Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Peradapan Islam Pada Masa Utsman bin Affan

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Muhamad Khoirul Umam, M.S.I.

Disusun Oleh :

1. Rifki Dafa Surya (4119057)


2. Lailatul Karimah (4119096)
3. Alzana Rahma (4119071)
4. Nabila Marsa Faudiana (4119079)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

TAHUN 2019

i
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam,
pada Program Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.
Adapun judul makalah tersebut adalah “Peradaban Islam Pada Masa Utsman bin
Affan”.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan-


kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran teman-teman akan kami
terima dengan senang hati demi perbaikan makalah ini lebih lanjut.

Pekalongan, 26 September 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Biografi Utsman bin Affan............................................................2


B. Proses pengangkatan Utsman bin Affan .......................................8
C. Kebijakan dan Peradaban pada masa Utsman bin Affan...............11

BAB III PENUTUP...............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Utsman ibn Affan adalah khalifah ketiga dari Kulafaur Rasyidun yang
memerintah umat Islam paling lama dibandingkan ketiga Khalifah lainnya. Ia
memerintah selama 12 tahun. Dalam pemerintahannya, sejarah mencatat telah
banyak kemajuan dalam berbagai aspek yang dicapai untuk umat Islam. Akan
tetapi juga tidak sedikit polemik yang terjadi di akhir pemerintahannya. Pada saat
ini, konsep kekhalifaan sudah mulai berubah, dalam arti interest politik di sekitar
Khalifah mulai banyak diwarnai oleh dinamika kepentingan suku dan perbedaan
interpretasi konsep kepemimpinan dalam Islam. Ketika itu sebenarnya Umar ibn
Khattab telah memilih jalan demokratis dalam menentukan penggantinya. Akan
tetapi beliau berada dalam posisi dilematis, ia diminta oleh sebagian sahabat untuk
menunjuk penggantinya. Maka jalan keluar yang ditempuh Khalifah Umar adalah
memilih formatur 6 orang yang terdiri dari: Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib,
Thalhah bn Ubaidillah, Zubair ibn Awwam, Sa'ad ibn Abi Waqqas dan Abdur-
rahman ibn Auf. Formatur sepakat memilih Utsman ibn Affan sebagai Khalifah.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Utsman bin Affan.
2. Bagaimana proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan.
3. Bagaimana kebijakan dan peradaban Islam pada pemerintahan
Utsman bin affan.
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi Utsman bin Affan.
2. Mengetahui proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan.
3. Mengetahui kebijakan dan peradaban Islam pada pemerintahan
Utsman bin affan.

1
Fatikhah, 2011, Sejarah Peradaban Islam, STAIN Pekalongan Press, Cet. Ke-1, Pekalongan, hlm.
131.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Utsman bin Affan

Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah
bin Abd Al-Manaf dari suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M., enam tahun
setelah penyerangan Kabah oleh pasukan bergajah atau enam tanun setelah
kelahiran Rasulullah SAW, Ibu Khalifah Utsman bin Affan adalah Urwy bin
Kuraiz bin Rabi'ah bin Habib bin Abdi Asy-Syams bin Abd Al-Manaf. Utsman
bin Affan masuk Islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakar. Sesaat setelah
masuk Islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil
Ash. Ia dijuluki dzun nurain, karena menikahi dua putri Rasulullah SAW. secara
berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum.2

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan khalifah ketiga dalam khulafaur
rasyidin.la dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang andal, namun
sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat
Islam pada awal dakwah Islam. la mendapatkan julukan Dzunnurain yang berarti
memiliki dua cahaya. Julukan ini diperoleh karena ia telah menikahi putri kedua
dan ketiga dari Nabi Muhammad SAW, yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. 3

Utsman bin Affan mendapat amanah menggantikan Umar bin Khathab


sebagai amirul mukminin. Utsman bin Affan termasuk salah seorang sahabat
Nabi Muhammad Saw.yang dikenal dalam sejarah sebagai hartawan yang sangat
dermawan.4

Jauh sebelum menjadi khalífah, Utsman bin Affan telah memiliki


keberpihakan dan kepedulian yang besar terhadap kaum dhu'afa. la tidak segan-

2
Dedi Supriyadi, 2016, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Cet. Ke-8, Bandung, hlm. 86.
3
Abdurrahman bin Abdul Karim, 2014, Kitab Sejarah Terlengkap Para Sahabat Nabi ,Tabi’in, dan
Tabi’it Tabi’in, Jogjakarta, hlm. 67.
4
Ibid.

2
segan mengeluarkan seluruh harta dagangannya untuk orang-orang yang
kemiskinan dan kelaparan.5

Salah satu buktinya terjadi pada zaman pemerintahan Abu Bakar yang
tengah mendapat musibah kelaparan.Ketika itu, kafilah dagang Utsman bin Affan
baru tiba di negeri Syam, yang terdiri atas 1.000 ekor unta yang membawa
gandum dan bahan makanan lainnya Ada suatu kaum di Madinah yang
bermaksud membelinya, namun Utsman bin Affan tidak menjualnya, justru
memberikan semua gandum dan bahan makanan itu kepada Abu Bakar guna
dibagi bagikan kepada rakyat yang kelaparan.6

Kemurahan hati Utsman bin Affan sangat dirasakan oleh orang- orang di
sekitarnya.Suatu ketika, masyarakat muslimdi Madinah sulit mendapatkan air
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,mereka harus membelli air dari seorang
Yahudi. Orang itu memiliki sebuah sumur yang dikenal dengan nama Sumur
Roumah.la menjual setiap timba air dengan harga mahal. Keadaan seperti ini
telah berlangsung selama bertahun-tahun.7

Lantas, Nabi Muhammad Saw.membicarakan masalah tersebut dengan


para sahabat. Beliau berucap, "Barang siapa membeli Sumur Roumah, kemudian
mendermakannya untuk kaum muslimin, maka sebanyak timba yang diturunkan
dan air yang diambil, sebanyak itu pula minuman surga yang akan
diperolehnya.”8

Mendengar perkataan tersebut, Utsman bin Affan segera menemui orang


Yahudi itu. la mengutarakan niatnya untuk membeli Sumur Roumah. Setelah
tawar-menawar, terjadilah satu kesepakatan Utsman bin Affan boleh membeli
separuh sumur tersebut Dalam hati, la bersorak. Tidak berapa lama, bahkan ia
berhasil membeli seluruh Sumur Roumah. Akhirnya, sumur itu dikenal dengan
nama Sumur Utsman.9
5
Ibid.
6
Muhsin M.K., 2004, Menyayangi Dhuafa, Gema Insani Press, Jakarta, hlm. 68.
7
Abdurrahman bin Abdul Karim, Op.Cit,hlm. 68.
8
Ibid.
9
Ibid.

2
Seperti itulah Utsman bin Affan. Meskipun terlahir dari keluarga kaya, ia
tidak pernah sombong. Sejak kecil, ia senang berbagi dengan teman-temannya.
Jikalau memiliki makanan, ia tidak pernah menikmatinya sendiri. la lebih senang
membagikannya kepada teman-temannya dan menikmatinya bersama-sama.10

Selain sisi kedermawanannya itu, sumbangan terbesar Utsman bin Affan


bagi dunia Islam adalah Mushaf Utsman. Sebab, pada masa kekhalifahannyalah,
al-Qur'an dibukukan dan disebarluaskan. Jika pada masa Abu Bakar mushaf al-
Qur'an hanya dijadikan koleksi, maka pada masa Utsman bin Affan, al-Qur'an
ditujukan untuk seluruh masyarakat muslim.11

Utsman bin Affan memerintah sejak tahun 644 (umur 69-70 tahun) hingga
656 (selama 11-12 tahun). Selain itu, sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat
yang sangat pemalu. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat
Islam pada awal dakwah Islam.12

Utsman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah.
Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. la masuk Islam atas ajakan
Abu Bakar dan termasuk golongan assabiqunal awwalun (golongan yang
pertama-tama masuk Islam). Nabi Muhammad Saw.menggambarkan Utsman bin
Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum
muslimin.13

Diriwayatkan oleh Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Nabi


Muhammad Saw, "Abu Bakar masuk, tetapi engkau biasa saja dan tidak memberi
perhatian khusus. Lalu, Umar masuk, namun engkau pun biasa saja dan tidak
memberi perhatian khusus. Akan tetapi, ketika Utsman bin Affan masuk, engkau
terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?" Nabi Muhammad Saw

10
Zuhairi Misrawi, 2009, Utsman bin Affan, Pustaka Oasis, Yogyakarta, hlm. 11.
11
Abdurrahman bin Abdul Karim, Op.Cit.,hlm. 69.
12
Ibid.
13
Ibid.

