Anda di halaman 1dari 19

TUGAS BESAR

PERENCANAAN WILAYAH

EVALUASI TUTUPAN LAHAN KONSERVASI


TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN
SIDOARJO

Disusun oleh:
Rossita Yuli Ratnaningsih 03311850010004
Niswah Selmi Kaffa 03311850012002

PROGRAM MAGISTER DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

2.1 Kabupaten Sidoarjo ....................................................................................... 3

2.2 Tutupan Lahan .............................................................................................. 5

2.3 Wilayah Konservasi ...................................................................................... 5

2.4 Matrik Confusion .......................................................................................... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 8

3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 8

3.2 Data ............................................................................................................... 8

3.3 Metode Pelaksanaan ...................................................................................... 8

BAB IV HASIL DAN ANALISA ........................................................................ 11

4.1 Hasil Klasifikasi .......................................................................................... 11

4.2 Penentuan Kappa ......................................................................................... 12

4.3 Tutupan Lahan Konservasi ......................................................................... 13

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 14

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14

5.2 Saran ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

LAMPIRAN .......................................................................................................... 15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai bagian dari Wilayah Pengembangan (SWP) Gerbang-kertosusila,
posisi Kabupaten Sidoarjo merupakan bagian dari Surabaya Metropolitan Area,
sehingga mempunyai keuntungan lokasi yang dapat mendorong wilayah ini tumbuh
dan berkembang relatif cepat. Berbagai bentuk investasi pembangunan, baik yang
dilaksanakan pemerintah, swasta maupun masyarakat, banyak bermunculan.
Misalnya perkembangan berbagai jenis kegiatan industri, permukiman, serta
perdagangan dan jasa yang semuanya akan membutuhkan ruang untuk
pengembangan. Sehingga dampak dari perkembangan tersebut sangat terasa pada
perkembangan fisik wilayah. Perkembangan fisik Kabupaten Sidoarjo
menyebabkan banyak alih fungsi lahan belum terbangun menjadi kawasan
terbangun (perumahan dan industri).
Berdasarkan UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, setiap kegiatan
pemanfaatan ruang harus berpedoman pada Rencana Tata Ruang. Adapun
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Sidoarjo merupakan upaya untuk
mengembangkan Sidoarjo sesuai dengan potensi, permasalahan dan karakteristik
wilayah yang lebih terpadu, partisipatif dan berkelanjutan. Penyusunan RTRW
Sidoarjo merupakan landasan bagi penetapan strategi pelaksanaan pemanfaatan
ruang wilayah Sidoarjo. Rencana tata ruang tersebut diharapkan mampu menjadi
pedoman kebijakan pemanfaatan ruang.
Pertumbuhan wilayah Kabupaten Sidoarjo berlangsung secara dinamis dalam
beberapa tahun terakhir, dapat berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang yang ada.
Sehingga perlu langkah antisipasi terhadap perkembangan yang terjadi, dengan
suatu produk rencana tata ruang wilayah. Perkembangan wilayah yang terjadi bisa
sesuai dengan rencana tata ruang yang ada, atau terjadi penyimpangan. Oleh sebab
itu, upaya untuk mengevaluasi rencana tata ruang wilayah yang ada merupakan
suatu tindakan yang sangat diperlukan agar deviasi pemanfaatan ruang tidak
semakin melebar.

1
Sehingga pada tugas kali ini penulis bermaksud untuk melakukan evaluasi
tutupan lahan terhadap penggunaan lahan (Studi: Wilayah Konservasi) di
Kabupaten Sidoarjo dengan cara membandingkan citra satelit Landsat 8 pada
tanggal 18 November 2019 dengan RTRW Kabupaten Sidoarjo tahun 2009-2029.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut,
a. Membandingkan luas wilayah konservasi terbangun pada tahun 2019
dengan RTRW Kabupaten Sidoarjo tahun 2009 – 2029.
b. Menganalisa deviasi kenyataan lapangan dengan RTRW Kabupaten
Sidoarjo tahun 2009 – 2029.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kabupaten Sidoarjo


Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami
perkembangan pesat di berbagai sektor. Keberhasilan ini dicapai karena berbagai
potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta
usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah.
Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia
yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu
menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional.
Kabupaten Sidoarjo berada antara 112,5o dan 112,9o Bujur Timur (BT) dan antara
7,3o dan 7,5o Lintang Selatan (LS) dengan batas wilayah:
− Sebelah Utara : Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik
− Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
− Sebalah Barat : Kabupaten Mojokerto
− Sebelah Timur : Selat Madura

Gambar 2.1 Wilayah Kabupaten Sidoarjo


Adapun komposisi penggunaan lahan (landuse composition) pada Kabupaten
Sidoarjo adalah sebagai berikut,

3
Tabel 2.1 Komposisi Penggunaan Lahan Kabupaten Sidoarjo (Sumber:
Dinas Komunikasi dan Infromatika Kabupaten Sidoarjo, 2018)
No Luasan/Coverage (Ha) %
1 KAWASAN LINDUNG/COVERT
AREA
Kawasan Lindung Bawahannya (The 3.541,02 4,96
Subordinate Covert Area)
Kawasan Lindung Setempat (Local 4.031,06 5,64
Covert Area)
Kawasan Pelestarian Alam (Nature 7,00 0,01
Preservation Area)
Kawasan Rawan Bencana Alam 800,00 1,12
(Natural Disaster Prone Regions)
2 KAWASAN
BUDIDAYA/CULTIVATION
AREA
Kawasan Pemukiman (Setlement 24.119,09 33,7
Area)
Kawasan Pertanian (Agriculture Area) 13.544,07 18,96
Kawasan Perikanan (Fishery Area) 13.349,13 18,69
Kawasan Pertambangan (Mining 50,00 0,07
Area)
Industri (Industry) 6.938,86 9,71
Fasilitas Umum (Public Facilities) 1.030,17 1,44
Perdagangan dan Jasa (Trade and 1.683,72 2,36
Service)
3 LAIN-LAIN/THE OTHER 2.332,8 3,27
JUMLAH 71.427,00 100,00

Penggunaan lahan di Kabupaten Sidoarjo dapat diklasifikasikan menjadi 11


jenis penggunaan lahan yaitu: perkampungan, industri, pertambangan, sawah,
pertanian, tanah kering, hutan (tanah bakau) perairan (darat dan tambak), tanah

4
terbuka, jalan, sungai/saluran irigasi, lain-lain. Luas wilayah dataran Kabupaten
Sidoarjo adalah 71.424,25 Ha.

2.2 Tutupan Lahan


Tutupan lahan adalah kenampakan material fisik bumi. Tutupan lahan dapat
menggambarkan keterkaitan antara proses alami dan proses sosial. Tutupan lahan
dapat menyediakan informasi yang sangat penting untuk keperluan pemodelan serta
untuk memahami fenomena alam yang terjadi di permukaan bumi. Data tutupan
lahan juga digunakan dalam mempelajari perubahan iklim dan memahami
keterkaitan antara aktivitas manusia dan perubahan global. Informasi tutupan lahan
yang akurat merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan kinerja dari
model-model ekosistem, hidrologi dan atmosfer. Tutupan lahan merupakan
informasi dasar dalam kajian geoscience dan perubahan global (Sampurno dan
Thoriq, 2016).
Informasi tutupan lahan terbaru berupa peta dapat diperoleh melalui teknik
penginderaan jauh. Penginderaan jauh telah lama menjadi sarana yang penting dan
efektif dalam pemantauan tutupan lahan dengan kemampuan menyediakan
informasi mengenai keragaman spasial di permukaan bumi dengan cepat, luas,
tepat, serta mudah.

2.3 Wilayah Konservasi


Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Peraturan
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, kawasan
konservasi adalah kawasan yang ditetapkan fungsinya sebagai kawasan suaka alam
dan kawasan pelestarian alam. Sedangkan menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Sidoarjo Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penetapan Kawasan Lindung di Kabupaten
Sidoarjo, kawasan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa
guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Adapun kawasan perlindungan
setempat sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini terdiri dari:
− Sempadan air dan sungai

5
− Kawasan sekitar rawa dan hutan rawa
− Sempadan pantai
− Sekitar waduk
− Ruang terbuka hijau dan hutan kota
Kawasan konservasi merupakan salah satu jenis kawasan lindung. Adapun yang
merupakan bagian dari kawasan lindung menurut RTRW Kabupaten Sidoarjo tahun
2009 – 2029 adalah: kawasan konservasi dan resapan air, sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan pantai berhutan bakau, kawasan cagar budaya, dan
kawasan rawan bencana alam.

2.4 Matrik Confusion


Confusion matrix merupakan alat pengukuran yang dapat digunakan untuk
menghitung kinerja atau tingkat kebenaran proses klasifikasi. Dengan confusion
matrix dapat dianalisa seberapa baik classifier dapat mengenali record dari kelas-
kelas yang berbeda. Tabel confusion matrix ditunjukkan tabel berikut,
Table 2.2 Confusion Matrix
Prediksi
Positif Negatif
Aktual Positif TP FN
Negatif FP TN
Keterangan :
a. TP (True Positive) merupakan banyaknya data yang kelas aktualnya adalah
kelas positif dengan kelas prediksinya merupakan kelas positif.
b. FN (False Negative) merupakan banyaknya data yang kelas aktualnya
adalah kelas positif dengan kelas prediksinya merupakan kelas negatif
c. FP (False Positive) merupakan banyaknya data yang kelas aktualnya adalah
kelas negatif dengan kelas prediksinya merupakan kelas positif
d. TN (True Negative) merupakan banyaknya data yang kelas aktualnya adalah
kelas negatif dengan kelas prediksinya merupakan kelas negatif
Selain pada dimensi 2x2, penerapan confusion matrix pada multiclass juga berlaku

6
Table 2.3 Multiclass Confusion Matrix
Prediksi
Positif Negatif Netral
Prediksi Positif TPos FPosNeg FPosNet
Negatif FNegPos TNeg FNegNet
Netral FNetPos FNetNeg TNet

Tidak jauh berbeda dengan yang berdimensi 2x2, multiclass confusion matrix
juga memiliki elemen TP (True Positive), FN (False Negative), FP (False Positive),
dan TN (True Negative). Berikut adalah ketentuan-ketentuan dalam menetapkan
nilai elemen tersebut:
a. TP (True Positive) merupakan banyaknya data yang kelas aktualnya sama
dengan kelas prediksinya.
b. FN (False Negative) merupakan total dari seluruh baris yang ditunjuk
kecuali TP yang dicari
c. FP (False Positive) merupakan total dari seluruh kolom yang ditunjuk
kecuali TP yang dicari.
d. TN (True Negative) merupakan total dari seluruh kolom dan baris selain
yang ditunjuk (Al Kabir, 2017)

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini mengambil lokasi daerah studi Kawasan konservasi di
Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Kawasan konservasi termasuk bagian
dari Kawasan lindung.

Gambar 3.1 Peta Pola Ruang Kabupaten Sidoarjo


3.2 Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain :
1. Peta Batas Administrasi Provinsi Jawa Timur
2. Landsat-8 path/row (118/065) tahun 2019 (17 Agustus 2019) digunakan untuk
klasifikasi penggunaan lahan
3. RTRW kab. Sidoarjo 2009-2029 digunakan untuk analisa kesesuaian lahan

3.3 Metode Pelaksanaan


Adapun metode pelaksanaan pada evaluasi tutupan lahan konservasi di
Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut,

8
Gambar 3.1 Flowchart Metode Pelaksanaan

Dalam pengolahan ini data yang ada diproses agar dapat digunakan untuk
analisa atau menghasilkan informasi yang diinginkan. Pengolahan data citra
Landsat 8 dilakukan untuk membuat peta penggunaan lahan Kawasan konservasi,
dan peta Pola Ruang dalam RTRW Kabupaten Sidoarjo digunakan sebagai data
pembanding, untuk mengetahui perubahan lahan di Kabupaten Sidoarjo.

9
Untuk proses klasifikasi peta tutupan lahan pesisir dilakukan dengan
pengambilan training area. Setelah pengambilan training area selesai, kemudian
dilakukan proses klasifikasi supervised atau terbimbing.

10
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil Klasifikasi
Klasifikasi terbimbing (supervised classification) dilakukan berdasarkan citra
satelit Landsat 8 OLI pada tanggal 18 November 2019. Adapun klasifikasi di sini
ditujukan untuk mengetahui lahan konservasi (dalam hal ini hutan bakau) maka
composite band yang digunakan adalah 6 5 2 (Healthy Vegetation). Adapun hasil
dari composite band pada wilayah kajian adalah sebagai berikut,

Gambar 4.1 Hasil dari Composite Band Healthy Vegetation

Berdasarkan RTRW Sidoarjo tahun 2009 – 2019 dan kecenderungan


spektral pada hasil Composite Band Healthy Vegetation, maka dibuatlah kelas
pengklasifikasian sebagai berikut,
− Tanah kosong/pemukiman
− Sawah tadah hujan/sungai
− Hutan rawa/mangrove
− Sawah irigasi/ladang
− Lumpur

11
Adapun hasil dari klasifikasi terbimbing tersebut adalah sebagai berikut,

Gambar 4.2 Hasil Klasifikasi Terbimbing

4.2 Penentuan Kappa


Hasil klasifikasi tersebut kemudian dihitung kappa nya berdasarkan matriks
berikut,
Tabel 4.1 Matriks Kelas
KELASTanah Kosong/Pemukiman
Sawah Tadah Hujan/Sungai
Hutan Rawa/Mangrove
Sawah Irigasi/Ladang Lumpur Ground Truth
Tanah Kosong/Pemukiman 25 0 0 0 0 25
Sawah Tadah Hujan/Sungai 0 23 0 0 0 23
Hutan Rawa/Mangrove 0 0 27 0 0 27
Sawah Irigasi/Ladang 0 0 3 30 0 33
Lumpur 5 7 0 0 30 42
TOTAL 30 30 30 30 30 150

Adapun berdasar matriks tersebut didapatkan nilai kappa sebesar 0,875.


Sehingga klasifikasi yang dilakukan dapat diproses lebih lanjut.

12
4.3 Tutupan Lahan Konservasi
Adapun berdasarkan shapefile RTRW Kabupaten Sidoarjo tahun 2009 -
2019, didapatkan luasan lahan konservasi mangrove seluas 9,5 km2. Sedangkan
perhitungan luas dari data raster yang didapat mengenai lahan yang tertanami
mangrove adalah seluas 6,3 km2. Sehingga terdapat deviasi luas 3,2 km2 dengan
luas kenyataan lebih kecil dibandingkan luas pola ruang pada RTRW Kabupaten
Sidoarjo tahun 2009 – 2019. Berdasarkan pengamatan melalui citra, terdapat
beberapa lahan yang diperuntukkan untuk mangrove namun beralih fungsi menjadi
tambak.

13
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dilakukan diketahui terdapat deviasi lahan
konservasi mangrove pada Kabupaten Sidoarjo di tahun 2019 adalah sebesar 3,2
km2 dengan luas kenyataan lebih kecil dibandingkan pola ruang pada RTRW
Kabupaten Sidoarjo tahun 2009 – 2019.

5.2 Saran
Untuk mengetahui apakah hasil klasifikasi yang dilakukan pada citra sudah
sesuai dengan kondisi di lapangan seharusnya dalam penelitian ini dilakukan
Groundtruth atau survey lapangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo. 2018. “Selayang Pandang


Kabupaten Sidoarjo”. Kabupaten Sidoarjo: Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sidoarjo.
Sampurno, Rizki Mulya dan Thoriq, Ahmad. 2016. “Klasifikasi Tutupan Lahan
Menggunakan Citra Landsat 8 Operational Land Imager (OLI) di
Kabupaten Sumedang. Jurnal Teknotan Vol.10 No.2
Al Kabir, Alimuddin Hasan. 2017. “Analisis Sentimen Data Kritik dan Saran
Pelatihan Aplikasi Teknologi Informasi (PATI) Menggunakan Algortima
Support Vector Machine. Tesis. Universitas Muahammadiyah Malang
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. 2000. “Penetapan Lahan Konservasi Sawah
Beririgasi Teknik Kabupaten Sidoarjo Tahun 2000 – 2009”. Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai