
tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara :

 letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.


 Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di leher buli-buli
 Kemudian penutup  buli-buli di tutup dengan rapat/benar

v     Periks apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap kerja dan masukkan ke
dalam sarung buli-buli
v     Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien
v     Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan
v     Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul akibat pemberian
kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.
v     Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas lagi, sesuai yang di
kehendaki
v     Bereskan alat alat bila sudah selesai
v     Cuci tangan
v     Dokumentasikan
3.Hal-hal yang peril di perhatikan :
v     buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan
v     pemakaian buli-buli panas ada bagian bdomen, tutup buli-buli mengarah ke atas atau ke
samping
v     pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau ke samping
v     buli-buli harus di periksa dulu atau tidak cicin karet pada penutupnya
2.2 MENERAPKAN PENANGANAN NYERI
i.Definisi :
cara meringankan nyeri atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat
diterima klien
1.    Distraksi
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada
hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami
Tipe Distraksi
1.    Distraksi visual
-    Membaca/ menonton TV
-    Menonton pertandingan
-    Imajinasi terbimbing
2.    Distraksi Auditori
-    Humor
-    Mendengar musik
3.    Distraksi Taktil
-    Bernapas perlahan & berirama
-    Masase
-    Memegang mainan
4.    Distraksi  Intelektual
-    Teka teki silang
-    Permainan kartu
-    Hobi (menulis cerita)
2. RELAKSASI
Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri
kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Tiga hal utama yag dibutuhkan dalam teknik relaksasi   
-    Posisi klien yang tepat
-    Pikiran istirahat
-    Lingkungan yang tenang
Prosedur pelaksanaan
1.    Atur posisi klien agar rileks, posisi dapat duduk atau berbaring
2.    Instruksikan klien untuk menghirup nafas dalam sehingga rongga paru berisi udara yang
bersih
3.    Instruksikan klien secara perlahan untuk menghembuskan udara dan membiarkannya
keluar dari setiap anggota bagian tubuh. Bersamaan dengan ini minta klien untuk
memusatkan perhatian ”betapa nikmat rasanya”
4.    Instruksikamklien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2 menit)
5.    Instruksikan klien untuk nafas dalam, kemudian menghenbuskan perlahan-lahan dan
merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki menuju ke paru kemudian udara
dibuaang keluar. Minta klien memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara yan
dikeluarkan dan merasakan kehangatannya
6.    Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no.5 dengan memusatkan perhatian pada
kaki, tangan, punggung, perut dan bagian tubuh yang lain.
4

7.    Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menanbah irama pernafasan.
Gunakan pernafasan dada atau abdomen. Jika nyeri bertambah gunakan pernafasan dangkal
dengan frekuensi yang lebih cepat.
ii.Relaksasi Progresif
Pengertian
Teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti
Pelaksanaan Prosedur
1.    Beritahu klien bagaimana cara kerja relaksasi progresif
a.    Jelaskan tujuan dan prosedur
b.    Demonstrasikan metode menegangkan dan relaksasi otot
2.    Cuci tangan
3.    Berikan privasi klien
4.    Bantu klien ke posisi yang nyaman (pastikan bagian tubuh disangga dan sendi agak
fleksi tanpa ada tegangan atau tarikan otot)
5.    Anjurkan klien untuk mengistirahatkan pikiran (meminta klien untuk memandang
sekeliling ruangan secara perlahan)
6.    Minta klien untuk menegangkan dan merelaksasi setiap kelompok otot
-    Lakukan pada setiap kelompok otot, dimulai dari sisi yang dominan:
a.    Tangan dan lengan bawah
b.    lengan atas
c.    Dahi
d.    Wajah
e.    Leher
f.    Dada, bahu dan punggung
g.    Abdomen
h.    Paha
i.    Otot betis
j.    Kaki
7.    Dorong klien untuk bernapas perlahan dan dalam.
8.    Bicara dengan suara tenang yang mendorong relaksasi dan pimpin klien untuk berfokus
pada setiap kelompok otot (missal “ buat kepalan tangan yang kuat, genggam kepalannya
dengan sangat kuat, tahan tegangan 5-7 detik, lepaskan seluruh tegangan dan nikmati
perasaan saat ototmu menjadi relaks dan mengendur)
9.    Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama, tekan kepala sejauh mungkin ke belakang,
putar searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan otot
muka : cemberut, mata dikedip-kedipkan, bibir dimonyongkan kedepan, lidah ditekan ke
langit-langit dan bahu dibungkukkan 5-7 detik. Bimbing klien ke arah otot yang tegang,
anjurkan klien untuk memikirkan rasanya, dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian rileks
12-30 detik.
10.    Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik nafas dalam, tekan keluar
lambung, tahan lalu rileks. Tarik nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, rileks.
11.    Tarik jari dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, rileks. Lipat ibu jari
secara serentak, kencangkan betis paha dan pantat selama 5-7 detik, bimbing klien ke arah
otot yang tegang, anjurkan klien untuk merasakannya, dan tegangkan otot sepenuhnya,
kemudian rileks selama 12-30 detik
12.    Ulangi prosedur untuk kelompok otot yang tidak rileks

