DOKUMENTASI AKREDITASI
No Dokumen :
Tanggal terbit :
No Revisi :
DINAS KESEHATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat Nya, kami
dapat menyelesaikan Pedoman Ruangan Kesehatan Ibu & KB Puskesmas Gunungsitoli Barat.
Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam
pelaksanaan persiapan akreditasi baik oleh pendamping maupun pelaksana akreditasi Puskesmas
Gunungsitoli Barat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
Gunungsitoli Barat adalah salah satu dari UPT Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli dengan wilayah
kerja yang mencakup 9 Desa yang ada di Kecamatan Gunungsitoli Barat.
Upaya peningkatan pelayanan Kesehatan Ibu & KB ditujukan untuk menunjang pelayanan
dasar, sehingga dapat mencegah angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya kesehatan keluarga
berencana dengan cara penjarangan kelahiran. Dengan semakin meningkatnya jumlah angka
kematian ibu dan bayi serta tingginya angka kelahiran.
B. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu &
KB yang bermutu di Puskesmas Gunungsitoli Barat
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Pedoman pelayanan kesehatan Ibu & KB adalah Petugas di ruangan kesehatan
Ibu & KB.
5. Mencegah BBLR
E. Batasan Operasional
Ruang kesehatan ibu dan KB adalah unit pelayanan kesehatan yang menyangkut
pelayanan antental , pelayanan nifas normal , pelayanan KB yang dilaksanakan sesuai
standar pelayanan kebidanan
BAB II
STANDAR KETENAGAKERJAAN
C. JADWAL KEGIATAN
Penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Ruangan Kesehatan Ibu & KB dilakukan setiap hari
kerja mulai hari senin sampai hari sabtu dari jam 08.00 – jam 14.30 yang meliputi pelayanan
ANC,KB Suntik,Pencabutan KB IUD & Implant,pemeriksaan IVA serta Konsultasi Nifas
Normal. Kecuali Pemasangan KB IUD & Implant serta Imunisasi hanya di layani pada hari
selasa, sebelum pelayanan di mulai agar petugas mempersiapkan sarana dan prasarana,dan
sesudah pelayanan petugas mencatat kegiatan serta mengelola peralatan yang telah dipakai
selama pelayanan agar tersusun rapih dan bersih.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Pintu masuk
Lemari alat
Troli alat
Meja
Ginekologi
Baskom
Cuci alat
B. Standar Fasilitas
Standar
Ruangan kesehatan ibu (KIA) , KB .
I. 1Set alat pemeriksaan Kesehatan Ibu & KB (menurut permenkes)
Jumlah minimum
Ketersediaan di
No Set Pemeriksaan Ibu dan KB (Buah) sesuai
Ruang Ibu dan KB
PMK 75 2014
1 1/2 Klem Korcher 1 buah
2 Anuskop 3 buah -
3 Bak Instrumen dengan tutup 1 buah 2 buah
4 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 buah 2 buah
5 Doppler 1 buah 1 buah
6 Gunting Benang 1 buah 1 buah
7 Gunting Verband 1 buah 1 buah
8 Korcher Tang 1 buah -
9 Mangkok untuk Larutan 1 buah 3 buah
10 Meja Instrumen / Alat 1 buah 1 buah
11 Meja Periksa Ginekologi dan kursi pemeriksa 1 buah 1 buah
12 Palu Refleks 1 buah 1 buah
13 Pen Lancet 1 buah -
14 Pinset Anatomi Panjang 1 buah 1 buah
15 Pinset Anatomi Pendek 1 buah 1 buah
16 Pinset Bedah 1 buah 1 buah
17 Silinder Korentang Steril 1 buah 1 buah
18 Sonde mulut 1 buah -
19 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 3 buah 3 buah
20 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 2 buah 2 buah
21 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 5 buah 8 buah
22 Spekulum Vagina (Sims) 1 buah -
23 Sphygmomanometer Dewasa 1 buah -
24 Stand Lamp untuk tindakan 1 buah 1 buah
25 Stetoskop Dewasa 1 buah 1 buah
26 Stetoskop Janin / Fetoscope 1 buah -
27 Sudip lidah logam / Spatula Lidah Logam panjang 2 buah -
12 cm
28 Sudip lidah logam / Spatula Lidah Logam panjang 2 buah -
16,5 cm
29 Tampon Tang 1 buah -
30 Tempat Tidur Periksa 1 buah -
31 Termometer Dewasa 1 buah -
32 Timbangan Dewasa 1 buah 1 buah
33 Torniket Karet 1 buah -
II.1Set alat pelayanan KB ( menurut Permenkes)
Jumlah minimum
Ketersediaan di
No Set pemeriksaan Ibu dan KB (Buah) sesuai
Ruang Ibu dan KB
PMK 75 2014
1 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 buah 1 buah
2 Implant Kit 1 buah 1 buah
3 IUD Kit 1 buah 1 buah
Jumlah minimum
Ketersediaan di
No Set Perlengkapan Ibu dan KB (Buah) sesuai
Ruang Ibu dan KB
PMK 75 2014
1 Bet pemeriksaan Ibu Hamil -
2 Bet ginekologi 1 buah
3 Bantal dan sarungnya 1 buah 1 buah
4 Safety box 1 buah 1 buah
5 Baskom cuci tangan 1 buah 1 buah
6 Lemari obat 1 buah
7 Lemari alat 1 buah
8 Lemari arsip 1 buah -
9 Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah -
10 Tempat sampah medis dan Non medis 2 buah 1 buah
11 Handuk untuk mengeringkan alat 3 buah
12 Troli 1 buah
13 Lampu sorot/senter 1 buah
14 Ari timer 1 buah -
15 Celemek plastik 1 buah -
16 Duk bolong sedang 2 buah -
17 Perlak 2 buah -
18 Pispot 1 buah -
19 Pita pengukur lila 1 buah 1 buah
20 Pompa payudara 1 buah -
21 Selimut 1 buah -
22 Seprei 2 buah -
23 Toples kasa steril dan kapas 1 buah 1 buah
24 Waskom bengkok kecil 1 buah 2 buah
Jumlah minimum
Ketersediaan di
No Set Bahan Medis Habis Pakai (Buah) sesuai
Ruang Ibu dan KB
PMK 75 2014
1 Handscoon Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
2 Masker Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
3 Spuit Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
4 Alkohol Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
5 Kapas Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
6 Kasa steril dan non steril Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
7 Betadine Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
8 Plester Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
9 Sabun tangan/ antiseptik Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
10 Sabun cuci alat Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
11 Bayclin Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
12 Cuka Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
13 Lidi kapas steril Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
14 Bisturi Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
15 Benang chromic cetgut Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
16 Kain steril Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
17 Lubrikan Gel Sesuai Kebutuhan Sesuai Kebutuhan
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A.LINGKUP KEGIATAN
1. Lingkup pelayanan poli Kesehatan Ibu & KB adalah pelayanan perseorangan yang
dilakukan secara continum.
2. Prinsip pelayanan adalah :
a. Kontak pertama
b. Layanan bersifat pribadi
c. Pelayanan paripurna
d. Paradigma sehat
e. Pelayanan berkesinambungan
f. Berorientasi pada keluarga dan masyarakat family and community oriented.
Memperhatikan hak dan kewajiban pasien,pendidikan pasien dan keluarga
sehingga pasien dan keluarga dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan
tindakan Kebidanan berdasarkan pengetahuan yang benar dan ilmiah.
g. Pelayanan memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan pasien.
ALUR PELAYANAN
Pendaftaran
laboratorium Rujuk
Farmasi
Pulang
Ruang Tunggu
APOTIK
PINTU MASUK
Ruang Pemeriksaan Umum
LABORATORIUM
5. Mekanisme rujukan
1. Rujukan dilakukan kefaskes terdekat sesuai dengan sistem rujukan
2. Rujukan berdasarkan indikasi medis
B. METODE
• Rujukan berencana
Rujukan berencana adalah rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang lebih panjang ketika
keadaan umum ibu masih relatif lebih baik, misalnya di masa antenatal atau awal persalinan ketika
didapati kemungkinan risiko komplikasi. Karena tidak dilakukan dalam kondisi gawat darurat,
rujukan ini dapat dilakukan dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih beragam, nyaman, dan
aman bagi pasien.
PERENCANAAN RUJUKAN
Komunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena rujukan harus
medapatkan pesetujuan dari ibu dan/atau keluarganya. Tenaga kesehatan perlu memberikan
kesempatan, apabila situasi memungkinkan, untuk menj
awab pertimbangan dan pertanyaan ibu serta keluarganya. Beberapa hal yang disampaikan
sebaiknya meliputi:
• Diagnosis dan tindakan medis yang diperlukan
• Alasan untuk merujuk ibu
• Risiko yang dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan
• Tujuan rujukan
Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini (secara langsung) sesegera mungkin:
Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil pemeriksaan, tujuan rujukan, serta
nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan)
• Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
• Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
• Hasil pemeriksaan penunjang
Pastikan ibu yang dirujuk telah membawa berkas yang di butuhkan (Surat Rujukan,fotocopy
KTP,KK,BPJS).
STATUS GENERALIS :
KEPALA : PARU :
MATA : PAYUDARA :
GIGI : ABDOMEN :
THYROID : TULANG :
BELAKANG
JANTUNG : EKSTREMITAS :
STATUS OBSTETRI :
IMUNISASI,SUPLEMEN,DAN KIE
1. Skrining status TT
2. Zat besi dan asam folat
1. Kehamilan normal
2. Kehamllan dengan masalah khusus
3. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi atau
kerjasama penanganannya
4. Kehamilan dengan kondisi gawat darurat yang membutuhkan rujukan segera
PEMERIKSA
Nama : .......................................
Seringkali informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan tidak diterapkan atau digunakan oleh ibu
karena tidak dimengerti atau tidak sesuai dengan kondisi ataupun kebutuhan mereka. Hal ini dapat
terjadi karena komunikasi yang terjadi antara tenaga kesehatan dan ibu terjadi hanya satu arah
sehingga ibu tidak mendapatkan dukungan yang cukup untuk menerapkan informasi tersebut.
Konseling merupakan proses interaktif antara tenaga kesehatan dan ibu serta keluarganya. Selama
proses tersebut, tenaga kesehatan mendorong ibu untuk saling bertukar informasi dan memberikan
dukungan dalam perencanaan atau pengambilan keputusan serta tindakan yang dapat meningkatkan
kesehatan ibu.
C. LANGKAH KEGIATAN
LANGKAH-LANGKAH KONSELING
1. Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengerti situasi ibu dan latar belakangnya. Lakukan
klarifikasi bila diperlukan dan jangan menghakimi.
2. Identifikasi kebutuhan ibu, masalah ibu, dan informasi yang belum diketahui ibu. Pelajari
setiap masalah yang ada serta dampaknya terhadap berbagai pihak (ibu, suami, keluarga,
komunitas, tenaga kesehatan, dan sebagainya).
3. Tanyakan pendapat ibu mengenai solusi alternatif apa yang dapat dilakukan untuk
meyelesaikan masalah yang ia hadapi.
4. Identifikasi kebutuhan ibu terhadap informasi, sumber daya, atau dukungan lain untuk
memecahkan masalahnya.
5. Susun prioritas solusi dengan membahas keuntungan dan kerugian dari berbagai alternatif
pemecahan masalah bersama ibu.
6. Minta ibu untuk menentukan solusi apa yang paling memungkinkan untuk mengatasi
masalahnya.
7. Buatlah rencana tindak lanjut bersama.
8. Evaluasi pelaksanaan rencana tindak lanjut tersebut pada pertemuan konseling berikutnya.
KETERAMPILAN KONSELING
Mengajukan pertanyaan
Dalam berkomunikasi, kita mengenal dua jenis pertanyaan:
• Pertanyaan tertutup memiliki jawaban pasti dan biasa dipakai untuk mendapatkan data riwayat
kesehatan ibu, misalnya: “Berapa usia Anda?” atau “Mengapa anda ingin menggunakan KB”?
• Pertanyaan terbuka menggali informasi terkait situasi, emosi, perasaan, sikap, pengetahuan,
maupun kebutuhan ibu, misalnya “Apa yang Anda rasakan setelah melahirkan?” atau
“Ceritakanlah mengenai apa yang anda rasakan setelah menggunakan KB? ”
Memberikan informasi
Sebelum memberikan informasi, tenaga kesehatan harus mengetahui sejauh mana ibu telah
memahami informasi yang akan disampaikan dan memberikan informasi baru yang sesuai dengan
situasi ibu.
Contoh:
Bidan: Apakah Ibu sudah mengerti bagaimana perubahan fisik jika dinyatakan hamil ?
Bidan: Betul sekali Bu. Selain itu, ada pula beberapa jenis makanan tertentu yang perlu Ibu
konsumsi lebih banyak. Apa Ibu sudah tahu makanan apa saja itu?
Ibu: Sayur, daging…
Bidan: Ya, benar. Makanlah lebih banyak sayur dan daging, juga buah, kacang-kacangan, ikan,
telur, keju, dan susu. Ibu tahu mengapa Ibu perlu mengkonsumsinya?
Ibu: Agar bayinya sehat
Bidan: Ya, makanan-makanan itu akan mendorong pertumbuhan bayi dan menjaga Ibu tetap sehat.
Apakah ada lagi yang ingin ibu tanyakan mengenai apa yang harus ibu makan selama hamil?
Fasilitasi
Penting diingat bahwa konselor tidak boleh memaksa ibu untuk mengatasi masalahnya dengan solusi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan ibu. Bimbinglah ibu dan keluarganya untuk menganalisa
kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan yang mereka miliki dan memutuskan sendiri pilihannya.
PERSETUJUAN TINDAKAN
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas secara
benar dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan saya telah menerima informasi sebagaimana diatas dan
saya tandatangani dikolom kanannya dan telah memahaminya
PEMBERIAN INFORMASI
Bidan Pelaksan Tindakan
Pemberi informasi
Penerima informasi/pemberi
persetujuan
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDA
1 Pemberian imunisasi TT
2 Pemasangan dan
pencabutan IUD
3 Pemasangan dan
pencabutan IMPLANT
4 Persetujuan untuk dirujuk
ke faskes yang memadai
5 Persetujuan pemriksaan
laboratorium
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas secara Tanda tangan
benar dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan atau
berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas secara Tanda tangan
benar dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan atau
berdiskusi
Bila pasien tidak komplein atau tidak mau menerima informasi maka penerima informasi
adalah wali atau keluarga terdekat
PERSETUJUAN TINDAKAN KEBIDANAN
Yang bertandatangan dibawah ini , saya , nama ………….. umur....... tahun , laki-laki/perempuan
Alamat ………………
Dengan ini menyatakan persetujuan untuk dilakukan tindakan ……………………………………….
Terhadap saya,……………… saya, bernama ………………………. Umur……. Tahun , laki-
laki//perempuan
Saya memahami perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan seperti diatas
kepada saya termasuk resiko dan komplikasi yang mungkin timbul .
PEMBERIAN INFORMASI
Bidan Pelaksan Tindakan
Pemberi informasi
Penerima informasi/pemberi
persetujuan
JENIS INFORMASI ISI INFORMASI TANDA
1 Pemberian imunisasi TT
2 Pemasangan dan
pencabutan IUD
3 Pemasangan dan
pencabutan IMPLANT
4 Persetujuan untuk dirujuk
ke faskes yang memadai
5 Persetujuan pemriksaan
laboratorium
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas secara Tanda tangan
benar dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan atau
berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas secara Tanda tangan
benar dan jujur dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan atau
berdiskusi
Bila pasien tidak komplein atau tidak mau menerima informasi maka penerima informasi
adalah wali atau keluarga terdekat
PENOLAKAN TINDAKAN KEBIDANAN
Yang bertandatangan dibawah ini , saya , nama ………….. umur....... tahun , laki-laki/perempuan
Alamat ………………
Dengan ini menyatakan persetujuan untuk dilakukan tindakan ……………………………………….
Terhadap saya,……………… saya, bernama ………………………. Umur……. Tahun , laki-
laki//perempuan
Saya memahami perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan seperti diatas
kepada saya termasuk resiko dan komplikasi yang mungkin timbul .
BAB V
LOGISTIK
B. Alat Kesehatan
Perencanaan Kebutuhan Alat Kesehatan dilakukan ditiap awal tahun( Lokakarya Mini
Bulan Januari) untuk persiapan tahun berikutnya. Untuk pemeliiharaan akan dilaksanakan
kalibrasi berkala sesuai standar. Sedangkan peralatan yang mengalami kerusakan akan
dilakukan recall
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
Tujuan system ini adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu,
system keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar terciptanya budaya keselamatan pasien
diwilayah kerja puskesmas
Untuk itu sebaiknya menerapkan 7 standar keselamatan pasien, 7 langkah keselamatan pasien,
dan 6 sasaran keselamatan pasien .
1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan yang
seharusnya diambil
Standar IV. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
Standar:
Puskesmas harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Setiap puskesmas harus melakukan proses perancangan (desain)yang baik, mengacu pada
visi, misi, dan tujuan puskesmas,kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah
klinis terkini,praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi
pasien.
Setiap puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait
dengan : pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan,
keuangan.
Setiap puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua insiden, dan secara
proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.
Setiap puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk
menentukan perubahan sistem yang diperlukan,agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien
Standar:
1. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen
informasi yang ada.
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses
identifikasi. Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi
seorang pasien,seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir dan lain-lain. Suatu proses
kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakandan/atau prosedur agar dapat memastikan
semua kemungkinan situasiuntuk dapat diidentifikasi.
Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat
daftar obat-obat yang perlu diwaspadaiberdasarkan data yang ada di puskesmas. Kebijakan dan/atau
prosedur sehingga membatasi akses, untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja/kurang hati-hati.
Basahi tangan dengan air Balurkan sabun ke seluruh Gosokkan telapak dengan
permukaan tangan telapak
Telapak kanan di atas Telapak dengan telapak Bagian belakang jari pada punggung telapak kiri
dengan jari saling telapak dengan posisi dan sebaliknya menyilang saling mengunci
Gosok jempol dengan Kelima jari kanan Bilas kedua tangan gerakan memutar menguncup digosok
dengan air memutar pada telapak kiri dan sebaliknya
Keringkan tangan dengan Gunakan tisu/handuk Tangan Anda kini sudah tisu/handuk bersih dan
tersebut untuk mematikan bersih kering kran, lalu buang/cuci agar tidak digunakan orang lain
PEMROSESAN INSTRUMEN
Untuk instrumen yang dipakai ulang, lakukan 3 langkah pokok yang ada di BAGAN 2:
1. Dekontaminasi
2. Pencucian dan pembilasan
3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
*DTT adalah metode alternatif jika fasilitas sterilisasi tidak tersedia.
1. DEKONTAMINASI
Rendam instrumen bekas pakai di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. (lihat
BAGAN 3)
Contoh:
Membuat larutan klorin 0,5% dari larutan pemutih (klorin 5%)
Jumlah bagian air = (5% / 0,5%) – 1 = 10 – 1 = 9
Larutan klorin 0,5% dapat dibuat dengan menambahkan 1 bagian larutan pemutih (klorin 5%) dengan
9 bagian air, misalnya 100 ml Larutan pemutih dengan 900 ml air
u Saat mencuci alat, kenakan sarung tangan tebal/sarung tangan rumah tangga dan berhati-hatilah
jangan sampai tertusuk instrumen tajam.
u Jika tidak segera dipakai, instrumen yang sudah disterilisasi harus dijaga agar tidak terkontaminasi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa
yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar produk
layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah yang
telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga
mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula
bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa
layanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Pada Puskesmas kecamatan gunungsitoli barat untuk mengendalikan mutu pelayanan medis di
sediakan kotak saran supaya pasien dapat menyampaikan sarannya sebagai memperbaiki pelayanan
kami dan di setiap unit pelayanan juga terpasang kotak kepuasan untuk survey kepuasan pelanggan dan
mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan di Puskesmas kecamatan gunungsitoli barat tidak
terkecuali poli kesehatan ibu dan KB di Puskesmas kecamatan gunungsitoli barat. Hasil dari survey
pelanggan di analisa sehingga dapat merumuskan follow up dari permasalahan yang ada.
Bila terjadi KTD, KNC, KTC, dan KPC yaitu :
1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
misalkan, pasien jatuh dari bed, jatuh dari brankar, jatuh dari kursi roda.
2. KNC (Kejadian Nyaris Cedera) adalah terjadi insiden yang belum sampai terpapar ke pasien
misalnya, salah obat terapi segera diganti, pemberian obat salah orang tetapi segera diperbaiki,
salah dosis tetapi segera diperbaiki.
3. KTC (Kejadian Tidak Cedera) adalah insiden yang sudah terpapar kepasien tetapi tidak timbul
cedera misalanya, reaksi transfuse tetapi tidak mengakibatkan cedera, salah pemberian obat
tidak berakibat cedera.
4. KPC (Kejadian Potensial Cedera) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera tetapi belum terjadi insiden.
5. Kejadian sentimel adalah KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius
misalnya, pasien bunuh diri, salah diagnose dan salah pemberian obat yang berakibat
kematian.
Peristiwa KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu dan Keselamatan
Pasien untuk segera di follow up bersama-sama dengan Anggota Tim Mutu dan keselamatan pasien
Puskesmas kecamatan gunungsitoli barat.
Indikator mutu yang digunakan pada Ruangan Poli Kesehatan Ibu dan KB Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Barat dalam memberikan pelayanan adalah :
BAB IX
PENUTUP
Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Klinis yang dapat dipakai sebagai acuan di
dalam pelayanan klinis di Ruang Kesehatan Ibu dan Kb untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara
keseluruhan di Puskesmas kecamatan gunungsitoli barat. Pedoman ini akan mengalami perbaikan
dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu sehingga diperlukan evaluasi secara teratur dan
berkelanjutan dalam hal pemantauannya. Dengan adanya suatu pedoman pelayanan maka kegiatan
pelayanan secara khusus di rawat jalan dapat mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien.
REFERENSI
LAMPIRAN
1. Surat keputusan kepala puskesmas tentang pola ketenagaaan