2
menjawab, "Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu
kepadanya?" 14

Saat seruan hijrah pertama oleh Nabi Muhammad Saw. ke Habbasyiah


karena meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bin
Affan bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan
hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda.15

Tak lama tinggal di Makkah, Utsman bin Affan mengikuti Nabi


Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah,Utsman bin
Affan dikirim oleh Nabi Muhammad Saw. untuk menemui Abu Sofyan di
Makkah. Utsman bin Affan diperintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk
menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah,
lalu segera kembali ke Madinah,bukan untuk memerangi penduduk Makkah.16

Ketika Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk dengan


pemimpin perangnya adalah Nabi Muhammad Saw., Utsman bin Affan dipercaya
menjabat sebagai Wali Kota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman bin Affan
mendermakan 950 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1.000 dirham
sumbangan pribadi untuk Perang Tabuk, yang nilainya sama dengan biaya perang
tersebut.17

Utsman bin Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli


mata air yang bernama Roumah dari seorang laki-laki suku Ghifar seharga
35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada
masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman bin Affan juga pernah memberikan
gandum yang diangkut dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang
menderita pada musim kering .18

14
Ibid.
15
Ibid,hlm. 70.
16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid,hlm. 71.

2
Setelah wafatnya Umar bin Khathab sebagai khalifah kedua diadakanlah
musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada 6 orang kandidat khalifah
yang diusulkan, yaitu Ali bin Abi Thalib,Utsman bin Affan, Abdurrahman bin
Auf,Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam,dan Thalhah bin Ubaidillah.
Selanjutnya, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam,
dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri, sehingga hanya Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib yang tertinggal.19

Suara masyarakat saat itu cenderung memilih Utsman bin Affan menjadi
khalifah ketiga. Maka, diangkatlah Utsman bin Affan yang berumur 70 tahun
menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa
calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24 H.20

Utsman bin Affan menjadi khalifah saat pemerintah Islam telah betul-betul
mapan dan terstruktur. la adalah khalifah pertama kali yang melakukan perluasan
Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai
umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). la mencetuskan ide
polisi keamanan bagi rakyatnya, yakni dengan cara-cara berikut:21

1. Membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara


yang sebelumnya dilakukan di masjid.

2. Meningkatkan kondisi pertanian; menaklukkan Syria, Afrika Utara,


Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, dan Rodhes; serta membentuk
angkatan laut yang kuat.22

Postur tubuh Utsman bin Affan tidak terlalu tinggi, wajahnya tampan,
berkulit lembut sawo matang, jenggotnya lebat, berdada bidang, dan giginya dikat
dengan emas. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan
untuk mengumpulkan al Qur'an dalam satu mushaf .23

19
Ibid.
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Ibid,hlm. 72.

2
Selain itu, Utsman bin Affan juga sebagai orang pertama yang
mengangkat penjaga keamanan (polisi) sekaligus mendirikan satu bangunan
khusus untuk kehakiman. Pada masa kekhalifahannya, Armenia, Kaukaz
(Caucasus), Khurasan, Kirman (sebuah kota di timur Iran), Sijistan (sebuah
kawasan kuno di antara Iran dan Afganistan), Afrika (Tunis), serta Cyprus
berhasil ditaklukkan.24

Selama masa jabatannya, Utsman bin Affan banyak mengganti gubernur


wilayah yang tidak cocok atau kurang cakap, lantas menggantikannya dengan
orang-orang yang lebih berkompeten. Namun, hal ini banyak membuat sakit hati
pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh Utsman
bin Affan.25

Kisah persekongkolan untuk membunuh Utsman bin Affan konon,


berwujud Utsman bin Affan dikepung oleh pemberontak selama 40 hari, yang
dimulal dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijjah la diberi 2 ultimatum oleh
pemberontak (Ghafiki dan Sudan), yaitu mengundurkan diri atau dibunuh.
Meskipun Utsman bin Affan mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan
pemberontak, namun ia berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam.26

Akhirnya, Utsman bin Affan wafat sebagal syahid pada bulan Dzulhijjah
35H ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuhnya
saat membaca al-Qur'an. Persis seperti yang disampaikan oleh Nabi Muhammad
Saw. perihal kematian Utsman bin Affan yang syahid kelak; peristiwa
pembunuhan Utsman bin Affan berawal dari pengepungan rumahnya oleh para
pemberontak selama 40 hari. Utsman bin Affan wafat pada hari Jum'at, 18
Dzulhijjah 35 H. la dimakamkan di Pekuburan Baqi di Madinah.27

B. Proses pengangkatan khalifah Utsman bin Affan

24
Zuhair Mahmud Al-Humawi, 2003, Wasiat-Wasiat Akhir Hayat dari Rosulullah, Abu Bakar, dll,
Gema Insani Press, Jakarta, hlm. 31
25
Abdurrahman bin Abdul Karim ,Op.Cit.
26
Ibid.
27
Muhammad Husain Haekal, 2010, Utsman Bin Affan, Pustaka Litera Antar Nusa, Bogor, hlm.
142-144.

