Anda di halaman 1dari 37

SPESIFIKASI REVITALISASI PASAR RAKYAT PAMOTAN

KEC. PAMOTAN KAB. REMBANG


DIVISI-1

SPESIFIKASI UMUM

PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN PENUNJANG

Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
proyek. Sebelum segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat dan kontraktor
telah memiliki Shop Drawing.
Sepuluh hari setelah pengumuman pemenang, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
(Pejabat Pembuat Komitmen) tentang rencana tata letak, pemasangan, kapasitas pekerjaan pendukung
secara rinci untuk dikoreksi dan disetujui oleh Direksi (Pejabat Pembuat Komitmen). Bila penyedia Jasa
bermaksud meletakkan pekerjaan pendukung ini di luar lokasi kegiatan, maka semua biaya dan
keterlangsungan yang timbul akibat itu menjadi resiko Penyedia Jasa dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk meminta perpanjangan waktu pelaksanaan.

Sedangkan pekerjaan Persiapan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :

A. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/mendatangkan peralatan, personil dan perlengkapan untuk
melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan
sesuai dengan gambar kerja. Dalam pelaksanaan proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
yang dilakukan terdiri dari :
 Waterpass/Autolevel
 Concrete Mixer
 Stamper Plat
 Peralatan Las
 Generator Set
 Crane Statis

Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer. Trailer yang digunakan harus
memiliki perlengkapan yang memadai. Demobilisasi pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian
dan pemindahan peralatan yang telah digunakan. Dan pengembalian kondisi lapangan yang telah
digunakan sebagai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang dan lain sebagainya kembali ke
kondisi awal.

B. Personil yang dibutuhkan :


Jumlah Pendidikan Pengalaman
No. Jabatan Keahlian
Personil Minimum Kerja
1 Site Manager 1 (satu) SKATeknikBangunanGedung S1 Teknik 3 tahun

1-1


orang (201) – Muda Sipil /
(mempunyai NPWP) Arsitektur
2 Tenaga Ahli K3 1 (satu) SKA Ahli K3 Konstruksi(603)– S1 Teknik 3 tahun
Konstruksi orang Muda di sertai sertifikat pelatihan Sipil /
K3 Konstruksi Arsitektur
(mempunyai NPWP)
3 Pelaksana 1 (satu) SKT Pelaksana Bangunan SMK 2 tahun
Bangunan orang Gedung (TA022) / SKT Bangunan
Gedung Pelaksana Bangunan
Gedung / Pek.Gedung
(TS051)
4 Juru Gambar 1 (satu) SKT Juru Gambar Arsitek SMK 2 tahun
orang (TA003) / Juru Gambar Draftman Bangunan
Sipil (TS003)

C. Peralatan Yang dibutuhkan :


No. Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah
1 Concrete Mixer 0.3 m3 2 Unit
2 Waterpass / Autolevel - 1 Unit
3 Stamper plate - 1 Unit
4 Peralatan Las - 1 Unit
5 Generator Set - 1 Unit
6 Crane Statis 2 ton 1 Unit

1.1 SATUAN PENGUKURAN


Satuan pengukuran yang digunakan dalam proyek ini adalah sistem metrik.

1.2 DATUM
Pada setiap gambar konstruksi paling tidak sebuah ketinggian utama harus dikaitkan dengan
keseluruhan data.

1.3 BENCH MARK


Bench Mark (BM) yang disediakan di lapangan selama survei terdahulu harus digunakan oleh
Kontraktor untuk Kontrak ini, semua jalur dan ketinggian yang ditunjukkan pada gambar-gambar harus
dihubungkan dengan titik ini. Sebelum dimulainya pekerjaan seperti yang diisyaratkan dalam kontrak
ini, pemeriksaan seluruh lokasi dan ketinggian dari titik ini harus secara bersama-sama dilaksanakan
oleh Direksi dan Kontraktor dan harus disetujui tempat dan ketinggian dari setiap titik.
Kontraktor harus melindungi semua BM dari kerusakan atau salah pemindahan. Apabila suatu BM
pindah atau rusak, Kontraktor harus membetulkan, mengganti dan/atau menempatkan kembali hingga
memuaskan Direksi.

1-2


Suatu pemeriksaan bersama secara periodik atas semua lokasi Bench Mark dan ketinggiannya harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dan Direksi. Tanpa pemeriksaan semacam itu Kontraktor harus
bertanggungjawab menjamin ketelitian pelaksanaan pekerjaan tahap permanen.

1-3


1.4 PENGAMATAN
Pengamatan Cuaca dan Bencana
Selama pelaksanaan proyek, Kontraktor diwajibkan mencatat dan melaporkan kondisi cuaca dan
bencana setiap hari kerja.Yang dimaksud cuaca adalah hujan dan angin.Sedang bencana adalah
seperti banjir, gempa, kebakaran, dan sebagainya yang terjadi di luar kekuasaan manusia.

1.5 JAMINAN KUALITAS


1.5.1 Gangguan
Kontraktor harus merencanakan dan mengkoordinasikan pekerjaan untuk mengurangi
gangguan terhadap instalasi atau fasilitas yang sudah ada atau gangguan diantara
beberapa pekerjaan dan disiplin.
Apabila gangguan ini terjadi, Direksi akan menentukan pengaturan tempat kembali dari
setiap bagian tanpa mempertimbangkan yang mana yang telah dikerjakan lebih dahulu.
Tempat peralatan dan/atau bahan-bahan harus disesuaikan sebagaimana yang diminta
dengan semua bahan penunjang dan tenaga kerja yang diperlukan untuk pekerjaan
direncanakan.

1.5.2 Mutu Pekerjaan


Direksi hanya akan menyetujui pekerjaan dengan mutu yang memenuhi standar.
Pekerjaan dengan mutu di bawah standar tidak akan diterima.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi nama-nama karyawan yang dipekerjakan
dengan kualifikasi dan pengalamannya yang baik dalam pekerjaan yang
dilaksanakannya.Direksi berhak meminta mengganti karyawan yang tidak sesuai dengan
standar.

1.5.3 Alat dan Bahan


Semua alat dan bahan-bahan yang digunakan, kecuali jika ditentukan lain dan disetujui
oleh Direksi, harus dalam keadaan baik dan bebas dari cacat atau ketidaksempurnaan
serta harus berasal dari produksi standar terbaru dari pabrik yang biasa dipesan untuk
pembuatan alat dan bahan-bahan semacam itu.

1.5.4 Kondisi Lingkungan


Semua bahan dan alat yang digunakan, sebagaimana yang diterapkan dalam kontrak ini
harus memadai dan sesuai dengan keadaan lingkungan proyek.
Semua bahan dan alat harus memadai dan sesuai dengan Kontrak, dan Kontraktor harus
mengetahui benar-benar keadaan lingkungan proyek.

1.5.5 Pemeriksaan

1-4


Tanggung jawab terhadap pemeriksaan bahan-bahan, pembuatan oleh pabrik berada
pada pihak Kontraktor, tetapi Direksi tetap berhak untuk memeriksa setiap waktu selama
pekerjaan berlangsung untuk menjamin bahwa bahan-bahan dan mutu pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi dan pelaksanaan kerja yang paling baik. Pemeriksaan yang
dilaksanakan Direksi terhadap pekerjaan tidak harus menyebabkan Kontraktor lepas dari
tanggung jawab sepenuhnya terhadap mutu pekerjaan.Kesalahan atau kekurangan yang
ditemukan selama pembuatan di pabrik dan setiap bahan yang ditemukan tidak sempurna
harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.

1.5.6 Penyimpanan
Untuk mendapat persetujuan.Untuk mendapatkan persetujuan Direksi, Kontraktor harus
menyiapkan dan menyerahkan rencana yang terinci lengkap dengan spesifikasinya dalam
waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari.Dibawah ketentuan kontrak, Kontraktor harus
tetap bertanggungjawab atas tidak selesainya pekerjaan dalam jangka waktu atau waktu-
waktu yang ditentukan dalam kontrak.
Persetujuan rencana dan persetujuan atas rencana alternatif oleh Direksi tidak
menyebabkan Kontraktor bebas atas kewajiban-kewajiban menurut ketentuan kontrak dan
Kontraktor harus menjamin rencana tersebut untuk tujuan yang dimaksud dari bagian itu
atau bagian-bagian dari pekerjaan yang rencana alternatifnya telah diserahkan oleh
Kontraktor.

1.5.7 Persyaratan Keamanan


Kontraktor harus menyediakan semua tanda peringatan, penghalang untuk keamanan,
alat pemadam kebakaran dan lain-lain yang diperlukan atau yang diminta oleh Direksi,
untuk menjamin keamanan personil dan kendaraan-kendaraan dalam lingkungan kerja
dan jalan masuknya.

1.5.8 Pengawasan Pabrikan


Kontraktor harus meminta pabrik yang alatnya banyak dibeli atau dipakai atau merupakan
peralatan ataupun konstruksi khusus untuk menyediakan pelayanan teknisi yang bermutu
untuk mengawasi, memeriksa, menyelesaikan dan menjalankan alat yang telah dipasang,
sebelum atau pada waktu alat tersebut diperiksa dan atau dipergunakan.
Pengawasan, pemeriksaan, penyelesaian dan pengoperasian tersebut tidak akan
membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk melaksanakan terpasangnya
alat dengan baik dan siap untuk pengoperasian.

1.5.9 Pembersihan
Kontraktor harus meninggalkan bangunan-bangunan dan daerah-daerah kerja dalam
keadaan sepenuhnya bersih dan rapi.Kontraktor harus membersihkan lokasi perkerjaan
dari sisa – sisa bahan dan peralatan yang tidak terpakai.Kontraktor harus memindahkan
semua halangan-halangan sementara, peringatan-peringatan dan alat pelindung
sementara setelah memperbaiki tempat tersebut kepada keadaan semula.

1-5


1.6 PENGAWASAN KUALITAS
Kontraktor harus memakai (i) sistem pemeriksaan yang baik dan melaksanakan pemeriksaan yang
dimaksud serta menguji bahwa pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai dengan kontrak dengan
persyaratannya dan (ii) memelihara serta menyediakan untuk Direksi, catatan-catatan yang memadai
dari pemeriksaan dan pengujian tersebut.Pemeriksaan kualitas harus mengacu pada peraturan
standar Indonesia.

1.7 DAERAH KERJA KONTRAKTOR


Kontraktor bekerja sama dengan pemilik, pejabat setempat dan pemilik tanah untuk menetapkan
seluruh daerah kerja Kontraktor. Dalam hal ini, Kontraktor bila perlu mendirikan dan memelihara
kantor, gudang-gudang, perbekalan, bengkel reparasi, bengkel kerja, penyimpanan kendaraan,
penyimpanan bahan dan lain-lain, serta semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan kerja demi
tercapainya efisiensi kerja.
Dibawah pengawasan Direksi, Kontraktor juga harus mendirikan, memelihara, dan menjalankan atau
menyewa sebuah laboratorium beserta ruangan dan alat yang lengkap guna pengujian agregat, contoh
beton, tanah dan batu, serta lain-lain sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis.
Apabila fasilitas diatas tidak dapat ditampung didaerah kerja, Kontraktor akan memberikan tata letak
dari instalasi di lapangan dimana ditentukan perkiraan luas yang diperlukan.
Tiga puluh hari sebelum tanggal dimana Kontraktor memulai pembangunan perkemahan, Kontraktor
harus menyerahkan gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi dengan rincian mempermudah
penentuan lokasi yang tepat, untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Tidak ada perkemahan lain
yang akan dibangun selain perkemahan yang sifatnya sementara yang pembangunannya menurut
gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Tanpa menunggu persetujuan Direksi, Kontraktor harus mentaati hukum dan peraturan setempat yang
mengatur bangunan, pemeliharaan atau pengelolaan kemah-kemah mereka serta harus
bertanggungjawab atas setiap kerusakan atau tuntutan yang diakibatkan dari tidak memadai atau tidak
layaknya fasilitas.

