Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan untuk dijadikan sebagai
referensi dan dasar penulisan tugas akhir. Teori-teori yang digunakan berkaitan
dengan topik yang dibahas, yakni perancangan interior Jakarta Creative and Design
Center.
B. Interior
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 560), Interior
adalah bagian dalam gedung atau ruang, tatanan perabot atau hiasan di
dalam ruang bagian dalam gedung. Bila diartikan, desain interior
adalah gagasan awal yang diperuntukkan bagi suatu ruangan atau
suatu perencanaan dari bagian dalam suatu bangunan sehingga
ruangan tersebut memiliki nilai kehidupan (estetika).
9
10
C. Jakarta
Jakarta atau DKI Jakarta adalah ibukota negara Republik
Indonesia. Jakarta merupakan kota satu-satunya di Indonesia yang
memeiliki status setingkat provinsi.
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²),
dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011). Wilayah
metropolitan Jakarta yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,
merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua
di dunia.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan
tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan
perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-
lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta)
D. Creative
Creative atau kreatif dalam bahasa indonesia merupakan sebuah
kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru.
Pada intinya pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude,
dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada,
dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
E. Design
Desain berasal dari kata bahasa Inggris design, dalam bahasa
Indonesia sering digunakan padanan katanya, yaitu rancangan, pola
atau cipta. Desain merupakan suatu proses pengorganisasian unsur
garis, bentuk ukuran, warna, tekstur, bunyi, cahaya, aroma dan unsur-
unsur desain lainnya, sehingga tercipta suatu hasil karya tertentu
(Nurhayati, 2004: 78).
11
F. Center
Center dalam bahasa Indonesia berarti pusat, adalah pokok
pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai urusan hal, dan
sebagainya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1988).
Pusat riset menurut KBBI berarti tempat penyelidikan (penelitian)
suatu masalah secara bersistem, kritis dan ilmiah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yang baru atau
melakukan penafsiran yang baik.
2.1.3 Desain
A. Definisi Desain
Desain berasal dari kata bahasa Inggris design, dalam bahasa
Indonesia sering digunakan padanan katanya,yaitu rancangan, pola
atau cipta. Desain merupakan suatu proses pengorganisasian unsur
garis, bentuk ukuran, warna, tekstur, bunyi, cahaya, aroma, dan unsur-
unsur desain lainnya sehingga tercipta suatu hasil karya tertentu
(Nurhayati, 2004: 78).
16
B. Sejarah Desain
Perkembangan seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga
era modern. Secara garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa
periode sebagai berikut:
a. Prasejarah (1.7 juta – 4000 SM)
Seni pada zaman prasejarah dimulai dari lukisan gua di dinding-
dinging gua yang merupakan tempat tinggal manusia zaman
prasejarah. Salah satu tujuan lukisan pada zaman itu diperkirakan
untuk untuk berkomunikasi, memberi instruksi atau arahan
kepada yang lain untuk memburu.
b. Peradaban Awal (4000-750 SM)
18
C. Cabang-cabang Desain
Adapun jenis-jenis desain yang masih ada hingga saat ini adalah:
a. Desain Grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang
menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan
seefektif mungkin. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar
karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa
dibunyikan. Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan
fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk
kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang
dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan
(desain).
Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan
keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi,
fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
b. Desain Produk
Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide,
pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur
(objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi
ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan
yang lebih sistematis. Peran seorang desainer produk meliputi
22
2.1.4 Kreativitas
A. Definisi Kreativitas
Berikut ini adalah beberapa teori yang menjelaskan tentang
pengertian dari kreatif:
a. Pengertian kreatif adalah kemampuan untuk memberi suatu
gagasan baru dalam pemecahan masalah (Conny R, Semiawan).
b. Arti kreatif adalah suatu proses pemikiran yang membantu
mencetuskan berbagai gagasan baru yang merupakan salah satu
sifat manusia yang dibentuk dari proses pengalaman sehingga
menyebabkan orang tersebut bisa terus memperbaiki dan
mengembangkan dirinya (Anderos: 1961).
c. Definisi kreatif adalah sebuah kemampuan untuk membuat suatu
sistem atau komposisi yang baru (Havvel: 1962).
B. Ciri-ciri Kreativitas
Ada beberapa ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu kreatif,
tidak hanya meliputi aspek kognitif, tetapi juga meliputi aspek afektif.
Guilford (dalam Munandar, 2004) menekankan bahwa prestasi atau
perilaku kreatif sangat ditentukan oleh ciri-ciri kognitif yang
disebutnya dengan aptitude dan ciri afektif yang disebutnya dengan
nonaptitude. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas meliputi kelancaran,
kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir. Ciri-ciri ini,
dioperasionalisasikan dalam tes berpikir divergen. Namun,
produktivitas kreatif tidak sama dengan produktivitas divergen. Sejauh
mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan
oleh ciri-ciri nonaptitude (afektif).
Penelitian berdasarkan analisa faktor menunjukkan korelasi yang
statistis bermakna walaupun rendah, antara ciri-ciri non-aptitude atau
afektif (kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik, kemandirian) dan
ciri-ciri aptitude dari kreativitas (kelancaran, kelenturan, dan
orisinalitas dalam berpikir.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
terdiri dari dua ciri yaitu ciri kognitif dan ciri afektif yang saling
berhubungan satu sama lain, saling mendukung dan akan selalu
muncul secara bersamaan.
C. Aspek-aspek Kreativitas
Menurut Torrance (dalam Munandar,1988) aspek-aspek
kreativitas meliputi:
1. Kelancaran berpikir
Maksud dari kelancaran berpikir adalah kemampuan dalam
menghasilkan ide, jawaban, penyelesaian masalah atau
pertanyaan yang keluar dari pemikiran seseorang, memberikan
banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
26
2. Keluwesan
Yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam
pendekatan dalam mengatasi persoalan. Orang yang kreatif adalah
orang yang luwes dalam berpikir menggantikan cara berpikir
lama dengan cara berpikir yang baru dan mampu mengubah cara
pendekatan atau cara pemikiran.
3. Elaborasi
Yaitu kemampuan dalam memperkaya dan mengembangkan
suatu gagasan atau produk, dan menambahkan atau memperinci
detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga lebih
menarik.
4. Orisinalitas
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli, memikirkan cara
yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, dan mampu
membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-
bagian atau unsur-unsur.
D. Fase-fase Kreativitas
Wallas (dalam Al-khalili,2005) memberikan deskripsi tentang
empat fase berkreativitas yang dilalui oleh proses kreativitas. Keempat
fase tersebut meliputi:
1. Fase persiapan (Preparation)
Fase ini mencakup segala hal yang dipelajari orang yang kreatif
melalui kehidupannya, dan pengalaman yang diperolehnya,
hingga meskipun melalui usaha dan kesalahan terlebih dahulu.
Dapat dikatakan bahwa segala hal yang dipelajari seseorang
27
sama lain. Kedua faktor tersebut adalah faktor internal yang bersumber
dari diri individu sendiri, dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri
individu.
Jakarta Creative Hub yang baru diresmikan pada tanggal 1 Maret 2017
ini, merupakan program resmi dari pemprof DKI Jakarta dalam membantu
memajukan perekonomian kreatif yang khususnya berada di wilayah
Jakarta. Berlokasi di lantai 1 gedung Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat,
ini merupakan wadah bagi para pelaku usaha muda industri kreatif untuk
membatu mengembangkan kreativitas mereka.
2. Kafe
Area kafe ini terletak disebelah kanan dari pintu masuk,
bersebrangan dengan classroom A dan ruang meeting. Kafe ini
33
3. Information/Registration Area
Area ini diperuntukan bagi pengunjung yang ingin mengetahui
jadwal-jadwal dan informasi seputar kegiatan yang berlangsung di
JCH. Area ini terletak disebelah kanan dari arah pintu masuk,
berhadapan dengan kafe. Terdapat meja resepsionis panjang dan 3
kursi yang digunakan oleh staff.
4. Classroom
Jakarta Creative Hub memiliki 3 ruang kelas yang berdeda yaitu,
classroom A, classroom B, dan classroom C. Classroom atau ruang
kelas ini berkapasitas kurang lebih hingga 50 orang. Fasilitas yang
dimiliki disetiap ruang kelas tidak jauh berbeda yaitu adanya kursi,
meja dan proyektor. Kelas ini digunakan untuk kegiatan pelatihan
yang mendukung jalannya industri kreatif.