2
Sebelum meninggal, 'Umar telah memanggil tiga calon penggantinya ,
yaitu Utsman, ‘Ali , dan Sa'ad bin Abi Waqqash . Dalam pertemuan dengan
mereka secara bergantian, Umar berpesan agar penggantinya tidak mengangkat
kerabat sebagai pejabat ( Munawwir Syadzali , 1993 : 30 ) . Di samping itu ,
Umar telah membentuk dewan formatur yang bertugas memilih penggantinya
kelak. Dewan formatur yang dibentuk Umar berjumlah 6 orang . Mereka adalah
Ali, Utsman, Sa ' ad bin Abi Waqqash, Abd Ar Rahman bin Auf , Zubair bin
Awwam , dan Thalhah bin Ubaidillah. Di samping itu , Abdullah bin Umar
dijadikan anggota , tetapi tidak memiliki hak suara.28

Mekanisme pemilihan khalifah ditentukan sebagai berikut : Pertama , yang


berhak menjadi khalifah adalah yang dipilih oleh anggota formatur dengan suara
terbanyak . Kedua , apabila suara terbagi secara berimbang 3 : 3 ) , Abdullah bin
Umar yang berhak menentukannya . Ketiga , apabila campur tangan Abdullah bin
Umar tidak diterima , calon yang dipilih oleh Abd Ar - Rahman bin Auf harus
diangkat menjadi khalifah . Kalau masih ada yang menentangnya , penentang
tersebut hendaklah dibunuh ( Hasan Ibrahim Hasan , 1954 : 254 - 5 ).29

Anggota yang khawatir dengan tata tertib pemilihan tersebut adalah Ali .
Ia khawatir Abd Ar - Rahman ( yang mempunyai kedudukan strategis ketika
pemilihan ( deadlock ) tidak bisa berlaku adil karena antara Utsman dan Abd Ar -
Rahman terdapat hubungan kekerabatan . Akhirnya , Ali me minta Abd Ar -
Rahman berjanji untuk berlaku adil , tidak memihak , tidak mengikuti kemauan
sendiri , tidak mengistimewakan keluarga , dan tidak menyulitkan umat . Setelah
Abd Ar - Rahman berjanji , Ali menyetujuinya Ath - Thabari , I , t . th . : 36 ).30

Langkah yang ditempuh oleh Abd Ar-Rahman setelah Umar wafat adalah
meminta pendapat kepada anggota formatur secara terpisah untuk membicarakan
calon yang tepat untuk diangkat menjadi khalifah. Hasilnya adalah munculnya dua
kandidat khalifah, yaitu Utsman dan Ali. Ketika diadakan penjajagan suara di luar

28
Dedi Supriyadi, Op. Cit, hlm. 87.
29
Ibid.
30
Ibid.

2
sidang formatur yang dilakukan oleh Abd Ar-Rahman, terjadi silang pemilihan,
Ali dipilih oleh Utsman dan Utsman dipilih oleh Ali mendukung Utsman. Di
samping itu, Zubair dan Sa'ad bin Abi Waqqash mendukung Utsman. Sementara,
Thalhah dan Zubair tidak ditanyai pendana dan dukungannya karena keduanya
ketika itu sedang berada di luar Madinah sehingga tidak sempat dihubungi.
Selanjutnya, Abd Ar-Rahman bermusyawarah dengan masyarakat dan sejumlah
pembesar di luar anggota formatur. Ternyata, suara di masyarakat telah terpecah
meniadi dua, yaitu kubu Bani Hasyim yang mendukung Ali dan kubu Bani
Ummayah yang mendukung Utsman.31

