Anda di halaman 1dari 15

ISOLASI DAN KARAKTERISASI NANOKALSIUM CANGKANG

KERANG HIJAU (Mytilus viridis) SEBAGAI BIOKATALIS


TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL

Sub Tema: Sains Matematika dan Pengembangan Teknologi

Disusun Oleh :

SHOFURA AFANIN NUHA


NISN: 0021733739

IRNA MULYANI
NISN: 0011216273

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA MALANG


JL. Baiduri Bulan 40 Tlogomas, Malang Telp. (0341)551752
Website: www.manmalang1.sch.id | email :
manmalang1@yahoo.com
2018
ii
Isolasi dan Karakterisasi Nanokalsium Cangkang Kerang Hijau
(Mytilus viridis) sebagai Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel
Irna Mulyani
Shofura Afanin Nuha
Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Malang

A. Latar Belakang
Bahan bakar minyak bumi merupakan sumber energi utama yang
digunakan oleh sebagian besar negara‐negara di dunia. Penggunaan terus
menerus dari sumber energi yang tak dapat diperbaharui ini menyebabkan
menurunnya kuantitas sumber daya minyak bumi. Beberapa sumber energi
alternatif telah ditemukan dan dikembangkan, salah satunya adalah biodiesel.
Biodiesel dianggap sebagai sumber energi pengganti bahan bakar minyak
bumi karena kemiripannya dengan bahan bakar mesin diesel (Noiroj dkk,
2009). Secara kimia, biodiesel merupakan senyawa metil ester rantai panjang
yang dapat diproduksi melalui proses transesterifikasi minyak nabati atau
lemak hewani (Leung dkk, 2010).
Transesterifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan ester dimana
salah satu pereaksinya juga merupakan senyawa ester. Disini terjadi
pemecahan senyawa trigliserida dan migrasi gugus alkil antara senyawa
ester. Ester yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi ini disebut biodiesel
(Aziz dkk, 2011).
Katalis digunakan untuk meningkatkan kecepatan reaksi dan yield
produk. Karena reaksi ini merupakan reaksi bolak‐balik (reversible),
dibutuhkan alcohol berlebih untuk menggeser kesetimbangan ke arah produk
(Helwani dkk, 2009). Konversi trigliserida menjadi metil ester atau etil ester
melalui proses transesterifikasi dapat mengurangi berat molekul trigliserida
hingga sepertiganya dan mengurangi Viskositas hingga seperdelapannya,
serta sedikit meningkatkan titik nyalanya (Lemigas, 2005).
Enzim merupakan biokatalis di dalam sel yang dalam jumlah sangat
kecil dapat mempercepat reaksi kimiawi tanpa mengubah strukturnya. Enzim
yang dipakai untuk kegiatan industri kebanyakan enzim stabil pada suhu tinggi
(termostabil). Enzim termostabil memiliki beberapa keuntungan dalam
penggunaannya di industri yang pada umumnya menggunakan suhu tinggi

1
yaitu: meningkatkan kecepatan reaksi sehingga menghemat waktu, tenaga,
dan biaya operasi, mengurangi kemungkinan kontaminasi, memudahkan
pemisahan senyawa volatil, dan lebih stabil pada masa penyimpanan yang
lebih lama (Trismillah & Waltam, 2009).
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniasih (2014),
penggunaaan enzim papain sebanyak 8 % dalam sintesa biodiesel metode
transesterifikasi berhasil menghasilkan karakteristik biodiesel terbaik, namun
karakteristik biodiesel menurun pada penggunaan enzim papain sebanyak
12%.
Cangkang kerang hijau (Mytilus viridis) memiliki kandungan kalsium.
Kandungan kalsium dalam cangkang kerang adalah 38%. Kandungan Kimia
Serbuk Cangkang Kerang adalah CaO 66,70; SiO2 7,88; Fe2O3 0,03; MgO
22,28; Al2O3 1,25 (Siregar, 2009). Menurut Almatsier (2009) Kalsium juga
berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologis.

