Anda di halaman 1dari 6

Metode Analisis Kuantitatif Instrumen Paracetamol

Spektrofotometri sesuai dengan namanya dalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer. Spektrofotmeter yang menghasilkan sinar spektrum dengan panjang gelombang
yaitu dan fotometer adalah alat pengukuran intenstas cahaya ditransmisikan atau yang
diabsorbsi.
Seorang farmasis dituntut harus mampu mengidentifikasi obat-obat yang akan beredar di
kalangan masyarakat,mengenai pengendalian kualitas dari bahan-bahan farmasi dan sediaan
obat lainnya, sehingga yang nantinya akan menjamin keselamatan penggunaan obat, dalam hal
itulah dilakukanlah analisis kuantitatif terhadap sediaan.
Dalam ilmu kefarmasiaan spektrofotometri digunakan untuk menganalisis kadar obat.
Spektrofotometridapat mengindikasikan bahwasetiap obat harus dapat bekerja secara
maksimal dalam tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Spektrofotometri merupakan
metode analisis yang didasarkan pada absorpsiradiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi
terhadap kepekaan mata manusia.
Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan
sedangkancampuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya
putihmeliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm. Dalam analisis spektrofotometri
digunakansuatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah spektrum ultraviolet itu. Dari
spektrumini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm.

1.2 Maksud Percobaan


Adapun maksud percobaan ini yaitu memahami dan mengetahui penetapan panjang
gelombang maksimum, kurva baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk menentukan panjang gelombang maksimum, kurva
baku dan kadar parasetamol secara spektrofotometri ultraviolet.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk perbedaan absorbsi
antara sampel dan blanko ataupun pembanding. spektrofotometer digunakan untuk mengukur
energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2010).
Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari penilikan visual dimana
studi yang lebih terinci mengenai pengabsorpsian energi cahaya oleh spesies kimia
memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam pencirian dan pengukuran kuantitatif
(Rohman, 2012).
Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan
cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada kemungkinan bahwa cahaya akandiserap,
dihamburkan, dipantulkan, dibelokkan,atau diubah sudut getarnya. Spektrofotometri
merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsiradiasi elektromagnet. Cahaya terdiri
dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia. Gelombang dengan panjang berlainan akan
menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang ini
akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm
(Gandjar, 2007).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya olehsuatu
sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula
pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu, Keuntungan
utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode sangat
sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Purwadi, 2007).
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah
komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapan komponen-
komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu.
Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada
sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah λ
yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol”
galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan, bukan fotosel
dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar
tombol sensitivitas (Rohman, 2012).
Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan apara-aminophenol memiliki khasiat sebagai
analgesik, antipiretik, dan aktivitas antiradang yang lemah. Parasetamol merupakan metabolit
henasen dengan efek antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
analgetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek
antiinflamasi sangat lemah. Parasetamol diamsorgbsi cepat dan sempurna melalui saluran
cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa penuh plasma
antara 1-3 jam. Dalam plasma 25% paracetamol terikat oleh plasa, dimetabolisme oleh enzim
mikrosom dihati (Sulistia, 2007).
REM mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam bidang-bidang yang
tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi.
Berbedadengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi
sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber
sinar dapat digunakan lampu deuterium (Khopkar, 2010)
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
BM / RM :18,02 / H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Metanol (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : METHANOL
Nama lain : Metanol
BJ : 0,796
Indeks bias : 1,328
Titik didih : 65,50C
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih dan bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Paracetamol (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
RM/BM : C8H9NO2 / 151,16
Suhu lebur : 1690
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih ; tidak berbau dan rasa pahit .
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam bagian etano (95%) P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilengglikol ; larut
dalam larutan
alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Khasiat : Analgetik, antipiretik
Kegunaan : Sebagai sampel
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2016)
1. Pembuatan Larutan Standar
Timbang seksama bahan obat paracetamol lebih kurang 100 mg yang telah dikeringkan pada
suhu 1050C selama 1 jam. Larutkan dengan 15 ml metanol dalam labu takar dan encerkan
dengan aquades sampai 500 ml (larutan stok 200 ppm).
2. Penentuan Spektrup Absorbsi (Panjang Gelombang Maksimum)
Pipet 5 ml larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai 100 ml dalam labu takar
diperoleh larutan 10 ppm. Masukkan larutan standar kedalam kuvet (sel sampel) dan kuvet lain
berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko). Selanjutnya, ukur absorbansi sel sampai relatif
terhadap sel blangko menggunakan spektrofotometer didaerah radiasi ultraviolet dengan
mencatat pembacaan setiap interval 10nm, dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Pada sekitar
absorbansi optimal dilakukan pengukuran pada interval 5 nm, dan pada daerah puncak
maksimum atau minimum lakukan pengukuran pada interval 2 nm.
Buatlah garis spektrum pada kertas grafik dengan memplot harga absorbansi (sebagai ordinat)
terhadap panjang gelombang (sebagai absis) dan tentukan panjang geolmbang maksimum
paracetamol.
3. Pembuatan Kurva Baku
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan lima macam deret konsentrasi (2, 4,
6, 8, 10 dan 12 ppm). Setelah itu, tentukan absorbansinya pada ƛmaks. Dibuat plot hukum beer
pada kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis) dan tentukan
persamaan regresi liner serta hitung absorvitas jenis (a) pada absorvitas molar dari
parasetamol.
4. Penentuan Kadar Paracetamol dalam Sediaan Tablet
Timbang seksama sebanyak 100,0 mg contoh serbuk sediaan tablet paracetamol. Larutkan
dalam 15 ml metanol dan encerkan dengan aquades sampai 500 ml dalam labu takar. Pipet 1
ml larutan tersebut dalam labutakar 25 ml dan cukupkan volumenya dengan aquades hingga
batas tanda, selanjutnya ukur absorbansi larutan pada ƛmaks relatif terhadap sel blangko.

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah aluminuimfoil, batang pengaduk, gelas
kimia, kertas timbang, kuvet labu takar, mikropipet, pipet volume, sendok tanduk,
spektrofotometer dan timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam prktikum ini adalah aquades, metanol, sediaan obat
paracetamol (Neozeb).
3.3 Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar
Adapun pembuatan larutan standar yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian timbang 100 mg paracetamol murni, kemudian dikeringkan pada suhu 105 ºC selama
1 jam, dilarutkan dengan 15 ml metanol dalam labu takar dan encerkan dengan aquadest
hingga batas tanda 500 ml (larutan stok 200 ppm).
2. Penentuan Spektrum Absorbsi (panjang gelombang maksimum)
Disipkan alat dan bahan. Dipipet 5 mL larutan stok dan encerkan dengan aquades sampai 100
mL dalam labu takar dengan kosentrasi larutan 10 ppm. Kemudian dimasukkan larutan standar
kedalam kuvet (sel sampel) dan kuvet lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blangko). Dan
diukur absorbansi menggunakan spektrofotometer didaerah radiasi ultraviolet dengan interval
10 nm, dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Dan pada sekitar absorbansi optimal dilakukan
pengukuran pada interval 5 nm, dan pada daerah puncak maksimum atau minimum lakukan
pengukuran pada interval 2 nm.

3. Pembuatan Kurva Baku


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan empatmacam deret konsentrasi (4, 6,
8 dan 10ppm). Setelah itu, tentukan absorbansinya pada ƛmaks. Dibuat plot hukum beer pada
kertas grafik antara absorbansi (ordinat) terhadap konsentrasi (absis) dan tentukan persamaan
regresi liner serta hitung absorvitas jenis (a) pada absorvitas molar dari parasetamol (neozeb).
4. Penentuan Kadar Paracetamol
Disiapkan alat dan bahan yang digunakan, kemudian timbang 10 mg contoh serbuk sediaan
parasetamol tablet, lalu dihitung berat rata-rata dan berat yang ditimbang. Larutkan serbuk
parasetamoldengan 15 mL methanol dalam labu takar 100 mL. Kemudian dipipet 8 mL ke dalam
labu takar 100 mL. Setelah itu, diencerkan dengan aquadest hingga batas tanda. Selanjutnya
dipipet 1 mL ke dalam kuvet, kemudian diukur absorbansi larutan pada ƛmaks relatif.

Anda mungkin juga menyukai