Anda di halaman 1dari 54

HUTAN DAN EKOSISTEM BUMI

PENDAHULUAN

• Penyebaran tumbuhan selalu berubah sesuai perubahan


iklim bumi
• Perubahan iklim dan perubahan dunia tumbuhan
penting untuk memahami perubahan ekosistem hutan
sampai saat ini.
• Sampai sekarang komposisi dan struktur hutan terus
mengalami perubahan walaupun lambat
• Perubahan tersebut dibarengi perubahan biomassa
hutan, siklus hara dan perubahan tanah
Dalam bab ini akan dibahas :
1. Peranan hutan dalam siklus biokimia dunia
2. Apakah dunia tumbuhan mempengaruhi lingkungan
dunia dibandingkan dunia tanpa tumbuhan
3. Apakah perubahan hutan karena campur tangan
manusia mempengaruhi siklus bumi
4. Apakah ada petunjuk tentang kondisi purba yang
didapat dengan cara penelitian fosil tanaman dan
lingkaran tahun umur tumbuhan
HUTAN DAN ATMOSFER BUMI

• Hutan mempunyai PPN (Produktivitas Primer Netto)


tertinggi dibandingkan ekosistem lain.
• PPN Hutan 400-1000 g/m2/th (2 x dari padang
rumput)
• PPN ini dalam bentuk biomassa dan humus
• Penyimpanan C dalam hutan mencapai 60 % di
permukaan bumi
• Produktivitas primer seluruh ekosistem bumi
100 x 10 15 g C/th.
• Karbon (C) tersebut kembali ke atmosfer
dalam bentuk CO2 melalui :
1. Pernafasan tumbunan
2. Pembusukan
3. Pembakaran

• Hampir 70 % siklus C melalui hutan


• CO2 di atmosfer turun selama musim panas,
karena fotosintesis dan naik selama musim
dingin.
• Turun-naiknya CO2 di atmosfer adalah
pengaruh tumbuhan di daerah sedang pada
atmosfer bumi.
 Di belahan selatan bumi dimana hutan tidak
banyak, fluktuasi CO2 tidak begitu tampak.
 Kenaikan CO2 karena pembakaran fosil
mempengaruhi pemanasan bumi.
 CO2 di atmosfer menghalangi pancaran sinar
inframerah yang keluar dari permukaan bumi.
 Pada zaman es CO2 atmosfer=200 ppm, saat
ini = 340 ppm
 Perluasan tanaman pertanian meningkatkan
CO2 atmosfer, hutan dengan PPN tinggi diganti
tanaman pangan.
 Penanaman hutan menurunkan CO2 udara
menjadi tanaman hutan.
 Luas hutan berkurang, C tanah juga berkurang.
 Turun naiknya luas hutan mempengaruhi iklim bumi
karena kadar CO2 udara naik/turun.
 Adanya O2 di atmosfer benar-benar karena adanya
tumbuhan
 O2 adalah lambang kehidupan
 Kandungan C-organik di bumi dan tanaman = 2000 x
10 15 g
 Tanah basah memproduksi gas :
1. Metan (CH4)
2. Belerang (H2S)
3. Dimetilsulfida (CH3)2S
 Pencernaan rayap di tanah hutan : 25 % dari
metan keluar
 Metan termasuk GRK seperti CO2
 GRK yang lain N2, N2O, (0,01 % dari seluruh
N di atmosfer)
 Konsentrasi N2O naik 0,3 % setiap tahun
 N2O + O3 (ozon) ---- NO3 (sebagai hujan
asam)
 Produksi gas-gas dari hutan : CH4NO, NO2,
N2O, NH3 dan SO2 selama terjadi kebakaran
HUBUNGAN HUTAN DAN AIR

• Hutan mempengaruhi siklus biokimia bumi dg


banyaknya erosi dan kimia udara dari daratan
menghasilkan zat-zat yg larut dan tidak larut ke
laut.
• Transport sedimen dan zat-zat yang larut dan
tidak larut dipengaruhi oleh air hujan dan
topografi.
• Hanyutnya sedimen dan zat-zat tersimpan lebih
rendah di hutan daripada di padang rumput.
• Hanyutnya sedimen terbesar pada padang rumput
yang tandus.
• Pada tanah tandus, garam-garam (seperti CaCO3)
tertimbun dalam tanah
• Sungai di padang rumput banyak zat-zat tanah
yang hanyut dan larut
• Sungai dari hutan terdapat C-organik (humus),
sedangkan sungai di padang rumput terdapat
benda-benda hanyut.
HUTAN DAN IKLIM BUMI

• Setelah penebangan hutan, aliran air selalu lebih besar


karena pengurangan daun dan transpirasi.
• Evapotranspirasi dari tanah daratan lk. 20 % dari uap air
di udara setiap tahun.
• Sebagian besar dari uap tersebut dari hutan dan
mempengaruhi turunya hujan
• Separoh uap air di Amozon disebabkan oleh
evapotranspirasi dari hutan yang terkena hujan.
• Pengurangan luas hutan menyebabkan menurunya
evapotranspirasi dan meningkatkan hilangnya air dalam
bentuk banjir dan mempengaruhi distribusi dan jumlah CH
di wilayah tsb.
• Perubahan tsb akan mempengaruhi aspek-aspek iklim.
• Radiasi matahari yg diserap hutan > yang diserap oleh
padang rumput, tanaman pangan atau tanah kosong,
sehingga pengurangan luas hutan akan mempertinggi
albedo bumi (refleksi sinar matahari dari permukaan
bumi), shg iklim akan menjadi lebih dingin atau lebih
kering
• Terdapatnya batubara di bawah lapisan es di Antartika
menunjukkan telah terjadi perubahan besar dalam iklim
bumi, perubahan tumbuhan dan letak benua.
• Selama 2 juta tahun terakhir, telah terjadi zaman es
sebanyak 16 kali di belahan bumi utara.
• Zaman es terakhir kira-kira 18.000 tahun yang lalu
menutupi hampir semua Kanada, utara USA dan Eropa.
• Cairnya zaman es berlangsung cepat , tumbuhan
bermigrasi ke utara sekitar 15.000 tahun yang
lalu
• Penyebaran kayu zaman sekarang, dimulai 6.000
tahun yang lalu
• Dari peta migrasi tumbuhan diketahui jarak dan
waktu perpindahan adalah 400 m/th untuk
beberapa jenis tumbuhan
• Pohon berbiji keras seperti Oaks, bergerak ke
utara oleh binatang
• Dalam waktu 5.000 tahun tumbuhan di belahan
utara didominasi oleh tundra, hutan Spruce,
hutan kayu keras masa kini.
• Perubahan tumbuhan zaman es dicatat, di seluruh
dunia, termasuk Eropa, daerah tropis dan gurun.
• Penyesuaian tumbuhan yang diakibatkan
perubahan iklim tidak hanya disebabkan
perubahan tanah dan proses ekosistem.
• Sifat-sifat tanah terutama kimia tanah yang
mempengaruhi siklus hara tumbuhan terjadi
selama ribuan tahun.
• Suhu dingin mengakibatkan kehancuran daerah
utara dan telah mengakibatkan timbunan C
sepanjang zaman holosen.
• Hutan wilayah utara mengandung 5-16 % C
tanah
• Perubahan albedo setempat akan berakibat
perluasan batas hutan ke utara tumbuhan
sedang.
• Beberapa jenis pohon berumur panjang (seperti
Pinus spp) berisi catatan lingkaran tahun selama
6.000 tahun.
• Umumnya lingkaran tahun pohon 200-400 tahun.
• Penelitian 40 tahun thd 4 jenis pohon di New
York (USA) menunjukkan hubungan yang erat
tentang besarnya lingkaran pohon thd
keringnya musim panas.
• Karena polusi industri dan hujan asam,
mengakibatkan menurunya pertumbuhan
pohon.
• Hasil penelitian : riap pohon Pinus bertambah
dengan meningginya kadar CO2 di atmosfer
(deteksi awal respons biosfer karena kadar
CO2).
Zaman Periode Kurun Mulai Peristiwa biologi
(juta th)

Kenozoikum Kuarter Holosen 0.01 Manusia modern


Pleistosen 1 Nenek moyang manusia purba

Tersier Pliosen 10 Pemangsa besar


Miosen 25 Hewan menyengat berlimpah

Oligosen 40 Hewan pelari besar


Eosen 60 Hewan menyusui modern
muncul

Mesozoikum Kapur 145 Tumbuhan berbunga pertama,


punahnya dinosaurus

Jura 215 Burung dan hewan menyusui


pertama, dinosaurus berlimpah

Trias 250 Dinosaurus pertama, pakis dan


pohon jarum berlimpah
Paleozoikum Perm 280 Punahnya hewan laut

Karbon 350 Hutan pembentuk batubara,


pohon biji terbuka, hewan
melata pertama, hiu dan
amphibi berlimpah
• Penyebaran tumbuh-tumbuhan pada masa
sekarang mencerminkan perubahan geografi
fisik dan iklim yang telah dialami bumi selama
sejarah geologisnya.
A. Teori Landbridge
Menurut teori ini apabila ada taxon tumbuh-
tumbuhan yang terdapat pada dua dataran
yang terpisah, maka pada zaman dahulu
dataran itu pernah bersatu atau berhubungan
satu sama lain.
Terpisahnya taxon ini antara lain karena
dataran yang menghubungkan yaitu jembatan
atau landbrigenya, tenggelam dalam laut.
2. Teori Continental drift
• Bahwa pada zaman purba 200 juta tahun benua yang
ada sekarang pernah bersatu dalam satu daratan
besar (Wegener, 1929; Wilson, 1963) atau dua
dataran besar (Du Toit, 1937).
• Dataran purba itu bernama Pangea yg. mulai terpisah
pada zaman Mesozoikum melalui dua meridian, yg.
satu terletak di antara Ero-Afrika dan Amerika, yg lain
di antara Afrika dan India. Pemisahan ini
mengakibatkan terbentuknya lautan Atlantik dan
Hindia (Indonesia).
• Du Toit (1937) : dataran purba itu ada dua yakni
Gondwana dan Laurasia. Gondwana berada di selatan
yg meliputi Brazilia, Guyana Uruguay, Afrika, Arabia,
Madaskar, India, Australia Barat dan Tengah, dan
Antarika.
• Daerah-daerah yang paling sedikit mengalami
perubahan iklim, seperti bagian tenggara dari
Asia Tropika dan Subtropika dan Amerika Selatan
tropika, memiliki flora yang paling kaya dan
keadaannya lebih kurang tetap sejak zaman
Tersier. Daerah tersebut mempunyai 20-45 ribu
jenis tumbuh-tumbuhan.
• Daerah Afrika tropika yang agak banyak
mengalami perubahan iklim floranya hanya
memiliki 10-15 ribu jenis tumbuh-tumbuhan.
Peta yang menggambarkan
"hanyutan benua" dan massa
yang berpengaruh terhadap
kekayaan flora.
DAERAH-DAERAH FLORA

• Pohon daerah temperate (iklim sedang) adalah


Vacciniaceae, Aceraceae, Fagaceae, Jugladaceae,
Cuppressaceae, Pinaceae dan sebagainya.
• Pohon daerah tropika misalnya Lauraceae, Moraceae,
Sapotaceae, Anacardiaceae, Caesalpiniaceae,
Mimosaceae, Myrtaceae, Ebenaceae, Miliaceae
Barringtoniaceae, Dilleniaceae, Rhizophoraceae,
Dipterocarpaceae, Palmae dan sebagainya.
• Marga pohon daerah temperat misalnya, Juglans
Alnas Acer, Carya, Fraxinus, Poulus, Quercus, Ulmus,
Pinus, Albies dan sebagainya.
• Marga pohon daerah tropika misalnya, Dalbergia,
Eugenia, Vitex, Cassia, Morinda, Acacia, Diospyros,
Ficus, Parkia Caesalpinia, Terminalia, Artocarpus,
Cedrela, Manilkara, Shorea, Dipterocarpus, Hopea,
Podocarpus dan sebagainya
• Berdasarkan perbedaan susunan flora di berbagai
daerah di dunia, beberapa ahli telah membagi dunia
kedalam beberapa daerah flora, baik menurut iklim
maupun menurut golongan-golongan (taxa) ke
dalam 37 daerah flora.
• Daerah flora ini dapat pula dianggap sebagai daerah
asal tumbuhan yang bersangkutan.
• Penetapan daerah-daerah flora ini terutama
didasarkan pada pola penyebaran jenis-jenis atau
taxa yang endemik, yaitu tumbuh-tumbuhan asli
yang terbatas penyebarannya dalam suatu daerah
tertentu.
Daerah-daerah Flora Dunia (Good, 1953)

No. Kerajaan Sub-kerajaan Daerah Flora


Flora Flora

I Boreal 1. Artika dan Sub-artika


2. Euro-Siberia
3. Cina-Jepang
4. Asia Barat dan Tengah
5. Mediteran
6. Makronesia
7. Amerika Utara Atlantik
8. Amerika Utara Pasifik
II Paleotropik A. Afrika 9. Gurun Afrika Utara - India
10. Park Steppe (padang rumput
savana) Sudan
11. Padang rumput (steppe) dan
dataran tinggi Afrika Timur Laut
12. Hutan Hujan Afrika Barat
13. Padang rumput Afrika Timur
14. Afrika Selatan
15. Madagaskar (Malagasi)
16. Ascension dan St. Helena

B. Indo-Malesia 17. India


18. Asia Tenggara Kontinental
19. Malesia (kepulauan Indonesia,
Filipina, dan Malaya)
C.Polynesia 20. Hawaii
21. New Caledonia
22. Malenesia dan Mikronesia
23. Polynesia

III Neotropik 24. Karibia


25. Venezuela-Guyana
26. Amazon
27. BrasiliaSelatan
28. Andes
29. Pampas
30. JuanFornandes

IV Afrika Selatan 31. Tanjung Harapan (Cape)

V Australia 32. Australia Utara dan Timur


33. Australia Barat daya
34. AustraliaTengah
35. New Zealand

VI. Antartika 36. Patagonia


Jenis pohon terpenting di tiap-2 daerah flora (Good, 1953, 1964)

Daerah Flora Jenis-jenis Pohon

Cina-Jepang Paulowinia tomentosa, Diospyros kaki, Ecrus


Alba
Mediteran Quercus sutor, Olca europeae
Park steppe Sudan Acacia senegal, Borassus aethiopicum
Steppe dan dataran tinggi Coffea arabica, Acacia abysinica
Afrika Timur laut

Hutan hujan Afrika Barat Coffea liberica, Elaies huineis, khaya


senegalemsis, Piptadema africacana,
Stuaudtia gabbcnensis, Spatlodea
campanulava.
Steppe Afrika Timur Berliania balummi, Burkea africana,
Pterocarpus aricaceaus.
Madagaskar Delonix regia
India Aegle mermelos, Artocarpus nobilis, Pterocarpus
sanatalinus, Ficus elastica, Shorea robusta,
Bombax malabaricum, Butea frondosa,
Diospyros ebenum.
Asia Tenggara kontinen Cinnamomum comphora, Dipterocarpus
turbinatus, Arenga saccharifera, Durio
& Malesia
zibethinus, Artocarpus communis, Garcinia
mangostana, Metroxylon rumphii, Musatextilis,
Myractica fragrans, Antaris toxicaria,
Dendrocalamus giganteus, Dryobalanops
aromatica, Eucalyptus deglupta.
Hawaii Acacia koa, Eugenia malaccensis, Santalum
oyrularium.
Karibia Achras sapota,Persea Americana, Annona
maricata.
Daerah Flora Jenis-jenis Pohon

Amazon Havea brasilliensis, Theobroma,cacao,


Cinchona succirubra.

Australia Utara dan Timur Castanopspermum australe, Casuarina


torulosa, Dysoxylum fraserianum,
Elaeocarpus grandis, Eucalyptus pilularis,
Acacia dealbata, Grevilea robusta.
Afrika tropika sampai Afzelia bijuga
kepulauan pasifik
Asia sampai Australia Adenanthera pavovina, Areca catechu,
Artocarpus integer, Mangifera indica,
Nephelium lappaceum, Palaquium gutta,
Tectona grandis, Uncacria gambir, Morinda
citrifolia,Gnetum gnemon.
Australia-Selandia Baru Eucalyptus spp.,Grevillea spp.,Casuarina
distyla.
Daerah Flora Jenis-jenis Pohon

Bursera gummifera, Ochroma lagopus,


Amerika tropika Psidium guajava, Carica papaya, Cedrela
odorata, Chlorophora tictoria, Erythrina
corallodendron, Ptercorpus officinalis,
Simarouba amara, Cecropia peltata,
Guajacum officinale, Hymenea courbaril.
PENYEBARAN TUMBUH-TUMBUHAN DI INDONESIA

1. Paleobotani

• Penemuan paleobotanis, baik berupa fosil mikro


(butirsari) maupun fosil makro berguna untuk meneliti
riwayat perkembangan flora dan vegetasi sesuatu
daerah.
• Pada formasi periode (zaman) tersier, khususnya di
Sumatra, ditemukan fosil-fosil tumbuh-tumbuhan yang
terdiri atas fosil pohon-pohon Palmae, Moraceae,
Annocaeea, Sapindaceae, Sapotaceae, Ebenaceae dan
Dipterocarpacae (Den Berger, 1927; Van Steensis, 1936;
Posthumus, 1931).
• Fosil-fosil pohon Dipterocarpaceae paling jelas, karena
terpelihara baik dalam lapisan gambut yang mempunyai
daya mengawetkan.
• Fosil-fosil ini terdiri atas Dipterocarpus, Shorea,
Shoreoxylon, Hopea, Dryobalanops dan Vatica.
• Dari penemuan ini disimpulkan bahwa flora dan vegetasi
hutan dataran rendah di Indonesia tidak banyak
mengalami perubahan sejak zaman tersier.
• Yang mengalami perubahan adalah penyebaran
Dryobalanops yang dalam periode tersier tumbuh di
Sumatera Selatan dan Jawa, tetapi kini ditemukan lagi
(Croizat, 1952; Van Steenis, 1948a).
• Croizat (1952) menyatakan bahwa Dipterocarpaceae
berasal dari daratan Gondwana yang terbatas
penyebarannya di Afrika dan Dipterocarpaceae terutama
tersebar di Asia (Selatan) dan Malesia.
• Golongan pertama bermigrasi ke arah timur dan utara
dari Seychelles ke Ceylon, India dan timur jauh dan
Malesia. Yang tergolong Monotoideaceae adalah antara
lain marga Monotes dan Marquesia.
Dipterocarpoideaceae antara lain marga Veteria,
Monoporandra, Stemonurus, Cotylelobium, Vatica,
Pachynocarpus, Doona, Hopea, Pentacme Shorea,
Parashorea, Isoptera, Balanecarpus, Upuna
2. Penyebaran tumbuhan yang ada sekarang

a. Geografi fisik kepulauan Indonesia

• Indonesia merupakan bagian terbesar dari daerah flora


Malesia. Daerah ini terdapat dua “Continental Shelves
(Coigns)”, yaitu :
1. Shelf Sunda yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Malaya, Palawan, Indochina, Thailand dan Burma, dan
2. Shelf Sahul atau Papua yang menghubungkan Papua
dengan Australia. Diantara kedua shelf itu terdapat
wilayah perbatasan yang tidak stabil, yaitu wilayah
Wallacea, yang meliputi Filipina, Sulawesi dan Maluku
Disamping itu didaerah Malesia ini terdapat 3 sistem
pegunungan, yaitu :

1. Sistem Sunda : mulai dari rantai Arakan Lama (Burma),


Andaman-Nicobar, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara,
lingkungan pegunungan Banda.
Dalam sistem ini terdapat lengkung luar yang meliputi
pulau-pulau sebelah barat Sumatera terus ke pulau
Sumbawa dan Timor, sedangkan lengkung dalam
jalannya melalui Sumatera, Jawa, Bali, Lombok,
Sumbawa, Flores dan seterusnya.
2. Sistem Sirkum Pasifik (Asia Timur) : mulai dari
Kamsyatka, Kerillen, Jepang, Riukiu, Filipina, dari sini
bercabang ke Kalimantan Utara dan Sulawesi.
3. Sistem Sirkum Australia : mulai dari New Zealand, New
Caledonia, Papua, bercabang ke Halmahera. Keadaan
geografi fisis ini ternyata menentukan penyebaran
tumbuh-tumbuhan dan susunan flora di Indonesia.
b. Flora dataran rendah

• Dari segi flora dataran rendah tampak hubungan antara


Sumatra, Malaya, Kalimantan dan Palawan (Filipina). Marga
yang ada adalah :
1. Actarhera
2. Agathis
3. Casuarina sumatrana
4. Cotylelobium
5. Dryobalanops
6. Eusideroxylon
7. Kompassia
8. Madhuca
9. Payena
10. Parashorea
11. Podocarpus
12. Sarcotheca
13. Loptera
Antara flora Sumatra dan Jawa Barat terdapat sedikit persamaan
yaitu antara lain marga dan jenis berikut :

• Mangifera
• Neesia
• Vatica,
• Dipterocarpus,
• Shorea.

Pemisahan Sumatra-Jawa lebih tua usianya dari pada


pemisahan Sumatra dengan Malaya.
Selain itu flora dataran di Jawa Barat susunannya berlainan
dengan flora Jawa Tengah, Jawa Timur sampai Nusa Tenggara,
yang disebabkan karena perbedaan iklim yang nyata.
Flora daerah-daerah ini lebih memperlihatkan persamaan
dengan flora daerah monsoon di Asia Selatan dan Tenggara.
c. Flora Pegunungan

• Kalau pada flora dataran rendah hubungan Sumatra dan Jawa


hanya sebatas sampai Jawa Barat, flora pegunungan
menyatakan hubungan antara Sumatra, Jawa sampai Nusa
Tenggara, yaitu antara lain marga atau jenis berikut :
1. Altingia,
2. Anaphalis,
3. Galium,
4. Hydrangea,
5. Ranunculus,
• Marga tersebut tidak terdapat di Kalimantan. Sebaliknya marga
yang terdapat di pegunungan Kalimantan, Filipina, Sulawesi,
dan Irian adalah antara lain:
1. Centrolepis,
2. Drimys,
3. Euphrasia,
4. Phyllocladus,
5. Xanthomyrtus.
• Maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa susunan flora
dan penyebaran tumbuh-tumbuhan di dataran rendah dan
pegunungan adalah berlainan.
• Penyebaran flora pegunungan terjadi melalui tiga jalan
penyebaran (track atau channel), yaitu (van Steenis, 1933-
1935) :
1. Track Sumatra: melalui Sumatra terus ke Nusa Tenggara.
2. Track Taiwan Luzon : melalui Filipina terus ke Sulawesi
3. Track Papua : melalui Papua, Sulawesi, Kalimantan ke
Filipina
Penyebaran flora dataran rendah terjadi karena adanya
shelf Sunda dan shelf sahul (Papua), jadi melalui :
1. Track Sunda
2. Track Papua (Sahul)
• Pada shelf Sunda terdapat lebih banyak unsur-unsur flora
benua Asia sedangkan pada shelf Sahul lebih banyak
unsur-unsur flora Australia
• Tumbuh-tumbuhan dataran rendah yang paling penting
adalah dari Dipterocarpaceae. Dipterocarpaceae ini
usianya telah tua, dan berasal dari daratan Godwana
(Croizat, 1951).
• Ketika daratan ini terpecah-pecah sebagian dari
Dipterocarpaceae tinggal dan menyebar di benua Afrika
(yaitu sub-famili Monotoideae), menyesuaikan diri
dengan habitat savanna dengan tanah yang asam,
sedangkan yang sebagian lagi (sub-famili
Dipterocarpoideae) menyebar di sebelah timur, dari
India sampai Malaysia, di dataran rendah tropical rain
forest, tak jauh dari pantai.
• Dipterocarpaceae ini paling banyak terdapat di Malaysia
Barat. Terdapatnya Dipterocarpaceae di Pulau Jawa
sampai Bali (Dipterocarpus) melalui tract Sunda (Pulau
Sumatra) sebelum selat Sunda membentuk barrier laut.
Sedang terdapatnya Dipterocarpaceae sampai Papua
(Anisoptera) tentulah melalui Filipina-Halmahera-Papua.
• Hal ini antara lain dapat dibuktikan dengan analogi
struktur bunga, misalnya Anisoptera dari Papua
berdekatan sekali sifatnya dengan Anisoptera thurifera
dari Filipina

Anda mungkin juga menyukai