Limbah pengolahan perikanan pada saat ini banyak dimanfaatkan


sebagai upaya mengurangi cemaran pada lingkungan dan meningkatkan nilai
tambah. Berbagai macam penelitian tentang pemanfaatan cangkang sebagai
sumber kalsium masih terus dikembangkan (Rochima 2007). Dari sini kita
dapat mengetahui bahwa kandungan kalsium pada Cangkang Kerang Hijau
dapat dimanfaatkan sebagai Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel. Hal ini juga
dapat memberi petunjuk lebih lanjut bahwa Isolasi dan Karakterisasi
Nanokalsium Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis) sebagai Biokatalis
Transesterifikasi Biodiesel dapat menaggulangi limbah cangkang kerang hijau
(Mytilus viridis).

Pada penelitian ini, sumber kalsium yang digunakan dari hewan


perairan adalah cangkang kerang hijau. Cangkang kerang hijau banyak yang
terbuang dan menghasilkan limbah padat yang cukup tinggi. Salah satu upaya
untuk mengurangi limbah padat tersebut adalah mengolah limbah cangkang
kerang dengan mengekstrak kandungan kalsiumnya untuk menentukan
rendemen kalsium yang dihasilkan serta menentukan karakteristik nano
kalsium yang meliputi morfologi, derajat putih, komponen mineral, dan particle
size.

2
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami melakukan penelitian isolasi
dan karakterisasi nanokalsium pada cangkang kerang hijau sebagai biokatalis
transesterfikasi pada pembuatan biodiesel. Sehingga dapat mempercepat
proses reaksi yang tejadi dalam pembuatan biodiesel dengan menggunakan
nanaokalsium dari limbah yang tidak termanfaatkan dan ramah lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis) terhadap
Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel?
2. Apa metode yang digunakan untuk Isolasi dan Karakterisasi
Nanokalsium Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis) sebagai
Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel?
3. Bagaimana keefektifan Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis)
terhadap Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis) terhadap
Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel.
2. Mengetahui metode yang digunakan untuk Isolasi dan Karakterisasi
Nanokalsium Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis) sebagai
Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel.
3. Mengetahui keefektifan Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis)
terhadap Biokatalis Transesterifikasi Biodiesel.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui pemanfaatan cangkang kerang hijau


sebagai biokatalis transesterifikasi biodisel agar tidak merugikan
lingkungan dan manusia. Dan masyarakat agar dapat mengurangi limbah
cangkang kerang hijau dengan hal yang lebih berguna.

2. Bagi peneliti

3
Dapat meneliti lebih dalam tentang isolasi dan karakteristik cangkang
kerang hijau sebagai biokatalis transesterifikasi biodisel dimasa yang akan
datang agar kehidupan bisa dijalankan dengan baik.

3. Bagi siswa

Dapat sebagai media pembelajaran agar siswa mengetahui isolasi


dan karakteristik cangkang kerang hijau sebagai biokatalis
transesterifikasi biodisel yang bermanfaat untuk menambah wawasan
para siswa..

E. Kajian Pustaka
E.1 Biodiesel
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, para ahli telah menyimpulkan
bahwa bahan bakar biodiesel memiliki sifat fisika dan kimia yang hampir sama
dengan bahan bakar diesel konvensional dan juga memiliki nilai energi yang
hampir setara tanpa melakukan modifikasi pada mesin diesel. Pengunaan
biodiesel di Eropa dilakukan dengan mencampur bahan bakar biodiesel
dengan diesel konvensional dengan perbandingan tertentu yang lebih
dikarenakan menjaga faktor teknis pada mesin terhadap produk baru serta
menjaga kualitas bilangan setana biodiesel yang harus sama atau lebih besar
40. Keunggulan lain dari bahan bakar ini adalah dalam melakukan kendali
kontrol polusi, dimana biodisel lebih mudah dari pada bahan bakar diesel
fossil karena tidak mengandung sulfur bebas dan memiliki gas buangan
dengan kadar pengotor yang rendah dan dapat didegredasi. Di sisi lain,
secara ekonomi menguntungkan bagi negara barat dan Eropa karena
sumbernya tidak perlu di impor seperti bahan bakar konvensional (Haryanto.
2013).
Bahan baku biodiesel Indonesia sebagai negara penghasil CPO
terbesar dunia mempunyai peluang yang melimpah untuk menghasilkan
bahan bakar biodiesel. Tujuan utama adalah bagaimana kita dapat
memanfaatkan sumber yang melimpah di Indonesia menjadi lebih bermanfaat.
Jika hal ini dilaksanakan maka selain dapat mengendalikan produksi sawit di
saat panen besar, keuntunggan lainnya adalah mengurangi impor minyak

4
diesel yang menyita cadangan devisa negara. Menurut laporan DitJen Migas
(1998) kebutuhan bahan bakar diesel meningkat setiap tahunnya Berdasarkan
informasi yang diterima kemampuan memproduksi minyak solar dan diesel
Indonesia saat ini sudah sesuai dengan kapasitas yang dimiliki sehingga ada
kecendrungan akan meningkatnya impor di tahun-tahun mendatang walaupun
di tahun 1999 kebutuhan bahan bakar diesel menurun tidak sesuai dengan
perkiraan pada tabel di atas, namun setelah pasca krisis ekonomi di Indonesia
kebutuhan diperkirakan akan meningkat kembali (Haryanto, 2013).

E.1.1 Biokatalis Transesterifikasi


Reaksi kimia membutuhkan panas dalam jumlah tertentu
sebesar energy aktivasi untuk mencapai tahap transisi kemudian
membentuk produk. Archenius menyatakan bahwa laju reaksi
meningkat dengan meningkatnya suhu reaksi (Bajpai, 2003). Naiknya
suhu reaksi berakibat menurunkan viskositas campuran reaksi,
sehingga membantu mobilisasi molekul substrat untuk bereaksi (Akoh,
2002). Menurut Probondari, 2007, suhu optimum immobile adalah 30-
62oC. Dari reaksi asidolisis minyak dengan asam laurat dengan
biokatalis lipase Rhizopous Oryzae immobile, diperoleh pada suhu
optimum 50oC, waktu 12 jam. Keterlibatan minyak sebagai biokatalis
menurunkan level energy aktivasi (Idris, 2005), Biodiesel dihasilkan
melalui reaksi transesterifikasi dari minyak tumbuh-tumbuhan, lemak
hewani atau dari minyak bekas dengan methanol dengan
menggunakan katalis menghasilkan fatty acid methyl ester (FAME)
(Kattimani,V.R et al,. 2014). Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa
transesterifikasi berkatalis asam lebih baik digunakan untuk bahan
baku minyak bermutu rendah atau memiliki kandungan asam lemak
tinggi (Aksoy et al,.1988) sehingga metode ini lebih cocok unutk minyak
yang dihasilkan dari dedak padi.

E.2 Kerang Hijau (Mytilus viridis)


