Anda di halaman 1dari 7

Nama : St. Ainun Nasyrah U.

A
NIM : 1913041009
Kelas : Pendidikan Kimia A
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
1. Zaman Yunani Kuno.
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada
masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani pada masa itu
tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja),
melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki
sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu
pengetahuan modern. Sikap kritis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli
pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa itu antara lain Thales, Phytagoras,
Sokrates, Plato, Aristoteles.
2. Zaman Abad Pertengahan.
Kalau dilacak akar sejarahnya, Panadangan islam temtamg p`entingnya ilmu tumbuh
bersamaan dengan munculnya islam itu sendiri. Ketika Rasulullah SAW. Menereima wahyu
pertama, yang mula-mula diperintahkan kepadanya adalah “membaca” . Dalam perjalanan
ilmu dan juga filsafat diduniab islam, pada dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi dalam arti
mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali eksrim
antara pandangan filsafat yunani, sperti Plato dan Aristoteles, dengan pandangan keagamaan
dalam agama islam yang sering terjadi benturan-benturan. Sebagai contoh konkret dapat
disebutka bahwa plato dan Aristoteles telah memberikan penaruh yang besar pada mahzab-
mahzab islam, khsususnya mahzab eklesitsisme.
Pada masa kejayaan pemerintahan dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah dimana ilmu
berkembang sangat maju dan pesat sehingga pada saat yang sama wilayah –wilayah yang
jauh diluar kekuasaan islam masih berada pada masa kegelapa peradaban (Dark age). Kita
mengenal nama-nama seperti Al-mansur, Al-Ma’mun, dan Harun Al-Rasyid, yang
menberikan perhatian teramat besar bagi perkembangan ilmu di dunia islam yaitu dengan
melakukan penerjemaham karya-karya filosof Yunani kedalam bahasa Arab. Selanjutnya
pada pertengahan abad ke-10 muncul dua penerjemah terkemuka yaitu Yahya ibn A’di (974)
dan Abu Ali isa Ibn Ishaq Ibn Zera (1008) yang banyak memperbaiki terjemahan dan
menulis komentar mengenai karya-karya Aistoteles. Al- Kindi seorang ilmuan yang
mengeluti bidang matematika dan fisika, Al-Farabi, yang menggeluti bidang geometri dan
matematika dan seorang musikus Muslim, Ibn bajah, ibn Tufail, dan Ibn Rushd yang hidup di
Andalusia byang menggeluti bidang kedokteran. Kemudian Muhammad Ibnu Zakaria Al-
Razi, Dokter besar dalam islam yang terkenal orisinalitasnya dan pandangannya yang jernih
dan kemamapuaanya menemukan jenis-jenis penyakit yang belum dikenal sebelumnya.
3. Zaman Renaissance.
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad
Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini
adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan
atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman Renaissance. Ilmu pengetahuan yang
berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti
Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.
4. Zaman Modern. ( 17 – 19 M)
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman
Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoph yang terkenal sebagai bapak filsafat modern.
Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem
koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang 4 datar. Isaac Newton
dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for life
(perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya elektron.
5. Zaman Kontemporer (abad 20 – dan seterusnya).
Fisikawan termashur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa
alam itu tak berhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tak berubah status totalitasnya
atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti
bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya
penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain maka
Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi
komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat.
Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya.
Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi
ilmu yang semakin tajam.

PERTANYAAN DAN TANGGAPAN


1. Apakah perkembangan ilmu pengetahuan dapat menghapuskan keberadaan agama?
Jawaban: (Besse Fitriani/1913040005)
Tidak. Karena agama bekerja di bidang lain selain ilmu pengetahuan. Idealnya agama
adalah “way of life” dan tidak ada hubungganya secara langsung dengan pengetahuan umum.
Agama merupakan tatanan nilai dan aturan aturan penghambaan diri pada Tuhan. Dan telah
dibuktikannya fenomena alam dengan ilmu pengetahuan tak serta merta meniadakan Tuhan
atau menegasikan eksistensi Tuhan. Agama menyediakan jalan manusia menyembah Tuhan.
Bukan menyediakan jalan manusia menyembah sesuatu yang tak berhasil ia ketahui lewat
pengetahuan alam. Ilmu pengetahuan berhasil menjawab pertanyaan apa dan bagaimana tapi
tak akan berhasil menjawab pertanyaan “dari mana”. Metafisika juga tidak akan sanggup
dicapai dengan pengetahuan yang empirik.
Tanggapan:
Saya setuju dari jawaban tersebut menurut saya juga selama ilmu pengetahuan masih
menyisakan ruang-ruang yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, iman berupa agama
akan selalu ada untuk mengisi kekosongan tersebut.
2. Mengapa ilmu pengetahuan berkembang pesat di zaman keemasan Islam?
Jawaban: (Mirnawati/1913042027)
Kunci utama bagi perkembangan pemikiran Islam adalah sebuah kepercayaan bahwa
Allah memberikan akal budi, dan dari situ peradaban Islam melakukan penerjemahan secara
masif terhadap karya tulisan dari berbagai tempat. Penerjemahan terhadap karya tulisan
Yunani seperti Aristoteles, terhadap karya tulisan Kristen, tulisan Yahudi - bahkan sampai
mengundang orang-orang dari berbagai latar belakang agama untuk berdiskusi dan bertukar
pikiran. Akhirnya, catatan-catatan mengenai hasil diskusi tersebut berhasil melahirkan
banyak sekali teks dan kritik filsafat Islam yang sangat tajam. Dalam hal ini, saya percaya
bahwa memang keagamaan Islam berada di puncaknya. Banyak pemikir filsafat seperti Ibnu
Sina, Ibnu Khaldun, Ibnu Rush, Al Ghazali, Jahaluddin Rumi, Syamsyitabris, dan lain
sebagainya yang menjadi pillar dan tradisi pemikir cemerlang dari tradisi Islam. Setiap murid
akan diberikan ijazah jika mereka berhasil menguasai sebidang ilmu.
Dan memang secara politis, sponsor besar-besaran kepada universitas dan lembaga
pendidikan dan riset menjadi begitu penting. Satu karya terjemahan bahasa arab dari tulisan
Aristoteles lebih mahal dari emas, dan itu yang menjadi spirit yang mengubah sebuah
peradaban biasa menjadi peradaban emas. Selain itu, ilmu ekonomi dan perdagangan,
astronomi dan navigasi, kedokteran dan pengobatan, dan lain-lainnya menjadi proyek besar
bagi perkembangan Islam pada zaman itu. Sampai saja, filsuf terbesar dalam gereja Katolik,
Thomas Aquinas, perlu meminjam pemikiran Ibnu Sina untuk membangun fondasi filsafat
Aristotelian dalam doktrin-doktrin agama Katolik pada saat itu yang terus digunakan sampai
hari ini. Jika memang benar bahwa rasio dan agama berjalan dengan baik pada peradaban ini,
lalu mengapa bisa peradaban itu bisa runtuh. Secara eksternal, serangan Mongolia yang
membakar perpustakaan menjadi hal yang melemahkan perkembangan pengetahuan. Secara
internal, kepentingan politik dinasti dan korupsi, serta munculnya pemikiran "Buanglah rasio,
ikutlah aturan agama" yang dilakukan secara buta menjadi hal pertama yang menyebabkan
kejatuhan peradaban Islam. Dengan ilmu peradaban Islam menjadi emas, dengan politik
peradaban Islam menjadi reruntuhan.
Tanggapan:
Saya setju bahwa Ilmu ekonomi dan perdagangan, astronomi dan navigasi, kedokteran dan
pengobatan, dan lain-lainnya menjadi proyek besar bagi perkembangan Islam pada zaman
itu. Dan menurut saya mengapa Islam berkembang pesat, intinya adalah penguasaan atas
resources, sehingga dengan begitu, segala sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh
negara dapat dikerahkan untuk mencapai kemajuan ilmu pengetahuan. Ketika itu di masa
Islam kekuasaan yang berlaku adalah Khilafah.
3. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan pernah terjadi revolusi. Apa penyebabnya
dan jelaskan dengan singkat pendapat Anda?
Jawaban: (Syurkiah/1913042005)
Beberapa referensi menyebutkan revolusi ilmu pengetahuan terjadi di Eropa sekitar Abad
XVII ketika sedang dilanda krisis kehidupan yang cukup berat. Kehidupan ekonomi yang
tidak menguntungkan sebagian rakyat jelata dan kehidupan kenegaraan feodalisme yang
sangat matrealistis kapitalis menyebabkan gejolak pada bangsa Eropa.
Revolusi ilmu pengetahuan merupakan suatu revolusi yang menandakan bangkitnya
kelompok intelektual bangsa Eropa mengenai cara berpikir keilmiahan, yaitu cara berpikir
serta persepsi manusia dalam mendapatkan pengetahuan bagi dirinya. Perubahan persepsi
manusia tersebut adalah perubahan dari cara berpikir yang ontologis ke cara berpikir
matematis mekanistis. Cara berpikir ontologis adalah warisan yang ditinggalkan bangsa
Eropa ketika Abad Pertengahan diberlakukan hukum agama bagi segala-galanya, termasuk
kegiatan ilmu pengetahuan. Saat Abad Renaissance manusia tidak lagi menjadi citra tuhan,
tetapi manusia juga memiliki rasio atau kesadaran manusia serta kreativitas keinginan untuk
maju, memperbaiki kebudayaan manusia. Pengetahuan dilandaskan rasionalitas dan
empiristis yang berkembang pesat dengan pendekatan matematis yang diterapkan dalam
kajiannya. Cara berpikir matematis mekanistis dalam revolusi ilmu pengetahuan yang
dipelopori oleh Newton menjadi semacam gaya para intelektual untuk membuat analisis
dalam penelitiannya. Pendekatan yang bersifat kausalitas yang didukung dengan percobaan
atau eksperimen melalui usaha uji coba model tiruan dari objek yang sesungguhnya membuat
para peneliti dapat mengembangkan penelitiannya dengan lebih sempurna. Akibat dari
perjalanan proses revolusi ilmu pengetahuan, memunculkan adanya nilai-nilai dasar yang
tampil dalam perubahan cara berpikir manusia. Nilainilai dasar itu adalah nilai alam, budaya
dan ekonomi. Referensi lain menggelompokan revolusi ilmu pengetahuan tersebut menjadi
dua kelompok, yaitu revolusi intelektual yang terjadi di Dunia Islam yang terjadi abad ke 10
sampai abad 14 yang mengalami masa keemasan pada abad ke 13 sampai abad 14 dan di
Dunia Barat yang terjadi pada abad ke 15 sampai abad 20 yaitu pada saat periode Copernicus
hingga Einstein.
Tanggapan:
Ya dalam perkembangan ilmu pengetahuan terjadi revolusi seperti yang sudah dijelaskan
yaitu seperti revolusi ilmu pengetahuan merupakan suatu revolusi yang menandakan
bangkitnya kelompok intelektual bangsa Eropa mengenai cara berpikir keilmiahan, yaitu cara
berpikir serta persepsi manusia dalam mendapatkan pengetahuan bagi dirinya. Penyebabnya
karena perubahan persepsi manusia tersebut adalah perubahan dari cara berpikir yang
ontologis ke cara berpikir matematis mekanistis.
4. Berikan gambaran tentang peran para Sofis bagi perkembangan pemikiran Yunani
dan apa kritik orang terhadap kelompok pemikir ini?