13.    Akhiri latihan relaksasi


-    Minta klien untuk menggerakkan badan secara perlahan dari tangan, kaki, lengan,
tungkai, dan terakhir kepala, leher.
14.    Dokumentasikan
3. IMAJINASI TERBIMBING
Persiapan
Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Pelaksanaan
1.    Jelaskan tujuan prosedur
2.    Cuci tangan
3.    Berikan privasi klien
4.    Bantu klien ke posisi yang nyaman
-    Posisi bersandar dan minta klien untuk menutup matanya
-    Gunakan sentuhan jika klien terasa nyaman
5.    Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi
-    Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman yang
membantu penggunaan semua indra dengan suara yang lembut.
-    Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangannya dan saat itu perawat tidak perlu
bicara lagi
-    Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman, hetikan latihan
dan memulainya lagi ketika klien telah siap.
-    Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, klien harus memperhatikan
tubuhnya. Biasanya klien rileks setelah menutup mata atau mendengarkan musik yang
lembut sebagai bagroud yang membantu

-  Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak
membuat perubahan pernyataan klien.
4. PEMIJATAN (MASASE)
Pengertian
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah serta metabolisme dalam
jaringan.
Tujuan
-    Mengurangi ketegangan otot
-    Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
-    Mengkaji kondisi kulit
-    Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.
Persiapan Alat
-    Pelumas (minyak hangat/lotion)
-    Handuk
Prosedur pelaksanaan
1.    Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
2.    Identifikasi klien
3.    Jelaskan tujuan dan prosedur
4.    Cuci tangan
5.    Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat diatur dengan posisi miring.
6.    Letakkan Sebuah bantal kecil di bawah perut klien untuk menjaga posisi yang tepat
7.    Tuangkan sedikit lotion ke tangan. Usap kedua tangan sehingga lotion rata pada
permukaan tangan.
8.    Lakukan masase pada punggung. Masase dilakuka dengan menggunakan jari-jari dan
telapak tangan, dan tekanan yang halus.
9.    Metode masase :
-    Selang-seling tangan. Masase punggung dengan tekanan pendek, cepat,
      bergantia
2.3 MENERAPKAN PEMBRIAN OKSIGEN NASAL KANUL DAN
MASKER

Keterampilan pemberian oksigen bagi perawat sangat penting sekali, untuk itu semua perawat
harus menguasainya. Berikut ini adalah penjelasan prosedur pemberian oksigen, simak
selengkapnya.

