Mengatasinya
] Indonesia – Indonesian –[ إندونييس
2014 - 1435
كيف نتعامل مع االبتالء من اهلل
« باللغة اإلندونيسية »
2014 - 1435
Ujian dari Allah dan Cara Mengatasinya
Tafsir Ringkas
Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di berkata, “Allah ta’âla mengabarkan
dan mengatakan kepada orang-orang mukmin bahwa mereka akan
diuji pada harta mereka dengan mengeluarkan nafkah-nafkah yang
wajib dan juga yang sunnah serta dengan kehilangan harta mereka
untuk (beribadah/berjuang) di jalan Allah. (Mereka juga akan diuji)
pada diri-diri mereka dengan berbagai hal yang berat yang
dibebankan oleh banyak manusia.
(Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-
orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan
hati) berupa celaan terhadap diri-diri, agama, Kitab dan Rasul
kalian…Oleh karena itu, Allah berkata, ‘(Jika kamu bersabar dan
3
bertakwa)‘ maknanya adalah jika kalian bersabar atas apa-apa yang
kalian dapatkan pada harta dan diri kalian berupa ujian, cobaan dan
gangguan dari orang-orang yang zolim, serta kalian dapat bertakwa
kepada Allah di dalam kesabaran itu dengan meniatkannya untuk
mengharap wajah Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan
kalian tidak melampaui batas kesabaran yang ditentukan oleh
syariat yang mana pada saat itu tidak dihalalkan menghadapinya
hanya dengan kesabaran, tetapi harus dengan membalas perlakuan
musuh-musuh Allah. (Maka Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang patut diutamakan) artinya itu termasuk
urusan yang harus didahulukan dan saling berlomba-lomba untuk
meraihnya. Tidaklah ada yang diberi taufik untuk dapat melakukan
hal ini kecuali orang-orang yang memiliki tekad kuat dan semangat
tinggi sebagaimana firman Allah ta’âla, (artinya): ‘Sifat-sifat yang
baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
mempunyai keuntungan yang besar.’[2].”[3]
ُُْ ت ت ت َّ ت
Allah subhânahu wa ta’âla berfirman:
ُ
﴾ ﴿ َلُبْل ُون يِف أ ْم توال يك ْم توأنفسيك ْم
Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan
dirimu.”
5
sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn’)[6]. Seorang mukmin
pasti akan diuji pada sesuatu dari harta, jiwa, anak dan
keluarganya.“[7]
Allah subhânahu wata’âla juga berfirman:
ُ ت ُ ت ْ ت ت ْ ت ت ُ َّ ُ ْ ت ت ت
]4 : َص مين ُه ْم تولك ْين يِلتبْل تو تب ْعضك ْم ب ي تب ْعض ﴾ [ حممد ﴿ ولو يشاء اهلل النت
Artinya: “Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah
akan membinasakan mereka, tetapi Allah hendak menguji
sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain.” (QS Muhammad :
4)
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ُ ت ت ت ت ْ ت ُ ُّ ْ ت ت َّ ت ُ َّ َّ ُ ُ ت ت ْ ت ْ ت ْ ت َّ ت
ِب ف تي تت تم َّرغ تعليْهي
(( واَّليي نف ييس بيي يده ي ال تذهب ادلنيا حَّت يمر الرجل لَع الق ي
د ُ َّ ْ ت ت ت ْت ْ ت تتُ ُ ت تْت ُْ ُ ت ت ت ت
)) يين إيال اْلتال ُء ِب توليْ تس بيهي ادل
يب هذا الق ي
يا ِلت يِن كنت مَكن صاح ي:ويقول
6
‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh
ت ت ُّ ت ت ً ت ت ت ْ ت ُ ُ ت ت ُ ت ت ت ُ ت ت ت ت ُ ت َّ ت
radhiallâhu ‘anhu:
اء ث َّم اْل ْمثل فاْل ْمثل ف ُيبْ تتَلاس أشد بالء قال اْلنبيي اهللي أ ُّى انلَّ ي (( يا رسول
ٌ َّ ْ ت ت ُت ْ ْ ُ لَع تح تسب ديينهي فتإ ْن تَك تن د َّ ُ ُ ت ت
يين ُه ُصل ًبا اش تت َّد بتالؤهُ ِإَون َكن يِف ديينيهي ريقة ي ي ي الرجل
)) ب ديينيهي ابْ ُت ت ت ت ت ت
َل لَع حس ي ي
7
1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut
mengandung hikmah Allah ta’âla. Dengan hikmah itu, Allah
membedakan muslim yang benar keimanannya dengan yang
tidak.
2. Kita akan mengetahui bahwa Allah-lah yang mentakdirkan ini
semua.
3. Kita akan bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa
bersabar serta akan merasakan keringanan dalam
menghadapinya.[11]
8
Artinya: “Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama
Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan kami dapat bersabar.
Kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan setelah beliau
wafat dan kami pun tidak dapat bersabar.”[12]
ُت تتُْت ت ْت ت
Allah subhânahu wa ta’âla berfirman:
[ ﴾ ارك ْمالصابيريين ونبلو أخب
ُ ْ ت
َّ ك ْم تو ك ْم تح ََّّت تن ْعلت تم ال ْ ُم ت
جاهيديين مين
ُ َّ ت ت ت ْ ُ ت
﴿ ونلبلون
] 31 :حممد
ْ ت ُ ت ت ت َّ ُ ت ْ ُ ْ ت ُ ت ْ ت ُ ُ ت
]2 :آم َّنا توه ْم ال ُيف تت ُنون ﴾ [ العنكبوت سب انلاس أن يْتكوا أن يقولوا
﴿ أح ي
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji
lagi?” (QS Al-‘Ankabût : 2)
9
ً ت ت ت ْ ت ُ َّ ت َّ ت ُ ُ ْ ت ت ْ ت ْ ُ ْ ت ت َّ ت ت ْ ت ُ ت
ْشكوا أذى ﴿ ولتسمعن مين اَّليين أوتوا الكيتاب مين قبل يكم ومين اَّليين أ
ً تكث
] 186 : يريا﴾ [ آل عمران
ُ ت َّ ت ٌ ْ ت ْ ْ ت ت ْ ت ُ ُّ ت ُ ْ ْ ت ْ ت
ta’âla berfirman:
ً يك ْم ُك َّف
ارا تح تس ًدا م ْين اب لو يردونكم مين بع يد إييمان ﴿ ود كث يري مين أه يل الكيت ي
ُّْ ْ ت ْ ُ ْ ْ ت ْ ت ت ت َّ ت ت ُ ُ ت
] 109 :س يهم مين بع يد ما تبَّي لهم اْلق ﴾ [ اْلقرة عين يد أنف ي
11
ُْ ْ ت ْ ُ ت ُ ت َّ ت ت
] 186 : ِبوا توت َّتقوا فإين ذل يك م ْين تع ْز يم اْل ُموري ﴾ [ آل عمران
﴿ ِإَون تص ي
Artinya: “Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya
yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”
Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan
ketakwaan. Hukum bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian
bukanlah sunnah, tetapi itu adalah sesuatu yang wajib dikerjakan
oleh semua muslim.
13
daripada yang tidak dapat bersabar. Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ت َّ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ت ت ت ُ ت ً َّ ت ت ت ْ ُ ت ت ت ت
ٌ ْ اه ْم تخ
ري م ْين ال ُم ْسل ي يم اَّليي ال (( المسل يم إيذا َكن ُمال يطا انلاس ويص يِب لَع أذ
ُ ُ ت ُ َّ ت ت ت ت ْ ُ ت ت ت ت
)) ِب لَع أذاه ْمُيال يط انلاس وال يص ي
[1] Lihat terjemahan ayat ini dan ayat-ayat yang lainnya di dalam
artikel ini di ‘Al-Qur’an dan Terjemahannya’ yang diterbitkan
oleh Mujamma’ Al-Malik Fahd: Madinah Munawwarah, KSA.
[2] QS Fushshilat : 35
[3] Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân hal. 160.
14
[4] Penulis ringkas dengan bahasa bebas dari Shahîh Al-Bukhâri no.
4577 (Kitab At-Tafsîr, Surat Âli ‘Imrân)
[5] Syaikh Ibnu ‘Âsyûr berkata, “Allah memberi penekanan pada kata
kerja ini dengan lâm al-qasam dan nûn at-taukîd asy-syadîdah untuk
menunjukkan bahwa ujian itu akan benar-benar terjadi. Karena nûn
at-taukîd asy-syadîdah lebih kuat dari segi pendalilan daripada (nûn)
at-taukîd alkhafîfah.” (At-Tahrîr wa At-Tanwîr Jilid IV hal. 189)
[6] QS Al-Baqarah : 155-156.
[7] Tafsîr Al-Qur’an Al-‘Adzîm milik Ibnu Katsîr Jilid II hal. 179
[8] HR Muslim no. 7302
[9] HR At-Tirmidzi No. 2398, An-Nasâi di As-Sunan Al-kubrâ no. 7482
dan Ibnu Mâjah No. 4523 (Hadits ini di-shahih-kan oleh Syaikh Al-
Albâni di Ash-Shahîhah no. 143 dan Al-Misykah no. 1562).
[10] HR At-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031 (Hadîts ini di-
shahîh-kan oleh Syaikh Al-Albâni di Ash-Shahîhah no. 146).
[11] Lihat Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm Al-Mannân hal.
160.
[12] HR At-Tirmidzi no. 2464 (Hadîts ini di-hasan-kan sanadnya oleh
Syaikh Al-Albâni di Shahihwa Dha’îf Sunan At-Tirmidzi jilid V hal. 464.
[13] Untuk empat dari keenam tempat itu penulis mendapatkan
faidah dari Daqâiq At-Tafsîr Al-Jâmi’ Li Tafsîr Ibni Taimiyah jilid II hal.
299-300, adapun sisanya penulis memanfaatkan Software Maktabah
Syâmilah untuk mencarinya.
[14] Poin ke-2 hingga ke-4 Penulis mengambil faidah dari Adhwâ’ Al-
Bayân jilid I hal. 187
[15] Lihat At-Tahrîr wa At-Tanwîr jilid IV hal. 190
[16] HR At-Tirmidzi no.2398 , An-Nasâ’i di As-Sunan Al-kubrâ no.
7482 dan Ibnu Mâjah no. 4523 (Hadîts ini di-shahîh-kan oleh Syaikh
Al-Albâni di Ash-Shahîhah no. 143 dan Al-Misykâhno. 1562).
15
Penulis: Al-Ustadz Abu Ahmad Said Yai, Lc
Sumber : http://kajiansaid.wordpress.com
16