1.8 PELAYANAN UNTUK PERKEMBANGAN DAN DAERAH KERJA KONTRAKTOR


1.8.1 Pelayanan Umum
Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan sumber tenaga listrik,
penerangan, air, sarana komunikasi, tempat pembuangan air kotor dan sampah selama
masa konstruksi.

1.8.2 Penjagaan dan Penerangan


Untuk menjaga keselamatan kerja, Kontraktor harus menyediakan dan memelihara
pelampung atau tanda-tanda lain, lampu penerangan, penjagaan, pagar dan penjaga
apabila diminta oleh Direksi atau pejabat resmi untuk perlindungan pekerjaan. Kontraktor

1-6


harus mengganti setiap kerugian dan membebaskan pemilik dari setiap kerugian atau
kerusakan yang diderita pihak ketiga karena kesalahan Kontraktor yang tidak
menyediakan lampu atau tanda-tanda lain yang diperlukan.

1.8.3 Lain-lain
Kegiatan survei adalah tanggung jawab Kontraktor, tetapi Direksi berhak untuk memeriksa
survei tersebut selama masa berlakunya Kontrak.
Atas permintaan Direksi, semua survei yang diperlukan dan peralatan yang digunakan
oleh Direksi untuk pengujian dan pemeriksaan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus mendirikan stasiun meteorologi yang memenuhi syarat untuk pencatatan
temperatur, arah dan kecepatan angin, tekanan barometrik, curah hujan, kelembaban dan
lain-lain. Kontraktor harus mencatat data-data tersebut setiap hari, diperiksa dan
diserahkan setiap bulan kepada Direksi.

1.9 JALAN MASUK KE DAERAH KERJA

Pada awal pekerjaan, Kontraktor harus menjamin adanya jalan masuk ke daerah kerja yang
memungkinkan untuk pemindahan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.

Kontraktor harus memperbaiki dan memelihara jalan masuk untuk menghindari kelambatan angkutan
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
Jalan masuk sementara harus sekecil mungkin menghalangi alinemen jalan-jalan yang ada.

Semua pengoperasian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan pekerjaan sementara
sedapat mungkin memenuhi persyaratan Kontrak agar tidak menggangu saluran-saluran air umum,
jalan-jalan umum atau pribadi, jalan setapak ke atau dari tanah milik orang lain atau Pemilik Proyek.
Kontraktor harus mengganti kerugian kepada Pemilik terhadap semua tuntutan-tuntutan secara hukum,
proses hukum, kerugian, biaya-biaya, ongkos-ongkos dan pengeluaran apapun yang timbul atau dalam
hubungannya dengan setiap hal semacam itu sejauh masih menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Kontraktor harus menyesuaikan pekerjaannya dengan peraturan dari pejabat pengawasan pelabuhan,
jalan raya, jalan kereta api dan harus mematuhi perintah-perintah dari pejabat yang berwenang dari
instansi tersebut tentang penggunaan jalan air pelabuhan, jalan raya, jalan kereta api. Pelaksanaan
pekerjaan oleh Kontraktor harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu, merusak dan
membahayakan penggunaan dan bekerjanya fasilitas pelabuhan yang ada termasuk jalan air, jalan,
jalan kereta api, dan lalu lintas setempat, kecuali mendapat persetujuan dari Direksi untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.

1-7


Kontraktor harus mengganti kerugian atas kerusakan pada jalan, jembatan dan hak milik orang lain,
sebagaimana tersebut diatas karena kelalaian Kontraktor atau Sub Kontraktornya dalam hubungannya
dengan pelaksanaan pekerjaan.

1.10 KANTOR DIREKSI


Kontraktor harus menyediakan kantor dengan luas minimal 21 m2.
Atas persetujuan Direksi kantor harus dilengkapi dengan meja, kursi meja rapat, meja gambar, lemari
arsip, dan lain-lain.
Kontraktor harus menyediakan Buku Tamu dan Buku Direksi.
Gambar rencana, time schedule, dipasang di kantor direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan fasilitas-fasilitas tersebut dan
harus menyediakan kelengkapan sarana keperluan kantor, barang sanitasi dan konsumsi selama
masa kontrak.

1.11 PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor harus menyediakan papan nama proyek yang terbuat dari kayu papan atau seng plat atau
bahan lain yang disetujui oleh direksi dengan ukuran 1,5 m x 1,2 m.
Papan nama setidaknya harus mencakup informasi:
- Nama dinas pemilik pekerjaan
- Nama Kegiatan / Pekerjaan
- Volume pekerjaan
- Nilai kontrak
- Jangka waktu pelaksanaan
- Tanggal mulai dan berakhirnya pekerjaan
- Nama penyedia jasa baik jasa konstruksi maupun jasa pengawas.

1.12 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


Kontraktor harus menyediakan peralatan kesehatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi
kecelakaan kerja. Peralatan kesehatan harus tersedia di kantor direksi yang disimpan dalam kotak
yang ditempatkan pada tempat sehingga dengan mudah dapat dilihat dan dijangkau.
Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan kerja yang harus dipakai oleh pekerja minimal :
- Helm proyek
- Rompi
- Sepatu keselamatan

1.13 PENYERAHAN-PENYERAHAN KONTRAKTOR


1.13.1 Umum

1-8


 Rencana proyek termasuk peralatan konstruksi, alat dan rencana tenaga kerja.
 Rencana kejadian penting bagi persiapan dokumen, pengadaan, pengapalan,
pembangunan dan pemasangan.
 Program pengawasan kualitas.
 Catatan dokumen yang dikirimkan untuk pemeliharaan, informasi atau persetujuan.
 Program penyerahan.
 Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.
 Daftar pemasok.
 Daftar gambar-gambar Kontraktor.
 Gambar-gambar dari pemasok dan dokumen-dokumen termasuk spesifikasi, data,
daftar bagian-bagian dan suku cadang yang disarankan.
 Gambar-gambar dari Kontraktor, data dan perhitungan fasilitas-fasilitas sementara
dan daerah kerja Kontraktor.
 Daftar alat utama, daftar suku cadang yang disarankan, dan jadwal pemberian
minyak pelumas.
 Laporan pemeriksaan/pengujian pabrik dan prosedur.
 Laporan kemajuan bulanan.
 Laporan akhir proyek.

Setiap perubahan di lapangan dari gambar perencanaan/spesifikasi, Kontraktor harus


membuat Shop Drawing (gambar kerja) sebelum suatu komponen kerja dilaksanakan, dan
untuk selanjutnya dimasukkan dalam “as built drawing” yang disiapkan oleh
Kontraktor.Setiap saat pada masa konstruksi, kontraktor harus menyediakan gambar-
gambar yang telah direvisi sebagai referensi oleh Direksi.

1.13.2 Pekerjaan Sipil dan Struktur


 Usulan lokasi pengambilan material
 Daftar peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan berikut :
a. Pengambilan material
b. Pekerjaan tanah
c. Pekerjaan struktur yang lain
d. Gambar-gambar kerja, prosedur, dan jadwal kerja

1.14 LAPORAN KEMAJUAN


Selama pelaksanaan pekerjaan, setiap hari ke 7 (tujuh) bulan berikutnya, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Laporan Kemajuan Bulanan dalam rangkap 6 (enam) yang berisi

1-9


kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya.Laporan ini dibagi menurut pekerjaan utama berdasarkan
kontrak yang tersusun dalam Lingkup Kontrak. Laporan tersebut harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Didalam laporan bulanan terinci didalamnya laporan mingguan dan laporan harian di dalam
periode tersebut.
b. Kemajuan pekerjaan selama satu periode pelaporan, yaitu pekerjaan yang telah selesai dan yang
sedang dikerjakan berikut dengan tanggal mulai, tanggal penyelesaian dan tanggal perkiraan
penyelesaian.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan akan dimulai untuk 2 masa pelaporan yang akan datang
berikut dengan perkiraan tanggal rencana mulai.
d. Uraian singkat mengenai kemajuan kontrak dan penjelasan dari setiap perubahan-perubahan dari
rencana kontrak serta perkiraan dampak perubahan tersebut berikut tindakan perbaikan yang
diusulkan.
e. Daftar alat yang digunakan di tempat pekerjaan selama masa pelaporan dan daftar alat yang
belum/tidak digunakan selama masa pelaporan.
f. Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang sebenarnya dipekerjakan di tempat pekerjaan selama
masa pelaporan, yang dirinci atas jumlah karyawan di kantor, pengawas dan pekerja kasar.
g. Perkiraan jumlah tenaga kerja dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
sedang berlangsung dan direncanakan.
h. Laporan penerimaan bahan-bahan yang berisi tentang bahan yang diterima di tempat pekerjaan,
bahan yang seharusnya diterima tetapi belum masuk selama periode pelaporan, dan perkiraan
pengiriman bahan-bahan untuk setiap bulannya sampai pekerjaan selesai.
i. Daftar pengujian dan pemeriksaan bahan dan alat yang dipasang untuk pekerjaan permanen.
j. Ikhtisar laporan atas semua aspek Program Keselamatan Kontraktor yang mencakup semua jenis
kecelakaan dan jumlah jam kerja hilang karena kecelakaan termasuk sub kontraktor.
k. Foto-foto yang menunjukkan kemajuan pekerjaan, minimal 8 (delapan) buah.
l. Grafik kemajuan fisik dan keuangan baik yang direncanakan maupun realisasinya.

1.15 GAMBAR YANG SEBENARNYA TERPASANG DAN PENYERAHAN DATA


Sebelum penyerahan penyerahan pertama dari seluruh atau sebagian pekerjaan, satu berkas gambar
yang sebenarnya terpasang (as built drawing) yang lengkap, data-data, kepustakaan pabrikan,
pedoman pengoperasian, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan pembangunan, bangunan,
alat, sistem atau perlengkapan-perlengkapan yang termasuk dalam pekerjaan, harus sudah disetujui
dan diserehkan kepada Direksi untuk digunakan dalam mengoperasikan dan memelihara hasil
pekerjaan. Semua bahan yang diserahkan itu harus dengan jelas diberi tanda “SEBENARNYA
TERPASANG (AS BUILT)”.

1.16 DAFTAR ALAT


Kontraktor harus menyediakan dan bertanggung jawab atas daftar alat sebagai bagian dari
persyaratan kontrak untuk pemasangan oleh Kontraktor, Sub Kontraktornya atau tenaga ahli teknis
pemasangan yang mewakili pabrikan.

1 - 10


Kontraktor harus mencantumkan nomor katalog milik pabrikan, nomor, nomor-nomor bagian, nomor
model, gaya, jenis, tariff dan setiap identifikasi lainnya yang diminta untuk memudahkan identifikasi
komponen alat.

