Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
inginkan, bukan sebagaimana adanya. Ciri perilaku yang menonjol pada usia-
usia ini terutama terlihat pada perilaku sosial. Dalam masa ini, teman sebaya
mempunyai arti yang amat penting. Misalnya mereka ikut dalam klub, geng
proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang
Salah satu tanda yang khas pada remaja adalah terjadinya pubertas.
Pubertas pada anak perempuan akan muncul pada umur 10 sampai 16 tahun
(Evelyn, 2002). Pada masa ini anak tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga
1
besar yang mereka hadapi terutama pada wanita. Pertumbuhan fisik dalam
periode remaja.
pubertas (malu, atau rendah diri, takut gemuk,dan lain-lain) masih berlanjut,
tetapi akhirnya mereda saat mulai dewasa (Akhmadi dan Munawar, 2005).
Selain itu, pada masa ini terjadi pula perubahan seks sekunder berupa
perubahan suara. Periode ini berlangsung selama 2 sampai 3 tahun. Selain itu,
pada masa ini juga timbul permasalahan dalam menyikapi saat terjadinya
menarche.
putri. Hal tersebut merupakan tanda bahwa siklus masa subur pada wanita
dan gelisah dan menganggap darah haid adalah suatu penyakit (Rosidah,
(Stright, 2004), namun menurut Rosidah (2008), usia menarche terjadi antara
gizi, genetik dan faktor fisiologis dari remaja tersebut. Untuk itu remaja perlu
2
mendapatkan informasi tentang konsep menstruasi, sehingga remaja dapat
adalah 5 hari (dengan rentang 3 sampai 6 hari) dan jumlah darah rata-rata yang
hilang ialah 50 ml (rentang 20 sampai 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi
bagi sebagian perempuan hal ini justru dapat menimbulkan kegelisahan, tidak
tidak hanya masalah seksual saja, tetapi juga menyangkut segala aspek tentang
organ reproduksi. Terutama untuk remaja putri yang nantinya menjadi seorang
wanita dewasa yang akan mengalami maturitas baik secara fisik maupun
akan menimbulkan perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi salah satunya
3
adalah terjadinya menarche yang dapat menimbulkan kecemasan
(Widyaningsih, 2000).
sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan
dengan perasaan tidak menentu, tidak berdaya, dan kecemasan tidak dapat
bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah perlu mendapatkan materi
tingkat kecemasan.
44,2% berpengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena responden dari segi
fisik dan psikologis belum matang, informasi yang kurang dari orang tua, dan
4
Sedangkan kecemasan yang dialami remaja saat menarche di Jawa
Tengah adalah 45% dan remaja yang tidak mengalami kecemasan adalah 35%
cemas saat pertama kali melihat darah yang keluar dari alat kelaminnya.
Mereka beranggapan darah tersebut keluar karena ada kelainan dalam dirinya
bahwa mengalami menarche saat mereka masih duduk di bangku SD. Tiga
kali masuk SMP. Tiga belas orang yang lainnya mengatakan bahwa mereka
salah satu faktor yang menunjukkan bahwa menarche banyak dialami oleh
siswi SMP. Dari beberapa keterangan dari siswi tersebut, mereka mempunyai
mengatakan mereka merasa takut, gelisah, tidak nyaman, sakit atau nyeri, sakit
pinggang, pegel-pegel, dan sebagian kecil ada yang menangis bahkan ada pula
yang merasa senang kerena mereka menganggap kalau mereka sudah dewasa.
Mereka merasa seperti itu karena mereka kurang siap dalam mengahadapi
menarche. Selain itu, dari pihak guru mengatakan bahwa materi yang
5
berkaitan dengan masalah reproduksi (menstruasi) tidak diberikan secara
terbuka kepada anak didiknya. Hal tersebut dikarenakan karena persepsi guru
mengenai materi tersebut belum saatnya disampaikan kepada murid SMP yang
menarche adalah merupakan hal yang berbeda dan pertama kali dialami oleh
B. Rumusan Masalah
Gubug.
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
Gubug.
Muhammadiyah Gubug.
B. Manfaat Penelitian
1. Remaja
menarche, serta dapat dijadikan acuan bagi remaja yang belum mengalami
2. Sekolah
7
3. Peneliti
4. Masyarakat
menarche.
5. Peneliti berikutnya
C. Bidang Ilmu
keperawatan maternitas.