Kerang hijau hidup di laut tropis seperti Indonesia, terutama di perairan
pantai dan melekatkan diri secara tetap pada benda-benda keras yang ada
disekelilingnya. Kerang ini tidak mati walaupun tidak terendam selama air laut
5
surut. Kerang hijau termasuk binatang lunak, mempunyai dua cangkang yang
simetris, kakinya berbentuk kapak, insangnya berlapis-lapis satu dengan
lainnya dihubungkan dengan cilia. Klasifikasi kerang hijau adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Filibranchia
Family : Mytilidae
Genus : Mytilus
Spesies : Mytilus viridis
Habitat kerang hijau belum diketahui secara merata di perairan
Indonesia, namun dapat dicatat karakteristik perairan yang sesuai bagi
budidaya kerang hijau antara lain suhu perairan berkisar antara 27oC – 37oC,
pH air antara 3 – 4 , arus air dan angin tidak terlalu kuat dan umumnya pada
kedalaman air antara 10 m-20 m. Laju pertumbuhan kerang hijau berkisar 0,7-
1,0 cm/ bulan. Ukuran konsumsi yang panjangnya sekitar 6 cm dicapai dalam
waktu 6-7 bulan (Hudaya, 2010).
E.2.1 Cangkang Kerang Hijau
Fungsi dari permukaan luar mantel adalah mensekresi zat
organik cangkang dan menimbun kristal-kristal kalsit atau kapur.
Cangkang terdiri dari tiga lapisan, yakni (Rina Hudaya, 2010): Lapisan
luar tipis, hampir berupa kulit dan disebut periostracum, yang
melindungi. Lapisan kedua yang tebal, terbuat dari kalsium karbonat;
dan Lapisan dalam terdiri dari mother of pearl, dibentuk oleh selaput
mantel dalam bentuk lapisan tipis. Lapisan tipis ini yang membuat
cangkang menebal saat hewannya bertambah tua.
Kandungan Cangkang Kerang Menurut (Setyaningrum, 2009)
Kulit kerang merupakan bahan sumber mineral yang pada umumnya
berasal dari hewan laut berupa kerang yang telah mengalami
penggilingan dan mempunyai karbonat tinggi. Kandungan kalsium
dalam cangkang kerang adalah 38%. Kandungan Kimia Serbuk
Cangkang Kerang adalah CaO 66,70; SiO2 7,88; Fe2O3 0,03; MgO
22,28; Al2O3 1,25 (Siregar, 2009).
6
E.3 Nano Kalsium
Kalsium merupakan salah satu mineral esensial yang memiliki
peranan penting di dalam tubuh. Kalsium umum dikonsumsi terdapat dalam
bentuk mikro kalsium. Ukuran tersebut terkait dengan besarnya penyerapan
kalsium oleh tubuh, biasanya hanya 50% sehingga sering
menyebabkan defisiensi Pada penelitian ini, sumber kalsium yang digunakan
dari hewan perairan adalah cangkang kijing lokal. Cangkang kerang hijau
lokal banyak yang terbuang dan menghasilkan limbah padat yang cukup
tinggi. Salah satu upaya untuk mengurangi limbah padat tersebut adalah
mengolah limbah cangkang kerang hijau dengan mengekstrak kandungan
kalsiumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rendemen
kalsium yang dihasilkan serta menentukan karakteristik nano kalsium yang
meliputi morfologi, derajat putih, komponen mineral, dan particle size.
Penelitian ini meliputi preparasi sampel cangkang kijing, uji proksimat
cangkang kijing, serta pembuatan serbuk nano kalsium dengan
perlakuan lama ekstraksi terhadap rendemen dan kadar mineral.
Tahap selanjutnya yaitu karakterisasi serbuk nano kalsium yang dihasilkan
meliputi analisis derajat putih, analisis ukuran partikel, dan analisis kadar
mineral termasuk logam berat Pb. Nano kalsium mempunyai ukuran yang
sangat kecil yaitu 10-9 m yang menyebabkan reseptor cepat masuk ke
dalam tubuh dengan sempurna, oleh karena itu nano kalsium dapat
terabsorbsi oleh tubuh hampir 100% (Suptijah, 2009).
E.3.1 Nano Kalsium sebagai Katalis
Kalsium juga berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi
biologis, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak,
lipase pankreas, ekskresi insulin oleh pancreas, pembentukan dan
pemecahan asetilkolin, yaitu bahan yang diperlukan dalam transmisi
suatu rangsangan dari serabut syaraf yang satu ke yang lainnya.
Kalsium yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil
dari persediaan kalsium dalam tubuh (Almatsier 2009).

F. Metodologi Penelitian
F.1 Jenis Penelitian

7
Metodologi penelitian berdasarkan data penelitian adalah penelitian
eksperimental yaitu cangkang kerang hijau sebagai objeknya dan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif yaitu menitik beratkan pada aspek numerik
sebagai datanya, dalam proses pengumpulan data dan hasil analisis.

