Makalah Ilmu Fiqih
Makalah Ilmu Fiqih
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
2018
KATA PENGANTAR
Salah satu misi utama (innama) Nabi Muhammad SAW diutus adalah untuk
menyempurnakan keluhuran akhlak. Ini dibuktikan bahwa di dalam al-Qur’an ini digunakan
struktur gramatikal yang menunjukkan sifat eksklusif misi pengutusan Nabi. Dalam struktur
ajaran Islam, pendidikan akhlak adalah yang terpenting. Penguatan akidah adalah
dasar. Sementara, ibadah adalah sarana, sedangkan tujuan akhirnya adalah pengembangan
akhlak mulia. Nabi saw. bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang
paling baik akhlaknya.” Nabi saw. juga bersabda, “Orang yang paling baik Islamnya adalah
yang paling baik akhlaknya.” Dengan kata lain, hanya akhlak mulia yang dipenuhi dengan
sifat kasih sayang sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah.
Maka dari itu kami membuat makalah ini yang bertujuan selain untuk memenuhi tugas
“PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI” yang diberikan kepada kami, juga
bertujuan agar para siswa (para pembaca) khususnya kami sebagai penulis mampu
mengembangkan akhlak mulia melalui penerapan Al-Qur’an dan Hadis. Adapun judul
makalah kami ini adalah “AL-QUR’AN DAN HADIS SEBAGAI PEDOMAN HIDUPKU”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan segala saran dan kritik yang konstruktif dan inspiratif dari semua pihak
sehingga dapat menambah wawasan dan sebagai evaluasi diri dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Memahami Al-Qurān, Hadis, dan Ijtihād sebagai Sumber Hukum Islam .…….
B. Pembagian Hukum Islam
C. Cara Penerapan Perilaku Mulia Dengan Berpedoman Pada Al-Qur’ān Dan
Hadis
A. Latar Belakang
Jika dianalogikan kehidupan kita sebagai manusia ibarat ‘seorang pengembara’ yang
hidup di “hutan belantara yang amat luas”. Seandainya saja tidak ada utusan yang membawa
petunjuk, tentulah kita akan tersesat dan kebingungan dalam mengarungi hidup ini.
Sebagaimana mereka yang tidak beriman seperti kaum materialis, ateis, dan hedonis yang
hidup dalam kesesatan. Maka, bersyukurlah kita yang mendapatkan petunjuk dari utusan
Allah Swt. yaitu Muhammad saw. yang menyampaikan kabar gembira, memberi peringatan,
dan menerangkan hakikat penciptaan kita di dunia. Bersama beliau, diturunkanlah al-
Qur’ānsebagai pedoman hidup. Namun demikian, masih banyak orang-orang yang mengaku
beriman tetapi belum menjadikan al-Qur’ān dan hadis sebagai pedoman hidupnya.
Banyaknya pelanggaran terhadap hukum Islam, seperti: pencurian, perampokan, korupsi,
perzinaan, dan kemaksiatan lainnya merupakan bukti nyata dari hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam?
2. Bagaimana cara menjalankan Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai pedoman hidup?
C. Tujuan
1. Untuk lebih memahami/mendalami Al-Qur’an, Hadis, dan Ijtihad sebagai sumber hukum
Islam yang sebenar-benarnya.
2. Untuk dapat menerapkan perilaku mulia dalam kehudupan sehari-hari melalui Al-Qur’an
dan Hadis sebagai pedoman hidup.
BAB 2
PEMBAHASAN
Berdasarkan dua ayat di atas, telah dijelaskan bahwa al-Qur’ān adalah kitab yang berisi
sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. Al-Qur’ān sumber dari
segala sumber hukum baik dalam konteks kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.
Namun demikian, hukum-hukum yang terdapat dalam Kitab Suci al-Qur’ān ada yang bersifat
rinci dan sangat jelas maksudnya, dan ada yang masih bersifat umum dan perlu pemahaman
mendalam untuk memahaminya.
Hadis dalam arti perkataan atau ucapan Rasulullah saw. terdiri dari beberapa bagian yang
saling berkaitan satu sama lain. Bagian hadis tersebut antara lain :
v Sanad,
v Matan, dan
v Rawi.
Macam-macam hadis
Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
Ø Hadis Mutawattir
Ø Hadis Masyhur
Ø Hadis Ahad
Hadis ahad ini dibagi menjadi empat bagian. Yaitu :
(a) Hadis Sahih
(b) Hadis Hasan
(c) Hadis Da’if
(d) Hadis Maudu’
Hukum Taklifi
Hukum taklifi terbagi ke dalam lima bagian, seperti berikut.
Ø Wajib (fardu), yaitu aturan Allah Swt. yang harus dikerjakan, dengan konsekuensi bahwa
jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan akan berakibat dosa. Pahala
adalah sesuatu yang akan membawa seseorang kepada kenikmatan (surga). Sedangkan dosa
adalah sesuatu yang akan membawa seseorang ke dalam kesengsaraan (neraka). Misalnya
perintah wajib śalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Ø Sunnah (mandub), yaitu tuntutan untuk melakukan suatu perbuatan dengan konsekuensi
jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan karena berat untuk
melakukannya tidaklah berdosa. Misalnya ibadah śalat rawatib, puasa Senin-Kamis, dan
sebagainya.
Ø Haram (tahrim), yaitu larangan untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau perbuatan.
Konsekuesinya adalah jika larangan tersebut dilakukan akan mendapatkan pahala, dan jika
tetap dilakukan, akan mendapatkan dosa dan hukuman. Akibat yang ditimbulkan dari
mengerjakan larangan Allah Swt. ini dapat langsung mendapat hukuman di dunia, ada pula
yang dibalasnya di akhirat kelak. Misalnya larangan meminum minuman
keras/narkoba/khamr, larangan berzina, larangan berjudi dan sebagainya.
Ø Makruh (Karahah), yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan. Makruh artinya
sesuatu yang dibenci atau tidak disukai. Konsekuensi hukum ini adalah jika dikerjakan
tidaklah berdosa, akan tetapi jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Misalnya adalah
mengonsumsi makanan yang beraroma tidak sedap karena zatnya atau sifatnya.
Ø Mubah (al-Ibahah), yaitu sesuatu yang boleh untuk dikerjakan dan boleh untuk
ditinggalkan. Tidaklah berdosa dan berpahala jika dikerjakan ataupun ditinggalkan. Misalnya
makan roti, minum susu, tidur di kasur, dan sebagainya.
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut, maka penulis memberikan saran yang mungkin dapat
bermanfaat dan dapat membentu agar lebih mengenal al-Qur’ān dan hadis yang dijadikan
sebagai pedoman hidup. Beberapa saran tersebut antara lain :
v Melatih otak dengan maksimal dengan cara mempelajari dan memahami al-
Qur’ān dan Hadis .
v Menjadikan al-Qur’ān dan Hadis menjadi pedoman hidup, sehingga dapat menjadi pribadi
yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, berahlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi sosok yang dapat memimpin bangsa kelak dewasa nanti.