Anda di halaman 1dari 6

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MEKANISME PASAR DI INDONESIA BAGIAN

PERBATASAN
Oleh
Debi Aryanis Rahelia
1810843010
1810843010@student.unand.ac.id

PENDAHULUAN kemajuan teknologi atau bahkan memaknai


Pembangunan merupakan yang harus pembangunan sebagai modernisasi sosial (
dilakukan untuk alasan kemajuan serta Amastya Sen, 1999;3).
perubahan yang lebih baik. Kemudian, Secara umum, pembangunan
pembangunan menjadi proses yang bertujuan untuk meningkatkan mutu hidup
senantiasa dilakukan oleh setiap rakyat dan memenuhi kebutuhan dasar
pemerintahan dari sebuah negara sebagai (human needs) rakyat yang lebih baik. Dalam
upaya meningkatkan kualitas hidup upaya mewujudkan tujuan pembangunan,
masyarakat. Development as freedom terdapat beberapa unsur-unsur pokok dalam
merupakan sebuah frase yang diungkap oleh kebijakan pembangunan, diantaranya, yaitu
Amartya Sen peraih penghargaan nobel di pandangan pokok analisis mikroekonomi dan
bidang ilmu ekonomi tahun 1988, makroekonomi, proses multiplier di negara
menurutnya pembangunana dapat dipandang berkembang, kebijakan moneter dan fiscal
sebagai proses perluasan kebebasan sejati negara berkembang, mekanisme pasar di
yang dinikmati oleh segenap manusia. negara berkembang. Kemudian, dalam
Pandangannya berbeda dengan kalangan perkembangan ekonomi global, masyarakat
yang memaknai pembangunan dengan dunia tidak lepas dari tekanan pasar.
perspektif yang sempit, yaitu Masyarakat diminta mempersiapkan diri
mengidentifikasi pembangunan sebagai untuk dapat bersaing dengan masyarakat
pertumbuhan ekonomi, peningkatan sendiri dana sing melalui kebebasan ekonomi
pendapatan individu, industrialisasi, pasar global.
Konsep pasar dalam ilmu ekonomi 1883-1946) yang menginginkan adanya
adalah pertemuan antara permintaan dan peran pemerintah sebagai regulator ikut andil
penawaran, adapun mekanisme pasar dalam perekonomian dan pembangunan
merupakan penentuan tingkat harga berdasar suatu negara dengan batas tertentu.
kepada kekuatan permintaan dan penawaran. Kemudian, Keynes dianggap sebagai “Bapak
Ekonomi Pembangunan” .
Pemangku kebijakan pemerintah
Negara berkembang terus mengupayakan Pasca reformasi, Indonesia menjadi
proses pertumbuhan serta percepatan salah satu negara yang menjadi perhatian
ekonomi pembangunan bangsa dengan para peneliti sebagai penganut ekonomi
menggunakan paradigm globalisasi ekonomi. kapitalis. Misalnya Mubyarto (2003) yang
Paradigma yang berprinsip “laissez faire- menyatakan ilmu ekonommi yang selama
laissez passeri” yang berarti “serahkan segala dianut Indonesia adalah ekonomi kapitalis.
kegiatan ekonomi kepada pasar” seperti Hal ini menjadi fakta (Das Sein) sekalipun
keinginan aliran klasik dan neo-klasik atau apa yang seharusnya (Das Sollen) tidak
aliran liberalism ekonomi. Pada prinsip sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
paradigm ini diperkenalkan oleh Adam Smith Kemudian, pada 2015, pemerintah mencoba
(1720-1790) yang berpendapat agar menagtur perdagangan internasional sebagai
pemerintah sebagai pemegang kendali politik upaya pemerintah dalam intervensi kebijakan
negara melakukan intervensi dan campur terhadap pasar global, namun catatan Badan
tangannya seminimal mungkin dalam Pusat Statistik pada April 2018 mengalami
perekonomia. Namun, dalam arus deficit sebesar 1,63 miliar dollar AS, karena
perdagangan global, para politisi ekonomi adanya ketidakseimbangan (disequilibrium)
tidak menerima mentah-mentah ide Adam antara ekspor dan impor, yang kemudia laju
Smith. Muncul anggapan untuk pro-pasar pertumbuhan impor meningkat sangat tajam
akan tetapi juga pro terhadap pemerintah dari pada sektor ekspor
karena adanya hambatan institusional untuk (www.ekonomi.kompas.com ; edisi 15 Mei
bebas dalam pasar dan menyerahkan 2018).

sepenuhnya urusan ekonomi masyarakat Tulisan ini, akan membahas topik


kepada agar menjaga kestabilan ekonomi mekanisme pasar negara berkembang, khususnya
negara (disequilibrium). Pandangan ini Indonesia bagian perbatasan. Tujuan penulisan
dimunculkan oleh John Maynard Keynes ( untuk mengetahui bagaimana mekanisme pasar
pada negara berkembang serta menulusuri dengan tidak adanya pengawasan maka
kebijakan pembangunan perbatasan Indonesia. oportunisme pasar dan kepentingan pribadi
swasta akan semakin mendistorsi
penyesuaian proses supply dan demand
PEMBAHASAN
dengan sengaja. Dalam beberapa kesempatan
1. Hubungan Negara dan Pasar dalam menunjukkan pasar telah melakukan
Logika Negara Pasar intervensi dalam penyaluran restrukturisasi
kelembagaan suatu negara. Sebaliknya,
Berdasarkan konsep kekinian,
dengan peranan negara kekuatan pasar akan
hubungan state dan market adalah berkaitan,
terkendali sehingga kinerja ekonomi
sehingga pasar dipandanga sebagai cara
individual pasar akan lebih unggul dalam hal
paling efisien untuk mengorganisasikan
pertumbuhan, pengurangan pengangguran
kehidupan ekonomi suatu negara. Efisiensi
dan inovasi. Dengan demikian, diperlukan
pasar untuk mengatur institusi nasional yang
upaya mendalami teori regulasi berkelanjutan
berkaitan dengan uang, pekerjaan dan
sebuah negara yang nantinya menunjukkan
lingkungan. Dalam logika K-mart state
pentingnya pasar sebagai salah satu
menurut Drache (1996), seperti negara yang
perangkat institusional dalam mengatur
bergaya K-mart yang bergerak dibidang
koordinasi kelola masyarakat.
dunia kerja tidak tetap, dengan system upah
rendah-kerja paruh waktu (part-time low- Peran negara dalam perspektif
wage) tanpa aliansi serikat buruh. Negara regulasi, diantaranya mengorganisasikan
yang memiliki konsep tersebut memiliki kekuatan politik untuk tujuan tata kelola
kelemahan, yaitu: pemerintahannya pemerintahan, selain itu ia tidak bisa
mempunyai kesulitan untuk menunjukkan direduksi oleh tekana pasar sehingga menjadi
kapasitasnya demi menjinakkan liarnya pro-market dan pro-institusi kapitalisme.
pasar, pemerintah terikat pada kekuatan Dalam perspektif regulasi, kesejahteraan
pasar, pasar akan menetukan batasan politik masyarakat dalam negara sangan penting
pemerintahannya, sehingga menyebabkan dalam menjaga solidaritas sosial, sekaligus
ketimpangan dimasyarakat. menyediakan kelembagaan yang dapat
dilakukan dengan; (1) kebijakan sosial, (2)
Negara secara sederhana harus
hak kesejahteraan, 3) hak kesehatan, 4) hak
menjadi pengawas terhadap pasar, karena
pendidikan, 5) hak keamanaan kerja.
Negara kesejahteraan bukan sebuah 2. Permasalahan di wilayah Perbatasan
konsep dengan pendekatan baku, melainkan
Sejumlah masalah serius dihadapi
lebih sering diterangai dari atribut kebijakan
wilayah perbatasan di Indonesia,
pelayanan dan transder ssosial yang
diantaranya:
disediakan oleh negara kepada masyarakat.
Negara kesejahteraan mengacu pada peran 1) Kemiskinan akibat

negara dalam mengelola dan mengorganisasi terisolasian wilayah

perekonomian yang mencakup tanggung perbatasan menjadi pemicu

jawab negara untuk menjamin kestersediaan pelintas batas untuk

pelayanan kesejahteraab dasar dalam tingkat memperbaiki

tertentu bagi masyarakat. Empat pilar utama perekonomiannya.

konsep negara kesejahteraan adalah, 1) social 2) Globalisasi ekonomi dan

citizenship, 2) full democracy, 3) modern perdagangan bebas

industrial relation system, 4) roghts to menyebabkan produk

education and expansion of modern mass kawasan perbatasan.

education systems (Esping Andersen, 3) Ketertinggalan perkembangan

1990:21). ekonomi kawasan perbatasan.


4) Kurang sinkron kebijakan
Negara kesejahteraan mengupayakan
yang dilakukan oleh
kebebasan warga dari ketergantungan pada
pemerintah.
mekanisme pasar untuk mendpatkkan
kesejahteraan dengan menjadikan sebagai Dari beberapa permasalhan yang

hak setiao warga negara yang dapat diperoleh diidentifikasi diatas

melalui perangkat kebijakan sosial yang mempengaruhi kondisi

disediakan negara. Keberadaan hak sosial pembangunan dan tingkat

digunakan negara untuk menata relasi kelas kesejahteraan masyarakat

dalam masyarakat serta menghapuskan wilayah perbatasan. Sebagai

kesenjangan kelas yang terjadi. Maka, jelas upaya mengatasi permasalahan

bahwa negara bukan sekedar kumpulan tersebut, pemerintah Republik

kebijakan sosial. Keberadaannya tidak bisa Indonesia memformulasikan

sederhana diukur berdasarkan besaran kebijakan sesuai dengna kondisi

pengeluaran sosial oleh negara. wilayah perbatasan.


3. Kebijakan Pembanguna Wilayah Secara substansial kebijakan
perbatasan pembangunan kawasan perbatsan
berorientasi pada pemenuhan kepentingan
Perbatasan sebagai kawasan strategis
masyarakat, dan berarti pemerintah telah
yang berhadapan dengan wilayah lain dan
berupaya untuk menerapkan paradigm
memiliki potensi yang belum dioptimalkan,
People Centered Development yang
sehingga menjadi wilayah tertinggal perlu
meletakkan manusia sebagai pusat
dirancang seperangkat kebijakan
pertumbuhan. Visi pembangunan kawasan
pembangunan yang komprehensif dan
perbatasan seperti yang terdapat dalam UU
terpadu. Kebijakan pembangunan kawasan
RPJPN Tahun 2005-2025 menyebutkan
perbatasan adalah bagian integral yang tidak
bahwa, tujuan pembangunan perbatasan
bisa dipusahkab dari kebijakan pembangunan
adalah Mewujudkan Pemerataan
nasional maupun daerah. Berdasarkan
Pembangunan dan Berkeadilan dan hal ini
konteks pembangunan nasional, terdapat
berarti meningkatkan pembangunan daerah,
beberapa acuan pelaksanaan pembangunan di
mengurangi kesenjangan sosial secara
wilayah perbatasan, antara lain:
menyeluruh, keberpihakkan dalam
1) Rancangan Undang-Undang Rencana masyarakat, menanggulangi kemiskinan
Pembangunan Jangka Panjang secara drastic, menyediakan akses yang sama
Nasional Tahun 2005-2025 bagi masyarakat terhadap pelayanan sosial
2) Rencana Pembangunan Jangka serta saranan dan prasarana ekonomi.
Menengah Nasional
Pada implementasinya, kebijakan
3) Rencana Tata Ruang Wilayah
yang diwujudkan dalam sejumlah program
Nasional (RTRWN)
sedikit banyaknya telah merubah wajah
4) Rancangan Keputusan Presiden
kawasan perbatasan Indonesia seperti yang
Republik Indonesia tentang Rencana
terjadi di Pulau Sebatik. Namun, keseluruhan
Tata Ruang Kawasan Perbatasan
kebijkaan yang menjadi acuan masing snagat
Negara di Kalimantan Timur
terkesan pemerintah sedang menerapkan
4. Dampak Kebijakan Terhadap strategi elitis dan top down policy yang
Kesejahteraan Masyarakat Wilayah berakibat pada banyaknya program
Perbatasan pembangunan kawasan perbatasan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan dasar dan
kepentingan masyarakat. Dalam banyak hal pembangunan kawasan perbatasan adalah
sering kali masyarakat sering tidak dilibatkan bagian integral yang tidak bisa dipusahkab
dalam proses perencanaan dan pelaksanaan dari kebijakan pembangunan nasional
pembangunan. maupun daerah. Berdasarkan konteks
pembangunan nasional, terdapat beberapa
acuan pelaksanaan pembangunan di wilayah
PENUTUP perbatasan, antara lain: Rancangan Undang-

Pembangunan merupakan yang harus Undang Rencana Pembangunan Jangka

dilakukan untuk alasan kemajuan serta Panjang Nasional Tahun 2005-2025,

perubahan yang lebih baik. Negara secara Rencana Pembangunan Jangka Menengah

sederhana harus menjadi pengawas terhadap Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah

pasar, karena dengan tidak adanya Nasional (RTRWN), Rancangan Keputusan

pengawasan maka oportunisme pasar dan Presiden Republik Indonesia tentang

kepentingan pribadi swasta akan semakin Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan

mendistorsi penyesuaian proses supply dan Negara di Kalimantan Timur.

demand dengan sengaja. Kebijakan

DAFTAR PUSTAKA Amalia, E. (2013). Mekanisme Pasar dan Kebijakan


Penetapan Harga Adil dalam Perspektif Ekonomi
Islam. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi
Syariah, 5(1).
Sudiar, S. (2017). Kebijakan Pembangunan Perbatasan
dan Kesejahteraan Masyarakat di Wilayah Perbatasan Purba, B., Rahmadana, M. F., Basmar, E., Sari, D. P.,
Pulau Sebatik, Indonesia. Jurnal Paradigma Klara, A., Damanik, D., ... & Nugraha, N. A.
(JP), 1(3), 389-401. (2021). Ekonomi Pembangunan. Yayasan Kita
Menulis.
Rosana, M. (2018). Kebijakan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di Darwanto, H. (2002). Prinsip Dasar Pembangunan
Indonesia. Jurnal KELOLA: Jurnal Ilmu Sosial, 1(1), Ekonomi Daerah. Online). Tersedia.
148-163.
Damanhuri, D. S., & Findi, M. (2014). Masalah dan
Chabibi, M. (2019). Pertaruhan Politik Negara Atas Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia. PT
Mekanisme Pasar. Indonesian Interdisciplinary Penerbit IPB Press.
Journal of Sharia Economics (IIJSE), 1(2), 16-28.

Anda mungkin juga menyukai