Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN INTERNAL

PERKESMAS
UPT BLUD PUSKESMAS EYAT MAYANG
TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS KESEHATAN
UPT BLUD PUSKESMAS EYAT MAYANG
Jln. Raya Sekotong Baru Desa Eyat Mayang .081937144117 Kode Pos. 83364
E-mail : pkmeyatmayang@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan yang
optimal. Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di strata pertama
pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan di Kabupaten/Kota.
Upaya perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan upaya
kesehatan penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan Puskesmas
termasuk dalam upaya kesehatan wajib (Promosi kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
KIA/ KB, P2, Gizi dan Pengobatan) tetapi dapat juga sebagai upaya kesehatan
pengembangan yang wajib dilakukan pada daerah tertentu. Dengan terintegrasinya
upaya perkesmas kedalam upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan,
diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih bermutu karena
diberikan secara holistik, komprehensif pada semua tingkat pencegahan.
Upaya perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh
perawat. Perawat puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Agar pelayanan perkesmas dapat berjalan dengan baik maka Puskesmas Eyat
Mayang menyusun pedoman penyelenggaraan pelayanan perkesmas di Puskesmas
Eyat Mayang.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Sebagai Acuan dalam melaksanakan Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat


(Perkesmas) di Puskesmas Eyat Mayang.

2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya persepsi yang sama dalam penyelenggaraan perawatan
kesehatan masyarakat di Puskesmas Eyat Mayang.
b. Meningkatnya keterpaduan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Puskemas Eyat Mayang.
c. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan pada
masyarakat, terutama kelompok rentan dan resiko tinggi.
d. Diperolehnya dukungan sumber daya yang memadai dalam
penyelenggaraan upaya perawatan kesehatan masyarakat.

C. Ruang Lingkup
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi
upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada promotif dan preventif
tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Upaya preventif meliputi pencegahan
tingkat pertama (primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary
prevention) maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention).

D. Sasaran
Kepala Puskemas, Kepala Tata Usaha, penanggung jawab, semua pelaksana dan
karyawan Puskesmas Eyat Mayang.

E. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan Perkesmas di Puskesmas
diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect) antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
279/MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidan Kesehatan di Kabupaten/Kota
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya adalah
pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep
kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention)
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan keperawatan.
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan
dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya.
Keperawatan kesehatan masyarakat berorientasi pada proses pemecahan
masalah yang dikenal dengan “proses Keperawatan” (nursing proses) yaitu metoda
ilmiah dalam keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai cara terbaik
dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam
menghadapi masalah kesehatan. Langkah-langkah proses keperawatan kesehatan
masyarakat adalah pengakajian, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Dalam
penerapan proses keperawatan, terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan
kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian
sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya.
Berdasarkan uraian diatas, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
3. Fokus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan
penyakit (preventif) baik pada pencegahan tingkat pertama, kedua maupun ketiga
4. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan masyarakat kepada klien
(individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian
5. Ada kemitraan perawat kesehatan masyarakat dengan masyarakat dalam upaya
kemandirian klien.
6. Memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain serta masyarakat

B. Tujuan Perawatan Kesehatan Masyarakat


1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
khususnya masalah keperawatan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang kesehatan
b. Meningkatnya penemuan dini kasus - kasus prioritas
c. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus prioritas di Puskesmas
d. Meningkatnya penanganan kasus prioritas yang mendapatkan tindak lanjut
keperawatan di rumah.
e. Meningkatnya akses keluarga miskin mendapat pelayanan
kesehatan/keperawatan kesehatan masyarakat.
f. Meningkatnya pembinaan keperawatan kelompok khusus.
g. Memperluas daerah binaan keperawatan di masyarakat.

C. Sasaran
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,
kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidak
tahuan, ketidak mauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait
dengan masalah kesehatan prioritas daerah, terutama:
1. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas serta jaringannya)
2. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi memerlukan tindak lanjut
keperawatan di rumah.
Sasaran terdiri dari:
1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut,
penderita penyakit menular (a.l TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degeneratif.
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas:
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas
serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,
Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai:
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah
terpencil, daerah perbatasan
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah
transmigrasi.

D. Standar Ketenagaan
1. Perawat Koordinator Perkesmas
Perawat Kooordinator Perkesmas bertangung jawab kepada Kepala Puskesmas
terhadap keberhasilan upaya perkesmas di puskesmas, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan serta penilaian. Koordinator perkesmas ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas dengan kualifikasi Minimal D III Keperawatan, telah mengikuti
pelatihan keperawatan kesehatan komunitas dan memiliki pengalaman dalam
pelaksanaan perkesmas.
2. Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas
Perawat Pelaksana Perkesmas di Puskesmas adalah semua tenaga fungsional
perawat di puskesmas. Perawat pelaksana perkesmas memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun kelompok.
Penilaian kinerja perawat pelaksana menggunakan instrumen penilaian jabatan
fungsional bagi perawat di puskesmas.
3. Perawat Penaggungjawab Desa/Daerah Binaan (Darbin)
Perawat Penaggung jawab Desa/Daerah Binaan (Darbin) merupakan pelaksana
sekaligus membantu perawat koordinator perkesmas dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau dan menilai asuhan keperawatan terhadap individu,
keluarga, kelompok, masyarakat di satu atau lebih desa/daerah binaan yang
menjadi tanggung jawabnya.

E. Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas, digunakan indikator yang meliputi indikator masukan (input), indikator
proses, indikator luaran (output) dan indikator dampak.
1. Indikator Masukan (Input)
Indikator masukan, meliputi:
a. Jumlah perawat Puskesmas sudah mendapat pelatihan teknis Perkesmas serta
penatalaksanaan program prioritas.
b. Jumlah Kit untuk pelaksanaan Perkesmas (PHN Kit) minimal 1 kit untuk setiap
desa.
c. Tersedia sarana transporasi (R-2) untuk kunjungan ke
keluarga/kelompok/masyarakat,
d. Tersedia dana operasional untuk pembinaan/asuhan keperawatan
e. Tersedia Standar/Pedoman/SOP pelaksanaan kegiatan Perkesmas
f. Tersedia dukungan administrasi (Buku Register, Family Folder, Formulir Askep,
Formulir Laporan, dll)
g. Tersedianya ruangan khusus untuk asuhan keperawatan di Puskesmas
2. Indikator Proses
Indikator proses, meliputi:
a. Ada Rencana Usulan Kegiatan Perkesmas terintegrasi dengan Rencana
Kegiatan Puskesmas.
b. Ada Rencana Pelaksanaan Kegiatan Perkesmas (POA).
c. Ada Rencana Asuhan Keperawatan setiap klien (individu, keluarga, kelompok,
masyarakat).
d. Adanya dukungan dan ada kegiatan bimbingan yang dilakukan Kepala
Puskesmas.
e. Ada kegiatan bimbingan teknis Perkesmas oleh Perawat Penyelia Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota ke Puskesmas.
f. Ada kegiatan koordinasi dengan lintas program terkait petugas kesehatan lain.
g. Ada laporan tertulis hasil pemantauan dan penilaian dan rencana tindak lanjut.
h. Ada rencana peningkatan pendidikan/pelatihan perawat secara berkelanjutan.
3. Indikator luaran (output)
Indikator luaran, meliputi:
a. % suspek/kasus perioritas puskesmas (contoh.TB paru) yang ditemukan
secara dini.
b. % pasien kasus yang mendapat pelayanan tindak lanjut keperawatan di
rumah.
c. % keluarga miskin dengan masalah kesehatan yang dibina.
d. % kelompok khusus dibina (panti, rutan lapas/rumah tahanan dan lembaga
pemasyarakatan, dll).
e. % pasien rawat inap Puskesmas di lakukan asuhan keperawatan.
f. % desa/daerah yang dibina.
Besarnya % setiap Puskesmas ditetapkan oleh masing-masing Kabupaten/Kota.
Indikator luaran ini merupakan indikator antara, untuk mendukung tercapainya
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota.
4. Indikator dampak
Indikator dampak yaitu ”keluarga mandiri dalam memenuhi kebutuhan
kesehatannya”, yang dinilai dengan tingkat kemandirian keluarga. Kemandirian
keluarga berorientasi pada lima fungsi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya yaitu:
a. Mampu mengenal masalah kesehatannya.
b. Mampu mengambil keputusan tepat untuk mengatasi kesehatannya.
c. Mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang
memerlukan bantuan keperawatan.
d. Mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan
kesehatan.
e. Mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
F. Tingkat Kemandirian Keluarga
Kemandirian keluarga dalam program Perawatan Kesehatan Masyarakat di bagi dalam
4 tingkatan, yaitu:
1. Keluarga Mandiri Tingkat Pertama (KM-I)
Kriteria:
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
2. Keluarga Mandiri Tingkat Dua (KM – II)
Kriteria:
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
3. Keluarga Mandiri Tingkat Tiga (KM – III)
Kriteria:
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
4. Keluarga Mandiri Tingkat Empat (KM – IV)
a. Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat.
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan.
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar.
d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
e. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif.
BAB III
GAMBARAN PELAKSANAAN

A. Visi dan Misi Puskesmas Eyat Mayang


1. Visi
Mewujudkan pelayanan prima dan terpadu menuju masyarakat wilayah kerja
puskesmas eyat mayang yang mandiri untuk hidup bersih dan sehat tahun 2024.
2. Misi
a. Menggerakkan dan meningkatkan peran lintas sektor untuk mendukung
pembangunan berwawasan kesehatan
b. Mendorong peran serta dan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan
lingkungan termasuk penanganan stunting, tbc dan imunisasi
c. Memelihara dan meningkatakan derajat kesehatan individu, keluarga dan
kelompok masyarakat
d. Meningkatkan pelayanan berkualitas, adil, merata dan terjangkau

B. Data Geografi
Puskesmas Eyat Mayang terletak di Jalan Raya Baru Sekotong Nomor 3, Desa Eyat
Mayang, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Terletak di daerah
pegunungan dengan akses jalan dan transportasi yang cukup mudah. Luas Wilayah
Kerja Puskesmas Eyat Mayang adalah 38,59 km 2, terdiri dari 5 desa yaitu Desa Eyat
Mayang, Desa Labuhan Tereng, Desa Mareje, Desa Mareje Timur, dan Desa Sekotong
Timur. Berikut batas-batas wilayah Puskesmas Eyat Mayang:
Sebelah Utara : Kecamatan Lembar
Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah
Sebelah Barat : Selat Lombok
Sebelah Selatan : Kecamatan Sekotong

C. Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Eyat Mayang pada tahun 2018 sebanyak
23.562 jiwa yang terdiri dari 10.778 penduduk laki-laki dan 12.630 penduduk
perempuan. Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Eyat Mayang
bekerja sebagai petani.
D. Denah Ruang

R. Jaga

R.
Bersalin
n
R. KIA

R. ODC
Poli KM
Loket Poli PTM Poli Gigi PPI
Umum Pasien
R. Jaga

R. UGD
Tunggu Gudang Media
Apotek R. dokter Poli Anak Tumbang
Obat
g

E. Bentuk Kegiatan
Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, meliputi kegiatan di dalam maupun di
luar gedung Puskesmas baik upaya kesehatan perorangan (UKP) dan atau upaya
kesehatan masyarakat (UKM).
1. Kegiatan dalam gedung Puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan di poli
asuhan keperawatan, poliklinik pengobatan, maupun ruang rawat inap Puskesmas,
meliputi:
a) Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap
b) Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
c) Penyuluhan/pendidikan kesehatan.
d) Pemantauan keteraturan berobat.
e) Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di
Puskesmas.
f) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
g) Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan yang
diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, dll).
h) Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di gedung
Puskesmas (kenyamanan, keamanan, dll).
i) Dokumentasi keperawatan.
2. Kegiatan di luar gedung puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga/kelompok/masyarakat untuk melakukan
asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat.
a. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah
(individu dalam konteks keluarga).
Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran
serta aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada individu dan keluarganya.
3) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
4) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
5) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care).
6) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
7) Dokumentasi keperawatan

b. Asuhan keperawatan keluarga.


Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan kepada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang
ditemukan di masyarakat dan dilakukan di lakukan di rumah keluarga.
Kegiatannya antara lain:
1) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah
kesehatan di masyarakat.
2) Penemuan dini supek/kasus kontak serumah.
3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
4) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
5) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care).
6) Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
7) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/ keperawatan di rumah.
8) Dokumentasi keperawatan.

c. Asuhan keperawatan kelompok khusus.


Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan
kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu instansi
maupun non instansi. Kegiatannya antara lain:
1) Identifikasi faktor–faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di
kelompok.
2) Pendidikan/ penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan
3) Pelayanan keperawatan keperawatan langsung (direct care) pada
penghuni yang memerlukan keperawatan.
4) Memotivasi pembentukan, membimbing dan memantau kader – kader
kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
5) Dokumentasi keperawatan.

d. Asuhan keperawatan di daerah binaan.


Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang
rentan atau mempunyai resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan.
Kegiatannya meliputi kegiatan kunjungan ke daerah binaan untuk:
1) Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan
masalah kesehatan spesifik.
2) Meningkatkan partisipasi melalui kegiatan memotivasi masyarakat untuk
membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.
3) Pendidikan/ penyuluhan kesehatan masyarakat.
4) Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau kader –
kader kesehatan di masyarakat.
5) Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
6) Dokumentasi keperawatan

F. Distribusi SDM
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah maupun mutunya.
Adapun tenaga pelayanan perkesmas di Puskesmas Eyat Mayang sebagai berikut:
No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH
1 Koordinator Minimal D III Keperawatan + Pelatihan 1
Perkesmas keperawatan kesehatan komunitas +
Pengalaman dalam pelaksanaan
Perkesmas
2 Perawat Pelaksana Minimal D III Keperawatan 18
Perkesmas di
Puskesmas
3 Perawat Minimal D III Keperawatan 5
Penaggungjawab
Desa/Daerah
Binaan (Darbin)
G. Pelaksana
Pelaksana utama kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah semua
perawat fungsional keperawatan di Puskesmas. Sebagai pelaksana keperawatan
kesehatan masyarakat di Puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran dan
fungsi, yaitu (1) sebagai penemu kasus (case finder); (2) sebagai pemberi pelayanan
(care giver); (3) sebagai pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educater); (4)
sebagai koordinator dan kolaborator; (5) pemberi nasehat (counseling); (6) sebagai
panutan (role model).
Dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
perawat bekerjasama dengan petugas kesehatan lain serta masyarakat. Kerjasama
dengan petugas kesehatan lain, terkait dengan kegiatan yang memerlukan kemampuan
teknis tertentu yang bukan kewenangan perawat. Kerjasama dengan kader/masyarakat
terutama dalam melaksanakan kegiatan yang dapat dilimpahkan kepada masyarakat.

H. Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Pelayanan Perkesmas Kesehatan UPT Puskesmas Eyat Mayang
No. Jenis pelayanan Waktu Tempat Ket

1. Perkesmas 07.30 – 12.30 WITA Poli Remaja, Umum,


dalam Lansia/PTM, Anak, TB,
gedung UGD, Ruang KIA/KB, Ruang
puskesmas Bersalin dan Ruang Nifas -
2. Perkesmas Sesuai jadwal bulanan Sesuai jadwal bulanan yang
luar gedung yang disusun mulai telah disusun
puskesmas pukul 08.00 – 12.00
WITA ataupun diluar jam
kerja sesuai
kesepakatan

I. Anggaran
Pendanaan untuk pelaksanaan pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas) Puskesmas Eyat Mayang diperoleh melalui dana BOK Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat.

J. Logistik
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Puskesmas Eyat Mayang direncanakan melalui
RUK Puskesmas. Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan
pengadaan sendiri oleh melalui dana BLUD Puskesmas.

K. Pencatatan dan Pelaporan


Upaya Perkesmas sebagai upaya kesehatan yang profesional harus dapat
dipertanggungjawabkan baik dalam aspek teknis maupun administratif. Untuk
mendukung hal tersebut diperlukan dokumentasi yang tepat dan benar antara lain
melalui pencatatan dan pelaporan kegiatan.

1. Pencatatan Meliputi:
a. Formulir Asuhan keperawatan
Formulir pengkajian keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat serta untuk mencatat rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.
b. Register Rawat Jalan
Merupakan catatan klien yang mendapat asuhan keperawatan, dapat
terintegrasi dengan register rawat jalan (Rekam Medis) yang sudah ada.
c. Buku Register Kohort Keluarga Pembinaan Keluarga Rawan
Merupakan catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang
dihadapi serta kemajuan pembinaan keluarga rawan kesehatan yang dibina.
d. Buku Register Pembinaan Kelompok/Desa/Masyarakat
Merupakan catatan untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang
dihadapi serta kemajuan pembinaan kelompok khusus/masyarakat/desa yang
dibina

2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan Perkesmas yang digunakan oleh Puskesmas adalah format
laporan bulanan melalui aplikasi ePuskesmas.

L. Keselamatan Sasaran Kegiatan/Program


Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) perlu diperhatikan keselamatan sasaran
kegiatan/program dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap
sasaran kegiatan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang wajib dilaksanakan oleh
tenaga pelayanan Perkesmas meliputi:
1. Penerapan Kewaspadaan Isolasi
a. Kewaspadaan Standar
1) Kebersihan tangan
2) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
3) Manajemen limbah dan benda tajam
4) Manajemen lingkungan
5) Peralatan perawatan pasien
6) Perlindungan kesehatan karyawan
7) Penyuntikan yang aman
8) Etika batuk

b. Kewaspadaan berdasarkan transmisi


1) Transmisi airborne/udara
2) Transmisi droplet/percikan
3) Transmisi kontak
2. Surveilans
3. Pendidikan dan Pelatihan

M. Keselamatan Kerja
Setiap kegiatan Perkesmas yang dilakukan dapat menimbulkan bahaya/resiko
terhadap petugas yang berada di dalam ruang maupun lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas Perkesmas harus
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut
merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja Perkesmas. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
1. Di tempat kerja dan lingkungan kerja
a. Desain tempat kerja yang menunjang K3
1) Ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung dirancang khusus untuk
memudahkan proses kerja.
2) Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
3) Pencahayaan cukup dan nyaman
4) Ventilasi cukup dan sesuai
5) Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah di jangkau jika
diperlukan.

b. Sanitasi lingkungan
1) Semua ruangan harus bersih
2) Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan
kantong plastik dan diberi tanda khusus.
3) Tata ruang pelayanan Perkesmas dalam gedung harus baik sehingga
tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat.
4) Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur.
5) Pengelolaan bahan kimia yang benar
a) Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia
yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia
yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan
penyimpanannya)
b) Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan
mempunyai pengetahuan serta ketrampilan untuk menangani
kecelakaan.
c) Semua bahan kimia yang ada, harus diberi label/etiket dan tanda
limbah cair. Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik,
limbah cair infeksius dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
 Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik
tank
 Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku
2. Perlindungan Kesehatan Karyawan
a. Imunisasi
Tenaga pelayanan Perkesmas harus diberikan imunisasi atau memperoleh
booster terhadap infeksi yang umum terjadi: tetanus, difteri, poliomyelitis, tifoid,
meningococcal, hepatitis A, hepatitis B, rubella, tuberkulosis, measles, batuk
rejan, mumps, dan mendokumentasikan imunisasi yang telah dilakukan.
b. Manajemen pasca pajanan
c. Pencegahan pajanan darah dan bahan infeksius lainnya
1) Tempatkan limbah tajam dalam kontainer tahan tusuk, tahan air, dan anti
bocor
2) Jangan memanipulasi jarum syringe atau benda tajam setelah digunakan
3) Jangan membengkokkan, mematahkan atau melepas jarum setelah
digunakan
4) Gunakan tehnik satu tangan atau peralatan lain jika harus menutup
kembali jarum setelah digunakan
5) Jangan pernah menerima limbah jarum atau benda tajam dari orang lain

d. Pencegahan Kecelakaan kerja


Instrumen tajam yang digunakan dalam memberikan pelayanan Perkesmas
(misalnya: sonde, jarum dan ampul anestesi yang telah digunakan) memiliki
potensi mengakibatkan luka dan menyebarkan penyakit menular:

1) Penanganan minimal jarum, syringe dan instrumen tajam lainnya setelah


penggunaan
2) Tangani instrumen tajam dengan hati-hati
3) Buang instrumen/alat tajam dalam wadah yang tidak dapat robek segera
setelah digunakan. Apabila wadah tersebut penuh, keluarkan isinya dan
bakar atau diisi dengan semen selanjutnya dikubur
4) Selalu gunakan utility gloves ketika mencuci instrumen yang tajam
5) Apabila instrumen tajam harus diberikan dari aisten ke operator selama
perawatan maka instrumen tersebut tidak boleh dipegang secara
bersamaan oleh keduanya. Asisten meletakkan instrumen tajam dalam
baskom atau baki yang telah didisinfeksi, beritahukan pada operator
bahwa instrumen tersebut telah siap untuk digunakan
6) Gunakan “tehnik satu-tangan” apabila perlu menutup kembali jarum suntik.
Letakkan tutup jarum suntik di atas permukaan datar. Dengan satu tangan
memegang syringe dan jarum dimasukkan ke tutupnya. Apabila tutup
jarum suntik telah menutup jarum, tekan tutup jarum suntik pada
permukaan datar jangan menggunakan tangan yang lainnya untuk
mengencangkan tutup.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya kesehatan penunjang yang
terintegrasi dalam semua upaya kesehatan Puskesmas termasuk dalam upaya
kesehatan wajib tetapi dapat juga sebagai upaya kesehatan pengembangan yang wajib
dilakukan pada daerah tertentu yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi dan bertujuan untuk memandirikan masyarakat.
Perawatan kesehatan masyarakat dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di
luar gedung Puskesmas oleh seluruh perawat fungsional yang ada dan dapat
bekerjasama dengan petugas kesehatan lain serta masyarakat. Kerjasama dengan
petugas kesehatan lain, terkait dengan kegiatan yang memerlukan kemampuan teknis
tertentu yang bukan kewenangan perawat. Kerjasama dengan kader/masyarakat
terutama dalam melaksanakan kegiatan yang dapat dilimpahkan kepada masyarakat.
Pencatatan kegiatan perkesmas meliputi formulir asuhan keperawatan, register
rawat jalan, buku register kohort pembinaan keluarga rawan, dan buku register
pembinaan kelompok/desa/masyarakat. Sedangkan untuk pelaporan kegiatan
perkesmas mengikuti format laporan bulanan dalam aplikasi ePuskesmas.

B. Saran
Pedoman Penyelenggaraan Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Eyat Mayang ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, upaya pengembangan,
dan peningkatan pelayanan serta mutu pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas. Seluruh pelaksana kegiatan/program Perawatan Kesehatan Masyarakat
dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan pedoman yang sudah ada. Pedoman
internal ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan kerangka acuan, standar
operasional prosedur, informasi kegiatan lintas program, dll

Anda mungkin juga menyukai