Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Pasar Modal kelas G – Kelompok 2
Alisya Nurul Fadhila 041811233118
Dewi Rohima Wati 041811233157
Octavina Dwi Cahyani 041811233158
Adinda Eldy Putri M. 041811233159
Clarissa Mulialim 041811233174
Devon Euodia Pahaway 041811233175
Tri Afni Agustin 041811233181
Muhammad Arief 041811233234
Marsa Syahda Nabila 041811233238
Feby Rizki Kurnia H. 041811233246
KBIE selain diatur didalam Peraturan III.E.1 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas
Efek Atau Indeks Efek juga diatur dalam Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor II.E tentang
Perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45
A. Peraturan Bapepam III.E.1
● Definisi Istilah
1. Jaminan adalah dana dan atau Efek yang dapat digunakan oleh Lembaga Kliring
dan Penjaminan untuk menyelesaikan Transaksi Bursa atas Kontrak atau untuk
menyelesaikan kewajiban anggota kliring kepada Lembaga Kliring dan
Penjaminan.
2. Kontrak Berjangka adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para Pihak untuk
membeli atau menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu
tertentu di masa yang akan datang.
3. Kontrak adalah Kontrak Berjangka atau Opsi.
4. Likuidasi Kontrak adalah penutupan Posisi Terbuka anggota kliring oleh
Lembaga Kliring dan Penjaminan.
5. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh Pihak untuk membeli atau menjual kepada
Pihak lain atas sejumlah Efek pada harga dan dalam waktu tertentu.
6. Posisi Terbuka adalah posisi Kontrak baik jual maupun beli yang belum
diselesaikan.
7. Transaksi Saling Hapus adalah transaksi yang dilakukan oleh Anggota Bursa
Efek untuk menyelesaikan Kontrak dengan posisi berlawanan, baik itu jual
maupun beli atas Kontrak yang sama.
8. Underlying adalah Efek, indeks Efek, sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan
Efek yang menjadi dasar transaksi Kontrak.
● Setiap Underlying yang dijadikan dasar transaksi Kontrak wajib:
1. Memperoleh persetujuan tertulis dari Bapepam;
2. Pemilihan Underlying didasarkan riset Bursa Efek bersama dengan LKP;
3. Mendapat dukungan tertulis sekurangnya 10 Anggota Bursa Efek;
4. Dalam 1 tahun terakhir, memiliki rata-rata volatilitas harga harian tertentu, dan
untuk
5. Underlying sekumpulan Efek atau indeks Efek:
a. Sekurang-kurangnya terdiri dari gabungan 10 Efek;
b. Dalam 3 bulan terakhir, rata-rata kontribusi nilai harian masing-masing
Efek tidak lebih dari 30% dari total nilai atau harga sekumpulan Efek atau
indeks sekumpulan Efek yang bersangkutan; dan
c. Untuk sekumpulan Efek atau indeks sekumpulan Efek luar negeri, telah
diperdagangkan di negara lain.
6. Bursa Efek dan LKP wajib menetapkan parameter tertentu dan mengkaji
kelayakan kembali setiap Underlying sekurangnya sekali dalam 6 bulan.
● Bursa Efek yang menyelenggarakan perdagangan Kontrak
sekurang-kurangnya wajib mengatur hal-hal sebagai berikut :
1. Spesifikasi Kontrak yang diperdagangkan, antara lain :
a. Jenis dan periode Kontrak;
b. Jaminan yang dibutuhkan;
c. Penentuan penghitungan nilai Kontrak dan angka pengganda (multiplier);
dan
d. Penentuan penghitungan harga penyelesaian.
2. Kualifikasi Underlying Efek
3. Persyaratan Anggota Bursa Efek yang dapat melakukan transaksi Kontrak
mekanisme transaksi
4. Ketentuan umum kliring dan penyelesaian Kontrak
5. Pengawasan atas perdagangan Kontrak wajib mengikuti informasi mengenai
Underlying
6. Tindakan yang diambil atas perdagangan Kontrak apabila perdagangan
Underlying dihentikan;
7. Tindakan yang diambil terhadap Posisi Terbuka bila terjadi hal yang
mengakibatkan Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan tidak dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik
8. Kewajiban Anggota Bursa Efek melakukan Transaksi Saling Hapus atau
mengalihkan semua Posisi Terbuka kepada Anggota Bursa Efek lain pada hari
bursa yang sama, apabila Anggota Bursa Efek dimaksud tidak mampu atau
dianggap tidak mampu melaksanakan fungsinya dalam jangka waktu tertentu;
dan sanksi yang dikenakan terhadap Anggota Bursa Efek atas pelanggaran
peraturan.
