Peradaban Islam Pada Masa Utsman Bin Affan
Peradaban Islam Pada Masa Utsman Bin Affan
Disusun Oleh :
TAHUN 2019
i
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam,
pada Program Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.
Adapun judul makalah tersebut adalah “Peradaban Islam Pada Masa Utsman bin
Affan”.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Utsman ibn Affan adalah khalifah ketiga dari Kulafaur Rasyidun yang
memerintah umat Islam paling lama dibandingkan ketiga Khalifah lainnya. Ia
memerintah selama 12 tahun. Dalam pemerintahannya, sejarah mencatat telah
banyak kemajuan dalam berbagai aspek yang dicapai untuk umat Islam. Akan
tetapi juga tidak sedikit polemik yang terjadi di akhir pemerintahannya. Pada saat
ini, konsep kekhalifaan sudah mulai berubah, dalam arti interest politik di sekitar
Khalifah mulai banyak diwarnai oleh dinamika kepentingan suku dan perbedaan
interpretasi konsep kepemimpinan dalam Islam. Ketika itu sebenarnya Umar ibn
Khattab telah memilih jalan demokratis dalam menentukan penggantinya. Akan
tetapi beliau berada dalam posisi dilematis, ia diminta oleh sebagian sahabat untuk
menunjuk penggantinya. Maka jalan keluar yang ditempuh Khalifah Umar adalah
memilih formatur 6 orang yang terdiri dari: Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib,
Thalhah bn Ubaidillah, Zubair ibn Awwam, Sa'ad ibn Abi Waqqas dan Abdur-
rahman ibn Auf. Formatur sepakat memilih Utsman ibn Affan sebagai Khalifah.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Utsman bin Affan.
2. Bagaimana proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan.
3. Bagaimana kebijakan dan peradaban Islam pada pemerintahan
Utsman bin affan.
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi Utsman bin Affan.
2. Mengetahui proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan.
3. Mengetahui kebijakan dan peradaban Islam pada pemerintahan
Utsman bin affan.
1
Fatikhah, 2011, Sejarah Peradaban Islam, STAIN Pekalongan Press, Cet. Ke-1, Pekalongan, hlm.
131.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah
bin Abd Al-Manaf dari suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M., enam tahun
setelah penyerangan Kabah oleh pasukan bergajah atau enam tanun setelah
kelahiran Rasulullah SAW, Ibu Khalifah Utsman bin Affan adalah Urwy bin
Kuraiz bin Rabi'ah bin Habib bin Abdi Asy-Syams bin Abd Al-Manaf. Utsman
bin Affan masuk Islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakar. Sesaat setelah
masuk Islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil
Ash. Ia dijuluki dzun nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW. secara
berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum.2
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan khalifah ketiga dalam khulafaur
rasyidin.la dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang andal, namun
sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat
Islam pada awal dakwah Islam. la mendapatkan julukan Dzunnurain yang berarti
memiliki dua cahaya. Julukan ini diperoleh karena ia telah menikahi putri kedua
dan ketiga dari Nabi Muhammad SAW, yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. 3
2
Dedi Supriyadi, 2016, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Cet. Ke-8, Bandung, hlm. 86.
3
Abdurrahman bin Abdul Karim, 2014, Kitab Sejarah Terlengkap Para Sahabat Nabi ,Tabi’in, dan
Tabi’it Tabi’in, Jogjakarta, hlm. 67.
4
Ibid.
2
segan mengeluarkan seluruh harta dagangannya untuk orang-orang yang
kemiskinan dan kelaparan.5
Salah satu buktinya terjadi pada zaman pemerintahan Abu Bakar yang
tengah mendapat musibah kelaparan.Ketika itu, kafilah dagang Utsman bin Affan
baru tiba di negeri Syam, yang terdiri atas 1.000 ekor unta yang membawa
gandum dan bahan makanan lainnya Ada suatu kaum di Madinah yang
bermaksud membelinya, namun Utsman bin Affan tidak menjualnya, justru
memberikan semua gandum dan bahan makanan itu kepada Abu Bakar guna
dibagi bagikan kepada rakyat yang kelaparan.6
Kemurahan hati Utsman bin Affan sangat dirasakan oleh orang- orang di
sekitarnya.Suatu ketika, masyarakat muslimdi Madinah sulit mendapatkan air
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,mereka harus membelli air dari seorang
Yahudi. Orang itu memiliki sebuah sumur yang dikenal dengan nama Sumur
Roumah.la menjual setiap timba air dengan harga mahal. Keadaan seperti ini
telah berlangsung selama bertahun-tahun.7
2
Seperti itulah Utsman bin Affan. Meskipun terlahir dari keluarga kaya, ia
tidak pernah sombong. Sejak kecil, ia senang berbagi dengan teman-temannya.
Jikalau memiliki makanan, ia tidak pernah menikmatinya sendiri. la lebih senang
membagikannya kepada teman-temannya dan menikmatinya bersama-sama.10
Utsman bin Affan memerintah sejak tahun 644 (umur 69-70 tahun) hingga
656 (selama 11-12 tahun). Selain itu, sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat
yang sangat pemalu. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat
Islam pada awal dakwah Islam.12
Utsman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah.
Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. la masuk Islam atas ajakan
Abu Bakar dan termasuk golongan assabiqunal awwalun (golongan yang
pertama-tama masuk Islam). Nabi Muhammad Saw.menggambarkan Utsman bin
Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum
muslimin.13
10
Zuhairi Misrawi, 2009, Utsman bin Affan, Pustaka Oasis, Yogyakarta, hlm. 11.
11
Abdurrahman bin Abdul Karim, Op.Cit.,hlm. 69.
12
Ibid.
13
Ibid.
2
menjawab, "Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu
kepadanya?" 14
14
Ibid.
15
Ibid,hlm. 70.
16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid,hlm. 71.
2
Setelah wafatnya Umar bin Khathab sebagai khalifah kedua diadakanlah
musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada 6 orang kandidat khalifah
yang diusulkan, yaitu Ali bin Abi Thalib,Utsman bin Affan, Abdurrahman bin
Auf,Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam,dan Thalhah bin Ubaidillah.
Selanjutnya, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam,
dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri, sehingga hanya Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib yang tertinggal.19
Suara masyarakat saat itu cenderung memilih Utsman bin Affan menjadi
khalifah ketiga. Maka, diangkatlah Utsman bin Affan yang berumur 70 tahun
menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa
calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H.20
Utsman bin Affan menjadi khalifah saat pemerintah Islam telah betul-betul
mapan dan terstruktur. la adalah khalifah pertama kali yang melakukan perluasan
Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai
umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). la mencetuskan ide
polisi keamanan bagi rakyatnya, yakni dengan cara-cara berikut:21
Postur tubuh Utsman bin Affan tidak terlalu tinggi, wajahnya tampan,
berkulit lembut sawo matang, jenggotnya lebat, berdada bidang, dan giginya dikat
dengan emas. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan
untuk mengumpulkan al Qur'an dalam satu mushaf .23
19
Ibid.
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Ibid,hlm. 72.
2
Selain itu, Utsman bin Affan juga sebagai orang pertama yang
mengangkat penjaga keamanan (polisi) sekaligus mendirikan satu bangunan
khusus untuk kehakiman. Pada masa kekhalifahannya, Armenia, Kaukaz
(Caucasus), Khurasan, Kirman (sebuah kota di timur Iran), Sijistan (sebuah
kawasan kuno di antara Iran dan Afganistan), Afrika (Tunis), serta Cyprus
berhasil ditaklukkan.24
Akhirnya, Utsman bin Affan wafat sebagal syahid pada bulan Dzulhijjah
35H ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuhnya
saat membaca al-Qur'an. Persis seperti yang disampaikan oleh Nabi Muhammad
Saw. perihal kematian Utsman bin Affan yang syahid kelak; peristiwa
pembunuhan Utsman bin Affan berawal dari pengepungan rumahnya oleh para
pemberontak selama 40 hari. Utsman bin Affan wafat pada hari Jum'at, 18
Dzulhijjah 35 H. la dimakamkan di Pekuburan Baqi di Madinah.27
24
Zuhair Mahmud Al-Humawi, 2003, Wasiat-Wasiat Akhir Hayat dari Rosulullah, Abu Bakar, dll,
Gema Insani Press, Jakarta, hlm. 31
25
Abdurrahman bin Abdul Karim ,Op.Cit.
26
Ibid.
27
Muhammad Husain Haekal, 2010, Utsman Bin Affan, Pustaka Litera Antar Nusa, Bogor, hlm.
142-144.
2
Sebelum meninggal, 'Umar telah memanggil tiga calon penggantinya ,
yaitu Utsman, ‘Ali , dan Sa'ad bin Abi Waqqash . Dalam pertemuan dengan
mereka secara bergantian, Umar berpesan agar penggantinya tidak mengangkat
kerabat sebagai pejabat ( Munawwir Syadzali , 1993 : 30 ) . Di samping itu ,
Umar telah membentuk dewan formatur yang bertugas memilih penggantinya
kelak. Dewan formatur yang dibentuk Umar berjumlah 6 orang . Mereka adalah
Ali, Utsman, Sa ' ad bin Abi Waqqash, Abd Ar Rahman bin Auf , Zubair bin
Awwam , dan Thalhah bin Ubaidillah. Di samping itu , Abdullah bin Umar
dijadikan anggota , tetapi tidak memiliki hak suara.28
Anggota yang khawatir dengan tata tertib pemilihan tersebut adalah Ali .
Ia khawatir Abd Ar - Rahman ( yang mempunyai kedudukan strategis ketika
pemilihan ( deadlock ) tidak bisa berlaku adil karena antara Utsman dan Abd Ar -
Rahman terdapat hubungan kekerabatan . Akhirnya , Ali me minta Abd Ar -
Rahman berjanji untuk berlaku adil , tidak memihak , tidak mengikuti kemauan
sendiri , tidak mengistimewakan keluarga , dan tidak menyulitkan umat . Setelah
Abd Ar - Rahman berjanji , Ali menyetujuinya Ath - Thabari , I , t . th . : 36 ).30
Langkah yang ditempuh oleh Abd Ar-Rahman setelah Umar wafat adalah
meminta pendapat kepada anggota formatur secara terpisah untuk membicarakan
calon yang tepat untuk diangkat menjadi khalifah. Hasilnya adalah munculnya dua
kandidat khalifah, yaitu Utsman dan Ali. Ketika diadakan penjajagan suara di luar
28
Dedi Supriyadi, Op. Cit, hlm. 87.
29
Ibid.
30
Ibid.
2
sidang formatur yang dilakukan oleh Abd Ar-Rahman, terjadi silang pemilihan,
Ali dipilih oleh Utsman dan Utsman dipilih oleh Ali mendukung Utsman. Di
samping itu, Zubair dan Sa'ad bin Abi Waqqash mendukung Utsman. Sementara,
Thalhah dan Zubair tidak ditanyai pendana dan dukungannya karena keduanya
ketika itu sedang berada di luar Madinah sehingga tidak sempat dihubungi.
Selanjutnya, Abd Ar-Rahman bermusyawarah dengan masyarakat dan sejumlah
pembesar di luar anggota formatur. Ternyata, suara di masyarakat telah terpecah
meniadi dua, yaitu kubu Bani Hasyim yang mendukung Ali dan kubu Bani
Ummayah yang mendukung Utsman.31
Masa pemerintahan Utsman bin Affan termasuk yang paling lama apabila
dibandingkan dengan khalifah lainnya, yaitu selama 12 tahun; 24-36 H /644-656
M. Umar 10 tahun 13-23 H/634-644, Abu bakar 2 tahun 11-13 H/632-634 M., dan
Ali 5 tahun 36-41 H./656-561 M. Awal pemerintahan Utsman, atau kira-kira 6
tahun masa pemerintahannya penuh dengan berbagai prestasi.33
31
Ibid, hlm. 88.
32
Ibid.
33
Ibid, hlm. 88-89.
2
Perluasan pemerintahan Islam telah mencapai Asia dan Afrika, seperti
daerah Herat, Kabul, Ghazni, dan Asia Tengah, juga Armenia, Tunisia, Cyprus,
Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, dan berhasil menumpas
pemberontakan yang dilakukan orang Persia. Dalam bidang sosial budaya,
Utsman bin Affan telah membangun bendungan besar untuk mencegah banjir dan
mengatur pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan, masjid, rumah
penginapan para tamu dalam berbagai bentuk, serta memperluas Masjid Nabi di
Madinah.
Peperangan yang terjadi pada masa ini adalah Perang Zatis Sawari "Perang
Tiang Kapal", suatu peperangan di tengah lautan yang belum pernah dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW., Khalifah Abu Bakar, dan Umar. Disebut Zatis
Sawari, karena pada perang tersebut dilakukan di Laut Tengah dekat kota
Iskandariyah antara tentara Romawi di bawah pimpinan Kaisar Constantine
dengan laskar kaum muslimin di bawah pimpinan Abdullah bin Abi Sarah, umat
Islam mengerahkan lebih kurang 200 kapal.34
Setelah melewati masa yang penuh dengan prestasi, pada paruh terakhir,
khalifah menghadapi pemberontakan dan pembangkangan di dalam dan luar
negeri. Di dalam negeri, pemberontakan lebih terpusat pada kebijakan- kebijakan
khalifah yang nepotis, harta kekayaan umum yang hanya berputar pada kalangan
keluarga dan sikapnya yang tidak tegas terhadap sahabat utama. Adapun di luar
negeri, pemberontakan lebih banyak berasal dari negeri-negeri yang ditaklukkan,
seperti Romawi dan Persia yang menambah dendam dan sakit hati karena
sebagian wilayahnya telah diambil oleh kaum muslimin. Juga fitnah yang
disebarkan oleh orang Yahudi dari suku Qainuqa dan Nadhir serta Abdullah bin
Saba. Pemberontakan dan pembangkangan ini menyebabkan tewasnya khalifah
pada tahun 35 H.35
34
Ibid, hlm. 89.
35
Ibid.
2
Pada masa pemerintahannya, pertama yang beliau lakukan adal
menyelesaikan masalah Ubaidillah putra Umar ibn Khattab yang membunuh
Hurmuzan mantan petinggi Romawi dan Jufainah mantan petinggi Persia serta
anak kecil putri Abu Lulu. Ubaidillah yang seharusnya diqisas, oleh Utsman ibn
Affan ditebus dengan hartanya sendiri, karena pertimbangan yang dibunuh adalah
musuh Islam serta dia baru saja ditinggal mati ayahnya. Selanjutnya Utsman ibn
Affan ra. Mengangkat Marwan ibn Hakam sebagai sekretaris untuk membantu
dalam melaksanakan tugasnya.36
b. Perluasan Wilayah
36
Fatikhah, Op. Cit, hlm. 134-135.
37
Ibid.
2
mendadak, sehingga pasukan Islam tidak dapat menguasai serangan. Panglima
Abdullah ibn Abi Sarrah yang menjadi wali di daerah tersebut meminta pada
Khalifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima Amru ibn 'Ash yang telah
diberhentikan untuk menangani masalah di Iskandariyah. Abdullah ibn Abi Sarrah
memandang panglima Amru ibn Ash lebih cakap dalam memimpin perang dan
namanya sangat disegani oleh pihak lawan. Permohonan tersebut dikabulkan,
setelah itu terjadilah perpecahan dan menyebabkan tewasnya panglima di pihak
lawan. Selain itu, Khalifah Utsman bin Affan juga mengutus Salman Rabiah Al-
Baini untuk berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk
Armenia, sedangkan bagi yang menentang dan memerangi terpaksa dipatahkan
dan kaum muslimin dapat menguasai Armenia. Perluasan Islam memasuli Tunisia
(Afrika Utara) dipimpin oleh Abdullah ibn Sa'ad ibn Ahi Zarrah. Tunisia sebelum
kedatangan pasukan Islam sudah lama di kuasai Romawi. Tidak hanya itu saja
pada saat Syiria bergubernurkan Muawiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan
Cyprus.38
38
Ibid, hlm. 135-136.
39
Ibid, hlm. 136.
2
c. Pembangunan Angkatan Laut
Pada saat itu, pasukan di pimpin oleh Abdullah ibn Qusay Al- Harisy yang
ditunjuk sebagai Amirul Bahr atau panglima Angkatan Laut. Istilah ini kemudian
diganti menjadi Admiral atau Laksamana. Ketika sampai di Amuria dan Cyprus
pasukan Islam mendapat perlawanan yang sengit, tetapi semuanya dapat diatasi
hingga sampai di kota Konstatinopel dapat dikuasai pula. Di samping itu,
serangan yang dilakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui laut juga
memaksa ummat Islam agar segara mendirikan angkatan laut. Bahkan pada tahun
646 M, bangsa Romawi telah menduduki Alexandria dengan penye- tangan dari
laut. Penyerangan itu mengakibatkan jatuhya Mesir ke langan kekuasan bangsa
Romawi. Atas perintah Khalifah Utsman ibn Affan, Amr ibn Ash dapat
mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan armada laut yang besar pada
tahun 651 M di Mesir Berawal dari sinilah Khalifah Utsman ibn Affan merupakan
40
ibid, hlm. 136-137.
2
Khalifah pertama kali ang mempunyai angkatan laut yang cukup tangguh dan
dapat membahayakan kekuatan lawan.41
Penyebaran Islam bertambah luas dan para Qari pun tersebar d berbagar
daerah, sehinga perbedaan bacaan pun terjadi yang di akibatkan berbedanya
qira'at dari qari' yang sampai pada mereka Sebagian orang Muslim merasa puas
karena perbedaan tersebut sandarkan pada Rasullullah SAW. Tetapi keadaan
demikian bukan berarti tidak menimbulkan keraguan kepada generasi berikutnya
yang tidak secara langsung bertemu Rasullullah. Ketika terjadi perang di Armenia
dan Azarbaijan dengan penduduk Irak, di antara orang yang ikut menyerbu kedua
tempat tersebut adalah Hudzaifah ibn Aliaman. la melihat banyak perbedaan
dalam cara membaca Al-Quran. Sebagian bacaan itu tercampur dengan kesalahan
tetapi masing-masing berbek dan mempertahankan bacaannya, bahkan mereka
saling mengkafirkan.42
41
Ibid, hlm. 137.
42
Ibid, hlm. 138.
2
membukukan Al-Qur'an yang sudah disalin dan diseragamkan dialeknya itu
dengan memakai dialek Quraisy sebanyak 6 buah mushaf untuk dijadikan
pedoman Inilah yang disebut dengan mushaf Utsmani Enam mushaf tersebut, satu
buah di Madinah untuk khalifah Utsman, dan lima buah dikirim masing-masing
ke Makkah, Basrah. Kufah, Mesir dan Syiria dan selanjutnya memerintah- Ran
agar semua bentuk lembaran mushaf yang lain dibakar, sehingga umat Islam tidak
lagi berselisih dalam masalah bacaan Al-Quran sampai sekarang. Al-Mushaf yang
dikirimkan ke daerah-daerah Islam upaya disalin kembali untuk dijadikan
pedoman, dan dikenal dengan mushaf Utsmani.43
43
Ibid, hlm. 138-139.
44
Ibid, hlm. 139.
2
meninggal karena peperangan, sedangkan mo Khalifah Utsman karena banyaknya
perbedaan bacaan yang dikhawatirkan timbul pertentangan.45
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
45
Ibid, hlm. 139-140.
2
kedermawanannya. Prestasi kekhalifaan beliau ditunjukkan dengan beberapa
kebijakan yaitu penyusunan al-qur’an dalam satu buku, pembuatanarmada laut,
penghidupan lahan-lahan yang mati untuk pertanian, perluasan wilayah kekuasaan
islam, perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fatikhah, 2011, Sejarah Peradaban Islam, STAIN Pekalongan Press, Cet. Ke-1,
Pekalongan.
Dedi Supriyadi, 2016, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Cet. Ke-8,
Bandung.
Abdurrahman bin Abdul Karim, 2014, Kitab Sejarah Terlengkap Para Sahabat
2
Nabi ,Tabi’in, dan Tabi’it Tabi’in, Jogjakarta.
Muhsin M.K., 2004, Menyayangi Dhuafa, Gema Insani Press, Jakarta.
Zuhairi Misrawi, 2009, Utsman bin Affan, Pustaka Oasis, Yogyakarta.
Zuhair Mahmud Al-Humawi, 2003, Wasiat-Wasiat Akhir Hayat dari Rosulullah,
Abu Bakar, dll, Gema Insani Press, Jakarta.
Muhammad Husain Haekal, 2010, Utsman Bin Affan, Pustaka Litera Antar Nusa,
Bogor.