Tujuan

Mencegah atau mengatasi hipoksia

 Nasal kanul: pemberian oksigen dengan konsentrasi rendah 24-40% dengan


kecepatan aliran 2-6 liter/menit
 Face mask: memberikan oksigen dengan konsentrasi dan kecepatan aliran lebih dari
nasal kanul, yaitu 40-60% pada 5-8 liter/menit

Prinsip

 Nasal kanul untuk mengalirkan O2 dengan aliran ringan/rendah, membutuhkan


pernafasan hidung tidak bisa mengalirkan O2 dengan konsentrasi >40%, biasanya 2-3
liter/menit
 Face mask untuk mengalirkan O2 tingkatan sedang dari hidung dan mulut,
konsentrasi 40-6-%

Persiapan Alat

Face Mask

1. Face mask, sesuai dengan kebutuhan ukuran klien


2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Cairan steril
5. Sumber oksigen dengan flowmeter
6. Pita/tali yang elastis

Nasal kanul

1. Nasal kanul
2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Cairan steril
5. Sumber oksigen dengan flowmeter
6. Plester

Dokumentasi

Dokumentasi dalam catatan perawatan meliputi: Metode terapi, oksigen, kecepatan aliran,
kecepatan oksigen, respon klien dan pengkajian pernafasan

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Oksigen Nasal dan Face Mask

A. Tahap Pre Interaksi

1. Chek catatan medis dan perawatan


2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam, panggil klien serta mengenalkan diri


2. Menerangkan prosedur dan tujuan tindakan "pemberian oksigen nasal kanul dan face
mask"

C. tahap Kerja

1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya


2. Menjaga privasi
3. Mengkaji adanya tanda-tanda hipoksia dan sekret pada jalan napas

Menentukan kebutuhan oksigen, sesuai dengan program medis

4. Menyambungkan nasal kanul atau face mask ke selang oksigen yang sudah
dihumidifikasi
5. Memberikan oksigen dengan kecepatan aliran pada program medis dan pastikan
berfungsi dengan baik:
o Selang tidak tertekuk, sambungan paten
o Ada gelembung udara pada humadifier
o Terasa oksigen keluar dari nasal kanul/fask mask

6.Nasal kanul

o Meletakkan ujung kanul pada lubang hidung


o Mengatur pita elastis atau selang plastik ke kepala atau ke bawah dagu sampai
kanul pas dan nyaman
o Memberi plester pada kedua sisi wajah
6. Face mask
o Meletakkan face mask mulai dari hidung ke arah bawah
o Menyesuaikan masker dengan bentuk wajah
o Mengatur pita elastis di kepala sehingga posisi masker nyaman

8.Cek kanul/face mask setiap 8 jam

9.Mempertahankan level air pada botol humidifier setiap waktu

10.Mengecek jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi setiap 8 jam

11.Mengkaji membran mukosa hidung dari iritasi (pada nasal kanul) dan memberi jelly
untuk melembabkan membran mukosa jika diperlukan

12.Pada face mask mengkaji kelembaban kulit wajh dari kekeringan

13.Mengevaluasi respon

14.Rapikan alat-alat

D. Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi klien
2. Memberikan reinforcmen
3. Kontal untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Pendokumentasian
2.3 MENERAPKAN PERAWATAN LUKA DASAR.