● Bursa Efek wajib menerbitkan informasi tertulis dan mengumumkan surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional 7
(tujuh) hari sebelum transaksi dimulai, memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Spesifikasi Kontrak yang akan diperdagangkan;
2. Risiko-risiko yang dihadapi;
3. Gambaran umum Underlying, termasuk harga Underlying; dan
4. Dasar penentuan pemilihan Underlying
● Dalam rangka pelaksanaan kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi
Kontrak, Lembaga Kliring dan Penjaminan sekurang-kurangnya wajib
mengatur hal-hal sebagai berikut:
1. Mekanisme kliring, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Kontrak;
2. Jaminan dan Dana Jaminan yang diperlukan;
3. Setiap Jaminan yang diserahkan oleh Anggota Bursa Efek wajib dikuasai oleh
Lembaga Kliring dan Penjaminan;
4. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan menyampaikan pemberitahuan
kepada anggota kliring dan Bursa Efek apabila terdapat Kontrak pada anggota
kliring yang kerugiannya telah mencapai 50% (lima puluh perseratus) dari
total jumlah Jaminan anggota kliring yang dikuasai
5. Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu
berdasarkan analisa risiko penjaminan; dan
6. Kewajiban Lembaga Kliring dan Penjaminan melakukan Likuidasi Kontrak
anggota kliring
7. Apabila anggota kliring mengalami kerugian yang telah mencapai 75% (tujuh
puluh lima perseratus) atau lebih dari jumlah Jaminan yang dikuasai Lembaga
Kliring dan Penjaminan, atau pada tingkat persentase tertentu berdasarkan
analisa risiko penjaminan.
● Perusahaan Efek yang memberikan layanan jasa perantara pedagang Kontrak,
wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Dilarang memberikan pembiayaan penyelesaian transaksi bagi nasabah;
2. Menyampaikan pemberitahuan kepada nasabahnya apabila terdapat Kontrak
nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi sehingga nilai
kerugian tersebut telah mencapai 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah
kekayaan nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek;
3. Memiliki wewenang untuk melakukan Transaksi Saling Hapus apabila
Kontrak nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan Efek telah merugi
sehingga nilai kerugian tersebut telah mencapai 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari jumlah kekayaan nasabah yang dikuasakan kepada Perusahaan
Efek;
4. Wajib menyampaikan setiap pesanan nasabah melalui sistem perdagangan
yang disediakan oleh Bursa Efek;
5. Menyediakan rekening khusus untuk perdagangan Kontrak; dan
6. Memperoleh pernyataan tertulis dari investor bahwa investor telah memahami
setiap risiko yang akan diperolehnya.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana
dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan
Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.Dengan demikian, dana yang ada dalam
Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah
pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai
contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang
tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana,
maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan
diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya
investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah,
namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua
pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut
dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot
untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada
manajer investasi tersebut.
Reksa Dana Syariah adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola
oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam
surat berharga seperti : saham, obligasi, dan instrumen pasar uang yang sesuai dengan
ketentuan dan prinsip syariah Islam antara lain dengan portofolio penempatan dana di
Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai Reksadana Syariah yang dikutip dari OJK, antara
lain:
5. Reksa dana syariah berbasis efek syariah luar negeri pertama di Indonesia;
6. Reksa dana syariah memiliki rata-rata pertumbuhan market cap paling tinggi; dan
7. Market place reksa dana syariah tersedia secara offline maupun online.
Hal-hal yang perlu diketahui untuk membeli reksa dana:
1. Pembelian Reksa Dana dapat dilakukan secara langsung melalui perusahaan Manajer
Investasi yang menerbitkan dan mengelola Reksa Dana atau bisa melalui Bank yang
bertindak sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD);
2. Dalam membeli Reksa Dana, persyaratan awal calon investor adalah harus memiliki
kartu identitas (KTP/SIM) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), agar dapat
membuka rekening sebelum membeli Reksa Dana.
3. Investor wajib melakukan proses KYC (Know Your Customer) dan investor
diwajibkan untuk melakukan pertemuan dengan pihak Manajer Investasi atau APERD
(Agen Penjual Efek Reksa Dana) minimal 1 kali.
ETF adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit
penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek. Meskipun ETF pada dasarnya adalah reksa
dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek. ETF
merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan
mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.
Jenis-Jenis ETF
Terkait ETF dengan underlying Saham sendiri, terdapat dua jenis metode pengelolaan yaitu
ETF aktif dan ETF pasif.
1. ETF aktif dikelola secara aktif oleh manajer investasi (MI) berdasarkan kriteria dan
pemilihan efek yang ditentukan oleh MI sehingga kinerja ETF bergantung kepada
kinerja MI tersebut. ETF aktif sendiri bertujuan untuk mencapai performa terbaik
untuk mengalahkan market performance. Sebagai contoh produk ETF aktif adalah
Premier ETF Indonesia Financial Fund (XIIF).
2. ETF pasif mengacu kepada indeks tertentu yang sudah ditetapkan oleh MI, sehingga
kinerja portofolio kurang lebih akan mengikuti pergerakan indeks acuan yang
digunakan. ETF pasif bertujuan untuk replikasi kinerja indeks acuan tersebut. Sebagai
contoh produk ETF pasif adalah ETF Premier Sri Kehati Fund (XISR) yang
menggunakan Indeks SRI-KEHATI sebagai acuan. Indeks SRI-KEHATI sendiri
disusun oleh Yayasan SRI-KEHATI dengan menggunakan prinsip keberlanjutan,
keuangan, dan tata kelola yang baik, serta kepedulian terhadap lingkungan hidup
sebagai tolok ukurnya.
Sebelumnya, RDPT hanya dapat berinvestasi pada instrumen yang diterbitkan oleh
perusahaan yang tidak ditawarkan melalui penawaran umum (perusahaan tertutup). Namun,
di tahun 2018 OJK memperbolehkan RDPT kegiatan sektor riil berinvestasi pada efek
bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan terbuka apabila merupakan strategi IPO
yang dilakukan oleh RDPT kegiatan sektor riil yang berinvestasi pada efek bersifat ekuitas.
RDPT kegiatan sektor riil juga bisa berinvestasi pada efek bersifat hybrid securities yang
tidak ditawarkan melalui penawaran umum.
● saham preferen
● surat utang perpetual
● surat utang kovers
● surat utang subordinasi
● atau jenis efek lain yang memiliki karakteristik kombinasi antara efek bersifat utang
dan efek bersifat ekuitas.
RDPT investasi khusus dapat berinvestasi pada efek yang diterbitkan dalam negeri,
efek beragun aset, dana investasi real estate, dana investasi Infrastruktur, instrumen pasar
uang, deposito dan efek derivatif. OJK juga memperbolehkan RDPT investasi khusus
berinvestasi pada efek yang diterbitkan di luar negeri sepanjang efek tersebut memiliki
pernyataan efektif dan izin dari regulator asing. Efek tersebut diterbitkan atau efek tersebut
diperdagangkan di bursa efek di luar negeri yang informasinya dapat diakses.
Terkait manfaat, risiko, dan kewajiban relatif sama dengan produk atau jenis Reksa
Dana lainnya. Perbedaannya adalah bahwa Reksa Dana KIK RDPT ditujukan khusus kepada
investor profesional, sehingga cara penjualannya tidak ditawarkan secara ritel seperti Reksa
Dana biasanya. Produk ini ditawarkan dan dijual langsung oleh Manajer Investasi.
KIK Efek Beragun Aset (EBA) menurut Peraturan Bapepam No. XI.K.1:
Gambaran umum:
1. KIK Efek Beragun Aset adalah kontrak antara MI dan Bank Kustodian yang mengikat
pemegang Efek Beragun Aset dimana MI diberi wewenang untuk mengelola
portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan Penitipan Kolektif.
2. Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh KIK Efek beragun Aset yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul dikemudian hari (future
receivables), pemberian kredit termasuk kredit perumahan atau apartemen, Efek
bersifat utang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana peningkatan kredit (Credit
Enhancement) / Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan lain yang berkaitan
dengan aset keuangan tersebut.
3. Efek Beragun Aset arus kas tetap adalah efek beragun aset yang memberikan
pemegangnya penghasilan tertentu seperti kepada pemegang efek bersifat hutang.
4. Efek beragun aset kas tidak tetap adalah efek beragun aset yang menjanjikan
pemegangnya suatu penghasilan tidak tertentu seperti kepada pemegang efek bersifat
ekuitas.
5. Ada lima peraturan yang terkait dengan penerbitan unit penyertaan EBA yaitu :
a. Peraturan BAPEPAM No. V.G.5. tentang Fungsi MI Berkaitan Dengan EBA
(Asset Backed Securities)
b. Peraturan BAPEPAM No. VI.A.2. tentang Fungsi Bank Kustodian Berkaitan
Dengan EBA (Asset Backed Securities)
c. Peraturan BAPEPAM No. IX.C.9. tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam
Rangka Penawaran Umum EBA (Asset Backed Securities)
d. Peraturan BAPEPAM No. IX.C.10. tentang Pedoman Bentuk dan Isi
Propektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset (Asset
Backed Securities)
e. Peraturan BAPEPAM No. IX.K.1. tentang Pedoman Kontrak Investasi
Kolektif EBA (Asset Backed Securities).
6. Di samping peraturan di atas, telah dikeluarkan juga :
a. Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2005 tentang pembiayaan sekunder
perumahan (sebagai salah satu bentuk sekuritisasi aset). Peraturan ini pada
prinsipnya merupakan kelanjutan dari Keputusan Menteri Keuangan No.
132/KMK.014/1998 tentang Perusahaan Fasilitas Pembiayaan Sekunder
Perumahan (yang sering kali disebut dengan Secondary Mortgage Facility).
b. Peraturan Bank Indonesia No. 7/4/PBI/2005 tentang Prinsip Kehati-hatian
dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi Bank Umum.
c. Surat Edaran Bank Indonesia No.7/51/DPNP tanggal 9 Nopember 2005
tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi Bank
Umum.
d. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP- 147/PJ/2003 tanggal 13 Mei 2003
tentang Pajak Penghasilan Yang Diterima atau diperoleh KIK-EBA dan Para
Investornya.
e. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2014 Tentang Laporan
Bulanan Kontrak Investasi Kolektif
7. Penerbitan EBA dapat dilakukan melalui Penawaran Umum dan dapat juga
diterbitkan melalui private placement.
8. Jika EBA ditawarkan melalui Penawaran Umum, maka MI wajib menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam
9. Jika EBA tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum, MI hanya diwajibkan untuk
menyampaikan dokumen kepada Bapepam paling lambat 10 hari sejak
ditandatanganinya KIK-EBA
10. Ketentuan yang harus dipenuhi oleh MI untuk KIK-EBA adalah:
a. memiliki Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) minimal
25.000.000.000,-.
b. memiliki minimal 2 orang pegawai yang mempunyai pengalaman kerja
minimal 6 bulan dalam kegiatan pengorganisasian, strukturisasi dan
pengelolaan KIK.
c. melaksanakan kewajibannya sebaik mungkin untuk mengembangkan
likuiditas Efek Beragun Aset dan membantu pemegangnya efek beragun aset
untuk menjual Efek Beragun Asetnya, dan
d. tidak memiliki hubungan afiliasi dengan kreditur awal, kecuali hubungan
afiliasi yang terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal pemerintah
11. Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses sekuritisasi termasuk KIK – EBA, yaitu:
a. Adanya jual putus (true sale)
● True sale adalah penjualan tagihan dari kreditur awal (originator)
kepada SPV atau dalam hal ini KIK-EBA.
● Kriteria true sale diatur dalam Pasal 5 PBI No. 7 /4/PBI/2005 tentang
Prinsip Kehati Hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset bagi Bank
Umum
● True sale wajib dilengkapi dengan pendapat auditor independen dan
pendapat hukum yang independen.
b. Adanya bankruptcy remoteness
● True sale mengakibatkan bankruptcy remoteness, yaitu jika kreditur
awal mengalami kebangkrutan, maka hal tersebut tidak akan
mempengaruhi kepada tagihan.
● Investor terhindar dari resiko kebangkrutan kreditur awal
c. Adanya perfection of security interests
● Merupakan kesempurnaan pengalihan tagihan kepada pihak investor
KIK-EBA
12. Pihak – pihak yang terlibat dalam penerbitan KIK-EBA :
a. Kreditur awal (originator), yaitu pihak yang mengalihkan aset tagihannya
kepada para pemegang KIK-EBA secara kolektif dimana aset tersebut
diperoleh originator karena adanya tagihan kepada pihak ketiga.
b. Debitur atau pelanggan yaitu pihak penerima kredit dari originator yang wajib
memenuhi kewajiban pembayaran kepada kreditur baru atau investor.
c. Penyedia Jasa atau servicer yaitu pihak yang menyediakan jasa untuk
memproses dan mengawasi pembayaran yang dilakukan debitur, melakukan
tindakan awal berupa peringatan dan atau hal lain sesuai dengan kontrak.
d. Bank Kustodian yaitu pihak yang diberi wewenang untuk melaksanakan
penitipan kolektif dan mencatatkan underlying KIK-EBA atas namanya untuk
kepentingan Investor.
e. MI yaitu pihak yang diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi
kolektif.
f. Special Purpose Vehicle (SPV)/ Special Purpose Company (SPC) yaitu pihak
yang membeli sejumlah aset tagihan dari originator dan menerbitkan EBA
untuk dijual kepada investor.
g. Lembaga Pemeringkat Efek yaitu pihak yang melakukan pemeringkatan atas
efek yang diterbitkan.
h. Lembaga Sarana Peningkatan Kredit atau Credit Enhancer yaitu pihak yang
memberi jaminan pembayaran guna mendukung peningkatan kualitas EBA.
i. Investor yaitu pihak yang membeli EBA.
j. Pihak pendukung seperti konsultan hukum, akuntan publik, notaris, dll.
Manfaat KIK-EBA
1. Bagi Industri Perbankan dan Pembiayaan sebagai kreditur awal
a. sumber pendanaan KPR jangka panjang, sehingga dapat mengatasi mismatch
di antara pendanaan dan KPR yang diberikan
b. mengurangi resiko kredit atas KPR
c. diversifikasi sumber pendanaan dengan memperoleh dana dari Pasar Modal
d. mengatasi mismatch antara aset dan liabilities
2. Bagi Pemodal
a. alternatif investasi pada surat berharga yang menawarkan
i) Rating terbaik, Tenor Jangka Panjang dan Aman.
ii) Minimum resiko dengan cara antara lain pemilihan KPR yang hanya
berkualitas dan diversifikasi wilayah originasi KPR
b. mendapat imbal hasil yang menarik
c. kontribusi langsung kepada sektor riil secara umum dan sektor perumahan
secara khusus
3. Bagi Pemerintah dan Perekonomian:
a. tersedianya sumber pendanaan yang menunjang pertumbuhan sektor industri
perumahan
b. stimulus pertumbuhan perumahan yang layak dan terjangkau
c. meningkatkan efisiensi pasar primer perumahan dan institusi terkait
Beberapa Sifat & Karakter KIK EBA
Sifat KIK EBA:
a. EBA Arus Kas Tetap
EBA yang memberikan pemegangnya penghasilan tertentu seperti kepada pemegang
Efek bersifat hutang
b. EBA Arus Kas Tidak Tetap
EBA yang memberikan pemegangnya suatu penghasilan tidak tetap seperti kepada
pemegang Efek bersifat ekuitas
Pengembalian Investasi KIK EBA:
a. EBA Teramortisasi (Amortizing ABS)
Pengembalian pokok dan bunganya dilakukan secara bersamaan dengan tempo yang
teratur dalam kurun waktu tertentu
b. EBA Tidak-teramortisasi (Non-amortizing ABS)
Pembayaran bunga (investment return) dilakukan secara periodik, sedangkan
pelunasan atas pokoknya dilakukan pada akhir periode