Anda di halaman 1dari 6

“Ringkasan Kelompok 8 Ekonomi Manajrial”

- Syahrul Ramadhani (A1B118219)


- Satriawan (A1B118205)
- Yuyun Izza Cahyani (A1B118237)
- Suciaty (A1B118215)
- Putri indriani (A1B118180)
- Rahmi yuniati (A1B118181)

“Konsep Dasar Analisis Investasi”

A. Kerangka Utama Analisis Investasi Proyek Industri

Pertimbangan_pertimbangan ekonomi sangat penting dalam analisis sistem


industri. Untuk sistem industri yang telah ada, pertimbangan eknomi sering kali
dijadikan sebagai dasar untuk analisis kelayakan oprasional. Demikian pula untuk
sistem industri yang belum ada, analisis kelayakan ekonomi (economic feasibility
analysis) seringkali menjadi dasar pertimbangan apakah suatu sistem industri
tertentu layak dibangun atau dikembangkan.

Analisis proyek industri pada dasarnya merupakan suatu studi ekonomi


manajrial yang dilakukan secara konprehenship mencakup analisis pasar, studi
teknik, dan analisis ekonomi. Alternatif proyek industri terdiri atas dua aspek
utama yang perlu dipertimbangkan, yaitu: aspek teknik dan aspek ekonomi. Aspek
teknik meliputi studi yang berkaitan dengan proses produksi, karakteristik
produksi, sistem usaha, dan lokasi dari unit produksi.

Aspek ekonomi dari proyek industri berkaitan dengan pendugaan penerimaan


total dan biaya total persatuan waktu. Pendugaan penerimaan total dan biaya total
pada masa mendatang dapat menggunakan pendekatan peramalan atau metode
lainnya seperti : “unit engineering costing”

B. Pengaruh Waktu Terhadap Nilai Uang


Proyek industri merupakan suatu aktivitas yang bersifat jangka panjang,
sehingga aliran kas akan terdiri dari beberapa waktu sesuai dengan umur
ekonomis dari proyek industri itu. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa nilai
uang sebagai manfaat ekonomi dari proyek yang diperkirakan akan diterima pada
masa mendatang tidak sama dengan nilai uang yang diterima pada saat sekarang,
karena adanya faktor “intrest rate” tertentu. Oleh karena itu untuk keperluan
perhitungan, nilai uang itu perlu dievaluasi pada satu titik waktu tertentu yaitu
waktu sekarang. Dalam eknomi manajrial, pengaruh waktu dan “intrest rate”
memperoleh perhatian utama dan merupakan topik penting dalam analisis
investasi proyek industri.

 Bunga Efektif

Bunga efektif adalah kebalikan dari bunga flat, yaitu besaran bunga dihitung
berdasarkan pokok hutang yang tersisa. Sehingga bunga dan pokok dalam ansuarn
setiap bulan akan berbeda, meski besaran ansuran setiap bulannya tetap sama.
Bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal
kredit kepemilikan rumah atau kredit investasi, sedangkan bunga flat diterapkan
untuk pinjaman atau kredit konsumsi seperti kredit kepemilikan mobil, kredit
peralatan rumah tangga dll.

C. Keriteria Evaluasi Proyek Industri

Kriteria untuk evaluasi proyek industri adalah tingkat keuntngan ekonomis.


Dengan demikian apabila suatu proyek industri telah memenuhi persyaratan
teknik, maka perlu ditentukantingkat keuntungan ekonmis yang dapat diperoleh
dari proyek indutri itu.

Beberapa kriteria ekonomi untuk mengevaluasi industri yang akan dibahas


secara bertahan dari yang paling mudah hingga yang cukup konpleks, anatara lain:

1. Analisis investasi proyek industri untuk alternatif pilihan tunggal.


2. Analisis investasi proyek industri untuk beberapa alternatif pilihan yang
memiliki periode waktu sama.
3. Analisis investasi baik industri untuk beberapa alternatif pilihan yang
memiliki priode waktu berbeda.
4. Analisis investasi proyek industri di bawah ketidakpastian dan resiko.

D. Analisis Investasi Proyek Industri Untuk Pilihan Tunggal

Beberapa kriteria yang dapat dipergunakan dalam menganalisis investasi


proyek industri untuk pilihan tunggal antara lain:

1. Kriteria nilai bersih sekarang (NPV).


2. Kriteria rasio manfaat – biaya (BCR).
3. Kriteria internal rate of return (IRR).

E. Analisis Investasi Untuk Beberapa Proyek Industri Yang Memiliki Umur


Ekonomis Sama

Persyaratan penggunaan kriteria ini adalah proyek-proyek indutri yang


diperbandingkan harus memiliki umur ekonomis yang sama. Pembahasan berikut
akan mengemukakan penggunaan kriteria “Incremental NPV”, Incremental BCR’,
dan “Incremental IRR”.

1. Kriteria “Incremental NPV”

Oleh karena tujuan setiap aktivitas industri adalah memaksimumkan


keuntungan eknomis, maka kriteria NPV tetap konsisten karena NPV tertinggi
diantara berbagai pilihan investasi proyek industri akan menunjukan keuntungan
ekonomis yang tertinggi juga sehingga investasi pada proyek industri yang
memiliki NPV tertinggi akan paling menguntungkan.

2. Kriteria “Incremental BCR”


Agar menjaga konsistensi dalam analisis pembandingan antar – proyek
industri yang memiliki umur ekonomis sama, maka kriteria BCR untuk pilihan
tunggal harus diganti dengan kriteria “Incremental BCR”.

3. Kriteria “Incremental IRR”

Perhitungan “Incremental IRR” adalah serupa dengan proses perhitungan nilai


IRR untuk pilihan tunggal melalui perhitungan secara bertahap, kecuali bahwa
data aliran kas yang dipergunakan adalah data “Incremental”.

F. Analisis Investasi Untuk Beberapa Proyek Industri Yang Memiliki Umur


Ekonomis Berbeda

Dalam analisis investasi proyek industri sering dijuampai bahwa dari berbagai
alternatif investasi proyek industri yang mungkin dilaksanakan itu memiliki umur
ekonomis yang berbeda, dalam pengertian bahwa masa beroprasi proyek-proyek
industri itu tidak sama.

Untuk keperluan pembandingan proyek-proyek indusri yang memiliki umur


ekonomis berbeda, konsep NPV masih dapat diterpakna karena NPV mengukur
keuntungan ekonomis dari suatu proyek industri, hanya saja besaran NPV harus
diteransformasikan ke dalam nilai equivalent tahuanan. Dengan demikian dasar
pembandingan proyek-proyek industri menjadi sama, yaitu berdasarkan nilai
equivalent tahunana dari keuntungan ekonomis yang diberikan oleh proyek
industri itu.

G. Analisis Break – Even

Analisis break even merupakan salah satu teknik analisis ekonomi yang
berguna dalam menghubungkan biaya variable total (TVC) dan biaya tetap total
(TFC) terhadap output produksi atau ukuran-ukuran lain dalam aktivitas industri.

H. Analisis Investasi Proyek Industri di Bawah Kondisi Ketidakpastian


Suatu proyek industri dikatakan berada dalam kondisi ketidakpastian apabila
manajer tidak dapat mendaftarkan semua kejadian yang mungkin dihadapi dimasa
mendatang dan atau tidak dapat menetapkan probabilitas dari berbagai kejadian
yang mungkin terjadi itu.

Pembahasan berikut akan mengemukakan berbagai kriteria yang umum


dipergunakan dalam analisis investasi proyek industri yang berada dalam situasi
ketidakpastian.

1) Kriteria Maksimin

Para manajer yang pesimis akan situasi perekonomian atau situasi bisnis
pada umumnya menggunakan kriteria maksimin. Kriteria maksimin
mengidentifikasi hasil yang paling jelek atau minimum untuk setiap alternatif
pilihan investasi proyek industri dan kemudian membuat keputusan berdasarkan
nilai maksimun dari hasil minimum itu (maksimin).

2) Kriteria Maksimak

Para manajer yang pesimis akan situasi perekonomian atau situasi bisnis
pada umumnya menggunakan kriteria maksimak. Kriteria maksimak
mengidentifikasi hasil yang paling baik atau maksimum untuk setiap alternatif
pilihan investasi proyek industri dan kemudian membuat keputusan berdasarkan
nilai maksimum dari hasil maksimum itu (maksimak).

3) Kriteria Hurwicz

Jika kriteria maksimin menunjukan bahwa manajer terlalu pesimis dengan


menganggap situasi prekonomian pasti akan resesi (buruk), sedangkan kriteria
maksimak menunjukan bahwa manajer terlalu optimis dengan menganggap
situasi prekonomian pasti akan cerah (baik), maka kriteria hurxicz berada
diantara kedua titik ekstrim itu. Kriteria hurwicz suatu indeks relatif yang
mewakili kriteria yang bersifat optimis dan pesimis.
4) Kriteria Laplace

Perinsip Laplace didasarkan pada asumsi bahwa keadaan di alam ini tidak
berbeda, sehingga memiliki peluang yang sama untuk terjadi. Berdasarkan
prinsip laplace berarti situasi prekonomian yang terdiri dari tiga kejadian yang
mungkin, yaitu: prekonomian cerah, prekonomian normal, dan prekonomian
resesi.

5) Kriteria Minimaks Penyesalan

Keriteria minimaks “penyelasan” berdasarkan pada perinsip untuk


meminimumkan “penyesalan” atau suatu kesempatan yang hilang sebagai akibat
diambil suatu keputusan tertentu berkaitan dengan investasi proyek industri.

I. Konsep analisis Break-even Di bawah Kondisi Berisiko


Analisis Break-even dapat juga digunakan untuk pembuatan keputusan
dibawah kondisi berisiko, terutama untuk pembuatan keputusan yang bersifat
jangka pendek. Konsep analisis break-even dibawah kondisi berisiko pada
dasar serupa dengan analisis break-even yang telah dibahas dalam bagian 8.7,
kecuali bahwa dalam kondisi berisiko kita menggunakan nilai ekspektasi dari
berbagai kemungkinan yang diharapkan akan terjadi. Untuk menjelaskan
penerapan konsep analisis break-even dibawah kondisi, maka perhatikan kasus
hipotesis berikut.
J. Ringkasan
Banyak desain dan alternatif operasional dapat digambarkan dalam bentuk
penerimaan (manfaat ekonomi) dan pengeluaran (biaya-biaya) sepanjang
waktu. Oleh karena itu untuk memaksimumkan keuntungan sepanjang waktu,
maka kita perlu mengendalikan penerimaan total sepanjang waktu dan biaya
total sepanjang waktu.

Anda mungkin juga menyukai