ANALISIS DATA
Sejauh ini kita mengartikan pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan
sistematis untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Hampir di semua tatanan
tekhnologi sejatinya merupakan arus peradaban baru dimana manusia hari ini
tentu agar tidak dilibas oleh pesatnya kemajuan peradaban itu sendiri.
sosial yang terjadi. Pada akhirnya manusia akan tenggelam dengan sendirinya jika
kehidupan melalui berbagai macam disiplin keilmuan yang ada, Senada dengan
entitas dan dimensi metode. Dalam makna entitas, pendidikan memiliki beberapa
komponen yang saling berkait satu sama lain, saling bergantung secara
101
2
dalam makna metode dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan cara yang
ditempuh dalam proses membimbing dan membantu anak secara manusiawi agar
anak berkembang secara normatif lebih baik, hingga menjadi mandiri dan
bertanggung jawab.
yang oleh Hasan Langgulung100 diklasifikasikan dalam dua hal, yaitu: pertama,
sebagai satu upaya penting pewarisan kebudayaan yang dilakukan oleh generasi
tua kepada generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berlanjut. Kedua, dari
Namun pada faktanya, realitas pendidikan yang hari ini ada tentu sudah
untuk menjadi solusi di setiap persoalan yang terjadi di muka bumi ini, akan tetapi
justru yang ada hari ini sangat tidak nyambung dengan problematika yang ada
disekitar.
perkembangannya semakin membuat para peserta didik abai dengan keadaan yang
dengan sistem pembelajaran yang mungkin sangat pantas jika disebut ‘mencekik’.
Saat ini sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa seiring dengan
memiliki tujuan untuk mengubah taraf kehidupan manusia ke arah yang lebih
baik, memiliki integritas yang kompetitif serta menjadi wadah di setiap potensi
yang dimiliki oleh manusia, akan tetapi secara perlahan, dampak dari
akarnya.
dunia perindustrian. Berbagai macam disiplin keilmuan dan berbagai macam juru
manusia pekerja, dan mirisnya semakin jauh dari lingkungan sekitar, yang
kemudian mereka akan abai dengan apa yang sebenarnya persoalan yang terjadi di
lingkungannya.
Maka sangat wajar bila mana pendidikan hari ini, oleh K. M. Musthafa 101
dianggap sudah mulai jauh dari visi misi besarnya untuk memanusiakan manusia.
Menurut beliau tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tidak di semua sektor
materinya, sangat jauh dan bahkan sangat tidak nyambung dengan problematika
yang tidak memiliki dampak sama sekali. Menurut beliau justru persoalan ini
pada faktanya justru tidak demikian. Terdapat dua alasan menurut beliau mengapa
problematika ini menjadi sangat penting dan sangat berbahaya bagi kelangsungan
sebab 85% dari kebutuhan hidup manusia selama hidupnya diambil dari alam,
101
K. M. Musthafa (Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Wakil Rektor 1 Instika dan
pencetus materi lingkungan hidup di SMA 3 Annuqayah (Putri) Gulujk-Guluk Sumenep) pada
tanggal 17 Juni 2020, pukul 13:00 WIB di halaman Instika.
5
baik kebutuhan yang bersifat primer (pokok) maupun kebutuhan yang bersifat
sekunder (dukungan). Oleh sebab itu, bilamana alam sudah rusak yang
kehidupan manusia di muka bumi cepat atau lambat akan terancam. Bahkan
sangat memungkinkan untuk berbahaya bagi dirinya sendiri, jika alam ini tingkat
Kedua, jika alam dan manusia memiliki kaitan erat, dan kehidupan
manusia bergantung pada kondisi alamnya, maka tentu juga erat kaitannya dengan
agama, dimana agama menjadi penyangga dari kehidupan manusia di muka bumi.
Agama Islam sebagai agama wahyu memang sejak awah telah menegaskan tujuan
untuk apa manusia hidup di muka bumi ini, tiada lain sebagai khalifah fil ‘ardl.
Dengan ini maka manusia memiliki tanggungjawab yang sangat serius dalam
menjaga lingkungan sekitar dan alam secara lebih luas dari kerusakan-kerusakan
instrumen dalam proses pencapaian tujuan. Namuin pada realitasnya, tidak ada
lembaga pendidikan yang secara tegas dan lantang berada di garda depan dalam
itu belum ada sama sekali lembaga pendidikan—kalaupun ada mungkin sangat
jarang sekali—yang secara khusus dalam kurikulumnya ada muatan materi lokal
Muatan materi lokal pendidikan lingkungan hidup ini adalah satu upaya
Meski sebelumnya sudah ada keterlibatan BPM-PPA dalam hal ini, tetapi
lingkupnya masih sangat luas, yaitu di pesantren dan masyarakat. Maka penerapan
materi lingkungan hidup ini lebih spesifik terhadap para siswa yang masih duduk
di bangku kelas X.
setidaknya dua unsur pokok yang menjadi dorongan kenapa harus dipelajari oleh
para siswa. Pertama, karena akarnya adalah berangkat dari isu kemanusiaan.
Kedua, karena kurikulum harus mampu menjawab tantangan sosial. Jika tidak
lokal tentang lingkungan hidup, akan tetapi juga lebih jauh dan tidk terbatas pada
ruang kelas dan jam pelajaran. Akan tetapi jauh lebih dari itu. Dimana penerapan
sehari-hari.
2. Pendidikan Sosio-Kultural
Islam adalah agama yang peduli lingkungan. Itulah Islam yang sebenarnya. Inti
7
dikerucutkan semua syariat yang ada dalam Islam mengarah kepada inti tersebut.
eksploitasi alam yang membabi buta, jelas Islam melarang tindakan-tindakan itu
karena menyebabkan rusaknya alam. Sekali lagi Allah SWT dengan tegas
memerintahkan kita untuk memanfaatkan semuanya yang ada di muka bumi ini
daya yang ada, kelautan atau limbah, dan penciptaan sumber daya baru.
dipengaruhi oleh faktor eksternal, baik yang sifatnya ekobiologis maupun sosial
budaya. Terkait dengan prinsip ini, sulit memahami anggapan ekosistem manusia
102
Buah pemikiran KH. Abdul Basith AS ini disarikan dari hasil wawancara buletin Sidogiri
menyambut Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2010. Kemudian dipost oleh Fandrik HS
Putra PP Annuqayah Lubangsa pada Senin, 20 April 2010 di website Pondok Pesantren
Annuqayah. http://annuqayah.blogspot.com/2010/04/?m=1 diakses pada Kamis, 18 Juni 2020
pukul 12:56.
103
Prof. Oekan S. Abdoellah, Ph.D., Ekologi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan (Jakarta:
PT Gramedia, 2017), 17.
8
buknalah sesuatu yang berdiri sendiri. Pemilihan antara ‘dalam’ dan ‘luar’ di sini
hanya dalam arti analisis, bukan ontologis. Pada dasarnya tidak ada yang terpisah
menggunakan materi, energi dan sistem pengetahuan yang berada dalam konteks
ekologis dalam proses sosial akan berujung pada ketidakseimbangan, baik dalam
negatif timbul dari ketidakseimbangan antara proses sosial dan ekologis itu,
lain, mekanisme adaptasi manusia tidak bersifat biologis melalui mutasi gen,
Berdasarkan empat prinsip relasi antara manusia dengan alam ini oleh
Pondok Pesantren dituanghkan dalam visi dan misinya dimana dalam setiap pola
yang menyadari betul pentingnya melestarikan lingkungan, lebih dari itu dalam
lingkungan.
Yang menarik adalah bahwa saat ini sangat jarang ditemukan berbagai
lembaga pendidikan, baik itu swasta maupun neger yang memiliki perhatian
yang secara letak geografis jauh dari perkotaan, berada di lereng Bukit Lancaran
inilah yang sejak awal berdirinya memiliki kiprah yang baik dalam pelestarian
lingkungan. Hal ini terbukti ketika pada tahun 1981 Pondok Pesantren Annuqayah
dianugerahi hadiah Kalpataru oleh Presiden Soeharto karena dinilai sangat berjasa
problematika ekologi sangat penting dan tidak boleh disepelehkan bahwa manusia
dan alam ini merupakan turunan dari khazanah keagamaan Islam, tentu dapat
keilmuan Islam, dimana segala aspek dan bidang keilmuan agama Islam telah
memiliki Tri Dharma yang dijunjung tinggi. Pertama, keimanan dan ketakwaan
kepada Allah Swt. Kedua, pengembangan keilmuan yang bermanfaat. Dalam hal
105
www.nu.or.id/post/read/40206/mengenal-pesantren-annuqayah diakses pada Kamis, 18 Juni
2020 pukul 12:15.
106
Prof. Dr. Abu Yasid, MA, LL.M., dkk. Paradigma Baru Pesantren Menuju Pendidikan Islam
Transformatif (Yogyakarta: IRCiSoD, 2018), 253
10
ini sebagaimana yang telah disadari seksama bahwa pesantren memiliki karakter
terhadap agama, masyarakat dan negara. Adalah satu keniscayaan bagi pesantren,
pangkalnya tetap bermuara pada satu tujuan, yakni diraihnya barokah, sehingga
Dari Tri Dharma pesantren tersebut, kita dapat melihat bahwa pesantren
akan tetapi lebih mengakomodir berbagai bidang keilmuan yang sesuai dengan
berkomunikasi di dunia global yang sangat ketat. Maka tak ayal jika kemudian,
dari pesantren lahir banyak ulama yang sangat berpengaruh dan memegang
Jika ditilik dari Tri Dharma pesantren sebagaimana yang disampaikan oleh
MH. Ainun Najib, selaras dengan gerakan Pondok Pesantren Annuqayah dalam
lingkungan. Bapak Abdul Ghaffar selaku Ketua Biro Pengabdian Masyarakat ini
ekologis.107
tanah di bukit itu kering dan tandus. Berpotensi untuk kekurangan air bersih dan
timbulnya bencana alam. Maka sekitar kurang lebih 6000 bibit pohon produktif
fasilitas dan biaya, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan dan
keamanan.
107
Wawancara dengan Ketua BPM-PPA Bapak Abdul Ghafar, di sekretariat BPM-PPA, pada
Selasa 16 Juni 2020, pukul 20:00 WIB.
108
Endang Soenarya, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem
(Yogyakarta: Adicita karya Nusa, 2000), 58
12
kelemahan saat ini. Bingkai utama dari pendidikan ekologi adalah usaha untuk
mengenali dan mengakui bahwa manusia merupakan bagian kecil dari sebuah
puzzle besar. Untuk memahami pendidikan ekologi setidaknya ada empat konsep
aktif.
Hal ini yang juga dilakukan oleh K. M. Faizi dalam memupuk kesadaran
para santri dalam hal pentingnya menjaga lingkungan. Melalui gerakan KTSP
seminar selalu mengkampanyakan kepada setiap audien yang hadir bahkan lebih
dari itu mengharuskan para audien untuk menerapkan konsep demikian. Setiap
duduknya masing-masing.
Di satu sisi hal ini bisa tergolong sebagai upaya pengendalian lingkungan,
dimana sampah yang dihasilkan lebih teratur penempatannya. Namun di sisi lain
unuk membiasakan para santri dan elemen lain agar terbiasa dengan perilaku
demikian, tidak sembarangan membuang sampah. Jika tidak bisa untuk tidak
(Instika) dengan jumlah audien sekitar kurang lebih 700 orang, sehabis acara
Upaya pembiasaan seperti yang beliau lakukan beliau ini agar santri dan
beberaoa elemen lainnya tidak hanya bisa tau, akan tetapi juga bisa paham yang
manusia belajar melalui pengalaman, dan beberapa pengalaman itu memiliki sifat
mendidik walaupun beberapa tidak mendidik. Hampir senada dengan Dewey, Joplin
akan tetapi tidak semua pembelajaran benar-benar sengaja direncanakan. Yang sangat
secara terus menerus, karena pengalaman masa lampau selalu memiliki koneksi
3. Basis Organisasi
dalam pelestarian lingkungan terus diupayakan, dan bahkan akan terus berlanjut.
Lahirnya Duta Lingkungan pada tahun 2006 yang diinisiasi oleh K. Muhammad
Affan dan Pemulung Sampah Gaul (PSG) pada tahun 2008 yang diinisiaisi oleh
melalui pendidikan. Dua perkumpulan ini tiada lain untuk memberikan wadah
K. Warren, M. Sakofs, dan J. Hunt, The Theory of Experiental Education, (Dubuque: Kendall
109
lingkungan. Kegiatan ini bernama Kemah Santri. Setiap tahun kegiatan ini rutin
mencapai harapan itu diterapkan. Sehingga para siswa tidak hanya sekadar
yang mereka dapatkan selama belajar di kelas. Jika dipersentasekan, teori 30%
melalui pengajaran materi lingkungan hidup dan praktik 70% melalui komunitas-
komunitas yang sengaja dibentuk sebagai tindak lanjut dalam wujud nyata.
Annuqayah, salah satu pendiri BPM-PPA mendorong para santri menanam pohon
membangun hutan rindang untuk menghasilkan sumber mata air menjadi sungai
menuturkan:
kesulitan, tantangan dan dilema yang selama ini meyelimutinya. pesantren yang
sebagai tatanan sosial, bukan hanya lembaga logistik yang bersifat hitam putih.
(fleksibel) yang akomodatif. Bentuk dari keterbukaan ini berupa pesantren dengan
yang berasal dari mana pun termasuk sejumlah ahli dari luar pesantren. Kemudian
melestarikan alam tersebut supaya tetap asri dan jauh dari ancaman terjadi
untuk mengubah bentuk secara nilai-nilai ke arah yang jauh lebih positif. Jika hari
ini isu krisis ekologi sangat genting untuk dibahas dan perhatikan dengan serius,
maka Pondok Pesantren Annuqayah pun tanggap akan hal ini. Berbagai langkah-
langkah konkrit telah dilakukan dan akan terus dikembangkan dalam rangka
Annuqayah ini mengharapkan agar output santri atau siswa (alumni) bisa
Oleh karena itu, dalam beberapa kesempatan, para Kiai selalu mendorong
dan mengajarkan murid-muridnya untuk bertindak secara seimbang baik pada sisi
konteks maupun teks. Sikap terhadap alam ataupun lingkungan seperti pohon juga
memiliki hak hidup sehingga harus dihargai layaknya hak azasi manusia serta
posisinya yang juga sebagai makhluk Allah SWT yang harus dijaga juga
sama dengan ketika dia bersikap kepada sesama manusia. Pluralitas sikap
Annuqayah
maupun dunia perlu merenungkan berbagai tantangan yang dihadapi saat ini
pencemaran yang kian meningkat, baik air, tanah, air sungai, danau, rawa maupun
air laut. Saat in dan ke depan, permintaan air tawar makin meningkat didorong
oleh pertambahan penduduk dan keperluan pembangunan, baik untuk air minum,
penyebaran penyakit masih terus mewarnai kehidupan manusia hingga saat ini.
110
Emil Salim, Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi (Jakarta: Penerbit Kompas, 2010), 170.
18
dipacu seperti halnya di tahun 70-an. Padahal jumlah penduduk yang “lapar akan
tanah” semakin banyak. Tidak heran bila tekanan atas tanah semakin meningkat
hidup berbagai tumbuh-tumbuhan dan hewan. Atas nama efisiensi, pola produksi
jenis tumbuh-tumbuhan atau hewan menciut. Beras Cianjur dan Rojolele terdesak
oleh padi yang dikembangkan oleh Internasional Rice Research Institute (IRRI)
Keempat, perubahan iklim, yang menurut para ilmuan dari 120 negara
yang berkumpul beberapa waktu lalu, sudah mulai terjadi saat ini. Kadar
pencemaran udara semakin tebal akibat dilepaskannya zat karbon ke udara oleh
cemar bagaikan selimut yang membungkus bumi. Panas bumi oleh cahaya
matahari yang semula bisa terbang bebas ke udara sehingga tidak mempengaruhi
19
iklim bumi, terhambat. Panas bumi ditahan selimut bahan cemar tadi, terpantul
Diperkirakan sampai pertengahan abad ke-21 nanti suhu akan naik tiga
derajat celcius. Hal itu akan memekarkan air laut. Permukaan laut naik dan
Atlantik. Saat ini memang belum tampak berkurangnya kadar pencemaran karbon
oleh transportasi, energi dan industrialisasi ini. Bahkan beberapa negara yang
kota terbesar di dunia di tahun 2020, sebanyak 36 kota terdapat di Asia. Sebanyak
2,3 miliar manusia atau 25 persen dari jumlah penduduk dunia akan hidup di kota-
dihadapi gerakan lingkungan hidup sekarang ini. Kebanyakan tantangan ini bukan
baru. Namun fakta mengatakan bahwa itu tidaklah baru, justru menunjukkan
111
Wida Widaningsih, Pengaruh Pola Komunikasi Pengurus OPPM terhadap Perubahan Sikap
Santri dalam Menciptakan Pesantren Berbudaya Lingkungan (eco pontren) Studi Deskriptif pada
organisasi Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Kecamatan Baleendah Kabupaten. Bandung
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2012.
20
kepedulian terhadap lingkungan dengan mengajak orang lain agar mau peduli
terhadap lingkungan.
dikarenakan tidak adanya kesamaan makna dan tujuan antara pihak yang
maka SDA akan terus menerus rusak, berkurang bahkan habis. Lingkungan pun
menjadi tidak bersahabat dan menyebabkan banyak bencana. Jika hal tersebut
telah terjadi maka seluruh umat manusia akan mengalami kesulitan dalam
hidup. Oleh karena itu, dalam pembangunan lingkungan hidup, yang dituju pada
mulai dari anak-anak hingga dewasa, agar memiliki pola tindak dan pola laku
yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki keimanan dan
21
ketika hidup bermasyarakat, dituntut untuk cepat tanggap dan mampu membantu
lingkungan.
pesantren diharapkan santri memiliki bekal ilmu yang seimbang antara ilmu
dengan makhluk: manusia dan alam) serta dapat menerapkan konsep Islam yang
utuh, yaitu rahmatan lil’alamin (kesejahteraan bagi seluruh alam). Untuk itu,
santri perlu dibekali dengan ilmu-ilmu kontekstual terkait lingkungan hidup dan
lingkungan. Di samping itu, menurut Wida Widanigsih 112 bahwa melalui kegiatan
lingkungan dilakukan secara intensif yang diharapkan memberikan efek bola salju
112
Wida Widaningsih, Pengaruh Pola Komunikasi. 2012.
22
lebih jauh bahkan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Pendidikan ekologi
secara utuh, baik lahiriah maupun batiniah dalam totalitasnya sebagai khalifah;
dari bahaya kerusakan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Annuqayah melalui
pendidikan ekologi, di satu sisi memang memiliki dampak tersediri, meski pada
sisi yang lain tentu tidaklah sebanding dengan masalah yang terjadi. Beberapa di
antara dampak dari implementasi pendidikan ekologi ialah kesadaran yang mulai
mewajibkan semua santri membawa piring dan gelas non plastik, sehingga dalam
23
sampah.113
Hal yang sama juga dilakukan oleh Pondok Pesantren Annuqayah daerah
nasi, botol air minum dan mangkok. Bahkan untuk para wali santri yang hendak
Akan tetapi memalui proses yang sangat panjang dan tidak instan. Berawal dari
sebagainya) terbentuklah kesadaran para santri dan berbagai elemen yang ada
yang sangat signifikan. Pertama, bagi pesantren upaya pelestarian lingkungan ini
potensi yang ada di alam sekitar untuk kemandirian pesantren, sehingga segala
pendidikan ekologi ini menambah keterampilan santri yang tidak hanya berkutat
pada intelektual belaka. Keterampilan yang dimiliki para santri dalam menjaga
sehingga bagi para santri perilaku yang menyebabkan kerusakan alam merupakan
tindakan yang harus dijauhi. Maka kesadaran semacam ini mengakar kuat dalam
lingkungan.
persoalan yang terjadi sangatlah tidak sebanding. Tetapi paling tidak, pendidikan
sehari-hari para santri. Lebih dari itu masih belum bisa dilihat dampaknya seperti
apa.
Ekologi di Pesantren
pesantren dengan jumlah santri sebesar 2.737.805 jiwa. Dari jumlah tersebut, 78
pesantren tentang eksistensi alam dan lingkungan sebagai milik Allah SWT yang
harus dijaga dan dilestarikan untuk kepentingan bersama di masa kini dan
lingkungan di masyarakat.
lingkungan akan lebih kuat dan mendalam bagi komunitas pondok pesantren.
Dengan fakta seperti disajikan di atas, diharapkan pesantren merupakan salah satu
komponen strategis bangsa yang bisa berperan efektif dalam upaya pelestarian
1. Faktor Pendorong
a) Kiai
tinggi.
acuan nilai moral dan norma yang diyakini dan dianut oleh
dalam hal ini tiada lain adalah kiai, guru dan beberapa elemen lain
pemaduan antara teori dan praktik seimbang. Para santri bisa terjun
lingkungan.
membutuhkan.
2. Faktor Penghambat
a) Standarisasi Pendidikan
117
Dr. M. Arfan Mu’ammar, M. Pd. I, Nalar Kritis Pendidikan (Yogyakarta: IRCiSoD, 2019), 74.
30
tingkat SLTA.
b) Kapitalisme Ekstraktif
pakai.
negatif.
pembangunan.
beliau adalah salah satu yang tidak setuju. Alasan kuat beliau
alam.
c) Budaya Konsumtif
33
sampai dengan cepat kepada agen atau konsumen. Pada titik ini
antara mereka yang membeli air dalam kemasan plastik satu kali
karakter kesederhanaan.
37