PENDAHULUAN
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna melindungi diri dari trauma luar
serta masuknya benda asing. Apabila kulit terkena trauma, maka dapat menyebabkan luka,
yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Scenario
Tn “X”  usia 30 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan post operasi appendiktomy hari
ketiga. Pada perut bagian kanan bawah terdapat luka operasi yang masih tertutup kassa
dengan rapat. Karena sudah memasuki hari ketiga post operasi, maka luka post operasi
pada Tn “X” harus dilakukan perawatan dengan benar supaya tidak menimbulkan
terjadinya infeksi, dan luka cepat  sembuh.
Dari scenario di atas, muncul pertanyaan :
Bagaimana melakukan perawatan luka post operasi ?
Bagaimana cara mengganti balutan yang benar pada luka post operasi ?
Persiapan apa yang diperlukan ?
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa mahasiswa harus memperhatikan pentingnya 
melakukan perawatan luka post operasi, apalagi ketrampilan ini merupakan salah satu dari
ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Prosedur perawatan luka post operasi
ini terkait dengan ketrampilan perawatan luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang
memerlukan debridement serta perawatan luka dekubitus.
Agar benar-benar menguasai ketrampilan ini, mahasiswa harus membaca buku petunjuk dan
mempelajari sumber-sumber pembelajaran lainnya. Sehingga di akhir latihan ketrampilan ini,
mahasiswa mampu :
Melakukan perawatan luka post operasi dengan benar
Menyiapkan alat untuk melakukan perawatan luka dengan tepat
Memahami resiko dan konsekuensi dari prosedur  perawatan luka  tersebut
I.KONSEP DASAR
Buku ini berfokus pada peran perawat dalam pengkajian dan penatalaksanaan terhadap luka
bedah umum. Adanya infeksi pada luka setelah pembedahan merupakan masalah yang serius
bagi pasien. Masala serius ini terutama adanya komplikasi pada luka tersebut baik komplikasi
local maupun sistemik. Komplikasi loal diantaranya meliputi kerusakan jaringan, septic
trobopebitis, nyeri yang tidak sembuh-sembuh dan skar. Komplikasi sistemik meliputi
bakteremia, infeksi metastatic, syok, dan bahkan kematian. Berat ringannya dari luka yang
terinfeksi, tergantung dari lokasi dan kondisi infeksi yang dialami. Apabia pencegahan
infeksi ini tidak diperhatikan, tentu akan berdampak kerugian yang akan dialami pasien.
II.KLASIFIKASI LUKA BEDAH
1.      Luka bersih
Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada
infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital. Kondisi luka tertutup dan tidak ada
drainase.
2.      Luka bersih terkontaminasi
Luka operasi dimana berhubungan dengan saluran pernafasan, pencernaan, genital atau
bagian yang mengenai saluran kemih
3.      Luka terkontaminasi
Dalam luka pembedahan ditemukan peradangan non purulen
4.      Luka kotor atau terinfeksi
Luka yang terdapat pus, pervorasi visera, luka yang mengalami traumatic dan sudah lama
atau terinfeksi dari sumber lain

III.PROSES PENYEMBUHAN LUKA


Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua cedera
jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik, luka taumatis atau luka akibat tindakan bedah.
Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi dalam 4 fase :
1.      Inflamasi
2.      Fase distruktif
3.      Fase fase proliferasi
4.      Fase maturasi

IV.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA


Factor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka dibagi menjadi dua factor, yaitu
sistemik dan factor local :
Faktor sistemik : usia, nutrisi, insufisiensi vascular, obat-obatan
Factor local : suplai darah, infeksi, nekrosis, adanya benda asing pada luka

VI.PERAWATAN LUKA
Merupakan penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka, menutup, dan membalut
luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.
Perawatan luka terdiri atas :
         Mengganti balutan kering
         Mengganti balutan basah dengan balutan kering
         Irigasi luka
         Perawatan dekubitus
Tujuan perawatan luka :
         Menjaga luka dari trauma
         Imobilisasi luka
         Mencegah perdarahan
         Mencegah kontaminasi oleh kuman
         Mengabsorbsi drainase
         Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologi
Indikasi perawatan luka :
         Balutan kotor dan basah akibat factor eksternal
         Ada rembesan eksudat
         Mengkaji keadaan luka
         Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik
VII.PEMBERSIHAN LUKA
Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang epat untuk membersihkan luka dan
menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk memasukkan cairan tersebut tanpa
menimbulkan cedera pada jaringan luka.
Membersihkan luka dengan lembut tetapi mantap akan membuang kontaminan yang mungkin
menjadi sumber infeksi. Namun, jika dilakukan dengan menggunakan kekuatan yang
berlebihan, dapat menimbulkan perdarahan atau cedera yang lebih lanjut.
Tujuan pembersihan luka adalah untuk mengeluarkan debris organic maupun anorganik
sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan lingkungan yang optimum pada
tempat luka untuk proses penyembuhan
Pendekatan yang berbeda diperlukan saat membersihkan luka bedah tertutup, yang pada
mulanya masih dalam keadaan “bersih”. Dalam hal ini, tindakan asepsis yang ketat
diperlukan sejak awal untuk mencegah infeksi luka secara endogenus maupun eksogenus.
Meskipun demikian, kalau ada infeksi luka, maka penyebabnya hamper selalu dapat
ditelusuri kembali pada sat pembedahan dilakukan.
Perawat membersihkan luka operasi atau traumatic dengan menggunakan cairan sitotoksik
yang diberikan melaului kassa steril atau melalui irigasi.
Prinsip penting yang harus diperhatikan perawat saat membersihkan luka insisi atau area
disekitar drain :
         Bersihkan dari  arah area yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka atau insisi ke kulit
disekitarnya atau dari tempat drain ke kulit di sekitarnya
         Gunakan friksi lembut saat menuangkan larutan ke kulit
         Saat melakukan irigasi, biarkan larutan mengalir dari area yang kurang terkontaminasi ke
area yang paling terkontaminasi
         Perawat tidak boleh menggunakan kassa yang sama, saat membersihkan insisi atau luka
untuk yang kedua kalinya
         Untuk membersihkan area drain, perawat mengusap sekeliling drain dengan gerakan
memutar dari tempat yang terdekat dengan drain kearah luar

IX.BALUTAN
Menggunakan balutan yang tepat perlu disertai pemahaman tentang penyembuhan luka.
Apabila balutan tidak sesuai dengan karakteristik luka, maka balutan tersebut dapat
mengganggu penyembuhan luka. Pilihan jenis balutan dan metode pembalutan luka akan
mempengaruhi kemajuan penyembuhan luka.
Karakteristik balutan luka yang ideal :
         Dapat menyerap drainase untuk mencegah terkumpulnya eksudat
         Tidak melekat
         Impermeable terhadap bakteri
         Mampu mempertahankan kelembaban yang tinggi pada luka
         Penyekat suhu
         Non toksik dan non alergenik
         Nyaman dan mudah disesuaikan
         Mampu melindungi luka dari trauma lebih lanjut
         Biaya ringan
         Awet
Pada luka operasi dengan penyembuhan primer, umumnya balutan dibuka segera setelah
drainase berhenti. Sebaliknya pada penyembuhan skunder, balutan dapat menjadi sarana
untuk memindahkan eksudat dan jaringan nekrotik secara mekanik.
Tujuan pembalutan :
         Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme
         Membantu hemostasis
         Mempercepat penyembuhan dengan cara menyerap drainase dan untuk melakukan
debridement luka
         Menyangga atau mengencangkan tepi luka
         Melindungi klien agar tidak melihat keadaan luka
         Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka
         Mempertahankan kelembapan yang tinggi diantara luka dengan balutan
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat selama melakukan prosedur penggantian
balutan :
         Perawat harus mencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan luka
         Perawat tidak boleh menyentuh luka terbuka atau luka baru secara langsung tanpa
menggunakan sarung tangan steril
         Apabila luka ditutup, alutan dapat diganti tanpa menggunakan sarung tangan
         Balutan pada luka tertutup harus diangkat atau diganti jika sudah terlihat basah atau jika
menunjukkan tanda dan gejala infeksi
Tipe balutan
1. MEMFIKSASI BALUTAN
Perawat dapat menggunakan plester, tali atau perban, atau balutan skunder dan pengikat kain
untuk memfiksasi balutan pada luka. Pilihannya tergantung dari ukuran luka,  lokasi, ada
tidaknya drainase, frekuensi penggantian balutan, dan tingkat aktifitas pasien.
Perawat paling sering menggunakan plester untukmemfiksasi balutan jika klien tidak alergi
terhadap plester.
Kulit yang sensitive terhadapplester perekat dapat mengalami inflamasi dan ekskoriasi yang
sangat berat dan bahkan dapat terlepas dari kulit ketika plester diangkat.

2. CAIRAN YANG DIPERLUKAN


SOP

Kompetensi                 : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan 


                                          pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sub kompetensi           : perawatan Luka
Pengertian                    : membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup kembali luka
dengan  
                                          tehnik steril
Tujuan                         : Untuk membersihkan luka
                                          Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka
                                          Memberikan pengobatan pada luka
                                          Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
                                          Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka
Indikasi                        : luka baru maupun luka lama, luka post operasi, luka bersih, luka
kotor
PROSEDUR
A.     MENGGANTI BALUTAN KERING
1.      Tahap pre interaksi
         Membaca catatan perawat untuk rencana perawatan luka
         Mencuci tangan
         Menyiapkan alat :
  Seperangkat set perawatan luka steril
Sarung tangan steril
Pinset 3 ( 2 anatomis, 1 sirurgis )
Gunting ( menyesuaikan kondisi luka )
Balutan kassa dan kassa steril
Kom untuk larutan antiseptic/larutan pembersih
Salp antiseptic  ( bila diperlukan )
Depress
Lidi kapas
  Larutan pembersih yang diresepkan ( garam fisiologis, betadin, …)
  Gunting perban / plester
  Sarung tangan sekali pakai
  Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
  Bengkok
  Perlak pengalas
  Kantong untuk sampah
  Korentang steril
  Alcohol 70%
  Troli / meja dorong

2.      Tahap orientasi


         Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya
         Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien / keluarga
3.      Tahap kerja
         Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya  sebelum kegiatan dimulai
         Susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat  pasien ( jangan membuka
peralatan steril dulu )
         Letakkan bengkok di dekat pasien
         Jaga privacy pasien, dengan menutup tirai yang ada di sekkitar pasien,  serta pintu dan
jendela
         Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak menyentuh area luka atau
peralatan steril
         Mencuci tangan secara seksama
         Pasang perlak pengalas
         Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau balutan
dengan pinset
         Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar
pada kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih terdapat plester pada kulit, bersihkan
dengan kapas alcohol
         Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor  jauh
dari penglihatan klien
         Jika balutan lengket  pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril / NaCl
         Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
         Buang balutan kotor pada bengkok
         Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
         Buka bak instrument  steril
         Siapkan larutan yang akan digunakan
         Kenakan sarung tangan steril
         Inspeksi luka
         Bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang diresepkan atau larutan garam fisiologis
         Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset steril
         Gunakan satu kassa untuk satu kali usapan
         Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
         Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
         Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan cara seperti di
atas
         Berikan salp antiseptic bila dipesankan / diresepkan, gunakan tehnik seperti langkah
pembersihan
         Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka
         Gunakan plester di atas balutan,fiksasi dengan ikatan atau balutan
         Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya
         Bantu klien pada posisi yang nyaman

4.      Tahap terminasi


         Mengevaluasi perasaan klien
         Menyimpulkan hasil kegiatan
         Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
         Mengakhiri kegiatan
         Mencuci dan membereskan alat
         Mencuci tangan
5.      Dokumentasi
         Mencatat tanggal dan jam perawatan luka
         Mencatat Kondisi luka
BAB III
3.1 Kesimpulan
Bicara dengan suara tenang yang mendorong relaksasi dan pimpin klien untuk berfokus pada
setiap kelompok otot (missal “ buat kepalan tangan yang kuat, genggam kepalannya dengan
sangat kuat, tahan tegangan 5-7 detik, lepaskan seluruh tegangan dan nikmati perasaan saat
ototmu menjadi relaks dan mengendur) - Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan atau pengalaman yang membantu penggunaan semua indra dengan suara yang
lembut.

- Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan selanjutnya
dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat perubahan
pernyataan klien.

Prosedur perawatan luka post operasi ini terkait dengan ketrampilan perawatan luka bersih
terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridement serta perawatan luka dekubitus.

Luka yang terdapat pus, pervorasi visera, luka yang mengalami traumatic dan sudah lama atau
terinfeksi dari sumber lain Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam
penyembuhan semua cedera jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik, luka taumatis atau luka
akibat tindakan bedah.

Merupakan penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka, menutup, dan membalut luka
sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang epat untuk membersihkan luka dan
menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk memasukkan cairan tersebut tanpa
menimbulkan cedera pada jaringan luka.

Tujuan pembersihan luka adalah untuk mengeluarkan debris organic maupun anorganik
sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan lingkungan yang optimum pada tempat
luka untuk proses penyembuhan Indikasi : luka baru maupun luka lama, luka post operasi, luka
bersih, luka kotor

Anda mungkin juga menyukai