Negara kita tercinta ini terkenal dengan Zamrud Khatulistiwa, alasannya adalah karena Nusantara ini sangat
kaya sekali hasil buminya dan wilayahnya yang terhampar luas nan hijau. Indonesia juga merupakan negara
penghasil berbagai macam rempah-rempah. Rempah-rempah sangat dibutuhkan sekali oleh bangsa Eropa
sebagai bahan obat-obatan dan baahan minuman.
Pada awalnya bangsa Eropa memperoleh rempah-rempah dari para pedagang. Tetapi, dengan ditutupnya
Pelabuhan Konstantinopel bagi orang-orang Eropa, mereka sangat kesulitan sekali memperoleh rempah-rempah
itu. Karena hal tersebutlah bangsa Eropa melakukan pelayaran ke negara yang lain termasuk Indonesia guna
untuk memeperoleh rempah-rempah itu.
Pada awalnya kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk melakukan perdagangan (jual-beli) rempah-
rempah. Tetapi maksud dan niat tersebut berubah untuk menjajah dan menguasai Indonesia, karena mereka
melihat kekayaan Nusantara. Mereka mengambil berbagai macam kekayaan alam yang ada di Indonesia, hal
inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia menderita.
Bangsa Eropa yang pertama datang ke Indonesia dalah Portugis. Portugis pertama kali mendarat di Maluku
pada tahun 1512 di bawah pimpinan Antinio d’ Abreau. Tatkala Portugis datang, di Maluku sedang terjadi
persaingan antara Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Portugis memanfaatkan keadaan tersebut untuk
menguasai wilayah Maluku.
Kemudian setelah berlangsung beberapa lama, datanglah Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang yang diberinama VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie yang berkedudukan di Batavia atau yang sekarang menjadi Jakarta. Inilah awal dari penderitaan
rakyat Indonesia. Selama berdiri VOC mengeruk berbagai macam kekayaan yang ada di Indonesia untuk
dimilikinya. Sedangkan rakyat Indonesia mereka suruh Kerja Rodi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Penderitaan yang dialami oleh bangsa Indonesia terus berlanjut dan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan
Belanda menerapkan sistem tanam paksa (Cutuur Stelsel). Pencetus dan pelaksana dari sistem ini adalah
Johanes Van den Bosch selaku gubernur jendral Belanda pada tahun 1830-1833. Menurutnya, sistem tanam
paksa yang mereka lakukan ini berdasarkan hukum adat yang menyatakan bahwa siapa saja yang berkuasa di
suatu daerah, maka ia akan memiliki tanah dan penduduknya.
Penderitaan-penderitaan yang dialami oleh bangsa Indonesia ini membangkitkan semangat perjuangan yang
menggelora untuk melawan penjajah. Di setiap daerah sudah mulai melakukan perlawanan-perlawanan,
misalnya di daerah Yogyakarta di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro, daerah Aceh di bawah pimpinan
Teuku Umar, daerah Minangkabau di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol, daerah Maluku di bawah pimpinan
Kapitan Patimura, daerah Makassar dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, dan di daerah Bali di bawah pimpinan I
Gusti Ketut Jelantik.
Hanya saja yang sangat disayangkan, perlawanan-perlawanan itu tidak membuahkan hasil yang diinginkan
dalam artian mengalami kekalahan. Hal ini dikarenakan perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia pada
waktu itu bersifat kedaerahan belum ada persatuan secara menyeluruh.
4. Organisasi Keagamaan
A. Muhammadiyah
Muhammadiyah didrikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Kiai Ahmad Dahlan. Asas
perjuangan Muhammadiyah adalah Islam dan kebangsaan Indonesia, sifatnya nonpolitik. Muhammadiyah
bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial menuju tercapainya kebahagiaan lahir batin.
5. Organisai Pemuda
Konsep kesatuan yang dianut oleh negara Indonesia meliputi aspek alamiah (konsep kewilayahan) dan aspek
sosial (politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan). Kesatuan wilayah itu meliputi seluruh
wilayah baik darat, laut, ataupun udara. Kebulatan ini sesuai dengan politik kewilayahan yang kita anut yaitu
Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara itu adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya
berdasarkan Pancasial dan UUD 1945. Di dalam pelaksanaannya Wawasan Nusantara menegedepankan
kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan (perbedaan) demi tercapainya tujuan nasional.Perbedaan itu
dipandang sebagai sebuah kekayaan bangsa dan wilayah Indonesia dipandang sebagai kesatuan wilayah.
a. Nilai Religius
b. Nilai Kemanusiaan
c. Nilai Produktivitas
d. Nilai Keseimbangan
e. Nilai Demokrasi
f. Nilai Kesamaan Derajat
g. Nilai Ketahanan Hukum