Kemudian, Abd Ar-Rahman memanggil Ali dan menanyakan kepada- nya,


seandainya dia dipilih menjadi khalifah, sanggupkah dia melaksanakan tugasnya
berdasarkan Al-Quran, Sunah Rasul, dan kebijaksanaan dua khalifah sebelum dia?
Ali menjawab bahwa dirinya berharap dapat berbuat sejauh pengetahuan dan
kemampuannya. Abd Ar-Rahman berganti mengundang Utsman dan mengajukan
pertanyaan yang sama kepadanya. Dengan tegas Utsman menjawab, "Ya! Saya
sanggup. jawaban itu, Abd Ar-Rahman menyatakan, "Utsman sebagai khaiifah
ketiga, dan segeralah dilaksanakan bai'at." Waktu itu, usia Utsman tujuh puluh
tahun. Dalam hubungan ini, patut dikemukakan bahwa Ali sangat kecewa atas
cara yang dipakai oleh Abd Ar-Rahman tersebut dan menuduhnya bahwa sejak
semula ia sudah merencanakannya bersama Utsman sebab kalau Utsman yang
menjadi khalifah, berarti kelompok Abd Ar- Rahman bin Auf yang berkuasa.32

Masa pemerintahan Utsman bin Affan termasuk yang paling lama apabila
dibandingkan dengan khalifah lainnya, yaitu selama 12 tahun; 24-36 H /644-656
M. Umar 10 tahun 13-23 H/634-644, Abu bakar 2 tahun 11-13 H/632-634 M., dan
Ali 5 tahun 36-41 H./656-561 M. Awal pemerintahan Utsman, atau kira-kira 6
tahun masa pemerintahannya penuh dengan berbagai prestasi.33

31
Ibid, hlm. 88.
32
Ibid.
33
Ibid, hlm. 88-89.

2
Perluasan pemerintahan Islam telah mencapai Asia dan Afrika, seperti
daerah Herat, Kabul, Ghazni, dan Asia Tengah, juga Armenia, Tunisia, Cyprus,
Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, dan berhasil menumpas
pemberontakan yang dilakukan orang Persia. Dalam bidang sosial budaya,
Utsman bin Affan telah membangun bendungan besar untuk mencegah banjir dan
mengatur pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan, masjid, rumah
penginapan para tamu dalam berbagai bentuk, serta memperluas Masjid Nabi di
Madinah.

Peperangan yang terjadi pada masa ini adalah Perang Zatis Sawari "Perang
Tiang Kapal", suatu peperangan di tengah lautan yang belum pernah dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW., Khalifah Abu Bakar, dan Umar. Disebut Zatis
Sawari, karena pada perang tersebut dilakukan di Laut Tengah dekat kota
Iskandariyah antara tentara Romawi di bawah pimpinan Kaisar Constantine
dengan laskar kaum muslimin di bawah pimpinan Abdullah bin Abi Sarah, umat
Islam mengerahkan lebih kurang 200 kapal.34

Setelah melewati masa yang penuh dengan prestasi, pada paruh terakhir,
khalifah menghadapi pemberontakan dan pembangkangan di dalam dan luar
negeri. Di dalam negeri, pemberontakan lebih terpusat pada kebijakan- kebijakan
khalifah yang nepotis, harta kekayaan umum yang hanya berputar pada kalangan
keluarga dan sikapnya yang tidak tegas terhadap sahabat utama. Adapun di luar
negeri, pemberontakan lebih banyak berasal dari negeri-negeri yang ditaklukkan,
seperti Romawi dan Persia yang menambah dendam dan sakit hati karena
sebagian wilayahnya telah diambil oleh kaum muslimin. Juga fitnah yang
disebarkan oleh orang Yahudi dari suku Qainuqa dan Nadhir serta Abdullah bin
Saba. Pemberontakan dan pembangkangan ini menyebabkan tewasnya khalifah
pada tahun 35 H.35

C. Kebijakan dan Peradaban Islam pada pemerintahan Utsman bin affan


a. Menyelesaikan kasus pembunuhan Umar ibn Khattab

34
Ibid, hlm. 89.
35
Ibid.

2
Pada masa pemerintahannya, pertama yang beliau lakukan adal
menyelesaikan masalah Ubaidillah putra Umar ibn Khattab yang membunuh
Hurmuzan mantan petinggi Romawi dan Jufainah mantan petinggi Persia serta
anak kecil putri Abu Lulu. Ubaidillah yang seharusnya diqisas, oleh Utsman ibn
Affan ditebus dengan hartanya sendiri, karena pertimbangan yang dibunuh adalah
musuh Islam serta dia baru saja ditinggal mati ayahnya. Selanjutnya Utsman ibn
Affan ra. Mengangkat Marwan ibn Hakam sebagai sekretaris untuk membantu
dalam melaksanakan tugasnya.36

b. Perluasan Wilayah

Setelah Khalifah Umar ibn Khattab berpulang ke rahmatullah terdapat


daerah-daerah yang membelot terhadap pemerintah Islam. Pembelotan tersebut
ditimbulkan oleh pendukung-pendukung pe- merintahan yang lama atau dengan
perkataan lain pamong praja darī pemerintahan lama (pemerintahan sebelum
daerah itu masuk ke daerah kekuasaan Islam) ingin hendak mengembalikan
kekuasaannya. Sebagaimana yang dilakukan oleh kaisar Yazdagird yang berusaha
menghasut kembali masyarakat Persia agar melakukan perlawanan terhadap
penguasa Islam. Akan tetapi dengan kekuatannya, pemerintahan Islam berhasil
memusnahkan gerakan pemberontakan sekaligus melanjutkan perluasan ke
negeri-negeri Persia lainnya, sehingga bebe- rapa kota besar seperti Hisraf, Kabul,
Gasna, Balkh dan Turkistan jatuh menjadi wilayah kekuasaan Islam. Adapun
daerah-daerah lain yang melakukan pembelotan terhadap pemerintahan Islam
adalah Khurasan dan Iskandariyah. Khalifah Utsman mengutus Sa'ad ibn Al-Ash
bersama Khuzaifah Ibn Al-Yamaan serta beberapa sahabat Nabi lainnya pergi ke
negeri Khurasan dan sampai di Thabristan dan terjadi pepe- rangan hebat,
sehingga penduduk mengaku kalah dan meminta damai. Tahun 30 H/650 M
pasukan Muslim berhasil menguasai Khurasan.37

Adapun tentang Iskandariyah, bermula dari kedatangan kaisar Konstantin


II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang Iskandariyah dengan

36
Fatikhah, Op. Cit, hlm. 134-135.
37
Ibid.

2
mendadak, sehingga pasukan Islam tidak dapat menguasai serangan. Panglima
Abdullah ibn Abi Sarrah yang menjadi wali di daerah tersebut meminta pada
Khalifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima Amru ibn 'Ash yang telah
diberhentikan untuk menangani masalah di Iskandariyah. Abdullah ibn Abi Sarrah
memandang panglima Amru ibn Ash lebih cakap dalam memimpin perang dan
namanya sangat disegani oleh pihak lawan. Permohonan tersebut dikabulkan,
setelah itu terjadilah perpecahan dan menyebabkan tewasnya panglima di pihak
lawan. Selain itu, Khalifah Utsman bin Affan juga mengutus Salman Rabiah Al-
Baini untuk berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk
Armenia, sedangkan bagi yang menentang dan memerangi terpaksa dipatahkan
dan kaum muslimin dapat menguasai Armenia. Perluasan Islam memasuli Tunisia
(Afrika Utara) dipimpin oleh Abdullah ibn Sa'ad ibn Ahi Zarrah. Tunisia sebelum
kedatangan pasukan Islam sudah lama di kuasai Romawi. Tidak hanya itu saja
pada saat Syiria bergubernurkan Muawiyah, ia berhasil menguasai Asia kecil dan
Cyprus.38

Di masa pemerintahan Utsman, negeri-negeri yang telah masuk ke dalam


kekuasaan Islam antara lain: Barqah, Tripoli Barat, sebagian Selatan negeri
Nubah, Armenia dan beberapa bagian Thabaristan bahkan tentara Islam telah
melampaui sungai Jihun (Amu Daria), negeri Balkh (Baktria), Hara, Kabul dan
Gzaznah di Turkistan. Jadi Enam tahun pertama pemerintahan Utsman ibn Affan
ditandai dengan perluasan kekuasaan Islam. Perluasan dan perkembangan Islam
pada masa pemerintahannya telah sampai pada seluruh daerah Persia, Tebristan,
Azerbizan dan Armenia selanjutnya meluas pada Asia kecil dan negeri Cyprus.
Atas perlindungan pasukan Islam, masyarakat Asia kecil dan Cyprus bersedia
menyerahkan upeti sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnya pada masa
kekuasaan Romawi atas wilayah tersebut. Namun ekspansi akhirnya terhenti
karena muncul perpecahan di kalangan umat Islam antara golongan Bani Hasyim
dan Bani Umayyah. 39

38
Ibid, hlm. 135-136.
39
Ibid, hlm. 136.

2
c. Pembangunan Angkatan Laut

Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya rencana Khalifah


Utsman untuk mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus dan Konstatinopel
Cyprus. Untuk sampai ke daerah tersebut harus melalui lautan. Oleh karena itu
atas dasar usul Gubernur di daerah, Utsman pun menyetujui pembentukan armada
laut yang dilengkapi dengan personil dan sarana yang memadai Pada saat itu,
Mu'awiyah, Gubernur di Syiria harus menghadapi serangan-serangan Angkatan
Laut Romawi di daerah-daerah pesisir provinsinya. Untuk itu, ia meng ajukan
permohonan kepada Khalifah Utsman untuk membangun angkatan laut dan
dikabulkan oleh Khalifah. Sejak itu Muawiyah ber- hasil menyerbu Romawi.
Mengenai pembangunan armada itu sendiri, Muawiyah tidaklah membutuhkan
tenaga asing sepenuhnya, karena bangsa Kopti, begitupun juga penduduk pantai
Levant yang berdarah Punikia itu, ramai-ramai menyediakan dirinya untuk
membuat dan memperkuat armada tersebut. Itulah pembangunan armada yang
pertama dalam sejarah Dunia Islam. Selain itu, Keberangkatan pasukan ke Cyprus
yang melalui lautan, juga mendesak ummat Islam agar membangun armada
angkatan laut.40

Pada saat itu, pasukan di pimpin oleh Abdullah ibn Qusay Al- Harisy yang
ditunjuk sebagai Amirul Bahr atau panglima Angkatan Laut. Istilah ini kemudian
diganti menjadi Admiral atau Laksamana. Ketika sampai di Amuria dan Cyprus
pasukan Islam mendapat perlawanan yang sengit, tetapi semuanya dapat diatasi
hingga sampai di kota Konstatinopel dapat dikuasai pula. Di samping itu,
serangan yang dilakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui laut juga
memaksa ummat Islam agar segara mendirikan angkatan laut. Bahkan pada tahun
646 M, bangsa Romawi telah menduduki Alexandria dengan penye- tangan dari
laut. Penyerangan itu mengakibatkan jatuhya Mesir ke langan kekuasan bangsa
Romawi. Atas perintah Khalifah Utsman ibn Affan, Amr ibn Ash dapat
mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan armada laut yang besar pada
tahun 651 M di Mesir Berawal dari sinilah Khalifah Utsman ibn Affan merupakan

40
ibid, hlm. 136-137.

2
Khalifah pertama kali ang mempunyai angkatan laut yang cukup tangguh dan
dapat membahayakan kekuatan lawan.41

d. Pembukuan Mushaf Utsmani

Penyebaran Islam bertambah luas dan para Qari pun tersebar d berbagar
daerah, sehinga perbedaan bacaan pun terjadi yang di akibatkan berbedanya
qira'at dari qari' yang sampai pada mereka Sebagian orang Muslim merasa puas
karena perbedaan tersebut sandarkan pada Rasullullah SAW. Tetapi keadaan
demikian bukan berarti tidak menimbulkan keraguan kepada generasi berikutnya
yang tidak secara langsung bertemu Rasullullah. Ketika terjadi perang di Armenia
dan Azarbaijan dengan penduduk Irak, di antara orang yang ikut menyerbu kedua
tempat tersebut adalah Hudzaifah ibn Aliaman. la melihat banyak perbedaan
dalam cara membaca Al-Quran. Sebagian bacaan itu tercampur dengan kesalahan
tetapi masing-masing berbek dan mempertahankan bacaannya, bahkan mereka
saling mengkafirkan.42

Melihat hal tersebut beliau melaporkannya kepada Khalif Utsman. Para


sahabat amat khawatir kalau perbedaan tersebut akn membawa perpecahan dan
penyimpangan pada kaum muslimin. Mereka sepakat menyalin lembaran pertama
yang telah di lakukan oleh Khalifah Abu Bakar yang disimpan oleh istri
Rasulullah, Hafsah dan menyatukan umat Islam dengan satu bacaan yang tetap
pada sau huruf. Untuk menyatukan bacaan dan menghindari percekcokan Utsman
ibn Affan mengirim surat pada Hafsah yang isinya agar beliau dipinjami
lembaran-lembaran yang bertuliskan Al-Qur'an, kami akan menyalinnya dalam
bentuk mushaf dan setelah selesai akan kami kembalikan. Kemudian Hafsah
mengirimkannya kepada Utsman. Utsman membentuk panitia, yang diketuaai
oleh Zaid ibn Tsabit, dengan anggota Abdullah ibn Zubair, Sa'ad ibn Al-'Ash dan
Abdurahman ibn Harist ibn Hisyam, untuk menyalin mushaf yang telah dipinjam
dan menyeragamkan dialeknya dengan dialek Quraisy karena Al-Quran
diturunkan pada kaum Quraisy. (Atas petunjuk Utsman, Zaid ibn Tsabit