F.2 Alat dan Bahan Penelitian

Pada penelitian ini dibutuhkan alat yaitu: Mortar dan Pestledan, Pipet,
Gelas Beker, Buret, dan Timbangan Digital serta bahan yaitu: limbah
cangkang kerang hijau, HCl, larutan CaCO3, Aquades, HCL 36 %, NH4OH
dan H3PO4 85%

F.3 Rancangan Penelitian

Isolasi kalsium dari cangkang kerang hijau dilakukan dengan


demineralisasi menggunakan HCl. Proses ini merupakan proses melarutkan
mineral yang terkandung dalam cangkang kerang hijau terutama mineral
CaCO3. Sedangkan Pemilihan perlakuan yang diterapkan untuk
mengkarakterisasi serbuk nano kalsium berdasarkan pada parameter
rendemen dan waktu ekstraksi. Perlakuan waktu ekstraksi 1,5 jam
menghasilkan nilai rendemen tertinggi dan berbeda nyata dengan 1 jam, maka
waktu ekstraksi 1,5 jam terpilih untuk pembuatan serbuk nano kalsium yang
akan dikarakterisasi.

G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Minggu ke-
No. Kegiatan Tempat

1 2 3 4 5 6

1. Studi Pustaka Perpustakaan MAN 1 Kota Malang


dan artikel.
2. Penyusunan Proposal MAN 1 Kota Malang

3. Pengumpulan bahan MAN 1 Kota Malang


dan alat

8
4. Pelaksanaan LAB Kimia MAN 1 Kota Malang
Penelitian
5. Pembuatan Hasil MAN 1 Kota Malang
Laporan Penelitian

H. Penutup
Berdasarkan hipotesis yang didapatkan pengaruh dan keefektifan
cangkang kerang sebagai Biokatalis Transesterifikasi adalah hasil rendemen
serbuk nano kalsium pada perlakuan lama ekstraksi adalah sebagai berikut
H0 : Waktu ekstraksi tidak berpengaruh terhadap nilai rendemen serbuk nano
kalsium (αi = 0). H1 : Waktu ekstraksi berpengaruh terhadap nilai rendemen
serbuk nano kalsium (α ≠ 0).
Kami berharap penelitian ini berhasil dan dapat dikembangkan menjadi
alternatif sumber daya alam yang berguna dan tidak merusak lingkungan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rochima E. 2007. Karakterisasi kitin dan kitosan asal limbah rajungan Cirebon Jawa
Barat. Buletin Teknologi Hasil Perikanan. 10(1): 9-22.

Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Imu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Leung YF, Spenceley A, Hveenegard G, and Buckley R. 2015. Tourism and Visitor
Management in Protected Areas: Guideline towards sustainability.Switzerland:
IUCN.

Aziz, I., Nurbayati, S., dan Hakim, A. R. 2012. Uji Karakteristik biodiesel yang
dihasilkan dari minyak goreng bekas menggunakan katalis zeolit alam (H-
Zeolit) dan KOH. Jurnal Kimia Valensi, volume 2 (5): 541-547.

Siregar SM. 2009. Pemanfaatan kulit kerang dan resin epoksi terhadap karakteristik
beton polimer, [tesis] Medan (ID): Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Bajpai, I. C., P. T. Quinlan, dan G. PMcNeill. 2003. Lipase-Catalyzed Synthesis of


Chiral Triglycerides. J. Am. Oil. Chem. Soc. 75: 1513 – 518.

Probondari, R., B. Manohar, K. Sambiah, and B. R. Lokesh. 2007. Enzymatic


Acidolysis in to Produce n-3 or n-6 FA-Enriched Structured Lipids from
Coconut Oil: Optimization of Reactions by Response Surface.

Akoh,C C. 2002. Structured lipids. In: Food Lipids, Chemistry, nutrition, and
Biotechnology. West Virginia University, morgantowa. West Virginia. Marcel
Dekker Inc. Newyork.

Idris, R., K. Furihata, K. Hata, Y. Iwasaki, and T. Yamane. 2005. Utilization Of


Reaction Medium - Dependent Regiospecifity Of Candida Antartica Lipase
(Novozyme 435) For The Synthesis Of 1,3-Dicapryloyl-2-Docosahexaenoyl
(Or Eicosapentaenoyl) Glycerol. J. Am. Oil. Chem. Soc. 78 (3) :285 – 289.

Rina Hudaya. 2010. Universitas Sumatra Utara. Pengolahan limbah cangkang


kerang dengan Scanning Electron Microscopy (SEM).

10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai