Anda di halaman 1dari 10

Page | 1

MAKALAH

“Ayat Al-quran dan Hadis Nabi tentang Sewa Menyewa”


Mata Kuliah Tafsir Ayatdan Hadis Ekonom
Dosen pengampun:
Muh. Saukani, S.Th.I,M,Th.I.

Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Aulia (2004020075)
2. Nurul Baena(2004020059)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPA

2021

1
Page | 2

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telahmelimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanMakalah Pendidikan Bahasa Indonesia
dengan judul “Ayat Al-quran dan Hadis Nabi tentang Sewa Menyewa”

Terselesaikannya makalah ini merupakan sesuatu yang tak lepas daripertolongan Allah SWT,
serta bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Untukitu penulis ucapkan terima kasih
kepada:

1.Allah SWT;

2.dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia;

3.orang tua yang selalu memberi motivasi dan semangat serta4.

4. teman-teman yang selalu memberikan dukungan.

Penulis sadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna, kesempurnaan hanyamilik Allah
semata. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yangbersifat membangun demi
kesuksesan dalam pembuatan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan insan akademis yangcinta akan ilmu

2
Page | 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sewa Menyewa............................................................2


B. Ayat Sewa Menyewa....................................................................2
C. Asbabun Nuzul............................................................................4
D. Dalil Sewa Menyewa.................................................................5
E. Hadis Sewa Menyewa..........................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................6
B. Saran..................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

3
Page | 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjanjian sewa-menyewa diatur di dalam bab VII Buku III KUH Perdata yang berjudul
“Tentang Sewa-Menyewa” yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan Pasal 1600 KUH
Perdata. Definisi perjanjian sewa-menyewa menurut Pasal 1548 KUH Perdata menyebutkan
bahwa: “Perjanjian sewa-menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainya kenikmatan dari suatu
barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak
tersebut belakangan telah disanggupi pembayaranya.” Sewa-menyewa dalam bahasa
Belanda disebut dengan huurenverhuur dan dalam bahasa Inggris disebut dengan rent atau
hire. Sewa-menyewa merupakan salah satu perjanjian timbal balik. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia sewa berarti pemakaian sesuatu dengan membayar uang sewa dan
menyewa berarti memakai dengan membayar uang sewa.1 Menurut Yahya Harahap, sewa-
menyewa adalah persetujuan antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa. Pihak
yang menyewakan menyerahkan barang yang hendak disewa kepada pihak penyewa untuk
dinikmati sepenuhnya
B. Rumusan Masalah
a. Apa Yang dimaksud sewa menyewa
b. Ayat Tentang Sewa Menyewa
c. Hadis atau Dalil Sewa Menyewa
C. Tujuan
a. Mengetahui Ayat sewa menyawa
b. Mengetahui Hadis atau Dalil sewa menyewa

4
Page | 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sewa Menyewa


1. Pengertian Sewa Menyewa Menurut Bahasa

Sewa menyewa menurut bahasa disebut dengan Ijarah, al-Ijarah berasal dari kata al-
ajraran yang berarti al-iwadh yang berarti pengganti. Di dalam al- Qur’an kata al-ajru dan
berbagai bentuknya disebutkan sebanyak 107 kali. bentuk-bentuknya itu seperti ‫ استأجر‬yang
artinya minta pengupahan wazannya adalah ‫استفعل‬

2. Pengertian Sewa Menyewa Menurut Istilah

Ijarah menurut pengertian syara’ merupakan suatu akad untuk mendapatkan manfaat
dengan adanya pengganti.

Secara terminologi pengertian ijarah adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh para
ٍ ْ‫َع ْق ُد َعلَى ال َمنَا فِ ِع بِ َعو‬
ulama di bawah ini: Menurut Ibnu Hazm Ijarah adalah ‫ض وال یستھلك عینھ‬
Artinya : “ Akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti dan tidak habis ainnya”.

Menurut Ulama Syafi’iyyah Ijarah adalah ‫َع ْق ٌد َعلَى َم ْنفَ َع ٍة َم ْقصُوْ َد ٍة َم ْعلُوْ َم ٍة ُمبَا َح ٍة قَا بِلَ ٍة ِل ْلبَ ْذ ِل َو‬
‫ض َم ْعلُوْ ٍم‬
ٍ ْ‫ اإلبَا َح ِة بِ َعو‬Arinya : “ Akad suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan
mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu”.

B. Ayat Sewa Menyewa


1. QS. Al-Baqarah, [ 2 ] : Ayat 233

5
Page | 6

‫َّضا َعةَ ۚ َو َعلَى ْال َموْ لُو ِد لَهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن‬ َ ‫ض ْعنَ أَوْ اَل َده َُّن َحوْ لَ ْي ِن َكا ِملَ ْي ِن ۖ لِ َم ْن أَ َرا َد أَ ْن يُتِ َّم الر‬ ُ ‫َو ْال َوالِد‬
ِ ْ‫َات يُر‬
َ ِ‫ك ۗ فَإ ِ ْن أَ َرادَا ف‬
‫صااًل‬ َ ِ‫ث ِم ْث ُل ٰ َذل‬ِ ‫ار‬ ِ ‫ضا َّر َوالِ َدةٌ بِ َولَ ِدهَا َواَل َموْ لُو ٌد لَهُ بِ َولَ ِد ِه ۚ َو َعلَى ْال َو‬ َ ُ‫ُوف ۚ اَل تُ َكلَّفُ نَ ْفسٌ إِاَّل ُو ْس َعهَا ۚ اَل ت‬ ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬
ِ ‫ضعُوا أَوْ اَل َد ُك ْم فَاَل جُ نَا َح َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َسلَّ ْمتُ ْم َما آتَ ْيتُ ْم بِ ْال َم ْعر‬
‫ُوف‬ ِ ْ‫اض ِم ْنهُ َما َوتَ َشا ُو ٍر فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َما ۗ َوإِ ْن أَ َر ْدتُ ْم أَ ْن تَ ْستَر‬
ٍ ‫ع َْن تَ َر‬
ِ َ‫ۗ َواتَّقُوا هَّللا َ َوا ْعلَ ُموا أَ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
‫صي ٌر‬

Artinya :

“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang
ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian
mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita)
karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin
menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa
atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada allah dan
ketahuilah bahwaallah maha melihat apa yang kamu kerjakan.”

2. QS. Thalaq, [ 65 ] : Ayat 6

ِ ‫ضيِّقُوا َعلَ ْي ِه َّن َوإِ ْن ُك َّن أُواَل‬


‫ت َح ْم ٍل فَأ َ ْنفِقُوا َعلَ ْي ِه َّن َحتَّى‬ ُ ‫أَ ْس ِكنُوه َُّن ِم ْن َحي‬
َ ُ‫ْث َس َك ْنتُ ْم ِم ْن ُوجْ ِد ُك ْم َواَل ت‬
َ ُ‫ضارُّ وه َُّن لِت‬
َ ْ‫ض ْعنَ َح ْملَه َُّن فَإ ِ ْن أَر‬
‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَآَتُو‬ َ َ‫ي‬

‫ض ُع لَهُ أُ ْخ َرى‬ ٍ ‫ه َُّن أُجُو َره َُّن َو ْأتَ ِمرُوا بَ ْينَ ُك ْم بِ َم ْعر‬
ِ ْ‫ُوف َوإِ ْن تَ َعا َسرْ تُ ْم فَ َستُر‬

Artinya :

"Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertenpat tinggal meneurut


kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hsti)
mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah
kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak) mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan
musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu) yang baik; dan jika kamu menemui
kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”

3. QS. Qashash, [ 28 ] : Ayat 26-27

ُ‫ت ا ْستَأْ ِجرْ هُ إِ َّن خَ ْي َر َم ِن ا ْستَأْ َجرْ تَ ْالقَ ِويُّ اأْل َ ِمين‬
ِ َ‫ت إِحْ دَاهُ َما يَا أَب‬
ْ َ‫قَال‬

6
Page | 7

‫ك َۖو َما أُ ِري ُد أَ ْن‬


َ ‫ج ۖفَإ ِ ْن أَ ْت َم ْمتَ َع ْشرًا فَ ِم ْن ِع ْن ِد‬ ْ َ ‫ال إِنِّي أُ ِري ُد أَ ْن أُ ْن ِك َح‬
ٍ ‫ي هَاتَي ِْن َعلَ ٰى أَ ْن تَأ ُج َرنِي ثَ َمانِ َي ِح َج‬
َّ َ‫ك إِحْ دَى ا ْبنَت‬ َ َ‫ق‬
َ‫ك ۚ َستَ ِج ُدنِي إِ ْن َشا َء الَّهُ ِمنَ الصَّالِ ِحين‬ َّ ‫أَ ُش‬
َ ‫ق َعلَ ْي‬

Artinya :

“Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata,”Wahai ayahku! Jadikanlah dia
sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.” (26)

“Dia (Syaikh Madyan) berkata, “sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan


engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuan ini, dengan ketentuan bahwa
engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun
maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau.
Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik”. (27)

C. Asbabun Nuzul

Qs. Al-Qashash ayat 26-27

QS. Al-Qashash (28); 26, menjelaskan tentang nabi Musa ‘alaih al-salâm yang hendak
diangkat sebagai pekerja pada keluarga seorang yang saleh dan memiliki dua orang anak
perempuan. Sebelumnya nabi Musa telah membantu kedua wanita tersebut saat
mengambilkan air untuk minum ternak mereka. Kisah tersebut sebagaimana termaktub dalam
firman-Nya QS. Al-Qashash (28); 23 sampai 24 , “Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri
Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan
ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata : “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” kedua wanita itu
menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala-
penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah
lanjut umurnya.” Maka Musa memberi minum terna itu untuk (menolong) keduanya.” Karena
dapat pertolongan dari Musa, salah satu dari wanita itu hendak mempertemukan Musa
dengan bapak mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Qashash ayat 25, “Kemudian
datanglah kepada Musa salah seorangdari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia
berkata: “Sesungguhnya bapak ku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap
(kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya dan
menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Bapaknya berkata: “Janganla kamu taku,
Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.”

7
Page | 8

Saat pertemuan itulah nabi Musa ‘alaih al-salâm mendapatkan tawaran menjadi pekerja
dikeluarga itu untuk mengurus ternak, salah satu dari dua perempuan tersebut berkata pada
ayahnya dalam memberikan pertimbangan untuk mempekerjakan Musa, sebagaimana firman
Allah:

ُ‫ت ا ْستَأْ ِجرْ ه‬


ِ َ‫ت إِحْ دَاهُ َما يَا أَب‬
ْ َ‫قَال‬

“Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)”

Pertimbangan untuk menjadikan Musa pekerja dikeluarga itu Karena Musa ‘alaih al-
salâm mempunyai tubuh yang kuat dan dapat dipercaya.

ُ‫إِ َّن خَ ْي َر َم ِن ا ْستَأْ َجرْ تَ ْالقَ ِويُّ اأْل َ ِمين‬

“Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada
kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya.”

D. Dalil Sewa Menyewa

Dalil yang berkaitan dengan akad sewa-menyewa adalah QS. Al-Thalaq (65) ayat 6. Allah
SWT berfirman:

‫ض ُع لَهُ أُ ْخ َرى‬ ٍ ‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَئَاتُوه َُّن أُجُو َره َُّن َو ْأتَ ِمرُوا بَ ْينَ ُك ْم بِ َم ْعر‬
ِ ْ‫ُوف َوإِ ْن تَ َعا َسرْ تُ ْم فَ َستُر‬ َ ْ‫فَإ ِ ْن أَر‬

“Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah kepada


mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik. Dan
jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
untuknya.” (QS. Al-Thalaq (65): 6)

E. Hadis Sewa Menyewa

Begitu juga dalam hadis dijelaskan tentang akad sewa-menyewa dalam hadis qudsi, riwayat
Muslim serta riwayat Ibn Majah yang berbunyi:

‫ َو َر ُج ٌل ا ْستَأْ َج َر أَ ِج ْيرًا فَا ْستَوْ فَى‬,ُ‫ َو َر ُج ٌل بَا َع ُح ًّرا فَأ َ َك َل ثَ َمنَه‬,‫ َر ُج ٌل أَ ْعطَى بِي ثُ َّم َغ َد َر‬:‫ ثَالَثَةٌ أَنَا خَصْ ُمهُ ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬:ُ‫قَا َل هللا‬
ُ‫ْط أَجْ َره‬ِ ‫ ِم ْنهُ َولَ ْم يُع‬.

“Allah SWT berfirman (dalam hadis qudsi): ‘Ada tiga orang yang Akulah musuh mereka di
hari kiamat: 1) Orang yang memberikan (sumpahnya) demi nama-Ku lalu berkhianat; 2)
Orang yang menjual orang merdeka lalu memakan uangnya (hasil penjualannya); dan 3)
Orang yang menyewa (jasa) buruh, ia sudah memanfaatkannya namun tidak membayar
upahnya.’”  (HR. Bukhari)

8
Page | 9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sewa menyewa menurut bahasa disebut dengan Ijarah, al-Ijarah berasal dari kata al-
ajraran yang berarti al-iwadh yang berarti pengganti.

Ijarah menurut pengertian syara’ merupakan suatu akad untuk mendapatkan manfaat
dengan adanya pengganti.

B. Saran
Kepada para pihak yang melaksanakan sewa menyewa hendaklah melaksanakannya
sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

9
Page | 10

DAFTAR PUSTAKA

http://dwiliasetiawati14.blogspot.com/2017/05/sewa-menyewa-al-ijarah-dalam-
perspektif.html?m=1

https://msaa.uin-malang.ac.id/2019/10/10/akad-ijarah-dalam-kaca-mata-fiqh-klasik/

10

Anda mungkin juga menyukai