Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN

RISIKO
PASAR
Oleh:
Ayuk Wahdanfiari Adibah, M.H.
 Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar yang antara lain

Pengertian & berupa perubahan nilai dari asset yang dapat diperdagangkan atau
disewakan. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko komoditas,
Profil Risiko risiko ekuitas, serta risiko benchmark suku bunga.
 Tujuan utama manajemen risiko pasar adalah untuk
Pasar meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan
kondisi pasar terhadap asset dan permodalan bank syariah.
Dengan demikian bank syariah mampu menjaga agar risiko pasar
yang diambil bank berada dalam batas yang ditoleransi oleh bank
dan bank memiliki modal yang cukup untuk menghadapi risiko
pasar.
 Profil risiko adalah gambaran keseluruhan risiko yang melekat
pada operasional bank syariah baik BUS maupun UUS. Risiko
inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank
syariah baik yang dapat dikuantifikasikan maupun tidak, yang
berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank syariah. Dalam
menilai risiko inheren atas risiko pasar, parameter/indikator yang
digunakan adalah volume dan komposisi fortofolio, potensi
kerugian dari risiko benchmark suku bunga dalam banking book,
serta strategi dan kebijakan bisnis.
 Bank syariah memiliki risiko yang dikenal sebagai risiko imbal hasil
dalam bank syariah. Risiko ini terjadi ketika imbal hasil yang
Mengidentifikasi diharapkan tidak terpenuhi akibat pergerakan kondisi pasar,
seperti inflasi. Risiko ini meliputi ekspektasi keuntungan berkala,
Faktor Risiko seperti pembayaran cicilan murabahah, keuntungan transaksi
salam dan istishna’ serta sewa ijarah. Pada dasarnya risiko ini
Pasar bukan sesuai actual kerugiannya, melainkan kerugian relatif.
 Beragam faktor risiko harga komoditas, ekuitas dan risiko nilai
tukar mata uang asing memiliki kemungkinan mengikuti
pergerakan produk-produk tunai. Sebagian besar dari pergerakan
produk tunai dapat dengan mudah diperoleh datanya melalui
pertukaran informasi yang terorganisir.
 Dalam analisis risiko pasar, volatilitas faktor risiko ditransformasi
menjadi risiko pasar oleh perangkat linier atau nonlinier yang
tercakup dalam satu ukuran unik yang disebut sensitivitas pasar.
Setiap perubahan perubahan yang terjadi pada faktor risiko
memiliki persentase kuantitatif dampak yang sama terhadap
keseluruhan posisi dana yang diinvestasikan pada produk yang
berkaitan.
1. Expected Rate of Return, adalah tingkat return rata-rata yang
diharapkan dari suatu investasi. Artinya, menghitung return
Risiko Tingkat yang akan diterima dari segala macam kemungkinan yang akan
terjadi, mulai dari yang paling rugi sampai paling untung,
Pengembalian selanjutnya dikalikan dengan probabilitas kemungkinan
terjadinya.
2. Risiko Imbal Hasil pada Murabahah. Pada akad murabahah
risiko pasar dapat terjadi pada dua titik, yaitu ketika bank
mengakuisisi aset atau komoditas yang menjadi objek
murabahah dan ketika stream cicilan yang dibayarkan oleh
debitur bernilai relatif lebih rendah daripada imbal hasil acuan.
3. Alokasi Pencadangan Modal dengan Risk Adjusted Rate of
Return (RAROC). RAROC adalah rasio imbal hasil menurut
risiko terhadap modal ekonomi. Modal ekonomi didefinisikan
sebagai jumlah modal yang harus dicadangkan sebagai
cadangan terhadap peristiwa buruk pada harga pasar. RAROC
dapat digunakan oleh bank syariah untuk menentukan margin
yang diinginkan pada setiap instrumen pembiayaan yang
berbeda.
Risiko  Risiko komoditas adalah risiko yang muncul dari pergerakan
harga komoditas. Fluktuasi harga komoditas merupakan
Komoditas pada sumber yang signifikan bagi risiko pasar. Pada pembiayaan
syariah, kontrak yang melibatkan pembelian dan/atau produksi
Pembiayaan komoditas dihadapkan pada risiko harga komoditas.