41
Ibid, hlm. 137.
42
Ibid, hlm. 138.

2
membukukan Al-Qur'an yang sudah disalin dan diseragamkan dialeknya itu
dengan memakai dialek Quraisy sebanyak 6 buah mushaf untuk dijadikan
pedoman Inilah yang disebut dengan mushaf Utsmani Enam mushaf tersebut, satu
buah di Madinah untuk khalifah Utsman, dan lima buah dikirim masing-masing
ke Makkah, Basrah. Kufah, Mesir dan Syiria dan selanjutnya memerintah- Ran
agar semua bentuk lembaran mushaf yang lain dibakar, sehingga umat Islam tidak
lagi berselisih dalam masalah bacaan Al-Quran sampai sekarang. Al-Mushaf yang
dikirimkan ke daerah-daerah Islam upaya disalin kembali untuk dijadikan
pedoman, dan dikenal dengan mushaf Utsmani.43

Jadi langkah pengumpulan mushaf ini merupakan salah satu langkah


strategis yang dilakukan Khalifah Utsman ibn Affan yakni dengan meneruskan
jejak Khalifah pendahulunya untuk menyusun dan mengkodifikasikan ayat-ayat
Al1-Qur an dalam sebuah mushaf. Karena selama pemerintahan Utsman, banyak
sekali versi bacaan Al-Quran di berbagai wilayah kekuasaan Islam yang
disesuaikan dengan bahasa daerah masing-masing. Dengan dibantu oleh Zaid ibn
Tsabit dan sahabat-sahabat yang lain, Khalifah berusaha menghimpun kembali
ayat-ayat Al-Qur'an yang outentik berdasarkan salinan Kitab Suci yang terdapat
pada sayyidatina Hafshah, salah seorang isteri Nabi yang telah dicek kembali oleh
para ahli dan huffadz dari berbagai kabilah yang sebelumnya telah dikumpulkan.44

Keinginan Khalifah Utsman agar kitab Al-Qur'an tidak mempunyai


banyak versi bacaan dan bentuknya tercapai setelah kitab yang ber- dasarkan pada
dialek masing-masing kabilah semua dibakar, dan yang lersisa hanyalah-mushaf
yang telah disesuaikan dengan naskah Al- Qur'an aslinya. Hal tersebut sesuai
dengan keinginan Nabi Muhammad SAW yang menghendaki adanya penyusunan
Al-Qur'an secara standar Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motif
pengumpulan mushaf oleh Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Utsman berbeda.
Pengumpulam mushaf yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar di- karenakan
adanya kekhawatiran akan hilangnya Al-Qur'an karena banyak huffadz yang

43
Ibid, hlm. 138-139.
44
Ibid, hlm. 139.

2
meninggal karena peperangan, sedangkan mo Khalifah Utsman karena banyaknya
perbedaan bacaan yang dikhawatirkan timbul pertentangan.45

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Utsman bin affan termasuk as-sabiqun al-awwalun (orang-orang yang


pertama menyambut dakwah Islam) yang dikenal atas kebaikan dan

45
Ibid, hlm. 139-140.

2
kedermawanannya. Prestasi kekhalifaan beliau ditunjukkan dengan beberapa
kebijakan yaitu penyusunan al-qur’an dalam satu buku, pembuatanarmada laut,
penghidupan lahan-lahan yang mati untuk pertanian, perluasan wilayah kekuasaan
islam, perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah).

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan makalah semata-mata karena kekurangan penulis. Kami sadar dalam
penyajian makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan guna untuk kesempurnaan makalah ini agar
kedepannya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua yang membacanya. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

Fatikhah, 2011, Sejarah Peradaban Islam, STAIN Pekalongan Press, Cet. Ke-1,
Pekalongan.
Dedi Supriyadi, 2016, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Cet. Ke-8,
Bandung.
Abdurrahman bin Abdul Karim, 2014, Kitab Sejarah Terlengkap Para Sahabat

2
Nabi ,Tabi’in, dan Tabi’it Tabi’in, Jogjakarta.
Muhsin M.K., 2004, Menyayangi Dhuafa, Gema Insani Press, Jakarta.
Zuhairi Misrawi, 2009, Utsman bin Affan, Pustaka Oasis, Yogyakarta.
Zuhair Mahmud Al-Humawi, 2003, Wasiat-Wasiat Akhir Hayat dari Rosulullah,
Abu Bakar, dll, Gema Insani Press, Jakarta.
Muhammad Husain Haekal, 2010, Utsman Bin Affan, Pustaka Litera Antar Nusa,
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai