File KTI Gloria Toding Lembang
File KTI Gloria Toding Lembang
Oleh :
GLORIA TODING LEMBANG
20160811014019
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KADAR ASAM URAT
Oleh :
GLORIA TODING LEMBANG
20160811014019
SKRIPSI
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
GLORIA TODING LEMBANG
20160811014019
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Alva Samantha Djitmau, Sp.PD dr. Izak Yesaya Samay, M.Kes, SpKj
ii
HALAMAN PERNYATAAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR
ASAM URAT”. Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura.
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis juga menyadari bahwa tanpa
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu,
memotivasi serta memberi bimbingan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. DR. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT., selaku Rektor Universitas Cenderawasih.
2. dr. Trajanus Laurens Jembise, Sp. B., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Cenderawasih dan para Pembantu Dekan.
3. dr. Renny Sulelino, M.Clint.Ed selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.
4. dr. Alva Samantha Djitmau, Sp. PD selaku dosen pembimbing I yang dari awal
membantu penulis dalam pemilihan judul serta yang selalu meluangkan waktu
dan dengan kesabaran memberikan bimbingan, arahan, saran, dan kritikan
dalam penyusunan karya tulis ini.
5. dr. Izak Yesaya Samay, M. Kes, Sp.KJ selaku dosen pembimbing II yang selalu
meluangkan waktu dan dengan kesabaran memberikan bimbingan, arahan,
saran, dan kritikan dalam penyusunan karya tulis ini.
6. dr. Inneke V. Sumolang, Sp.KK., FINSDV, M.Kes selaku dosen wali yang
telah membimbing dan dengan kesabaran memberikan arahan serta saran
kepada saya mulai dari semester I sampai dengan sekarang.
7. Panitia ujian KTI dan para dosen penguji atas segala kritik dan saran yang
diberikan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.
iv
8. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan.
9. Orang Tua Petrus Malolo, S.Pd dan Mince Toding Lembang, Saudaraku
tercinta, drg. Julita Malolo, dr. Johan Pither Kala Mambaya, Rudi Wanisar
Malolo, S.T., Rachel Priski S.T., Suri Toding Lembang S.Pd, M.Pd., Andarias
Manurun S.T., dan Heldi Anjelina Malolo serta drh. Gregorius Wahyudi yang
selalu mendoakan, mendukung, memberikan semangat dan nasehat serta
motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
10. Seluruh keluarga saya di Jayapura, Bapak Tandi Kendek dan Ibu Sinti Toding
Lembang
11. Semua teman seperjuangan saya angkatan 15 (v15era) terutama sahabat-sahabat
saya yang terkasih Yayu, Indi, Devi, Deby, Eva, Ahmad, Demi, Nando, Jefri,
dan Paul yang sudah membantu dan selalu menyemangati serta menemani
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
12. Sahabat-sahabat saya Desy dan Iin yang selalu mendoakan, memberi dukungan
dan semangat serta menjadi tempat curhat bagi penulis.
13. Kakak-kakak senior yang sudah membantu serta memberikan dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhir kata,
penulis berharap agar kelak hasil dari penelitian ini dapat menjadi sumber informasi
yang dapat memberikan manfaat kepada semua orang.
Penulis
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
Gout in Papua is the fourth highest disease in Indonesia, so it is necessary to
pay special attention to this disease. Although uric acid is not a deadly disease, it
can interfere with the activity and when not immediately treated will cause
infections that trigger other diseases. Gout can be caused by many factors including
factors related to diet and physical activity. The general purpose of the study is to
determine the factors affecting uric acid levels. The particular purpose is to know
the effect of eating patterns on uric acid levels and to know the effect of physical
activity on uric acid levels. This research is a type of research literature study. The
screening literature uses Google Scholar/scholar and PubMed sources throughout
the year 2015-2020 with the final result of the number of literature in the review of
11 literature. To increase research results, uric acid levels can be influenced by
various factors related to diet and physical activity. The higher the amount of purine
intake consumed, the greater the risk to be exposed to gout. Likewise with physical
activtas done. Physical activity is closely related to uric acid levels. Physical activity
can increase or decrease uric acid levels. The heavier the activity that is dilakukat
in a short time, the higher the risk of acid levels, the more routine the physical
activity carried out in the old Wakti, the greater the risk of gout.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................ 3
BAB II KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN
2.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 4
2.1.1 Asam Urat ........................................................................... 4
2.1.2 Pola Makan ......................................................................... 16
2.1.3 Aktivitas Fisik ..................................................................... 19
2.2 Pertanyaan Utama Penelitian ........................................................ 21
2.3 Hipotesis Penelitian....................................................................... 21
2.4 Metode Pencarian Literatur ........................................................... 21
2.4.1 Kata Kunci Pencarian Literatur .................................... 21
2.4.2 Penetapan Basis Data.................................................... 21
viii
2.5 Skrining Literatur dan Sintesi Kuantitatif ..................................... 22
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil .............................................................................................. 23
3.2 Pembahasan ................................................................................... 27
3.2.1 Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar Asam Urat….. 27
3.2.2 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Asam Urat . 29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 34
4.2 Saran.............................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
Lampiran ....................................................................................................... 40
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Obat-obat Penurun Kadar Asam Urat ............................................. 13
Tabel 2.2 Daftar Makanan yang Mengandung Purin ....................................... 16
Tabel 2.3 Kategori Tingkat Aktivitas Fidik Berdasarkan Nilai PAL............... 20
Tabel 2.4 Physical Activity Rate (PAR) Berbagai Aktivitas Fisik .................. 20
Tabel 3.1 Hasil ................................................................................................. 23
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR SINGKATAN
AU : Asam Urat
PRPP : Phoribosylpyrophospatase
HCT : Hydrochlorothiazide
TB : Tuberculosis
xii
OR : Odds Ratio
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Walaupun penyakit ini tidak bersifat mematikan, tetapi penyakit ini dapat
mengganggu aktivitas dan apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan
infeksi yang memicu penyakit lain (Herliana, 2013). Untuk itu agar dapat
terhindar dari penyakit asam urat maka perlunya mengetahui faktor yang
mempengaruhi kadar asam urat seperti mengetahui jenis makanan dan aktivitas
fisik seperti apa yang dapat mempengaruhi kadar asam urat. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk melakukan studi literatur tentang “ Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat”.
KERANGKA KONSEP
4
5
Kadar rata-rata asam urat dalam darah dan serum tergantung usia
dan jenis kelamin. Asam urat tergolong normal bila pria < 7mg/dl dan
wanita < 6mg/dl. Sebelum pubertas kadar asam urat pada laki-laki dan
perempuan rata-rata 3,5 mg/dl. Setelah pubertas kadar asam urat pada
laki-laki meningkat secara bertahap dan dapat mencapai 5,2 mg/dL,
sedangkan pada perempuan biasanya tetap rendah karena memiliki
hormon estrogen yang dapat mengeluarkan asam urat dari dalam tubuh.
Kadar asam urat pada perempuan mulai menunjukkan peningkatan
pada masa post menopause dan dapat mencapai 4,7 mg/dl (Misnadiarly,
2007).
b) Kegemukan (obesitas)
c) Mongolism (kelainan kongenital)
d) Intoleransi fruktosa, penyakit penimbun glikogen, dan defisiensi
glukosa 6- fosfat dehidrongenase (G6PD). Pada kelainan-
kelainan tersebut, produksi laktat berlebihan sehingga
pembuangan asam urat menurun.
2.1.1.6 Diagnosis
Secara umum penyebab terjadinya peningkatan asam urat dapat
ditentukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan (Putra, 2017).
1. Anamnesis
Anamnesis terutama ditujukan untuk mendapatkan faktor
keturunan, dan kelainan atau penyakit lain sebagai penyebab
hiperurisemia. Apakah ada keluarga yang menderita hiperurisemia
dan gout. Untuk mencari penyebab hiperurisemia perlu ditanyakan
apakah pasien peminum alkohol, memakan obat-obatan tertentu
secara teratur, adanya kelainan darah, kelainan ginjal atau penyakit
lainnya (Putra, 2017).
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik untuk mencari kelainan atau penyakit
sekunder, terutama menyangkut tanda-tanda anemia atau plethora,
pembesaran organ limfoid, keadaan kardiovaskular dan tekanan
darah, keadaan dan tanda kelainan ginjal serta kelainan pada sendi
(Putra. 2017).
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mengarahkan dan
memastikan penyebab hiperurisemia. Pemeriksaan penunjang yang
dikerjakan dipilih berdasarkan perkiraan diagnosis setelah dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang rutin
dikerjakan dipilih adalah pemeriksaan darah rutin untuk AU darah
12
2.1.1.7 Tatalaksana
Prinsip pengelolaan peningkatan kadar asam urat darah
(hiperurisemia) dan gout menurut Perhimpunan Reumatologi Indonesia
tahun 2018 yaitu :
1. Setiap pasien hiperurisemia dan gout harus mendapat informasi yang
memadai tentang penyakit gout dan tatalaksana yang efektif.
2. Setiap pasien hiperurisemia dan gout harus diberi nasehat mengenai
modifikasi gaya hidup seperti menurunkan berat badan hingga ideal,
menghindari alkohol, minuman yang mengandung gula pemanis
buatan, makanan berka lori tinggi serta daging merah dan seafood
berlebihan, serta dianjurkan untuk mengonsumsi makanan rendah
lemak dan latihan fisik teratur.
3. Setiap pasien dengan gout secara sistematis harus dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan penapisan untuk penyakit komorbid.
ujung jari pasien, selain itu metode stik juga membutuhkan waktu
pemeriksaan yang relatif cepat.
2. Metode enzimatik
Prinsip pemeriksaan kadar asam urat metode enzimatik adalah
uricase memecah asam urat menjadi allantoin dan hidrogen
peroksida. Selanjutnya dengan adanya enzim peroksidase,
peroksida, Toos dan 4-aminophenazone membentuk quinoneimine
berwarna merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi asam urat. Nilai rujukan dengan menggunakan metode
enzimatik untuk laki-laki : 3,4-7,0 mg/dL dan untuk perempuan :
2,4-5,7 mg/dL (Herliana, E. 2013). Pemeriksaan kadar asam urat
metode enzimatik ini menggunakan sampel darah vena dan
membutuhkan bahan pembantu yang lebih banyak serta waktu
pemeriksaan yang lebih lama dibandingkan dengan metode stik.
Tabel 2.2
Daftar Makanan yang Mengandung Purin
(Apryanti, 2013)
Makanan Purin (mg/100 gr)
Kopi, cokelat 2300
Limpa domba/kambing 773
Hati sapi 554
Ikan sarden 480
Jamur kuping 448
Daun melinjo 444
Limpa sapi 366
Paru-paru sapi 339
Kangkung, bayam 290
Ginjal sapi 269
Jantung sapi 256
Hati ayam 243
Jantung domba/kambing 241
Ikan teri 239
Udang 234
Biji melinjo 222
Daging kuda 200
Kedelai dan kacang 190
Dada ayam dengan kulit 175
Daging ayam 169
Daging angsa 165
Lidah sapi 160
Ikan kakap 160
makanan jadi, sebagai sumber utama dari zat gizi tertentu dalam
sehari, seminggu, atau sebulan selama periode waktu tertentu (6
bulana sampai 1 tahun terakhir). Terdapat dua jenis FFQ, yaitu
kualitatif FFQ dan semi-kuantitatif FFQ.
b. Metode riwayat makan (Dietary History)
Metode riwayat makan yaitu memberikan gambaran pola
konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup
lama (dapat mencapai 1 bulan atau 1 tahun) sehingga bersifat
kualitatif. Hal yang perlu mendapat perhatian dari pengumpulan
data dengan metode ini adalah keadaan musim-musim tertentu
dan hari-hari istimewa seperti hari pasar, awal bulan, hari raya,
dsb.
c. Metode telepon
d. Metode pendaftaran makanan (Food List)
2. Metode kuantitaif
Metode kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk
mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat-zat gizi baik individu
maupun kelompok masyarakat. Untuk menghitung kecukupan gizi
umumnya dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan
dan menggunakan program yang telah ada seperti nutria survey.
a. Metode recall 24 jam (Food Recall 24 Hours)
Metode survey konsumsi yang menggali atau menanyakan apa
saja yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang berlaku baik
yang berasal dari dalam rumah maupun di luar rumah. Metode ini
paling sering digunakan dalam suatu penelitian karena cukup
akuran, cepat pelaksanaannya, murah, mudah dan tidak
memerlukan peralatan yang mahal. (Supariasa, 2014)
Apabila pengukuran metode recall dilakukan 1 kali (single 24
hours recall/ 1 x 24 jam), data yang diperoleh kurang
representative untuk menggambarkan kebiasaan makanan
individu. Dengan demikina recall 24 jam dilakukan berulang-
18
Tabel 2.3
Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
(FAO/WHO/UNU, 2001)
Kategori Nilai PAL
Ringan (Sedentary lifestyle) 1.40-1.69
Sedang (Active or moderately active lifestyle) 1.70-1.99
Berat (Vigorous or Vigorously active lifestyle) 2.00-2.40
Seorang wanita memiliki 8 jam tidur (8 x 1,0 = 8), 4 jam waktu untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga (4 x 2,8 = 11,2), 4 jam waktu untuk
menonton televisi (4 x 1,4 = 5,6), dan 8 jam waktu bekerja (8 x 1,5 =
12). Total PAL selama 24 jam diperoleh dengan menjumlahkan seluruh
hasil perkalian waktu (jam) dan PAR sehingga didapatkan nilai 36,8
kkal. Rata-rata nilai PAL selama 24 jam adalah 1,53 kkal/jam yang
menunjukkan aktivitas yang dilakukan tergolong aktivitas ringan
(Salim 2014).
Tabel 2.4
Physical Activity Rate (PAR) berbagai aktivitas fisik
(FAO/WHO/UNU (2001) dalam Novianingrum (2015))
Physical Activity
Aktivitas Ratio atau PAR (kkal)
Tidur 1,0
Berkendara dalam bus/mobil 1,2
Aktivitas santai (nonton TV dan mengobrol) 1,4
Kegiatan ringan (beribadah, duduk santai) 1,4
Makan 1,5
Duduk(kuliah) 1,5
Mengendarai mobil 2,0
Mengendarai motor 1,5
Berdiri, membawa barang yang ringan 2,2
Mandi. dan berpakaian 2,3
Menyapu, membersihkan rumah dan mencuci baju 2,3
Mencuci piring, menyetrika 1,7
Memasak 2,1
21
(n = 95)
melalui judul dan tahun
2015-2020 (n = 342) 1. Judul
2. Bukan dari tahun
2015- 2020
Kriteria Inklusi
Literatur yang memenuhi
Inklusi
3.1 Hasil
Tabel 3.1 Hasil
Author/ Metode dan
No Judul Hasil
Jurnal Pengumpulan Data
1. Fitriana, Gina Pola Konsumsi 1. Desain penelitian cross 1. Terdapat hubungan antara
Ganda., Sumber Purin, sectional. pola konsumsi pangan
Fayasari, Aktivitas Fisik, 2. Asupan sumber purin di ukur sumber purin dengan kadar
Adhila. (2020) dan Status Gizi dengan FFQ (Food Frequency asam urat pada lansia
dengan Kadar Questionnaire) (p<0,05).
Asam Urat pada 3. Data aktivitas fisik diukur 2. Tidak terdapat hubungan
Lansia di dengan me-recall kegiatan yang signifikan antara
Puskesmas selama 24 jam aktivitas fisik aktivitas fisik dengan kadar
Kecamatan yang dinyatakan dalam Physical asam urat pada lansia
Makassar Jakarta Activity Level (PAL) (p=0,148).
4. Data kadar asam urat diambil
melalui data sekunder dari
rekam medis Laboratorium
2. Jaliana,. Faktor-Faktor 1. Penelitian analitik observasional 1. Hubungan pola konsumsi
Suhadi,.Sety, yang dengan desain case control purin merupakan faktor
La Ode Muh, Berhubungan study. resiko penyakit asam urat
(2018) dengan Kejadian 2. Jenis data menggunakan data pada pasien Poli Penyakit
Asam Urat pada primer berupa identitas Dalam RSUD Bahteramas
Usia 20-44 Tahun responden, beserta variabel yang dengan hasil uji square 95%
di RSUD diteliti berupa kuisioner, dan diperoleh nilai OR 2,303
Bahteramas data sekunder diperoleh dari 2. Hubungan aktivitas fisik
Provinsi Sulawesi RSUD Bahteramas Provinsi bukan merupakan faktor
Tenggara Tahun Sulawesi Tenggara, tahun 2017 resiko penyakit asam urat
2017 pada pasien Poli Penyakit
Dalam RSUD Bahteramas
dengan hasil analisis
statistic uji chi square
diperoleh nilai OR 0,710.
1. Wiwik, Rai., Faktor-Faktor 1. Penelitian korelasional dengan 1. Ada hubungan yang
Astari, Dwi., yang pendekatan secara cross- signifikasi antara faktor
Mirayanti, Ni Mempengaruhi sectional konsumsi makanan dengan
Ketut Ayu., Kadar Asam 2. Intrumen penelitian berupa usia produktif dengan nilai
Arisusanna, I Urat pada Usia lembar kuisioner dengan jenis signifikansi yang di peroleh
Made, STIKes Produktif di kuisioner check list yang terdiri 0,000 dengan p value
Wira Medika Desa Nongan, dari 24 pertanyaan mencakup <0,05.
Bali (2018) Kabupaten makanan, tingkat pengetahuan, 2. Ada hubungana yang
Karangasem aktivitas fisik. sangat signifikan antara
aktivitas fisik dengan kadar
asam urat pada usian
produktif dengan nilai
signifikansi di peroleh
23
24
10. Jamila Hubungan Gaya 1. Menggunakan desain Analitik Terdapat hubungan yang
(2018) Hidup dengan Korelasi signifikan antara aktivitas fisik
Kadar Asam Urat 2. Pengambilan sampal secara dan pola makan dengan kadar
Pada Usia Probability Sampling dengan asam urat pada usia produktif
Produktif di teknik Simple Random dengan nilai taraf signifikan α
Posbindu PTM Sampling. = 0,05, diperoleh hasil p
Desa Sumbertebu 3. Hasil pemeriksaan kadar asam aktivitas fisik yaitu 0,011, dan
Kecamatan urat dilakukan oleh petugan pola makan diperoleh hasil p =
Bangsal posbindu 0,01
Kabupaten 4. Pengambilan data gaya hidup
Mojokerto menggunakan kuesioner dan
wawancara
5. Dianalisis menggunakan
spearman rank
11. Kusumayanti, The Influence Of 1. Penelitian eksperimental 1. Tingkat asam urat setelah
G.A., Low Purine Diet dengan desain kontrol pretest – intervensi rendah purin dan
Dewantari, and Physical posttest aktivitas fisik lebih rendah
Dewi Ni Made Activity on 2. Pengambilan sampel dilakukan dibandingkan sebelum
(2017). Changing of Uric dengan purposive random pengobatan (p<0,05).
Acid Levels in sampling 2. Intervensi pada kelompok
Hyperuricemia. 3. Subjek dibagi menjadi dua rendah purin dengan
kelompok, kelompok 1 aktivitas fisik lebih besar
menerapkan diet purin rendah, pengaruhnya
dan aktivitas fisik, dan dibandingkan dengan
kelompok 2 sebagai control kelompok kontrol tanpa
aktivitas fisik (p<0,05).
26
3.2 Pembahasan
Asam urat merupakan produk akhir dari katabolisme atau pemecahan purin
di dalam tubuh. Pada kondisi normal, asam urat larut dalam darah dan keluar
melalui urine. Tetapi dalam kondisi tertentu, tubuh dapat menghasilkan asam
urat dalam jumlah berlebih atau mengalami gangguan dalam membuang
kelebihan asam urat, sehingga asam urat menumpuk dalam tubuh. (Herliana,
2013).
Peningkatan kadar asam urat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor
yang berkaitan. Faktor-faktor itu diantaranya adalah produksi asam urat yang
berlebih dalam tubuh, ekskresi asam urat yang menurun, serta konsumsi purin
yang berlebih. Selain itu terdapat faktor resiko yang dapat menyebabkan
penyakit gout atau asam urat yaitu usia, konsumsi alkohol berlebih, obesitas,
hipertensi, aktivitas fisik, penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal serta obat-
obatan tertentu seperti obat diuretik (Tehupelory, 2017).
3.2.1 Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar Asam Urat
Berdasarkan 11 literatur yang telah di review didapatkan hasil
bahwa delapan studi membahas mengenai pengaruh pola makan
terhadap kadar asam urat. Dari delapan studi yang membahas mengenai
pengaruh pola makan terhadap kadar asam urat didapatkan 2 hasil yang
berbeda yaitu enam studi menyatakan bahwa ada pengaruh pola makan
terhadap kadar asam urat (Fitriana et al., 2020; Juliana et al., 2018;
Wiwik, Rai et al., 2018; Pursriningsih et al., 2015; Jamila., 2018;
Kusmayanti et al., 2017) dan 2 studi menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh pola makan terhadap kadar asam urat (Noya, Indri et al., 2019
& Therik, K.S.S., 2019).
Tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap
hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar
15%. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah
menjadi asam urat. Purin yang terdapat dalam bahan pangan,terdapat
dalam asam nukleat berupa nukleoprotein. Ketika di konsumsi, di
dalam usus, asam nukleat ini akan dibebaskan dari nukleoprotein oleh
28
asam urat. Sedangkan aktivitas yang bersifat kronik atau latihan jangka
panjang dapat menurunkan kadar asam urat.
Pada keempat literatur yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik
dapat meningkatkan kadar asam urat, rata-rata responden dalam
penelitian tersebut memiliki aktivitas sedang-berat. Data tersebut
menjelaskan bahwa kecenderungan tingkat aktivitas fisik yang sedang
hingga berat berbanding lurus dengan terjadinya peningkatan asam
urat. Seperti halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Pusringsih
(2015) yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara aktivitas
fisik dengan kadar asam urat dimana dari 66 responden, terdapat 37
responden (56%) memiliki aktivitas tergolong sedang-berat
Pada saat melakukan aktivitas yang bersifat akut dengan tingkat
aktivitas yang berat, energi yang akan digunakan oleh tubuh untuk
melakukan aktivitas membutuhkan energi secara cepat. Energi tersebut
diperoleh melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui
glikolisis glukosa secara anaerobik. Proses metabolisme energi secara
anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen (O2). Proses
glikolisis yang terjadi di dalam sitoplasma sel akan mengubah molekul
glukosa menjadi asam piruvat dimana proses ini juga akan disertai
dengan pembentukan ATP. Molekul asam piruvat yang terbentuk dari
proses glikolisis dapat mengalami proses metabolisme lanjut baik
secara aerobik maupun secara anaerobik tergantung pada ketersediaan
oksigen di dalam tubuh. Pada saat berolahraga dengan intensitas rendah
dimana ketersediaan oksigen di dalam tubuh cukup besar, molekul
asam piruvat yang terbentuk ini dapat diubah menjadi CO2 dan H2O di
dalam mitokondria sel. Jika ketersediaan oksigen terbatas di dalam
tubuh atau saat pembentukan asam piruvat terjadi secara cepat, maka
asam piruvat tersebut akan terkonversi menjadi asam laktat yang akan
menyebabkan terjadinya penurunan pengeluaran asam urat oleh ginjal
(Fross ML et al,. 2006).
31
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Peningkatan kadar asam urat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berkaitan diantaranya pola makan dan aktivitas fisik.
2. Semakin tinggi jumlah asupan purin yang dikonsumsi seperti seafood,
daging jeroan dan kacang-kacangan, maka semakin besar resiko untuk
terkena penyakit asam urat.
3. Aktivitas fisik yang dilakukan erat kaitannya dengan kadar asam urat.
Aktivitas fisik dapat meningkatkan maupun menurunkan kadar asam urat.
Semakin berat aktivitas yang dilakukan dalam waktu yang singkat maka
semakin tinggi resiko peningkatan kadar asam urat, semakin rutin aktivitas
fisik yang dilakukan dalam jangka panjang maka semakin besar resiko
terhindar dari penyakit asam urat.
34
35
4.2 Saran
Berdasarkan penulisan studi literatur yang telah dilakukan, dikaitkan
dengan tujuan dan manfaat penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya,
maka penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.
1. Saran Teoritis
1) Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menggali teori secara lebih
mendalam sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai
konstribusi yang relevan terhadap ilmu kesehatan.
2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor lain yang berkaitan
dengan asam urat serta dapat memberikan makna faktor apa yang paling
berpengaruh terhadap munculnya asam uratsehingga hasil penelitian
dapat dimanfaatkan sebagai konstribusi yang relevan untuk ilmu
kesehatan.
2. Saran Praktis
Diharapkan mahasiswa dapat menambah informasi mengenai pengaruh
pola makan dan aktivitas fisik terhadap kadar asam urat sehingga dapat
menambah wawasan dan juga mencegah penyakit tidak menular karena
telah mengetahui sebagian kecil faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
asam urat.
DAFTAR PUSTAKA
Anies. (2018). PENYAKIT DEGENERATIF: Mencegah & Mengatasi Penyakit
Degeneratif dengan Perilaku & Gaya Hidup Modern yang Sehat.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Apriyanti, Maya. 2013. Meracik Sendiri Obat & Menu Sehat Bagi Penderita Asam
Urat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Choi HK, Karen Atkinson, Elizabeth WK, Walter W, Gary C. Purine Rich
Foods, Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. N
Engl J Med 2004 ;350:1093-103
Damayanti, S. 2012. Panduan Lengkap Mencegah & Mengobati Asam Urat.
Jakarta: Araska.
Dayana, Bazila., Baharudin Udin. 2015. Hubungan Antara Intensitas Aktivitas
Fisik dan Kadar Asam Urat Serum pada Populasi Sindrom Metabolik.
Media Medika Muda. Volume 4, Nomor 4.
Desky, Tommy Giovany. 2018. Pengaruh Aktivitas Fisik Berat Terhadap Kadar
Asam Urat pada Orang Dewasa Muda di Kota Medan. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.
Dianati, N.A., 2015. Gout and hyperuricemia. Lampung: J MAJORITI. Vol. 4, No.
3.
FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirements. WHO Technical Report
Series, no 724. Geneva. World Health Organization.
Fauzi, Mahmud. 2018. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Asam Urat Di
Padukuhan Bedog Trihanggo Gamping Sleman Yogyakarta. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Aisyiyah. Yogyakarta.
Fitriana, Gina Ganda., Fayasari, Adhila. 2020. Pola Konsumsi Sumber Purin,
Aktivitas Fisik, dan Status Gizi dengan Kadar Asam Urat pada Lansia Di
Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta. J.Gipas, Volume 4 Nomor 1
Francis, Kennon T., Hamrick, Maynard E. 1984. Exercise and Uric Acid:
Implication in Cardiovascular Disease. THE JOURNAL OF
ORTHOPAEDIC AND SPORTS PHYSICAL THERAPY. 01 96-601 1
/84/0601-0034$02.00/0
Fross ML, Keteyen SJ. Physiological basis for Exercise and sport. New York: Mc
Graw Hill; 2006. P59-64.
Hambatara, S. A., Sutriningsih, A., & Warsono, W. (2018). Hubungan Antara
Konsumsi Asupan Makanan Yang Mengandung Purin Dengan Kadar Asam
Urat Pada Lansia Di Desa Tulungrejo Kecamatan Ngantang . Nursing
News: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keperawatan, 3(1).
36
37
Herliana, E. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Media. Jakarta
Hoeger, W. W. K and Hoeger, S. A. 2014. Lifetime Physical Fitness and Wellness:
A Personalized Program 13th Edition. PaperBack Cengage Learning
Jaliana,. Suhadi,.Sety, La Ode Muh. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Asam Urat pada Usia 20-44 Tahun di Rsud Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. JIMKESMAS. VOL. 3/NO. 2/
April 2018; ISSN 2502-731X
Jamila. 2018. Hubungan Gaya Hidup dengan Kadar Asam Urat pada Usia
Produktif di Posbindu PTM Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Mojokerto.
Kanbara, A., Hakoda, M., Seyama I. Urine Alkalization Facilitates Uric Acid
Excretion, Nutritional Journal. 2010, 9: 45 Doi 10.1186/1475- 289145.
Kanbara, A., Hakoda, M., Seyama I., Urine Alkalization Facilitates Uric Acid
Excretion, Nutritional Journal 2010, 9: 45 Doi 10.1186/1475- 289145
Krisnatuti, Diah, dkk. 2008. Perencanaan Menu Untuk Penderita Asam Urat,
Penebar Swadaya. Jakarta
Misnadiarly. 2007. Rematik: Asam Urat-Hiperurisemia, Arthritis Gout. Jakarta:
Pustaka Obor Populer
Mulyati, Hepti dkk. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium Serta
Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makasar,
Murray, R., Bender, D., Kennell, P., Rodwell, V. and Weil, A. 2009, Harper ’ s
Illustrated Biochemistry. 29th edn. McGraw-Hill Companies, Inc, toronto.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novianingrum, E. 2015. Perbedaan Konsumsi Cairan, Serat Makanan, dan
Aktivitas Fisik Berdasarkan Proses Defekasi pada Mahasiswa Diploma III
Gizi Unimus. Skripsi. Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Noviyanti. 2015. Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta, Notebook. Hal 21-
72
Noya, Indri., Lawalata, Ivy Violan., Talamaria, Bellytra. 2019. Analisis Hubungan
Peningkatan Kadar Asam Urat di Wilayah Kerja Puskesmas Waihoka Kota
Ambon Tahun 2018. Moluccas Health Journal. Volume 1 Nomor 2. ISSN:
2686- 1828.
38
Wiwik, Rai,. Dkk. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat
Pada Usia Produktif di Desa Nongan, Kabupaten Karangasem. BMJ.Vol 5
No 2: 273-280
World Health Organization (WHO). 2015. A Global Brief on Uric Acid. Geneva
40
LAMPIRAN
NIM : 20160811014019
RIWAYAR PENDIDIKAN