1.17 SYARAT-SYARAT PENYIMPANAN BAHAN DAN PERALATAN


Syarat-syarat penyimpanan yang baik harus diadakan untuk mengurangi kemungkinan turunnya mutu.
Syarat-syarat tersebut seperti disebutkan dibawah ini :
a. Gudang harus mampu melindungi semua bahan, barang dan peralatan yang disimpan dari hujan,
angin yang menghembuskan pasir dan debu, sinar matahari langsung (diatas 15 oC, dibawah
30oC) dan kelembaban yang tidak lebih dari 70%. Gudang harus mempunyai ventilasi yang baik,
bersih dan rapi.
b. Lantai harus kering dan bebas dari getaran.
c. Gudang harus terhindar dari asap penyebab karat.
d. Dinding dan lantai harus disikat secara berkala dan tetap dijaga kebersihannya.
e. Sedapat mungkin gudang harus bebas dari tikus dan serangga yang merugikan. Apabila
memungkinkan, barang-barang harus disimpan dalam tumpukan-tumpukan yang seragam paling
tidak 15 cm diatas lantai, dengan ketinggian tumpukan yang memudahkan pemeriksaan.
f. Semua barang-barang harus diletakkan jauh dari dinding dan disimpan sedemikian rupa sehingga
terdapat lorong-lorong untuk mempercepat pemeriksaan menyeluruh.

1.18 PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG-BARANG


a. Apabila memungkinkan, semua barang-barang harus dibongkar di dalam gudang.
b. Apabila memungkinkan, barang-barang yang dikirim dengan peti-peti yang terlindung harus
dibongkar di dalam gudang dan diperiksa kelengkapannya, kerusakannya dan penurunan
mutunya, kecuali diduga rusak, maka peti tersebut tidak boleh dibongkar. Panel-panel instrumen
dan panel listrik harus dipak dengan baik sebelum dikirimkan agar tahan lama dalam gudang
yang kurang memenuhi syarat. Panel sebaiknya dibungkus dengan kantung-kantung politin yang
mengandung dessicant dan dengan hati-hari diletakkan dalam kotak pembungkus. Peti
pembungkus sebaiknya tidak dibuka (kecuali bila telah turun mutunya atau rusak dalam
perjalanan) sampai panel-panel tersebut digunakan dan harus diperiksa dalam selang yang
teratur seperti dirinci dalam subbab 7.4 dibawah.
c. Semua barang harus dilengkapi dengan lapisan pelindung. Pembungkus, blok kayu dan tutupnya,
dan sebagainya sebelum dikirim. Barang-barang harus selalu berada dalam keadaan baik.
Apabila setiap bentuk pelindung merosot mutunya, hilang atau rusak dalam pengiriman, maka
harus diganti, kecuali diduga ada kerusakan-kerusakan pada permukaan barang, maka
pelindungnya tidak boleh diganti. Setiap kerusakan pada lapisan pelindung atau penutup harus
segera diganti/diperbaiki. Bagian tertentu mungkin harus dicat kembali pada selang yang teratur,
hal-hal ini akan dicantumkan dalam Dokumen Kontrak atau Dokumen yang menyertai barang-
barang.
d. Pembukaan setiap peti yang berisi peralatan yang mudah pecah, alat elektronik, meteran-
meteran, pengontrol, dan lain-lain harus di dalam gudang dan dibawah pengawasan mekanik

1 - 11


yang ahli atau kepala tukang yang dapat diandalkan serta dihadiri pihak berwenang yang ditunjuk
oleh Direksi. Peralatan tersebut harus ditangani secara hati-hati.

1.19 PEMERIKSAAN BARANG-BARANG DALAM GUDANG


Semua barang-barang harus diperiksa secara teratur terhadap tanda-tanda kerusakan berikut ini:
a. Permukaan logam : berkarat dan berlubang.
b. Sambungan dan paking : mengeras, retak, hancur, memudarnya warna dan perubahan bentuk.
c. Mesin : kekakuan dari bagian-bagian yang bergerak, karatan dan perubahan bentuk.
d. Permukaan-permukaan yang dicat : kerusakan pada pekerjaan cat dan karat.
e. Peti-peti yang isinya belum pernah dipindahkan (contoh: panel peralatan) : kayu pemisah, bentuk
dan lubang simpul, bukan sambungan, penggerogotan kayu oleh binatang pengerat dan
serangga, lubang-lubang bor dan puing-puing.
f. Pembungkus dan kantung-kantung plastik : memudarnya warna, merosotnya mutu dan sobek-
sobek.

1.20 PENGUJIAN PENERIMAAN PABRIK


Pemberitahuan mengenai jadwal pengujian yang tepat harus diberikan oleh Kontraktor.Setiap
kekurangan-kekurangan dalam alat atau mutu pekerjaan yang ditemukan oleh pengujian ini harus
diperbaiki oleh kontraktor dengan biaya sendiri sebelum penerimaan pekerjaan.
Kontraktor harus menjamin bahwa pabrikan melaksanakan semua pengujian sesuai dengan
Spesifikasi Teknik dan Standar yang dapat diterapkan.

1.21 PENGUJIAN PENYERAHAN


Pengujian penyerahan peralatan permanen harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pabrikan dan
prosedur pemasangan serta persyaratan-persyaratan Spesifikasi Kontrak.
Pengujian penyerahan harus membuktikan bahwa fungsi unit-unit yang saling tergantung cukup
memuaskan satu dengan lainnya menurut pengoperasian dan pengawasan dalam keadaan normal
dan keadaan darurat.Apabila diperintahkan oleh Direksi, kesalahan dan kemacetan harus
disimulasikan untuk menunjukkan kelengkapan dan fungsi alat keselamatan.

1.22 PERATURAN / PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT


1.22.1 Peraturan Teknik Yang Dikeluarkan/Ditetapkan Oleh Pemerintah RI
Apabila tidak disebutkan lain dalam RKS dan Gambar Rencana maka berlaku mengikat
peraturan-peraturan di bawah ini :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait
b. Peraturan Beton Indonesia PBI 1971/1989

1 - 12


c. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
d. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Pengerahan Tenaga Kerja)
e. Peraturan-peraturan Pemerintah / Perda setempat

1.22.2 Persyaratan Teknik Pada Gambar / RKS Yang Harus Diikuti


a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat-syarat dan uraian dalam RKS ini,
gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing,
petunjuk serta perintah Pimpinan Kegiatan pada waktu atau sebelum
berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hari ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah /
kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian harus dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada Pimpinan Kegiatan.
b. Perbedaan ukuran.
Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :
1. Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya besar.
2. Gambar dengan bestek yang berlaku adalah bestek atau petunjuk /
penjelasan dari Pimpinan Kegiatan.
3. Bila pada gambar terlukis sedang dalam bestek tidak dilukiskan maka
gambar yang mengikat.
c. Bilamana dalam bestek tersebut disebutkan, sedang dalam gambar tidak dilukiskan,
maka yang mengikat adalah bestek. Meskipun demikian, hal-hal tersebut diatas
harus diberitahukan kepada Pimpinan Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan
sebelum dilaksanakan.
d. Bila dalam gambar terdapat kekurangan notasi ukuran, namun tercantum skala
gambar, maka ukuran berdasarkan skala gambar dapat dipergunakan.

SPESIFIKASI REVITALISASI PASAR RAKYAT PAMOTAN


KEC. PAMOTAN KAB. REMBANG

DIVISI-2
SPESIFIKASITEKNIS

1 - 13


2.1 PENJELASAN UMUM

1. Pekerjaan Revitalisasi Pasar Rakyat Pamotan Kec.Pamotan Kab.Rembang spesifikasi


pembangunan bidang Bangunan Gedung secara garis besar sebagai berikut:

A REVITALISASI KIOS DEPAN


1) Rangka kanopi hollow Rangka kanopi besi hollow ukuran 40.40.0,35 mm

2) Atap galvalum Galvalumdengan t = 0.30 mmsekualitas kencana


atau sabe steel
B REVITALISASI LOS IKAN
1) Beton bertulang Beton bertulang mutu K-225

2) Lantai Kerja Betonmutu K-100

3) Besi tulangan Besi polos mutu U-24

4) Besi Profil Baja BJ - 37

5) Galvalum Galvalumdengan t = 0.30 mmsekualitas kencana


atau sabe steel
6) Pasangan dinding Pas. Batu Bata, ( 1 pc : 6 psr)

7) Plesteran Plesteran ( 1 pc : 6 psr)

8) Lapis lantai Keramik 40 X 40 polos/motif sekualitas Roman atau


Asia.

9) Pipa PVC PVC AW Sekualitas Maspion

10) Finishing Cat tembok sekualitas Decolithatau Catylac


besi sekualitas Bee Brandatau Glo-tex
C REVITALISASI JALAN
1) Beton bertulang Beton bertulang mutu K-225

2) Pasangan dinding Pas. Batu Bata, ( 1 pc : 6 psr)

3) Plesteran Plesteran ( 1 pc : 6 psr)

4) Paving Paving type holland ukuran 210mm x 105mm mutu


K-250 tebal 6cm
5) Saluran Drainase Buis Beton U ukuran 25cm panjang 100cm
D REVITALISASI LOS A, LOS B, LOS C, LOS D
1) Beton bertulang Beton bertulang mutu K-225

2) Lantai Kerja Betonmutu K-100

1 - 14


3) Besi tulangan Besi polos mutu U-24

4) Besi Profil Baja BJ - 37

5) Galvalum Galvalumdengan t = 0.30 mmsekualitas kencana


atau sabe steel
6) Pasangan dinding Pas. Batu Bata, ( 1 pc : 6 psr)

7) Plesteran Plesteran ( 1 pc : 6 psr)

8) Lapis lantai Keramik 40 X 40 polos/motif sekualitas Roman atau


Asia.

9) Pipa PVC PVC AW Sekualitas Maspion

10) Finishing Cat tembok sekualitas Decolithatau Catylac


Cat besi sekualitas Bee Brand atau Glo-tex

2. Pelaksanaan bedasarkan gambar kerja, syarat syarat dan uraiandalam RKS, gambar tambahan serta
perubahan - perubahan dalamberita acara Aanwijzing, petunjuk serta perintah PenggunaAnggaran
pada waktu atau sebelum berlangsung pekerjaan.
Termasuk hal ini adalah pekerjaan - pekerjaan tambah / kurangyang timbul dalam pelaksanaan.
Namun demikian semuanya harusdikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pengguna Anggaran
danPengawas.

3. Perbedaan ukuran
Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara :
a. Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalahgambar detail.
b. Gambar dengan bestek maka yang berlaku adalah bestek ataupetunjuk / penjelasan dari
Pengguna Anggaran.
c. Bila pada gambar tertulis, sedangkan dalam bestek tidakdituliskan, maka gambar yang
mengikat.
d. Bilamana dalam bestek disebutkan, sedangkan dalam gambartidak dilukiskan, maka yang
mengikat adalah dalam bestek.
Meskipun demikian , hal - hal tersebut di atas harus diberitahukan kepada Pengguna Anggaran untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

2.2 PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada rekanan Kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan.
2. Kerusakan jalan masuk lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pembangunan ini menjadi tanggung jawab rekanan Kontraktor. Untuk itu diharapkan rekanan
Kontraktor minta ijin kepada Instansi terkait untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan
menuju lokasi.
3. Pembersihan dan keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan keprasan / urugan,
pembabatan semak, penutup lubang, penimbunan daerah - daerah rendah, pembuangan
humus dan tanah yang mengandung bahan bahan organik minimum sedalam 20 cm.

1 - 15


2.3 UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran untuk baja yang
dinyatakan dalam mm.
2. Duga lantai (permukaan lantai) bangunan adalah sama dengan bangunan ruang didekatnya atau
± 0,00 (akan ditetapkan saat meninjau lokasi).

2.4 PEKERJAAN TANAH


Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakansetelah papan patok dengan tanda
sumbu ke sumbu selesaidiperiksa dan disetujui Pengawas.
b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengangambar kerja. Untuk itu diadakan
pemeriksaan setempat olehPengawas.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai denganukuran gambar kerja dan
dibersihkan dari segala kotoran.Bilamana Rekanan Kontraktor melakukan penggalian
yangmelebihi dari apa yang telah ditetapkan, maka RekananKontraktor harus menutupi
kelebihan tersebut dengan uruganpasir yang dipadatkan dan disiram air tiap kedalam 15 cm
lapisdemi lapis sampai mencapai lapis yang dibutuhkan dan semuatambahan ditanggung oleh
Rekanan Kontraktor.
d. Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan keluar daritempat pekerjaan sehingga tidak
mengganggu, tempatpenimbunan tanah sisa galian dan peralatan disediakan padaareal /
lokasi, sesuai dengan rencana gambar.
e. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air dalam galian, baikpada saat penggalian maupun
pada pelaksanaan pekerjaanpondasi, harus disediakan pompa air yang jika diperlukan
dapatbekerja terus menerus.
f. Semua tanah dari pekerjaan galian harus disingkirkan daritempat pekerjaan dan dilaksanakan
dan sebelum pekerjaanpondasi dimulai. Antara bouwplank dan galian harus bebas
daritimbunan tanah.
g. Jika lubang - lubang galian terdapat banyak air tergenangkarena air tanah dan air hujan, maka
sebelumpemasangan dimulai terlebih dahulu air harus dikeluarkandan dasar lubang harus
dikeringkan.

2. Pekerjaan Urugan.
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendakidapat digunakan tanah urugan
sejenis tanah padas atau sisatanah keprasan (bukan humus) dari tanah lahan yang ada
didalam lokasi.
b. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilakukan setelahdilakukan pemeriksaan
pondasi.
c. Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhandan segala macam sampah atau
kotoran. Tanah urugan harusberjenis tanah butiran (tanah ladang) atau berpasir dan
tidakterlalu basah, tidak mengandung bahan organik dan brangkal.
d. Urugan tanah sedapat mungkin dipadatkan dengan mesinpemadat (stamper) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakantrimbis kecuali pada bagian - bagian tertentu.
e. Lapis tanah untuk pekerjaan urugan yang tebalnya lebih dari 40cm tanah maka pemadatan
dilakukan lapis demi lapis setiaplapis kurang lebih ketinggian 20 cm.

1 - 16


3. Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah yang selesai diuruk dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun non konstruksi termasuk pada sekeliling bangunan.

2.5 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


Lingkup pekerjaan meliputi :

1. Pasangan batu bata ½ bata dengan spesi 1 Pc : 6 Psr

Persyaratan Pekerjaan :
1. Dinding pasangan batu bata:
a. Pasangan batu bata dengan adukan 1 Pc :6 Psr digunakanpada :
- Dinding batu bata diatas balok beton sloof
- Pada pasangan rollag di atas kosen - kosen dengan bentangan >110 cm
- Bagian - bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk pengawas.
b. Pasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 6 Psr untuksemua pasangan batu bata selain
c. Pasangan batu bata dilakukan secara bertahap, setiap tahap sampai setinggi 100 cm diikuti
dengan cor kolom praktis ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari pemasangan
berikutnya.
e. Batu bata yang kurang dari ½ (setengah) tidak boleh dipasang kecuali pada bagian-bagian yang
membutuhkan.
g. Siar harus dikorek sebelum di plester dan pasangan batu batayang menempel dengan beton tidak
boleh tembus pandang.
h. Setiap pasangan batu bata seluas 12 m2 harus diperkuat dengan kolom kolom praktis
dengan dimensi beton / kolom praktis sesuai gambar.
i. Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air selama 7 hari,
setiap hari sekali.

2. Plesteran
a. Pada dasarnya, spesi untuk plesteran sama dengan campuranspesi untuk pekerjaan
pasangannya.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yangkemudian dibasahi dengan air agar
plesteran tidak cepat keringdan retak-retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester permukaannya harus dikasarkan terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar-benar rata sehinggaplesteran tidak terjadi pecah-
pecah.
e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak bolehkurang dari dari 1 cm, kecuali
plesteran beton tebal maksimum1 cm.
f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantapdengan acian PC sehingga tidak
terjadi retak-retak dan pecah,dengan hasil halus dan rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus halus, rata, vertikal dantegak lurus dengan bidang
lainnya.
h. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran IPc :6 Psr.
i. Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai pada bagian atas diberi nat yang masuk di
dalam dinding 1 cm setinggi 10 cm untuk dinding bagian dalam.
j. Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan atap selesai.

1 - 17


k. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus, halus tidak
bergelombang, sedang sponeng/tali air harus lurus dan baik.

2.6 PEKERJAAN ACIAN

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan


a. Sebelum pekerjaan acian dilakukan, bidang-bidang yang akan diaci harus dibersihkan
dahulu,kemudian dibasahi dengan air agar acian tidak cepat kering dan tidak retak – retak.
b. Semen untuk acian harus benar-benar halus dan tidak boleh ada semen yang menggumpal dan di
adoni dengan rata sehingga acian tidak retak dan lepas/keprok.
c. Tebal acian tidak boleh lebih dari 5mm dan kurang dari 2mm,
d. Acian supaya digosok berulang – ulang sampai mantap dengan lepan sehingga tidak terjadi retak –
retak dan pecah.
e. Pekerjaan acian harus menghasilkan bidang yang halus, lurus, rata, vertical dan tegak lurus dengan
bidang lainnya dan tidak bergelombang.

2.7 PEKERJAAN BETON


1. Persyaratan Umum :
a. Beton tak bertulang / rabat beton dengan spesi 1 Pc : 3 Psr :5 split dengan mutu mencapai
minimal mutu K 100.
b. Beton bertulang dengan mutu K 225 dengan pembesian bervariasi antara 110 kg /m3 sampai
200kg/m3.
c. Pembuatan cetakan beton dari kayu lunak klas 3.
d. Konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan / normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti
PBI, PMI, PKKI, SNI dll.
e. Peraturan beton
1) Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971, NI-2, bagian Pasal 21 sampai dengan
Pasal 39
2) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton berpedoman pada PBI 1971, NI-2 bab 13
Pasal 8.1 sampai dengan H.17
3) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berlaku PBI 1971 (Pasal 52 BBV).
4) Kualitas campuran beton bertulang minimum harus memenuhi syarat K225.

2. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Adukan beton terdiri dari 2 (dua) jenis antara lain :
a). Adukan beton dengan mutu K-100 untuk beton takbertulang.
b). Adukan beton bertulang dengan mutu K-225 tuntuk struktur dan kolom praktis untuk
rangka seluruhbangunan diatas / dibawah pondasi.
b. Semua perbandingan takaran diatas adalah dalam keadaan kering dan takaran standart perlu
mendapat pengesahan dari Pengawas.
c. Tulangan
a). Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan
dalam keadaan dingin, batangtulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
dengan gambar.
b). Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi
daya rekat.

1 - 18


c). Jumlah luas penampang besi beton harus sama sepertitercantum dalam gambar dan
perhitungan. Bila dipakai besibeton lurus, maka jumlah batang-batang harus
ditambahsehingga luas yang ditentukan terpenuhi / dalam hal iniharus dimintakan
persetujuan secara tertulis terlebih dahulu.
d.) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sebelum selamapengecoran tidak berubah
kedudukannya.
e). Tulang lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakanatau tumpuan lain. Untuk itu
harus dibuat beton tahu dengantebal 2 cm dan pemasangannya sesuai dengan PBI1971.

3. Bahan - bahan
a. Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan dalam segala hal
memenui persyaratan beton tersebut di atas.
Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, zak(kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat dan harus disimpan dalam gudang kering yang cukup ventilasinya
penimbunan semen di dalam gudang harus dilakukan diatas balai - balai balok kayu, sehingga
tidak terkena rembesan uap air tanah / lantai. Penimbunan semen tidak boleh ditumpuk lebih
dari 2 meter dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda - tanda dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya .

b. Agregat
Agregat halus (pasir) harus keras, bebas lumpur, bersih dari / tidak boleh tercampur tumbuh
tumbuhan, biji - bijian, akar-akaran yang nantinya akan merusak kualitas beton sehingga
mempengaruhi kekuatannya.
Agregat kasar (Split), harus keras dan bentuk pipih dengan ukuran 1/3 atau 2/3.atau tidak
boleh lebih dari 3/4.

c. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan - bahan yang bersifat
merusak beton.Air yang dipakai untuk mengaduk beton adalah air bersih yang dapat diminum.

4. Persiapan pengecoran.
a. Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin Pengawasdan Pengguna Anggaran.
b. Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkandari segala kotoran.
c. Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yangbocor dan harus kokoh sehingga
kendudukan dan bentuknyatetap, tidak bergetar maupun bergeser pada waktu dan
setelahpengecoran, tetapi mudah dibongkar.
Cetakan dibuat dari kayu lunak tebal 3 cm dan memenuhi syarat sesuai dengan
fungsinya.Sambungan - sambungan antara papan dan balok harus rapi, rapat dan kuat.
d. Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dandisesuaikan dengan gambar. Kalau ada
yang bengkok/berubahposisinya segera dibetulkan.

5. Pengecoran
a. Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin direksiBagian Kegiatan dan Pengawas.
b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yangdiminta.
c. Takaran harus dibuat baik dan kuat , sebelum dipakai harusdimintakan persetujuan dari
Pengawas seperti ukuran yangtelah tercantum diatas.

1 - 19


d. Pengadukan minimal 5 menit setelah semua bahan-bahanmasuk ke dalam drum pengaduk.
Setelah selesai pengadukan,adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yangsama.
e. Adukan beton harus sudah dicor sebelum waktu 10 (sepuluh)menit setelah pengadukan
dengan air dimulai.

6. Pembongkaran
Pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan setelah
mendapat persetujuan Pengawas.

2.8PEKERJAAN RANGKA BAJA (BESI PROFIL)


1. Umum
Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut dan atau disesuaikan dengan standard-standard
sebagai berikut : JIB, B>S>PPBBI 1984, ASTM, VOSB, TGB, PUBI 1982, SII.

2. Lingkup Pekerjaan
Mencakup pekerjaan shop drawing pengiriman, fabrikasi dan pemasangan semua pekerjaan baja yang
sifatnya konstruktif. Pekerjaan baja meliputi pekerjaan struktur rangka atap, rangka plafon serta bagian-
bagian lain yang ditunjuk dalam gambar-gambar untuk itu. Unsur-unsur baja yang dipakai berupa profil-
profil, pelat-pelat datar, pelat siku dan sebagainya.
Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:
11.2.1. Pekerjaan rangka atap baja.
11.2.2. Pekerjaan rangka plafon baja.
3. Bahan-bahan
1) Persyaratan Bahan
Semua bahan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan yang tercantum dibawah ini:
a. Mutu baja yang digunakan adalah baja ST 37/BJ37.
b. Semua material baja harus baru dan disetujui oleh Direksi/Pengawas. Walaupun
Kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal-pasal berikut ini tetap
mengikat Kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.
c. Semua bagian baja sebelum dan sesudah fabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan
setelah pekerjaan baja selesai di fabrikasi.
d. Semua profil dan pelat baja menggunakan baja yang baru dan merupakan “Hot Rolled
Structural Steel” dan harus memenuhi mutu baja ASTM A-36, atau ST-37 (PPBBI-83) atau
standar lain yang setaraf.
e. Baut mesin dan baut angker harus terbuat dari baja, dan memenuhi syarat yang tercantum
di dalam SII.0589-81 atau ASTM A-37. buat dan mur harus memiliki kepala heksagonal
dan memenuhi SII.0589-81.
f. Kawat las yang dipergunakan adalah ARCH-Welding dengan menggunakan Mild Steel
Electrode jenis Eutelic Rod Unimatic 6.000 (AC-DC) dengan Tensile Strength
68.000psi=47,6 kg/mm2 atau kawat las lain yang setara. Kawat las harus memenuhi ASTM
A-233 atau SII.0192-83, atau standard lain yang setaraf. Pengelasan konstruksi baja harus
sesuai dengan gambar konstruksi dan mengikuti prosedur yang berlaku seperti PPBI
1983, AISC dan VOSB.

1 - 20


g. Besi bulat padat yang dipakai untuk ikatan angin dan trekstang, harus memenuhi SII.0884-
83 atau standard lain yang setaraf.
h. Meni yang dipakai harus zine chromate, seperti yang diproduksi oleh Dana Paints atau
yang setara. Sebelum dicat zinc chromate, harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja
dan dicat zinc chromate 2 (dua) kali, satu kali sebelum dikirim ke lapangan, sekali lagi
setelah erection dan test akhir selesai.
i. Bahan-bahan yang dipakai buatan produsen dalam negeri yang dikenal baik dan
produknya memenuhi Standart Industri Indonesia yang berlaku. Bahan struktur baja tidak
boleh cacat dan bengkok-bengkok, jadi harus betul-betul lurus. Profil yang tepat, bentuk,
tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksinya harus sesuai dengan gambar rencana.
Pelaksana pekerjaan/Kontraktor maupun Sub Kontraktor Spesialis harus bertanggung jawab
atas pekerjaan ini. Persetujuan yang diberikan Direksi/Pengawas/Konsultan Perencana tidak
berarti membebaskan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor maupun Sub Kontraktor Spesialis dari
tanggung jawab. Perubahan ukuran/dimensi dan mutu dari profil baja rencananya harus
disetujui oleh Direksi Pengawas.
2) Data Pendukung
a. Daftar bahan
Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi/Pengawas, suatu daftar
bahan yang diusulkan untuk dipakai yang harus mencakup nama pabrik asal, katalog dari
pabrik dan data teknis, spesifikasi dan petunjuk pemasangannya.
b. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Dalam waktu tidak kurang dari satu bulan sebelum pekerjaan baja akan dilaksanakan,
Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan gambar kerja, yang harus mencakup :
 Perhitungan Konstruksi untuk setiap perubahan pekerjaan yang diusulkannya.
 Gambar kerja (shop drawing) dikirim dalam 3 (tiga) copy.
Gambar kerja tersebut diatas meliputi seluruh bagian dari pekerjaan konstruksi seperti
detail-detail pemasangan, penyambungan, lubang-lubang, baut-baut, las, pemotongan,
pertemuan pada pemutusan, penguatan, ukuran-ukuran, dimensi, designation dari
bahan dan lain-lain yang secara teknis sangat diperlukan.Gambar rencana berlaku
sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.
Gambar kerja dan perhitungan konstruksi tersebut diserahkan kepada
Direksi/Pengawas untuk diperiksa dan disetujui dahulu sebelum pekerjaan
dilaksanakan.bilamana telah disetujui, 1 (satu) set gambar dikembalikan kepada
Kontraktor untuk dapat memulai pekerjaan fabrikasi. Sungguhpun semua gambar telah
disetujui oleh Direksi/Pengawas tidak berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bilamana terdapat kesalahan atau perubahan dalam gambar.
 Tanggung jawab atas ketetapan ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor.
 Pengukuran dalam skala gambar tidak diper kenankan.
c. Sertifikat Bahan
Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan pula kepada Direksi/Pengawas, semua
sertifikat dari bahan yang dipakai, yang terdiri atas jaminan mutu dari pabrik (manufacture)
dan/atau laporan/sertifikat pengujian pabrik untuk setiap pengiriman yang menjelaskan
telah dipenuhinya persyaratan-persyaratan dibawah ini ;

1 - 21


 Laporan analisa “Iadle” untuk semua baja,
 Laporan pengujian lentur dan tarik dari profil baja, batangan baja dan pelat baja.
3) Penyambungan dengan baut-baut dam mur-mur harus dilakukan dengan seksama dan kokoh,
ukuran-ukuran baut beserta ring-ringnya harus disesuaikan. Gambar-gambar untuk itu serta
jenis bajanya setidaknya sama dengan mutu baja profil. Penyambungan dengan baut harus
diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik dan tidak
menimbulkan cacat. Mutu bahan baut yang dipergunakan harus memenuhi syarat mutu bahan
standard pabrik dan rencana.
4) Penyambungan dengan pengelasan harus dilaksanakan dengan ketepatan dan keahlian tinggi.
Pengelasan harus menggunakan las listrik untuk bagian-bagian yang struktural. Permukaan
yang dilas harus sama dan rata.
5) Pembakaran di bengkel atau di lapangan untuk pemotongan atau penyambungan harus
mendapat persetujuan Direksi Pengawas. Dalam hal persetujuan diberikan, maka bagian yang
dibakar tersebut harus diselesaikan sedemikian baik sehingga sama dengan hasil pemotongan.
6) Permukan besi baja kemudian dibersihkan dari korosi sehingga permukaan memperoleh warna
metalic. Bekas las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya.
Segera setelah dibersihkan, permukaan baja dicat dengan menie kapal merk Hemple.
7) Apabila ditentukan pekerjaan galvanisasi untuk pelat baja atau pipa-pipa maka yang dimaksud
adalah proses galvanisasi celup panas.
4. Fabrikasi
1) Umum
Tenaga-tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga ahli pada bidangnya yang melaksanakan
pekerjaan dengan baik dan teliti sehingga dapat menjamin bahwa seluruh bagian pekerjaan
dapat cocok satu sama lain pada waktu pemasangan.
Direksi Proyek mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan
pekerjaan. Tidak satu pekerjaanpun dibongkar dan dipersiapkan untuk dikirim sebelum
diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan
dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
Sub Kontraktor Fabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri, semua alat-alat perancah dan
sebagainya yang diperlukan sehubungan dengan pemeriksaan pekerjaan.
Sub Kontraktor Fabrikasi harus memperkenankan Sub Konraktor Montase untuk sewaktu-waktu
memeriksa pekerjaan dan mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain yang
berhubungan dengan pemasangan ini ditempat pekerjaan, dimana Sub Kontraktor Montase
tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-instruksi mengenai cara
penyelenggaraan fabrikasi.
2) Persiapan dan Pengukuran
a. Pemberian tanda
Bilamana dibutuhkan pelengkungan besi, pembakaran, pemahatan atau penggunaan alat
lainnya untuk tujuan memberikan tanda pelengkungan, tidak diperkanankan.
Semua Konstruksi baja yang telah selesai di-fabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
b. Perbaikan terhadap Distorsi Bahan
Distorsi dari bahan atau distorsi yang diakibatkan oleh fabrikasi harus diperbaiki dengan
tidak merusak bahan.

1 - 22


c. Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Sub Kontraktor Fabrikasi. Semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui Direksi
Pengawas. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana
dianggap ukuran pada 25oC.
3) Pelurusan dan Pelengkungan Baja
a. Sebelum pekerjaan lain dialkukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran,
apabila diperlukan harus diperbaiki, sehingga apabila pelat-pelat disusun akan terlihat
rapat seluruhnya.
b. Melengkungkan Baja
Bilamana pelengkungan baja harus dilaksanakan, maka ia harus dilaksanakan pada suhu
normal atau melalui proses panas, tapi sekali-sekali tidak diperkenankan untuk didinginkan
secara mendadak.
4) Pelaksanaan Fabrikasi
a. Pekerjaan baja harus diselenggarakan dengan cara yang setaraf dengan standard kerja
yang paling baik dari bengkel-bengkal modern, sejauh dapat diterapkan pada jenis
pekerjaan yang dilaksanakan Fabrikasi harus dikerjakan oleh mekanik yang cukup trampil
dan berpengalaman.
b. Sejauh yang dimungkinkan, penyetelan di pabrik harus selalu diusahakan dengan merakit
dan menyambungnya dalam batas-batas yang praktis.
c. Semua sambungan harus disetel secara cermat dan harus digerinda untuk memperhalus
pekerjaan. Sambungan yang terpanggang cuaca (exposed to weather) harus dibuat rapat-
air dengan pengelasan menerus Direksi atau wakilnya berhak meninjau bengkel dan
memeriksa pekerjaan fabrikasi Kontraktor.
5) Pemotongan
a. Pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara mengguntingnya atau menggergajinya.
Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang
yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
b. Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong maka pada
pemotongan tersebut terbuangnya metal diperkenankan sebanyak-banyaknya 3mm
dengan pelat tebal 12mm dan 6mm dengan pelat lebih besar dari 12mm.
c. Permukaan potongan yang akan menerima gaya tekan atau yang akan di las harus bebas
dari gerigi-gerigi. Sudut-sudut sebeleh luar harus dibentuk sedemikian rupa sehingga
bebas dari gerigi dan harus dibuat lengkung dengan radius minimum 12 mm.
d. Pemotongan dengan gas/oxygen harus mengunakan mesin potong gas otomatis.
e. Pemotongan dengan mesin las tidak diperkenankan.
f. Gerigi-gerigi, baik gerigi timbul maupun gerigi masuk tidak boleh ada dan garis
pemotongan harus lurus.
6) Permukaan yang berhimpitan
a. Semua permukaan yang berhimpitan, baik antara dasar tumpuan dengan kolom, atau
elemen lainnya, yang bertumpu langsung diatas pelat baja, harus digerinda atau
dihaluskan seperlunya untuk memperoleh bidang tumpuan yang penuh dan effektif.
b. Tepi-tepi yang akan dilas harus dipersiapkan secara memadai.

1 - 23


7) Lubang
a. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material, dengan diameter lubang
untuk baut HTB adalah 1s/d1,5mm lebih besar daripada diameter yang tertera pada
gambar rencana. Dalam hal lubang tidak dibor sekaligus untuk seluruh tebal elemen-
elemennya, lubang dapat dibor dengan ukuran yang lebih kecil dan diperbesar kemudian
pada saat montase percobaan.
b. Semua lubang baut harus memenuhi persyaratan yang tercantum pada SII.1302-85.
c. Pembuatan lubang dengan pembakaran gas untuk baut dengan mutu kekuatan yang
tinggi, tidak diperkenankan.
8) Pekerjaan Las
a. Umum
 Semua sambungan halus dibuat atau dilas dengan jenis dan rancangan yang sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar atau gambar kerja ( shop drawing) yang telah
disetujui. Sambungan hanya boleh dibuat pada tempat-tempat yang ditujukkan oleh
gambar atau gambar kerja yang telah disetujui.
 Detail-detail khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan
jenis dan ukuran elektrode, tebalnya masing-masing bagian yang dilas dan ukuran dari
las serta kekuatan arus listrik untuk las harus diajukan terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum dilakukan pengelasan.
 Pelat-pelat yang akan dilas harus terbebas dari kotoran besi, minyak, cat, karat atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las.
 Hasil pengelasan harus dilakukan pengetesan untuk mengetahui kualitas pengelasan,
baik dengan metode serbuk magnet atau metode lain yang disetujui Direksi/Pengawas.
b. Tenaga Pengelasan
 Semua pengelasan harus dilaksanakan oleh tukang las yang telah diuji sebelumnya
dengan cara yang disebutkan di dalam AWS D 1.0 Qualification Procedures, atau
prosedure atau pengujian yang lain yang sebanding sebagaimana diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
 Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las, dibawah pengawasan langsung
seseorang yang menurut anggapan Direksi/Pengawas mempunyai pengalaman yang
sesuai untuk menyelenggarakan pekerjaan tersebut.
 Tenaga las yang tidak bisa melaksanakan pekerjaan secara memuaskan, harus
diberhentikan dan tidak diperkenankan untuk bekerja kembali.

1 - 24


c. Konstruksi Las
Semua persiapan dan penanganan bahan untuk pengelasan harus mengikuti syarat-
syarat yang tercantum di dalam AWS, dan harus disetujui. Besi yang akan di las harus
dipanaskan sebelum dilas, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam peraturan
berikut :
 AICS Specification of Design, Fabrications and Erections of Structural Steel for
Buildings,
 AWS Codes for Welding in Building Construction.
d. Mesin Las dan Kawat Las
 Mesin las yang akan dipakai harus mesin las jenis yang stabil ( stable welder) yang
dilengkapi dengan proses-proses yang berfungsi dan dibentuk sesuai dengan bahan
yang akan dilas.
 Alat-alat bantu yang dipakai untuk mengelas harus berfungsi secara memadai.
 Mesin las yang dipakai untuk pengelasan dilapangan harus mesin las listrik.
 Kawat las yang dipakai harus merk “kobesteel” atau yang setaraf.
 Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik serta kecepatan busur listrik, yang
digunakan pada las listrik harus seperti dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan
tidak dapat diadakan penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.
9) Pelat landasan
Kontraktor harus menyiapkan dan memasang semua pelat landasan/dudukan atau pelat
tumpuan diatas konstruksi beton, meskipun tidak ditunjukkan secara didalam gambar. Setiap
pelat landasan harus dibuat secara teliti sesuai dengan ukuran letak dari angkur. Angkur
menggunakan angkur existing yang telah tertanam dalam konstuksi kolom beton. Apabila
angkur existing telah rusak atau dengan penilaian teknis tidak dapat dipergunakan kembali,
maka Kontraktor harus menyampaikan metode dan perhitungan kembali pemasangan pelat
landasan.
10) Montase Percobaan
Sebelum dikirim ke lapangan, pekerjaan baja harus dipasang sementara (Montase Percobaan)
pada lokasi Sub Kontraktor Fabrikasi yang terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh direksi
mengenai alignemen serta tepatnya seluruh bagian dan sambungan. Kalau terjadi perbedaan
kedudukan, maka pada batang yang berdampingan harus dimontase bersama-sama pada
kedudukan yang dikehendaki lngkap dengan perletakannya, gelagar melintang dan seluruh
batang-batang penguat.
Sambungan sementara harus berhubungan menyeluruh seperti wartel, jack, baut-baut dan
sebagainya. Baru pemahatan dialkukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-
bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak
material.
Pemberitahuan kepada Direksi/Pengawas apabila pekerjaan montase sudah siap untuk
diperiksa dan semua fasilitas yang diperlukan untuk maksud pemeriksaan itu harus disediakan
oleh Sub Kontraktor. Montase percobaan tidak boleh lepas dahulu sebelum mendapat
persetujuan dari Direksi.
11) Penandaan

1 - 25


Setelah montase percobaan mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas setiap bagian harus
diberi tanda yang jelas ( dengan pahatan dan cat ) sebelum montase percobaan tersebut
dilepas.
Cat warna yang berbeda dipergunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama. Copy
dari gambar rencana menyatakan dengan tepat tanda-tanda itu, harus diberikan dengan cuma-
cuma kepada direksi dan Sub Kontraktor Montase pada saat pengiriman pekerjaan baja
tersebut ke lapangan.
12) Pengecatan Awal
Setelah dibongkar, maka pada permukaan seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang
dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sampai
menjadi logam yang bersih yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
Setelah permukaan bersih dan kering kemudian dicat dasar dengan satu lapisan manie kapal
merk Hemple.
13) Penyediaan Baut
Sub Kontraktor Fabrikasi harus menyediakan jumlah sepenuhnya dari mur-mur, baut-baut,
cincin baut atau ring dan sebagainya.yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di
lapangan dengan tambahannya 5% untuk setiap ukuran baut mur dan cincin baut. Diameter
lubang cincin baut adalah 1s/d1,5 mm lebih besar dari Ø baut.
Pada saat pengiriman Sub Kontraktor Fabrikasi harus mengajukan/menyerahkan dengan cuma-
cuma kepada Direksi/Pengawas dan Kontraktor Montase sampel dan gambar penentuan letak
dari seluruh baut-baut yang akan dipasang.
14) Transportasi dan Handling
Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Untuk menjamin terlindungnya dari kerusakan pada saat pengiriman, maka
perhatian saat pengangkutan diperlukan dan pada saat transport diberi perkuatan.
15) Penyerahan
Sub Kontraktor Fabrikasi bertanggungjawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi dan
memperbaiki semua kerusakan sampai diserahkan kepada Sub Kontraktor Montase.

5. Toleransi pada Fabrikasi


1) Kelurusan
a. Kecuali bilamana disebutkan lain, semua bagian struktur yang terutama terdiri atas profil
atas profil tunggal, harus lurus dengan toleransi yang diperkenankan sesuai dengan PUBI
1982 tabel 82-5.
b. Kecuali bilamana disebutkan lain, bagian struktur yang merupakan hasil bentukan dengan
las, harus lurus dengan toleransi yang diperkenankan sesuai dengan toleransi yang
diperkenankan sesuai dengan toleransi untuk profil dengan flens lebar, yang tercantum
pada ASTM.
c. Bagian struktur yang mengalami tekanan tidak boleh memiliki devisa terhadap kelurusan
lebih dari 1/1000 dari panjang axial antara titik-titik tumpuan.
d. Bagian struktur yang telah lengkap harus bebas dari puntiran, lengkungan dan sambungan
terbuka.

1 - 26


e. Pantasan yang tajam atau lengkungan-lengkungan dapat menyebabkan ditolaknya
pekerjaan.
2) Panjang
Variasi sebesar 0,8 mm pada panjang keseluruhan dari bagian struktur yang kedua ujungnya
diselesaikan untuk tumpuan, diperkenankan. Untuk bagian struktur yang tidak memiliki
penyelesaian ujung untuk tumpuan yang akan digabungkan dengan bagian struktur baja yang
lain, variasi terhadap panjang yang didetail tidak boleh lebih besar dari 3 mm, untuk bagian
struktur diatas 10 meter panjang.

6. Pemeriksaan dan Pengujian Hasil Pengelasan


1) Pemeriksaan atas pengelasan harus dilaksanakan pada tahap kerja berikut:
a. Sebelum pengelasan dilaksanakan
Kerak-kerak besi, besar sudut, jarak bebas antara bagian konstruksi yang akan disambung,
pembersihan permukaan baja yang akan dilas, pengeringan dari cat, minyak, karat dan
bekas potongan api yang kasar.
b. Selama pelaksanaan pengelasan
Metode pengelasan dilakukan sedemikian rupa hingga tidak timbul distrorsi pada elemen
konstruksi baja.
Prosedur pengelasan, diameter bagian yang akan dilas dan diameter kawat lasnya, type
dari bahan penerbit api, aliran dan voltase dari pengelasan, kecepatan pengelasan, posisi
kawat las, panjang dari bunga api, pelumeran, pengawasan atas kawat las yang dipakai.
c. Setelah pengelasan dilaksanakan
Kepastian bahwa hasil las berulir-ulir, kehadiran dan cacad-cacad, penanggulangan lubang
las, mutu pembuangan bintil-bintil las.
Lapisan las yang berpori-pori atau rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

2) Pengujian hasil pengelasan


a. Sepuluh persen dari hasil pengelasan, yang merupakan bagian dari keutuhan struktur
secara keseluruhan dan yang paling sulit diperiksa nantinya, harus diuji dengan pengujian
ultrasonik yang luas pengujiannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi
ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi/Pengawas.
b. Bilamana dibutuhkan pengujian parsial, pengujian ultrasonik harus dilaksanakan pada
tempat yang dipilih secara acak pada las-lasan, supaya dapat menunjukkan kualitas las
secara tipikal.
c. Las yang perlu diperbaiki harus diuji secara ultrasonik, setelah setelah perbaikan
dilaksanakan.
7. Perbaikan
1) Sebagai ganti atas penolakan dari seluruh bagian pekerjaan yang hasil lasnya ada yang tidak
memuaskan atau memperlihatkan kualitas pengerjaan yang kurang memadai, langkah-langkah
perbaikan dapat diijinkan oleh Direksi/Pengawas, yang persetujuan khususnya harus
mencantumkan tiap perbaikan yang harus diselenggarakan.
Las-lasan atau baja dasar yang cacad atau kurang baik harus diperbaiki, baik dengan cara
membuang dan mengganti hasil las secara keseluruhan, atau seperti petunjuk dibawah ini :

1 - 27


a. Kecembungan dan overtap yang keterlaluan harus dikurangi dengan cara membuang
semua besi las yang lewat batas.
b. Lubang atau kecekungan hasil las yang keterlaluan, hasil potongan yang kurang panjang
secara eksesip dan hasil las yang ukurannya kurang, harus diperbaiki dengan cara
membersihkan dan menambah besi las.
c. Hasil las yang porous atau berbintil-bintil secara eksesip, perpaduan bahan yang tidak
sempurna dan penetrasi sambungan yang kurang baik harus diperbaiki dengan cara
membuang bagian-bagian yang cacad dan mengelasnya kembali.
d. Retakan pada hasil las atau baja dasar harus diperbaiki dengan cara membuang retakan
sampai ke lapisan baja yang baik pada seluruh panjang dan 5 cm diluar bagian yang
retak, kemuadian di las. Luas retakan, dalam dan panjangnya harus dilacak dengan cara
menggoreskan zat asam, pemeriksaan partikel magnetis atau cara lainnya yang bertujuan
sama.
2) Pembuangan baja las atau bagian dari baja dasar harus dilaksanakan dengan cara memahat,
menggerinda, memotong dengan oksigen atau pengerokan dengan oksigen, dan dilaksanakan
dengan cara sedemikian rupa sehingga baja las atau baja dasar yang tinggal tidak tertaris atau
terpotong. Bagian yang cacad harus dibuang tanpa perlu mebuang baja dasarnya.
8. Pemasangan (Erection)
1) Umum
Sub Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
untuk pekerjaan memasang baut dan las dari seluruh pekerjaan besi tersebut. Semua
pekerjaan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti.
Penggunaan Drift harus mempunyai diameter yang lebih kecil dari lubang baut, dan digunakan
untuk membaca bagian-bagian pada posisinya yang tepat seperti disyaratkan dibawah ini.
Penggunaan martil berlebihan dapat merusak atau mengganggu material tidak diperkenankan.
Untuk itu setiap pekerjaan di bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta pengepasan
bagian-bagian pekerjaan yang ada harus dilaporkan kepada Direksi/Pengawas.
2) Program pemasangan
a. Prasyarat dalam Kondisi
Sebelum fabrikasi dan pemasangan di lapangan dapat dilaksanakan, sebagai suatu
prinsip, Kontraktor diwajibkan untuk menyiapkan suatu program pemasangan yang cukup
terperinci yang harus mencakup organisasi pengawasan teknis, prosedur fabrikasi,
penggunaan bahan, penggunaan mesin-mesin, prosedur pemeriksaan, lingkup dan
standard penilaian mutu. Program pemasangan ini harus diajukan kepada
Direksi/Pengawas untuk disetujui.
b. Keahlian Teknis Khusus
Bilamana keahlian teknis khusus diterapkan disini, maka penerapan dari spesifikasi parsial
dapat dikeluarkan pada saat disetujuinya pekerjaan oleh Direksi/Pengawas.
3) Persyaratan Pemasangan
a. Baut Angker
 Pemasangan baut angker harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam
ASTM.
 Baut angker harus ditempatkan dan dimatikan pada tiap tempat yang dibutuhkan untuk
pemasangan pelat dudukan dan memenuhi persyaratan berikut :

1 - 28


- Ujung angker yang berkaitan harus ditempatkan dan dirancang secara simetri
sebagaimana ditunjukkan.
- Ujung angker yang berkepala harus diproyeksikan diatas konstruksi pendukungnya,
dan harus berjarak tidak kurang dari 10 mm diatas puncak mur baut angker,
bilamana pelat dudukan dipasang dan dikencangkan.
b. Pemasangan Pelat Dudukan
 Pelat dudukan harus dipasang dan disipat datar di ketinggian yang dibutuhkan oleh
pemasangan mur untuk penyipat datar dan diterapkan sementara pada tempatnya
dengan menggunakan mur angker.
 Bilamana bawah tiap dudukan harus diisi padat-padat dengan packing kering yang
tidak bisa meyusut, yang dipelihara secara baik dan diberikan kekuatan secara cukup
sebelum daya dukung dipekerjakan ke pelat dudukan.
 Tahan untuk sementara waktu mur angker yang telah dipasang untuk meyakinkan
bahwa pelat dudukan tetap berada pada posisi dan elevasi yang disyaratkan.
 Pemasangan adukan untuk mengatur sipat datar, tidak diperkenankan.
c. Sekur (schoor/bracing) Sementara
 Sekur sementara harus dipasang pada saat pekerjaan pemasangan telah
membutuhkannya untuk menahan hasil rakitan dan menerima beban atau gaya yang
diakibatkan oleh transpotasi peralatan, pelaksanaan pemasangan atau pekerjaan
lainnya.
 Bahan-bahan permanen dan sementara harus dipersiapkan, begitu juga takel-takel,
setut atau bahan/peralatan lain yang dibutuhkan.
 Sekur sementara harus dipertahankan pada tempatnya sampai pekerjaan permanen
telah disambungkan secara memadai dan konstruksi lainnya yang diperlukan untuk
menunjang atau menahan pekerjaan permanen, telah dipasang.
 Bilamana suatu bahan bangunan akan dipikul oleh rangka baja, maka perlengkapan-
perlengkapan yang cocok harus dipasang secara cukup untuk menahan secara aman
gaya-gaya tambahan yang diakibatkan olehnya.
 Jumlah dan mutu dari sekur sementara harus diusahkan sedemikian rupa sehingga
dapat menahan beban angin dan lainnya, termasuk gaya gempa dalam intensitas tidak
boleh kurang dari seperti yang direncanakan untuk struktur permanennya.
d. Syarat sambungan sementara
Sementara pekerjaan pemasangan di lapangan telah berkembang, pekerjaan harus dibuat
atau dilas secara cermat, untuk menahan semua beban mati, angin dan gaya-gaya yang
timbul akibat pemasangan.
e. Kelurusan
Pemasangan baut atau pengelasan yang sifatnya permanen tidak diperkenankan sampai
beberapa struktur yang akan dikencangkan telah terpasang lurus atau sesuai dengan
yang dimaksud dalam gambar.
f. Pengelasan di lapangan
 Semua hasil pe-meni-an pabrik yang akan dilas di lapangan harus disikat-kawat untuk
membuang meninya.
 Pengelasan dilapangan harus memenuhi syarat yang disebutkan di dalam spesifikasi
ini, kecuali bilamana diterapkan prosedur pengelasan seperti di bengkel.

1 - 29


g. Pemasangan baut-baut standard
 Ring harus dipasang sesuai dengan kebutuhan
 Pada permulaan, kencangkan baut dan mur secukupnya untuk menjaga keutuhan
pekerjaan.
 Pada tahap akhir, yaitu setelah pemeriksaan dan perbaikan terhadap kelurusan dan
kebenaran pekerjaan, semua baut dan mur harus dikencangkan agar tercapai
dukungan (bearing) yang penuh dan kuat.
 Sebelum pekerjaan ini dapat ditinggalkan, periksa dan kencangkan sekali lagi semua
baut sesuai kebutuhan.
h. Baut mutu tinggi
Pengencangan akhir harus dilaksanakan dengan menggunakan alat yang disarankan oleh
pabrik, yang dirancang khusus untuk maksud tersebut, sesuai dengan yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Pemakaian kunci torque atau alat lainnya sebagai pengganti alat yang
disebutkan diatas tidak diperkenankan.
i. Perbaikan terhadap kesalahan
 Perbaikan terhadap kesalahan pemasangan yang tidak terlalu gawat dengan
menggunakan pahat tumpul dan alat pembesar lubang, pemahatan atau
pengguntingan diperkenankan dan harus dianggap sebagai dari pekerjaan
pemasangan.
 Setiap kesalahan yang tidak memungkinkan pemasangan yang baik dari bagian-
bagian konstruksi atau yang membutuhkan perbaikan atau penyesuaian harus
dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan dan hanya dapat diakukan dengan cara-
cara yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.
j. Kerangka Baja
Struktur baja harus dipasang sedemikian rupa, sehingga struktur tersebut dapat
membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar rencana.
4) Persiapan Pemasangan (erection)
a. Berdirikan, pasangan dan kunci pekerjaan sebagaimana ditunjukkan didalam gambar kerja
(shop-drawings) yang telah disetujui.
b. Tempatkan secara benar dan angker semua bagian dan hasil rakitan agar tercapai
dukungan yang penuh dari bagian struktur diatas elemen pendukung dari struktur.
c. Pelaksanaan dan prosedur pemasangan dan penyetutan tidak boleh menyebabkan
kerusakan pekerjaan yang telah dipasang sebelumnya, dan tidak boleh menekan secara
berlebihan bagian atau komponen bangunan.
d. Kerusakan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini harus diperbaiki
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi/Pengawas.
5) Proses Pemasangan (erection)
a. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-angker
baja dan memberitahukan kepada Direksi/Pengawas metode ukuran pelaksanaan eretion.
b. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-
jarak/kedudukan angker-angker harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan
dalam eretion, untuk itu harus dijaga agar selama pengecoran angker-angker tersebut
tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom/balok.

1 - 30


c. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan. Untuk ini
Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helment, sarung tangan
dan pemadam kebakaran.
d. Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar ahli dan
berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang
tidak menguntungkan bagi struktur.
e. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab
itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
f. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam
bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas
pekerjaan erection.
g. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas.
h. Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan pekerjaan erection. Kontraktor harus memberitahukan Direksi/Pengawas
sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah di lapangan, konstruksi
baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor.
i. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok Kontraktor harus menganti yang baru.
6) Penyimpanan Material
a. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.
b. Dalam penumpukan material harus dijaga tidak rusak, bengkok.
c. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik
ke lapangan, guna pencegahan Direksi/Pengawas.
d. Penempatan elemen konstruksi baja di lapangan harus ditempat yang kering/cukup
terlindung, sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut.
e. Direksi/Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak
karena salah penempatan atau rusak.
9. Pengecatan Baja
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat di pabrik dengan cat dasar yang telah disetujui
oleh Direksi/Pengawas, kecuali pada bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada
perletakan. Pengecatan baja terdiri dari:
a. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat dibengkel, yang
telah rusak pada saat transportasi atau pada saat pemasangan.
b. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak gemuk dan sebagainya
dengan cara mencuci dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus
dihilangkan dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik.
c. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus dilakukan.
d. Sebelum dimulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi/Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.
e. Cat dasar pertama adalah cat zin chomet primer 1 (satu) kali di work shop dengan menggunakan
kuas (brush). Cat dasar ini setebal 50 mikron.
f. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi selesai
terpasang dengan menggunakan kuas (brush).

1 - 31


g. Pemakaian cat akhir dengan menie kapal merk hemple serta di lapisi dengan cat besi sekualitas
Bee Brand atau Glo-tex untuk seluruh bidang pekerjaan besi.
h. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan persyaratan
cat yang digunakan.
Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama rata. Permukaan cat rata ialah 12,5m2 sampai
15m2 per liter untuk cat dasar, dan 15 sampai 20m2 per liter untuk lapisan berikutnya.

10. Persyaratan Pengujian


a. Untuk sambungan-sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual, kecuali pengelasan
dengan full penetration harus dilakukan pemeriksaan dengan radiographie test atau X-ray test
secara random sebesar 2 % dari seluruh pengelasan yang minimal 1 buah sambungan full
Penetration.
b. Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor untuk untuk melakukan Radiographie test/X-ray test
untuk bagian-bagian tertentu pada konstruksi baja. Semua biaya untuk Radiographie test/X-ray test
ditanggung oleh Kontraktor.
c. Mesin las yang digunakan harus mencapai kapasitas 25 – 40 volt dan 200 – 400 ampere.
d. Percobaan tarik dan tekuk pada sampel.

11. Pekerjaan Rangka Penutup Atap Baja


1) Umum
Pekerjaan rangka penutup atap menggunakan Rangka Baja canal C. Untuk bahan Rangka
penutup atap baja canal C agar memakai yang produk baik, baik import maupun produksi
lokal dalam negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri.
Lingkup Pekerjaan:
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan rangka penutup atap baja canal C meliputi:
- Pekerjaan Gording (termasuk sekur-sekur dan ikatan-ikatan pengaku)
- Dan pekerjaan lainnya yang ditunjukkan dalam gambar.

2) Bahan
 Berukuran homogen dengan ukuran yang sesuai dengan gambar rencana, tidak cacat-
cacat,karat, dan menggunakan skew penyambung yang tepat. Bahan dari rangka
bajacanal c harus berkualitas baik.

3) Pelaksanaan
1. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan sebagainya dalam pekerjaan perakitan dan
dan erection rangka penutup atap kayu.
2. Pelaksanaan pekerjaan baja ringan untuk rangka penutup atap harus mengikuti gambar
dan kaidah teknis pemasangan pekerjaan baja terutama baja ringan.
3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang) termasuk mempelajari
bentuk, pola lay out atau penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
4. Pemasangan gording, kaso dan reng harus memperhitungkan adanya talang-talang air
hujan, gevel dan lain-lain

1 - 32


Pemasangan sambungan gording harus diletakkan pada jarak 75 cm (¼ bentang) dari
tumpuan.

2.9 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

BANGUNAN LOS
1) Persyaratan Umum
Pekerjaan penutup atap terdiri dari:
1. Pekerjaan pasang penutup atap galvalum
2. Pekerjaan pasang bubung seng galvalum
3. Pekerjaan lain yang berkaitan dengan penutup atap.
Material penutup atap baik genteng maupun bubungan, sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas maupun Pengawas untuk menentukan persetujuan bahan yang
akan dipakai.

2) Persyaratan Bahan
Penutup atap adalah semua galvalum yang didatangkan harus mempunyai bentuk yang utuh, tidak
cacat, tidak retak yang cacat tidak boleh dipasang sebagai penutup atap. Material penutup atap sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas untuk menentukan
persetujuan bahan yang akan dipakai.
Penutup atap untuk bangunan ini menggunakan penutup atap galvalum kualitas super dengan syarat
sebagai berikut:
- Produksi : lokal dengan merek terkenal skala nasional, setara.
- Kualitas : super (A)
- Warna : Sesuai dengan permintaan Pemberi Tugas.
Warna harus sewarna dan seragam
- Untuk penutup bubungan menggunakan seng galvalum yang semerek, sejenis dan sekualitas.
- Bahan atap yang dipasang harus bebas dari cacat.

3) Persyaratan pelaksanaan
a. Pemasangan dimulai setelah pemasangan rangka atap benar-benar sewarna sudah selesai dan
sudah mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
b. Pemasangan galvalum harus benar-benar rata, rapi dan tidak melengkung.
c. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola pemasangan harus
sesuai petunjuk petunjuk pabrik.
d. Pemasangan bubungan harus lurus, rapi dan sesuai ketentuan.
1. Bubung harus dipasang sedemikian rupa sehingga pasangan genteng harus terikat kuat satu
sama lain dan sambungan bubungan harus rapat dan bebas dari kebocoran.

1.15 PEKERJAAN LANTAI

Lingkup pekerjaan meliputi:


Pemasangan lantai dengan keramik 40 x 40 cm warna polos/motif untuk lantai.

Syarat pelaksanaan pekerjaan :


1. Secara keseluruhan keramik pada lantai digunakan kualitas baik dan telah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Pengawas.

1 - 33


2. Lantai teras beton rabat menggunakan adukan dengan komposisi 1Pc :3 Psr :5 Split.
3. Setelah keramik terpasang dengan baik dan telah mendapat persetujuan secaratertulis dari
Pengawas dan dinyatakan baik, baru dapat dimulai pekerjaan pengolotan (cor nat-nat keramik
dengan PC) hingga menghasilkan nat-nat yang sama lebarnya dan rata. Sebelum pekerjaan
pembersihan kotoran selesai, maka pekerjaan pembersihan kotoran harus tetap diteruskan hingga
betul-betul bersih walaupun jam kerja telah usai. Penundaan pembersihan sisa kotoran akan berakibat
sulitnya pembersihan sisa semen tersebut.
4. Penyambungan keramik yang menempel tembok (berhimpit dengan tembok) harus dimasukkan ke
dalam plesteran minimal 1,5 cm.
5. Seluruh bidang-bidang permukaan keramik setelah terpasang harus datar, nat-natnya merupakan garis
lurus vertikal/horisontal.
6. Pemasangan keramik dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pemasangan atap dan plafon selesai
(seluruh pekerjaan selesai) terkecuali cat-catan.
7. Keramik yang akan digunakan harus telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas.
8. Keramik yang cacat, retak tepinya, noda-noda atau cacat warna tidak boleh dipasang, jika sudah
terpasang harus dibongkar dan diganti.

1.16 PEKERJAAN PENGECATAN


1. Lingkup pekerjaan di atas meliputi sebagai berikut:
a. Pada permukaan tembok baru yang akan dicat terlebih dahuluharus dilakukan penghalusan
permukaan dengan amplas dan plamur tembok darl merk yang sama dengan merk
cattemboknya, sehingga mendapatkan permukaan yang rata danhalus serta siap untuk
dilakukan pengecatan.
b. Untuk tembok lama yang akan dicat ulang harus terlebih dahulu dibersihkan dan diamplas
dari sisa - sisa cat lama yang mudah mengelupas.
b. Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga sampaimendapatkan warna yang merata.
c. Cat tembok yang digunakan sekualitas merk Decolith atau Catilac, warnaakan ditentukan
kemudian oleh Pengendali Kegiatan.
2. Cat Besi untuk semua permukaan kayu yang kelihatan
a. Meni Besi dilakukan untuk semua permukaan besi yangkelihatan termasuk yang tertanam /
kelihatan.
b. Penghalusan dengan plamuur dan amplas dilakukan hingga mendapatkan permukaan yang rata
dan halus serta siap dilakukan untuk pengecatan.
c. Pengecatan dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan warna yang rata.
d. Warna akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Anggaran.

1.17 PEKERJAAN PAVING


a. Persyaratan Bahan Paving :
a. Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk pekerjaan paving
seperti yang ditunjukan pada gambar pelaksanaan

b. Persyaratan Bahan Paving :


b. Paving teras menggunakan paving tipe Holland ukuran 210mm x 105mmmutu K-250
ketebalan 6 cm.

1 - 34


c. Bahan paving harus memenuhi persyaratan teknis misalnya tidak licin, tidak retak, rata
dan mempunyai daya rekat aduk setandart, digunakan untuk ruangan dan teras bangunan
sesuai desain gambar.
d. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pelaksana harus mangajukan contoh terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan direksi. Bahan tersebut harus disimpan di tempat
yang terlindung dan tertuup, kering dan bersih.
e. Semua Paving tersebut dapat menggunakan produk lokal yang telah memiliki SII dan
memenuhi syarat PUBI 1972.
f. Toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak boleh lebih dari 1% atau sesuai gambar,
jenis keramik harus
g. Seragam / satu merek dan warna harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi
Pekerjaan.

c. Pelaksana Pekerjaan Paving :


a. Sebelum pemasangan paving terlebih dahulu diberi pasir urug padat dengan ketebalan
sesuai pada gambar, terlebih dahulu harus diteliti kebenaran pemadatan tanah urug dan
pasir urug di bawahnya serta ketepatan pada peil yang ditentukan
b. Pengisian siar-siar harus cukup merata/padat. Setelah dibersihkan dari kotoran.

1.18 PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Pengecatan
a. Material, Ketentuan Umum
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik yang disetujui oleh Direksi.
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh pabrik
pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang
akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentuserta diaduk sampai rata betul baik
mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada
saat dipakai.
b. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang untuk finishing
digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi, untuk
pekerjaan-pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint yang terdiri
dari alkyd resin.
c. Daftar Bahan
Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua material yang akan
digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi, semua material tersebut harus disetujui
oleh Direksi.
d. Pemilihan Warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia barang/jasa dari
contoh-contoh yang diberikan supplier.
e. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran dan
debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan terlebih dahulu dengan
peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan caramemotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan

1 - 35


dicat atau tempat untuk menutupnya.Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan
kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya sampai halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat dua
lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah pembersihan dari
pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate Primer”dari merek yang disetujui, tebal dari setiap
pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan,
permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu. Pengecatan
harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan pengecatan
tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi.Semua cacat-cacat harus diperbaiki
seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak ataupun
berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai.Pecah yang harus diperbaiki dengan
memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan kemudian memboboknya sampai cacat
tersebut tidak menampakkan bekas.
2. Tanda - tanda
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan
sebagai berikut :
-
- Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan
- Tenaga Kerja
Hanya tenaga terampil dan asli dipakai untuk mengerjakan pemasangan kaca, pengecatan
dsb.Harus ada kepala tukang besi yang ahli yang mengawasi selama pekerjaan berlangsung.

3. Persediaan Bahan Untuk Pekerjaan


Sesudah pekerjaan selesai seluruhnya maka Penyedia barang/jasa harus menyediakan sejumlah
bahan yang tergantung dari warna setiap bahan yang akan digunakan apabila ada perbaikan-perbaikan
yang diperlukan selama jangka waktu perawatan. Jumlah dari bahan tersebut sangat tergantung dari
kuantitas setiap jenis pekerjaan dan akan ditentukan kemudian.

4. Sistem Drainase
a. Penggalian
Penggalian saluran untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus merupakan garis lurus
dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan pada gambar rencana. Saluran tersebut harus
mempunyai lebar sehingga memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
karena ruang geraknya mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun melebihi 50 cm pada
sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya, jika diperlukan untuk
menjaga penggalian tanah melebihi dari yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton
tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat pelaksanaan tanah galian yang
akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar tanah tersebut bebas dari
pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan
daya dukung yang baik agar dapat mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga harus
dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya pekejaan.

b. Pipa PVC
Ukuran pipa PVC maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar rencana.Bentuk pipa harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1 - 36


a. Pipa harus lurus, dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dantidak rusak.
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpacacat berupa lubang-
lubang atau retak-retak
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang.Pipa PVC yang digunakan harus AW
sekualitas Rucika atau maspion

c. Letak Pipa Drainase


Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat pekerjaan.Pipa-pipa yang tidak
sempurna tidak boleh dipakai dan harus dipisahkan.Pipa drainase harus diletakkan merupakan garis
lurus dan dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.Perhatian khusus
harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil yang direncanakan dengan
menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.

d. Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan pengetesan.Tanah
timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang lebih 30 mm di atas harus dari material
yang terpilih.Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus dilaksanakan dengan hati-hati
supaya tidak merusak pipa.

e. Test Sistem Drainase


Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus di test terlebih dahulu untuk menguji apakah
seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus menunjukkan hasil yang baik dan tidak
boleh menunjukkan hambatan, yang berarti kurang berfungsinya seluruh sistem dengan baik. Jika
dipandang perlu oleh Direksi maka bagian yang cacat tersebut harus dibongkar dan diperbaharui
dengan kerja dan atas biaya Penyedia barang/jasa.

5. Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengatur


Pemasangan katup, perlengkapan sambungan dan sebagainya harus mendapatkan pengawasan dan
perhatian yang seksama terhadap kebersihan penopang dan sambungan seperti tersebut di atas
mengenai perpipaan. Katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat ditempa, harus
cocok terhadap pipa pada posisi mendatar.Sedangkan porosnya ditempatkan secara tegak lurus.Kecuali
bila arah pipa tidak mendatar.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros, pembungkus dan kotak
luar, Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan atau lubang
kontrol.

1 - 37



Anda mungkin juga menyukai