Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia

inginkan, bukan sebagaimana adanya. Ciri perilaku yang menonjol pada usia-

usia ini terutama terlihat pada perilaku sosial. Dalam masa ini, teman sebaya

mempunyai arti yang amat penting. Misalnya mereka ikut dalam klub, geng

sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi

perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. Inilah

proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang

pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku yang

dipelajarinya di rumah (Latifah, 2008).

Salah satu tanda yang khas pada remaja adalah terjadinya pubertas.

Pubertas pada anak perempuan akan muncul pada umur 10 sampai 16 tahun

(Evelyn, 2002). Pada masa ini anak tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga

anak-anak mulai aktif melakukan kegiatan dalam rangka menemukan jati

dirinya, serta mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupannya mendatang

(Ahmadi dan Munawar, 2005). Pubertas didefinisikan sebagai waktu

kematangan seksual, yang di tandai dengan adanya menarche (haid yang

pertama kali) pada anak perempuan atau terjadinya masa reproduksi.

Peningkatan berat badan dan pertumbuhan organ reproduksi adalah masalah

1
besar yang mereka hadapi terutama pada wanita. Pertumbuhan fisik dalam

periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai kematangan pada akhir

periode remaja.

Masalah-masalah sehubungan dengan perkembangan fisik pada periode

pubertas (malu, atau rendah diri, takut gemuk,dan lain-lain) masih berlanjut,

tetapi akhirnya mereda saat mulai dewasa (Akhmadi dan Munawar, 2005).

Selain itu, pada masa ini terjadi pula perubahan seks sekunder berupa

pertumbuhan hormon, perkembangan payudara, pembesaran panggul, dan

perubahan suara. Periode ini berlangsung selama 2 sampai 3 tahun. Selain itu,

pada masa ini juga timbul permasalahan dalam menyikapi saat terjadinya

menarche.

Menarche adalah salah satu permasalahan yang penting pada remaja

putri. Hal tersebut merupakan tanda bahwa siklus masa subur pada wanita

sudah dimulai. Datangnya menarche justru membuat sebagian remaja takut

dan gelisah dan menganggap darah haid adalah suatu penyakit (Rosidah,

2008). Kurangnya pengetahuan dapat menjadi penyebab terjadinya hal

tersebut. Menurut Handayani (2002), bahwa semakin tinggi tingkat

pengetahuan mengenai menstruasi maka kecemasan yang dialami remaja akan

semakin ringan. Menarche lazimnya terjadi di antara umur 10 sampai 13 tahun

(Stright, 2004), namun menurut Rosidah (2008), usia menarche terjadi antara

umur 10 sampai 16 tahun. Cepat lambatnya menarche tergantung pada faktor

gizi, genetik dan faktor fisiologis dari remaja tersebut. Untuk itu remaja perlu

2
mendapatkan informasi tentang konsep menstruasi, sehingga remaja dapat

mengetahui tentang konsep menstruasi sejak dini.

Dalam masyarakat, menstruasi sering disebut dengan datang bulan.

Menstruasi merupakan perubahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14

hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah menstruasi ditetapkan

sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama rata-rata aliran menstruasi

adalah 5 hari (dengan rentang 3 sampai 6 hari) dan jumlah darah rata-rata yang

hilang ialah 50 ml (rentang 20 sampai 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi

(Bobak, 2004). Seorang perempuan yang pertama kali menstruasi merupakan

pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan. Namun

bagi sebagian perempuan hal ini justru dapat menimbulkan kegelisahan, tidak

nyaman, dan takut (Baso, 1999).

Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi

masalah yang perlu mendapatkan perhatian. Kesehatan reproduksi remaja

tidak hanya masalah seksual saja, tetapi juga menyangkut segala aspek tentang

organ reproduksi. Terutama untuk remaja putri yang nantinya menjadi seorang

wanita dewasa yang akan mengalami maturitas baik secara fisik maupun

secara psikologis (Widyaningsih, 2000).

Dengan adanya permasalahan tersebut, remaja membutuhkan banyak

penyesuaian yang dapat menimbulkan kecemasan. Penyesuaian yang dialami

remaja antara lain adalah penyesuaian terhadap perubahan hormonal yang

akan menimbulkan perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi salah satunya

3
adalah terjadinya menarche yang dapat menimbulkan kecemasan

(Widyaningsih, 2000).

Menurut Suliswati (2005), kecemasan adalah respon emosi tanpa objek

yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara

interpersonal. Kecemasan merupakan kebingungan, kekhawatiran pada

sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan

dengan perasaan tidak menentu, tidak berdaya, dan kecemasan tidak dapat

dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kecemasan yang terus menerus merupakan sesuatu yang tidak

menyenangkan dan dapat membuat seseorang menjadi gelisah, sulit

berkonsentrasi. Bagi seorang remaja yang masih duduk di bangku sekolah

tentunya akan mengganggu aktivitas belajarnya (Handayani, 2002). Untuk itu

bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah perlu mendapatkan materi

mengenai kesehatan reproduksi (menstruasi) agar remaja memiliki

pengetahuan tentang menstruasi yang lebih baik, sehingga dapat menurunkan

tingkat kecemasan.

Berdasarkan penelitian Rosidah (2008), mengenai pengetahuan tentang

menstruasi pada remaja di Medan, mengungkapkan bahwa dari 52 responden

28,9% diantaranya berpengetahuan baik, 26,9% berpengetahuan cukup, dan

44,2% berpengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena responden dari segi

fisik dan psikologis belum matang, informasi yang kurang dari orang tua, dan

adanya anggapan bahwa pendidikan mengenai hal tersebut masih dianggap

tabu oleh masyarakat.

4
Sedangkan kecemasan yang dialami remaja saat menarche di Jawa

Tengah adalah 45% dan remaja yang tidak mengalami kecemasan adalah 35%

(Bagiada, 2007). Kecemasan tersebut terajadi dikarenakan remaja tidak

mengetahui bagaimana proses terjadinya menstruasi. Sebagian besar remaja

cemas saat pertama kali melihat darah yang keluar dari alat kelaminnya.

Mereka beranggapan darah tersebut keluar karena ada kelainan dalam dirinya

atau disebabkan karena penyakit, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut

tentang kecemasan yang terjadi saat menarche.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada 30 orang

siswi di SMP Muhammadiyah Gubug, empat orang diantaranya mengatakan

bahwa mengalami menarche saat mereka masih duduk di bangku SD. Tiga

belas orang diantaranya mengatakan bahwa menarche dialami saat pertama

kali masuk SMP. Tiga belas orang yang lainnya mengatakan bahwa mereka

belum pernah mengalami menarche.

Pada siswi SMP yang mayoritas berusia 12 sampai 15 tahun, merupakan

salah satu faktor yang menunjukkan bahwa menarche banyak dialami oleh

siswi SMP. Dari beberapa keterangan dari siswi tersebut, mereka mempunyai

berbagai perasaan saat mereka baru pertama mendapatkan haid. Sebagian

mengatakan mereka merasa takut, gelisah, tidak nyaman, sakit atau nyeri, sakit

pinggang, pegel-pegel, dan sebagian kecil ada yang menangis bahkan ada pula

yang merasa senang kerena mereka menganggap kalau mereka sudah dewasa.

Mereka merasa seperti itu karena mereka kurang siap dalam mengahadapi

menarche. Selain itu, dari pihak guru mengatakan bahwa materi yang

5
berkaitan dengan masalah reproduksi (menstruasi) tidak diberikan secara

terbuka kepada anak didiknya. Hal tersebut dikarenakan karena persepsi guru

mengenai materi tersebut belum saatnya disampaikan kepada murid SMP yang

umurnya dikatakan masih kurang dewasa.

Dengan adanya menarche, merupakan salah satu faktor yang dapat

menimbulkan kecemasan pada sebagian remaja (Novita, 2006). Karena

menarche adalah merupakan hal yang berbeda dan pertama kali dialami oleh

remaja awal. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada hubungan antara karakteristik

dan pengetahuan tentang menstruasi terhadap kecemasan saat menarche pada

remaja putri di SMP Muhammadiyah Gubug.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang ditemukan

adalah apakah ada hubungan karakteristik dan pengetahuan tentang menstruasi

dengan kecemasan saat menarche pada remaja putri di SMP Muhammadiyah

Gubug.

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

karakteristik dan pengetahuan tentang menstruasi dengan kecemasan saat

menarche pada remaja putri di SMP Muhammadiyah Gubug.

6
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik remaja di SMP Muhammadiyah

Gubug.

b. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan

tentang menstruasi di SMP Muhammadiyah Gubug.

c. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan saat menarche di SMP

Muhammadiyah Gubug.

d. Untuk menganalisis hubungan karakteristik remaja dengan kecemasan

saat menarche di SMP Muhammadiyah Gubug.

e. Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan

saat menarche di SMP Muhammadiyah Gubug.

B. Manfaat Penelitian

1. Remaja

Remaja dapat mengetahui bagaimana dalam menyikapi datangnya

menarche, serta dapat dijadikan acuan bagi remaja yang belum mengalami

menarche agar tidak cemas pada saat terjadinya menarche.

2. Sekolah

Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan solusi bila

siswinya mempunyai keluhan tentang menarche dan dapat memberikan

dorongan bagi para guru untuk memberikan materi mengenai kesehatan

reproduksi (menstruasi) sejak dini pada siswinya.

7
3. Peneliti

Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menggali informasi kesehatan

yang berkaitan dengan remaja, sebagai dasar dalam merencanakan

tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan remaja.

4. Masyarakat

Masyarakat bisa mendapatkan informasi mengenai masalah yang dihadapi

oleh remaja putri saat menarche, sehingga masyarakat dapat memberikan

pengarahan kepada remaja putri bagaimana dalam menyikapi keluhan saat

menarche.

5. Peneliti berikutnya

Sebagai bahan penelitian lebih lanjut mengenai menarche

C. Bidang Ilmu

Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu

keperawatan maternitas.

Anda mungkin juga menyukai