34
5. Meeting room
JCH memiliki 2 ruang meeting tertutup yang tidak diperuntukkan
bagi umum. Salah satu ruang meeting ini memiliki sekat pintu
sampai ke classroom A yang dapat terbuka sehingga dapat
menyatukan ketiga ruang tersebut untuk memenuhi kebutuhan
rapat dalam jumlah peserta yang lebih banyak.. Kapasitas untuk
masing-masing ruang meeting ini hingga 30 orang.
6. Makerspace
Makerspase atau bengkel adalah tempat dimana nantinya peserta
atau pengunjung dapat mewujudkan ide kreatifnya dalam bentuk
nyata dibantu dengan alat-alat canggih yang sudah tersedia.
Diruang ini terdapat 2 ruangan terpisah yang fungsinya
disesuaikan dengan peletakan alat-alat atau mesin-mesin yang
ada, sebelah kanan ialah ruang konveksi dan sebelah kiri
merupakan ruang yang alat-alatnya lebih digunakan pada bidang
desain produk. disediakan alat 3D printing, mesin jahit, mesin
35
laser cut dan masih banyak lainnya. Letak ruang ini berada
disebelah kiri dari arah pintu masuk, bersebelahan dengan
meeting room.
8. Co-office
JCH memberikan fasilitas co-office ini untuk membantu mereka
para pengusaha-pengusaha yang baru akan terjun dalam dunia
industri kreatif khususnya berdomisili di daerah Jakarta. Terdapat
12 ruang co-office yang nantinya akan disewakan untuk
pengusaha yang baru akan memulai usahanya. Fasilitas yang
disediakan hanya ruang kurang lebih berukuran 3x4 m², meja dan
kursi.
9. Area Pamer
Area pameran ini terletak ditengah ruang dari JCH. Area ini
khusus digunakan untuk memamerkan produk-produk kreatif
hasil pelatihan atau bimbingan orang-orang yang memberi
pelatihan di JCH.
2. Lantai
Hampir keseluruhan lantai pada JCH menggunakan concrete
sebagai pelapis lantainya. Hal ini diperhatikan karena banyaknya
aktivitas yang dilakukan dalam ruang tersebut dan terdapatnya
mesin-mesin berat sebagai pertimbangan pemakaian concrete
pada keseluruhan lantai JCH. Namun pada area kafe terdapat -
split-level atau kenaikan lantai sekitar 25cm yang menggunakan
tegel atau keramik bermotif sebagai pelapis lantainya. Pada
bagian reading area terdapat mini amphi theater yaitu merupakan
kenaikan level lantai seperti tangga yang digunakan sebagai area
duduk atau area membaca, menggunakan vinyl sebagai pelapis
lantainya
3. Ceiling
Pada area entance meggunakan gypsum sebegai pelapis
ceilingnya. Pemakaian material gypsum ini juga terdapat pada
bagian depan classroom A, meeting room 1 dan 2 sampai dengan
area makerspace, namun tidak keseluruhan menggunakan gypsum
setengahnya merupakan ceiling ekspos. Pada area pameran
menggunakan ceiling kayu bermodul segitiga berwarna hitam
sebagai penutup ceilingnya. Pada area co-office juga
menggunakan gypsum yang dilapisi oleh cat putih sebagai
39
4. Pencahayaan
Pada area co-office dan makerspace, banyaknya jendela membuat
banyaknya sinar matahari yang masuk sehingga pencahayaan
alami merupakan pencahayaan utama pada siang hari pada area
tersebut. di beberapa bagian menggunakan spotlight sebagai
cahaya buatan untuk menunjukan vocal point pada area-area
tertentu, contohnya seperti pada reading area yang dindingnya
terdapat mural. Penggunaan spotlight ini juga dilakukan pada area
kafe, area pamer dan beberapa area lainnya. Selain itu pada
bagian information terdapat banyaknya hidden lamp berwarna
kuning pada bagian belakang panel kayu yang menempel pada
dinding membuat area tersebut lebih terang dibandingkan area
lainnya. Selebihnya khususnya dalam ruang lebih banyak
menggunakan pencahayaan buatan untuk membantu berjalannya
aktivitas dalam ruang dengan lebih baik.
5. Penghawaan
Penghawaan pada area JCH menggunakan AC central dari
gedung Graha Niaga, namun juga memiliki AHU untuk
membantu menjaga suhu ruang.
40
E. Analisa
Luasan kesulurahn dari Jakarta Creative Hub ini tidak terlalu
besar namun dapat dimanfaatkan dengan baik karena terdapat fungsi
dan fasilitas ruang yang cukup banyak kegunaannya. Area di JCH
dinilai cukup baik dari segi tata ruang namun pada saat ramai
pengunjung, sikulasi yang terjadi di dalam ruang harus lebih
diperhatikan.
2. Galeri Salihara
Berbeda dengan bangunan galeri pada umumnya, Galeri Salihara
berbentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Interior dengan
dinding melingkar tanpa sudut memberi ruang pandang lebih luas.
Sebuah ruang serbaguna dan kedai dengan pemandangan terbuka
terletak di bawah bangunan ini. Galeri Salihara yang mulai
berkiprah pada Agustus 2008 bertolak dari Galeri Lontar, yang
merupakan bagian dari Komunitas Utan Kayu. Didirikan pada
1996, Galeri Lontar menjadi ruang alternatif bagi seniman-
seniman muda, terutama dengan karya yang kontemporer dan
menjadi pelopor dalam gayanya masing-masing Sebagian besar
dari seniman-seniman itu kini telah menjadi bintang dunia seni
Indonesia.
45
3. Serambi Salihara
Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat
digunakan untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran
film, dengan daya tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara
juga berfungsi sebagai ruang tunggu yang menyediakan bahan.
4. Teater Atap
Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater
Salihara. Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan
dengan lantai tanah berumput yang membuat ruangan Teater
Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka,
Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser
46
5. Kedai Salihara
Kedai Salihara merupakan kafe yang terletak di depan Gedung
Utama Salihara. Sebelumnya kafe ini berada di bawah nama
Kedai Kopi Tiam Oey, namun kini kafe tersebut menjadi kafe
yang dikeola sendiri oleh Salihara. Kafe ini mempunyai konsep
kedai atau warung, sehingga kafe ini dibuat semi outdoor dengan
dinding berupa pagar kayu yang bagian atasnya ditutupi oleh
kerai bambu.
6. Gerai Salihara
Gerai mungil ini mulai di kelola sejak April 2011
menggabungkan berbagai cindera mata (merchandise) karya
seniman yang pernah berpameran di Galeri, tampil di teater atau
bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan anda dengan para
seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati.
7. Kantor Salihara
Kantor Salihara berlokasi tepat di atas Serambi Salihara. Kantor
ini terdiri dari dua lantai dan hanya dapat diakses oleh para
pegawai Salihara.
1. Dinding
Dinding didominasi hanya acian saja namun pada area tertentu
seperti studio tari dan musik dindingnya dilengkapi dengan
peredam suara dan dilapisi oleh panel kayu. Pada area galeri,
serambi salihara, dan gerai ruang bagian dalamnya dilapisi oleh
cat dinding berwarna putih.
2. Lantai
Pada ruang studio tari menggunakan karpet sebagai pelapis
lantainya untuk mendukung kegiatan yang ada dalam ruang
tersebut juga guna sebagai peredam suara. Namun sebagian besar
dari area komunitas salihara ini menggunakan concrete sebagai
pelapis lantainya.
3. Ceiling
Pada ruang serambi salihara ceilingnya dilapisi oleh cat berwarna
putih. Pada area teater ceilingnya didominasi dengan ceiling
ekspos. Namun sebagian besar dari area komunitas salihara ini
didominasi oleh ceiling ekspos terkecuali pada ruang studio
musik.
4. Pencahayaan
Pada area kedai salihara sengaja didesain sebagai kedai yang
outdor, memanfatkan cahaya matahari sebagai pencahanyaan
utamanya. Pada bagian wisma salihara juga terdapat jendela kaca
besar yang memungkinkan banyaknya sinar matahari yang masuk
ke dalam ruang pada siang hari sebagai pencahayaan utamanya.
Pada ruang-ruang lain terdapat pencahayaan buatan berupa lampu
sebagai pencahayaan utamanya.
F. Analisa
Interior pada tiap gedung di komplek Komunitas Salihara
menggunakan konsep interior kontemporer dengan tema industrial.
Hal ini dapat ditinjau dari keseluruhan dinding semi-finish
menggunakan acian dan lantai dari semen. Namun untuk beberapa
ruangan tertentu, interior ruangan disesuaikan dengan fungsi dan
kebutuhan ruangan. Seperti halnya studio tari membutuhkan cermin di
51
C. Kegiatan IDDC
Dibawah ini merupakan kegiatan utama yang berlangsung di
IDDC, berikut beserta penjelasannya:
1. Designer Dispatch Service
2. Klinik Desain
54
D. Fasilitas IDDC
1. Resepsionis
Area ini terdapat pada bagian depan pintu masuk IDDC. Area ini
berguna sebagai tempat informasi seputar kegiatan di IDDC.
2. Help Desk
Sebuah fasilitas standing IT yang bisa digunakan oleh desainer
dan para pelaku usaha yang bergabung dalam member IDDC.
Komputer ini dilengkapi dengan akses ke Stylus yang merupakan
website referensi bagi para desainer dan pelaku desain diseluruh
dunia. Situs Stylus ini juga dapat memprediksikan trend-trend
desain yang akan mendatang. Selain Stylus, IDDC memfasilitasi
desainer dan pelaku usaha dengan Euromonitor yang bisa diakses
dengan komputer yang berada di help desk ini. Euromonitor
merupakan badan riset inggris yang memiliki kantor cabang di
55
3. Ruang Meeting
Memiliki 3 ruang meeting yang masing-masing dindingnya
dipisahkan oleh sekat yang bisa terbuka dengan daya tampung
hingga 70 orang. Ruang meeting pertama difasilitasi oleh
conference cam. Fasilitas lainnya merupakan proyektor dengan
layar yang besar. Ruang ini bisa digunakan oleh umum dengan
syarat dan ketentuan yang berlaku.
4. Brainstorming Area
56
5. Gallery Exhibit
Area dengan luas sekotas 300m² ini berfungsi sebagai ajang
promosi bagi para desainer yang memajang karyanya. Terletak
bersebrangan dengan area informasi atau resepsionis yang
menjadi vocal point dari keseluruhan area di IDDC.
7. Pantry
Mini pantry ini dikelola sendiri oleh pihak IDDC yang
pelayannya menggunakan sistem self-service. Didepannya juga
terdapat area duduk dengan meja panjang.
8. Design Workshop
Ruangan ini memfasilitasi para desainer member IDDC dalam
melakukan kegiatan workshop. Dilengkapi dengan studio foto,
mesin laser cut, alat 3D Printing dan masih banyak lainnya.
58
abu, hal ini juga terjadi pada area ruang meeting dan area depan
pantry. Sedangkan area lainnya didominasi dengan penggunaan
material vinyl sebagai penutup lantainya. Terdapat kenaikan tingkat
lantai atau split-level pada bagian pantry sekitar 30cm dan
menggunakan material vinyl sebagai penutup lantainya.
3. Ceiling
Pada beberapa bagian terdapat ceiling gypsum yang dilapisi oleh
cat berwarna abu-abu seperti pada area entrace sampai dengan area
sebelum pantry. Pada area pantry sendiri ceilingnya menggunakan
material yang berbeda daripada area lainnya yaitu menggunakan
vinyl sebagai pelapis ceilingnya. Sedangkan area lainnya
didominasi dengan ceiling ekspos.
4. Pencahayaan
Pencahayaan yang terjadi di dalam area IDDC hampir keseluruhan
menggunakan pencahayaan buatan terlihat tidak adanya jendela-
jendela pada dinding. Hal ini terjadi karena memang kondisi fasad
dari gedung P2EI tidak memiliki jendela-jendela besar.
5. Penghawaan
Sistem penghawaan pada IDDC ini menggunakan AC Central dari
gedung P2EI namun juga memiliki AHU untuk membantu menjaga
suhu ruang.
F. Analisa
Setelah dilakukan pengamatan penulis menganalisa keadaan
dalam ruang IDDC suhunya tidak dingin, dan terasa sedikit pengap
60