 Lembaga keuangan khususnya perbankan syariah dapat
Bank Syariah mengalami risiko komoditas pada akad salam, istishna dan
ijarah. Pada akad salam dan istishna’, risiko pasar dapat terjadi
karena fluktuasi harga komoditas di pasar, meskipun harga
komoditas sudah ditetapkan sebelumnya.
 Beberapa bentuk mitigasi risiko harga komoditas yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan kontrak pararel pada
salam dan istishna. Jika bank tidak menggunakan skema
kontrak pararel, pengaruh fluktuasi harga akan terjadi pada
dua titik, yakni ketika produk komoditas diantar dan nilai
intriksiknya berbeda dengan harga pasar dan ketika produk
komoditas tersebut dijual dan harganya berbeda dengan harga
pasar.
 Risiko nilai tukar mata uang asing adalah suatu risiko yang
muncul dari perubahan harga satu mata uang tertentu
Risiko Nilai terhadap mata uang lainnya. Sebagian besar kontrak
keuangan syariah yang disediakan oleh lembaga keuangan
Tukar Mata memiliki kemungkinan dihadapkan pada risiko fluktuasi nilai
tukar mata uang asing yang muncul dari perubahan dalam
Uang Asing transaksi spot umum dalam transaksi dan kegiatan lintas batas
negeri serta mata uang asing yang diakibatkan dari
pembayaran piutang dan utang.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs transaksi valuta asing
diantaranya sebagai berikut:
1. Jumlah aliran valuta asing yang besar dan cepat untuk
memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi
dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit.
2. Posisi balance of payment (BOP).
3. Tingkat inflasi.
4. Suku bunga.
5. Besarnya gross domestic product
6. Kebijakan/kontrol pemerintah
7. Perkiraan, spekulasi dan rumor.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh bank syariah dalam
STRATEGI melakukan mitigasi terhadap risiko pasar yaitu sebagai berikut:
1. Metode penyesuaian pendapatan dan beban
MITIGASI  Terdapat beberapa strategi dasar bagi bank Islam dalam
mengatasi potensi risiko nilai tukar, termasuk memastikan
RISIKO PASAR bahwa setiap biaya dan pendapatan dari suatu investasi berada
dalam nilai tukar yang sama. Pada kasus perjanjian
murabahah internasional, jika investasi yang dikeluarkan
dengan menggunakan mata uang asing, bagi hasil yang
diterima harus dengan mata uang yang sama. Perlu diingat
bahwa penyamaan pendapatan dan biaya dalam satu mata
uang yang sama bukan berarti akan meniadakan risiko nilai
tukar. Hal ini dikarenakan dalam sistem syariah, nilai tukar
yang digunakan ialah spot rate, sedangkan adanya perbedaan
waktu menerima pendapatan dan pengeluaran biaya biasanya
mengakibatkan terjadinya perbedaan nilai tukar. Oleh akrena
itu, bagian treasury dari bank harus secara aktif menutup
posisi terbuka harian.
Lanjutan… 2. Kebijakan limit porsi
 Kebijakan yang dilakukan ialah membatasi posisi bank pada transaksi
keuangan, posisi long dan short dengan mempertimbangkan risiko pasar
dari posisi bank pada sebuah transaksi, seperti komitmen untuk menjual
atau membeli sekuritas baru. Bank syariah dapat menerapkan kebijakan
limit pada tataran strategis. Bank syariah tidak boleh menerima transaksi
baru dalam valas, jika akan mengakibatkan investor dan nasabahnya
berada dalam situasi berisiko.
3. Kebijakan limit kerugian
 Pada umumnya limit kerugian menekankan pada tindakan menarik
keluar investasi jika perusahaan yang diinvestasikan mengalami tanda-
tanda kebangkrutan atau kerugian yang besar. Dalam prinsip bagi hasil,
selayaknya kerugian ditanggung bersama oleh segenap pihak yang
dalam perikatan sesuai dengan konstribusi modalnya. Oleh karena itu,
mitigasi risiko yang dapat diterapkan dalam kasus ini bersifat normatif,
memperhitungkan faktor maslahahbagi kelangsungan bisnis dan
selayaknya didukung oleh kajian dan analisis penilaian yang baik
mengenai potensi arus kasyang dinilai rendah karena kerugian besar.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai