Anda di halaman 1dari 11

Kegiatan Belajar VII

Kangooroo Method Care (KMC)

150 Menit

PENDAHULUAN

Sistem termoregulasi pada bayi baru lahir masih belum sempurna,


sehingga masalah keperawatan yang sering muncul pada BBL adalah
gangguan termoregulasi. Mahasiswa keperawatan perlu menguasai
ketrampilan khusus untuk mengatasi gangguan termoregulasi pada bayi.
Salah satunya adalah KMC, dimana telah banyak penelitian yang
membuktikan bahwa metode ini sangat efektif diberikan pada bayi dengan
gangguan termoregulasi, terutama bayi yang lahir prematur.

1
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 1
KEMA
M
PU
AN
AK
HI
R
YA
N
G
DI
CA
PA
I
(K
O
G
NI
TI
F,
AF
FE
KT
IF,
1. Mahasiswa mampu memahami konsep tindakan perawatan BBLR
dengan metode kanguru (KMC)
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk melakukan tindakan
perawatan BBLR dengan metode kanguru (KMC)
1. Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan perawatan BBLR
dengan metode kanguru (KMC) secara mandiri
DASAR TEORI

Kangaroo Method Care/Perawatan Metode Kanguru (KMC) adalah


perawatan BBLR yang diilhami oleh cara seekor kanguru merawat
anaknya yang selalu lahir prematur. Perawatan Metode Kanguru (KMC) ini

2 Skill of Laboratory Keperawatan Anak


merupakan perawatan untuk bayi prematur/BBLR dengan cara melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact).
Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung
kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun yang aterm.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Rey dan Martinez di Bogota,
sebagai salah satu alternatif bagi perawatan bayi prematur yang telah
melewati masa kritis, tetapi masih memerlukan perawatan.
Hasil penelitian dan penerapan KMC menunjukkan bahwa metode ini
sangat efektif untuk mengontrol suhu tubuh bayi, pemberian ASI dan
terjalinnya hubungan batin yang kuat antara ibu dan bayi (bonding), tanpa
memperhatikan tempat, berat badan, usia kehamilan dan kondisi
klinisnya.
Kapan KMC dapat dimulai?
KMC dengan jangka waktu yang pendek (intermitten) dapat dimulai
pada bayi-bayi yang dalam proses penyembuhan tetapi masih
memerlukan pengobatan medis (seperti infus, tambahan oksigen dengan
konsentrasi rendah). Namun untuk KMC yang terus menerus (kontinue)
kondisi bayi harus dalam keadaan stabil; bayi harus dapat bernafas alami
tanpa bantuan oksigen. Kemampuan minum seperti menghisap dan
menelan bukan merupakan persyaratan utama, karena KMC sudah dapat
dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Beberapa pertimbangan untuk memulai KMC :
1. Kemauan : ibu harus mempunyai kemauan untuk melaksanakan KMC
2. Harus tersedia waktu yang penuh untuk memberikan perawatan
3. Kesehatan umum : jika ibu menderita komplikasi selama melahirkan
atau persalinan atau dengan kata lain sakit, dia harus sembuh
terlebih dahulu sebelum melaksanakan KMC
4. Ibu dianjurkan untuk dapat selalu berada dekat dengan bayi
5. Ibu perlu mendapat dukungan dari keluarga.

LATIHAN / TRIGGER CASE

3
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 3
Bayi perempuan lahir secara sectio caesaria pada usia gestasi 38 minggu.
Bayi lahir dengan berat 2200 gram, saat ini keadaan menangis lemah,
pernafasan 50 kali per menit, namun suhu tubuh 36 oC. Ibu bayi belum
bisa menjenguk karena masih dalam perawatan. Ketika ayahnya datang
menjenguk bayi, perawat meminta ayah untuk melakukan KMC.

PERALATAN DAN BAHAN

1. Termometer
2. Kain penggendong

PROSEDUR KETERAMPILAN

Memulai KMC
Sarankan pada ibu agar membersihkan badan, menggunakan pakaian
yang ringan dan longgar sebelum prosedur dimulai. Gunakan ruangan
yang cukup hangat untuk si bayi. Anjurkan ibu untuk didampingi suami
atau seorang teman untuk memberikan semangat dan rasa aman.
Pada saat ibu memegang bayinya, berikan penjelasan setiap langkah dari
KMC, dan kemudian peragakan bagaimana caranya KMC selanjutnya
biarkan ia melakukan semuanya sendiri. Selalu jelaskan manfaat dan
kebaikan dari setiap posisi dan berikan alasan kenapa itu harus dilakukan.
1. Ukur suhu bayi dengan menggunakan termometer
2. Atur pakaian bayi (bayi hanya menggunakan popok/ celana/ diapers,
kaos kaki dan penutup kepala. Jika udara dingin bayi dapat
mengenakan baju tanpa lengan dan bagian depan baju bayi di buka/
tidak dikancingkan)
3. Posisi kanguru
a. Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi
menempel ke dada ibu (sebagaimana terlihat pada gambar)
b. Posisi bayi diamankan agar tidak ngeloyor dengan kain panjang
atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau

4 Skill of Laboratory Keperawatan Anak


kiri, dan dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Posisi kepala
bayi seperti ini bertujuan untuk menjaga saluran nafas tetap
terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antar ibu
dan bayi. Pangkal paha bayi haruslah dalam posisi fleksi dan
melebar seperti dalam posisi “kodok”; tangan pun harus dalam
posisi fleksi (Lihat gambar)
c. Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi
tidak tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain
tersebut menutupi dada si bayi. Perut bayi jangan sampai
tertekan dan sebaiknya berada di sekitar epigastrium ibu.
Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernafasan perut. Nafas
ibu akan merangsang bayi.
4. Tunjukkan ibu bagaimana memasukkan dan mengeluarkan bayi dari
ikatan (baju kanguru) (lihat gambar)
a. Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher
sampai punggung bayi.
b. Topang bagian bawah rahang dengan ibu jari dan jari-jari lainnya
agar kepala bayi tidak tertekuk dan tidak menutupi saluran nafas
ketika bayi berada pada posisi tegak.
c. Tempatkan tangan lainnya di bawah pantat bayi.
Setelah mengatur posisi bayi, biarkan ibu beristirahat bersama
bayinya. Tetap bersama mereka dan periksalah posisi bayi.
Jelaskan pula pada ibu bagaimana memantau si bayi, apa yang
harus dicermati. Motivasi ibu untuk bergerak.
5. Merawat bayi dalam posisi kanguru
Memandikan bayi setiap hari tidaklah diperlukan dan disarankan. Jika
kebiasaan setempat memerlukan mandi setiap hari dan hal itu tidak
dapat dihindari maka sebaiknya dilakukan sebentar dan dengan air
yang cukup hangat (sekitar 37oC). Bayi harus dikeringkan segera, lalu
dibungkus dengan pakaian hangat, dan ditempatkan kembali pada
posisi kanguru secepat mungkin. Dalam KMC bayi tetap dapat
memperoleh perawatan yang diperlukan, termasuk minum. Mereka
5
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 5
mungkin perlu dijauhkan dari kontak kulit langsung hanya pada saat :
mengganti popok, dibersihkan dan perawatan tali pusat; pemeriksaan
klinis.
6. Lama dan jangka waktu penerapan KMC
Jangka waktu
Kontak kulit langsung sebaiknya dimulai secara bertahap, perlahan-
lahan dari perawatan konvensional ke KMC yang terus menerus.
Kontak yang berlangsung kurang dari 60 menit sebaiknya dihindari,
karena pergantian yang sering akan membuat bayi manjadi stres.
Lamanya kontak kulit langsung ditingkatkan secara bertahap
sampai kalau memungkinkan dilakukan terus menerus. Ketika ibu
harus meninggalkan bayinya, maka bayi tersebut harus dibungkus
dengan baik dan ditempatkan di tempat yang hangat, jauh dari
hembusan angin, diselimuti dengan selimut hangat, atau jika tersedia
ditempatkan dalam alat penghangat (inkubator). Selama perpisahan
ibu dan bayi, anggota keluarga yang lain (ayah, nenek dll) dapat juga
menolong melakukan kontak langsung dengan bayi dengan posisi
kanguru. (lihat gambar)
Lama kontak kulit
Selama ibu dan bayi merasa nyaman, kontak kulit langsung ibu – bayi
dapat berlanjut selama mungkin. Biasanya diteruskan hingga
mencapai waktu tertentu (sampai berat badan mencapai 2500 g).
Setelah itu biasanya bayi sudah menunjukkan tanda-tanda kurang
nyaman dalam posisi kanguru. Bayi akan mulai menggeliat untuk
menunjukkan bahwa ia merasa kurang nyaman, menarik badannya
keluar, menangis dan menjadi rewel tiap kali si ibu mencoba
melakukan kontak kulit. Pada saat inilah secara berangsur-angsur
bayi mulai dilepaskan dari KMC.
7. Mengawasi kondisi bayi

6 Skill of Laboratory Keperawatan Anak


Suhu; Pengukuran suhu tubuh bayi masih diperlukan, tetapi tidak
sesering pada bayi yang dirawat dengan metode konvensional.
Ketika KMC dimulai, pengukuran suhu ketiak dilakukan setiap 6 jam
sampai stabil, terus menerus sampai 3 hari. Selanjutnya pengukuran
hanya dilakukan 2 kali sehari. Jika suhu tubuh dibawah 36,5oC
hangatkan kembali bayi tersebut dengan selimut dan pastikan ibu
berada di tempat yang hangat. Ukur suhunya 1 jam kemudian dan
lanjutkan penghangatan sampai suhu menjadi normal. Jika suhu tidak
kembali normal dalam 3 jam, pantau kemungkinan bayi tersebut
terinfeksi bakteri.
Pernafasan; Frekuensi pernafasan normal bayi prematur/BBLR
berkisar antara 30 – 60 kali permenit, nafas kadang-kadang diselingi
periode apnu (tidak bernafas). Namun demikian ibu harus waspada
akan resiko apnu, ia harus dapat mengenalinya, mencegahnya
dengan segera dan meminta pertolongan jika merasa khawatir. Yang
harus dilakukan ibu bila terjadi apnu :
a. Ajari ibu untuk mengamati pola pernafasan bayi dan jelaskan
variasi pernafasan normal.
b. Jalaskan apa itu apnu dan pengar uhnya terhadap bayi.
c. Demonstrasikan pengaruh apnu dengan cara meminta ibu untuk
menahan nafas sebentar (kurang dari 20 detik) dan menahan
nafas untuk jangka waktu yang agak lama (20 detik atau lebih)
d. Jelaskan bila bayi berhenti bernafas selama 20 detik atau lebih,
atau bayi menjadi biru (pada wajah dan bibirnya), ini mungkin
tanda penyakit serius.
e. Ajari ibu cara merangsang bayi dengan menggosok secara
lembut punggung atau kepalanya, sampai bayi mulai bernafas
kembali. Jika tetap tidak bernafas, ibu dapat memanggil petugas
kesehatan.

7
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 7
8. Ajari ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya dan anjurkan padanya
agar mencari pertolongan ketika dirasa mengkhawatirkan. Tanda-
tanda bahaya yang harus diwaspadai antara lain :
a. Kesulitan bernafas – dada tertarik ke dalam, merintih.
b. Bernafas sangat cepat dan sangat lambat.
c. Serangan apnu sering dan lama.
d. Bayi terasa dingin; suhu bayi di bawah normal walaupun telah
dilakukan penghangatan.
e. Sulit minum; bayi tidak terbangun untuk minum, berhenti minum
atau muntah-muntah.
f. Kejang
g. Diare
h. Kulit menjadi kuning

8 Skill of Laboratory Keperawatan Anak


Pakaian bayi jika suhu dingin

9
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 9
DAFTAR PUSTAKA

Hockenberry, M.J. dan Wilson,D. (2013). Wong’s Essentials of Pediatric


Nursing. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Hockenberry, M.J. dan Wilson,D. (2014). Wong’s Nursing Care of Infant
and Children. 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Endyarni, B. (2010). Perawatan metode kanguru (PMK) meningkatkan
pemberian ASI, dalam Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, I.G.A.N.,
Marzuki, A.N.S., Ananta, Y. Indonesia menyusui. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI
Ganong, W.F. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran (22 Ed, Brahm U.
Pendit, penterjemah). Jakarta: EGC
Glasper, A. dan Richardson, J. (2006). A textbook of children’s and young
people’s nursing. Philadelpia: Elsevier
Guyton, A.C. (1998). Buku ajar fisiologi kedokteran guyton. Jakarta: EGC
Harkreader, H., Hogan, M.A., dan Thobaben, M. (2007). Fundamental
ofnursing caring and clinical judgment. St. Louis Missouri: Saunders
Elseiver

CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL

BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mencuci tangan 1
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3. Mengukur suhu 2
4. Mengatur pakaian bayi 7
5. Meletakkan bayi diantara payudara dengan 7
posisi tegak seperti katak, dada bayi

10 Skill of Laboratory Keperawatan Anak


menempel ke dada ibu
6. Memalingkan kepala bayi ke kanan atau kiri 6
Mengikat bayi pada ibu dengan kuat
7. menggunakan kain agar bayi tidak tergelincir. 7
Jaga agar perut bayi tidak tertekan
Tahap Terminasi
1. Menyampaikan evaluasi 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
Berpamitan dan menyampaikan kontrak akan
4. 1
dating
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1
6. Mencuci tangan 1
Mencatat kegiatan dalam catatan
7. 1
keperawatan
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
3. Menggunakan tehnik komunikasi terapeutik 1
TOTAL SKOR

11
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 11

Anda mungkin juga menyukai