Jawaban: (Munawwara/1913040011)
Kata Sofis (Sophist) pada awalnya tidak memiliki konotasi yang buruk. “Sofis” berarti
semacam “profesor,” yang kita kenal sekarang. Sofis adalah orang yang mencari nafkah
dengan mengajar kaum muda tentang hal-hal tertentu, yang dipandang bermanfaat bagi
kehidupan praktis. Karena tak ada sarana atau pendanaan publik untuk pendidikan semacam
tu, kaum sofis hanya mengajar mereka yang mampu membayar, atau yang orangtuanya
memiliki dana untuk itu. Hal ini cenderung memberikan semacam bias kelas (class biased)
pada mereka, yang semakin meningkat oleh situasi politik pada masa itu. Demokrasi Athena
pada masa itu, walau membatasi hak-hak kaum budak dan perempuan, sudah memiliki sistem
pengadilan. Namun, para hakim dan eksekutif utamanya adalah orang biasa, bukan kaum
profesional. Mereka dipilih untuk menjalankan fungsi itu untuk periode yang pendek.
Masing-masing mereka tampil bertugas, namun dengan masing-masing prasangkanya sendiri
seperti warga biasa. Terdakwa juga tampil secara pribadi tanpa didampingi ahli hukum
profesional. Dalam sistem semacam itu, keberhasilan atau kegagalan di sidang pengadilan,
tergantung pada kemampuan retorika dan bersilat lidah, dalam memenangkan atau
meyakinkan para pendengarnya. Walaupun tiap orang harus menyampaikan pembelaannya
sendiri, ia bisa menyewa orang lain untuk menuliskan pidatonya, atau membayar orang untuk
mengajari taktik-taktik memenangkan perdebatan. Di sinilah para sofis berperan. Hal ini juga
menjelaskan, mengapa kaum sofis populer dan dekat dengan kelas tertentu, tetapi dibenci
oleh kelas yang lain.
Tanggapan:
Dari jawaban yang telah diberikan saya menyimpulkan bahwa sumbangan kaum sofis
bagi pemikiran Yunani adalah lebih pada seni berargumentasi dan keterampilan retorika.
Dengan kemampuan retorika dan berolah kata, sebuah opini bisa dipandang lebih baik
daripada opini yang lain, walaupun tidak berarti opini itu lebih benar daripada opini yang
lain. Hal ini karena, tujuan si pelaku bukan untuk mencari kebenaran, tetapi sekadar untuk
memenangkan perdebatan. Jadi, ajaran kaum sofis tidak berkaitan dengan kebajikan atau
ajaran agama, bahkan oleh kalangan agama bisa dianggap tidak serius dan tidak bermoral.
5. Dalam perkembangan zaman saat ini,perkembangan teknologi sangatlah pesat dan
ddapat berubah dengan tidak terduga. Maka dari itu apakah sebuah teknologi dapat
hilang?
Jawaban: (Asti Rey Mina Jaya/1913042031)
Seperti halnya siklus hidup manusia dan mahluk-mahluk lainya, siklus hidup teknologi
juga pada akhirnya akan megalami kepunahan. Terdapat beberapa teknologi yang mengalami
perkembangan dan mengalami siklus baru. Tetapi ada juga teknologi yang yang tidak dapat
lagi didaur ulang. Factor dominan terhadap hilangnya teknologi diantaranya adalah
kompleksitas pengguna dari teknologi itu sendiri, atau sumbr daya pendukung teknologi
tersebut sulit didapatkan dan tidak ada penggantinya.
Tanggapan:
Saya setuju dengan jawaban tersebut bahwa teknologi dapat mengalami kepunahan akan
tetpi beberapa teknologi juga mengalami perkembangan dan siklus baru telah pula dijelaskan
bahwa factor dominan terhadap hilangnya teknologi diantaranya adalah kompleksitas
pengguna dari teknologi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai