Anda di halaman 1dari 8

Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia

di Masa Pandemi COVID-19

I. Pendahuluan

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masalah pandemi COVID-19 semakin


meluas. Sesuai dengan data COVID-19 per tanggal 21 Oktober 2020 bahwa
jumlah pasien positif COVID-19 meningkat sebanyak 4.267 sehingga total pasien
positif COVID-19 berjumlah 373.109 jiwa, pasien yang sembuh juga meningkat
sebanyak 3.856 sehingga total pasien sembuh berjumlah 297.509 jiwa, sedangkan
pasien yang meninggal akibat COVID-19 meningkat sebanyak 123 sehingga total
pasien meninggal berjumlah 12.857 jiwa (menurut Satuan Gugus Tugas COVID-
19 Indonesia). Hal tersebut mengakibatkan banyaknya kerugian secara individu
maupun sosial. Banyak masyarakat yang di-PHK dari tempat kerjanya, sehingga
berkurangnya biaya kehidupan sehari-hari yang menyebabkan pendapatan tidak
sebanding dengan pengeluaran.

Banyak para pelajar yang terancam putus sekolah karena masalah ekonomi.
Setidaknya per tanggal 18 September 2020 terdapat 1,6 miliar siswa yang tidak
belajar secara langsung, dan 24 juta siswa terancam putus sekolah selama
pandemi (Direktur Eksklusif UNICEF dalam video Konferensi WHO dan
UNICEF). Selain itu, jumlah kerugian negara Indonesia per tanggal 2 Juni 2020
telah mencapai 316 Triliun (KOMPAS.COM). Sedangkan per tanggal 8 Oktober
2020 jumlah persentase banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaannya
mencapai 35 %, yang dirumahkan mencapai 19% , dan jumlah pengangguran di
Indonesia mencapai 11 juta jiwa (Jobstreet Indonesia, CNN Indo). Dengan
demikian, banyak pelajar yang menjadi tulang punggung keluarganya karena
dipaksa untuk bekerja.

Banyaknya pelajar yang terancam berhenti sekolah dapat mengakibatkan


bangsa Indonesia di masa akan datang menjadi tidak dapat bersaing secara
Internasional. Seperti mengikuti pertukaran pelajar dan olimpiade tingkat
internasional. Hal tersebut juga mengakibatkan rusaknya moral para pelajar yang
ditandai dengan banyaknya aksi yang melanggar hukum dan harus berakhir di
penjara. Seperti : aksi geng motor, penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang,
pencurian serta aksi tawuran.

Selain itu, banyak juga anak yang dituntut bekerja, kehamilan remaja ataupun
anak perempuan yang dipaksa untuk menikah dini demi menghidupi keluarganya
di tengah krisis pandemi COVID- 19. Hal tersebut dapat merusak mental dan
masa depannya karena tidak adanya kesiapan yang maksimal baik secara fisik
maupun rohani untuk menjalankan segala tanggungan yang diberikan kepadanya.
Banyak para pelajar yang dipekerjakan sebagai buruh agar mendapatkan
penghasilan tambahan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bagaimana cara
kita untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul pada masa pandemi COVID-
19?

II. Isi

Sebagai pelajar kita harus mendorong kembali semangat belajar agar dapat
meraih cita-cita dan memakmurkan negara yang sedang mengalami resesi
ekonomi akibat pandemi. Kita harus memahami betapa mahalnya pendidikan dan
kesehatan, terutama dalam menjaga kesehatan diri, dengan menerapkan segala
protokol kesehatan yang telah ditetapkan, seperti:

1. Larangan berkumpul (Social Distancing) dan melakukan kontak fisik


(Physical Distancing).
2. Menggunakan masker medis atau kain non medis yang di dalamnya diisi
tisu dengan baik.
3. Mencuci tangan dengan sabun atau Hand Sanitizer.

Hal tersebut dilakukan guna menjaga kesehatan diri dan mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang melanda di berbagai wilayah.
Dalam menjalankan segala aktivitas sehari-hari, kita harus dalam keadaan
sehat untuk bisa berpikir cerdas terutama bagi para pelajar. Saat ini pembelajaran
di setiap wilayah dilakukan secara online (Daring) untuk mencegah penyebaran
COVID-19. Dalam menjalankan program daring, tidak semua pelajar mampu
mengikuti dengan baik karena berbagai hal, seperti:

1. Masalah jangkauan listrik / internet, maupun dana untuk aksesnya.


2. Kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya
penugasan soal dari guru.
3. Meningkatnya rasa stres dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan.
4. Berkurangnya pencapaian akademik saat belajar daring.

Dengan berbagai permasalahan yang muncul saat melakukan pembelajaran


secara online (Daring), pemerintah memberikan perhatian kepada para pelajar
yang memiliki masalah ekonomi dalam keluarganya, seperti: bantuan uang
sebesar Rp 600.000,- per keluarga, listrik gratis serta memberikan kuota internet
gratis. Sesuai dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 14 tahun 2020 tentang petunjuk teknis bantuan kuota data
internet tahun 2020. Penyaluran bantuan kuota internet ini disalurkan secara
bertahap mulai September-Desember. Bantuan kuota internet dibagi dalam dua
penggunaan:

 Kuota Umum : Kuota yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh


platform dan aplikasi.
 Kuota Belajar : Kuota yang hanya dapat digunakan untuk mengakses
laman dan aplikasi pembelajaran.

Peraturan tersebut disahkan agar tidak adanya keresahan dari para orang tua
pelajar akan mahalnya dana pembelian paket kuota untuk mengakses
pembelajaran secara daring. Adapun rincian penyaluran bantuan kuota internet
berdasarkan data kemendikbud yang akan disalurkan kepada para guru, dosen,
mahasiswa, dan pelajar sebagai berikut:
 Peserta Didik PAUD : 20 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan
15 GB kuota belajar
 Siswa SD/ SMP/SMA : 35 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan
30 GB kuota belajar
 Pendidik ( Guru ) : 42 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan 37
GB kuota belajar
 Dosen & Mahasiswa : 50 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan 45
GB kuota belajar

Peran sekolah dalam menjamin pembelajaran secara optimal melalui tatap


muka dilakukan dengan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar. Menyediakan
aset protokol kesehatan serta mendapat persetujuan pemerintah akan kelayakan
kembali bersekolah. Hal tersebut dilakukan guna menciptakan ruang bagi siswa
untuk dapat kembali mengikuti pembelajaran tatap muka. Dikarenakan selama
masa siswa tidak bersekolah, sebagian di antara mereka hanya menggunakan
waktunya untuk bermain gadget tanpa kenal waktu, seharian bermalasan dengan
tidur dan menonton televisi hingga tidak melaksanakan kewajibannya sebagai
anak dan pelajar. Mereka hanya sibuk dengan pekerjaan yang dilakukannya,
dengan tidak mengerjakan perintah orang tua dan tidak berusaha untuk belajar
secara otodidak maupun melalui referensi pembelajaran yang ada.

Orang tua dan anak juga harus turut serta dalam merangkul berjalannya sistem
pembelajaran daring. Dengan motivasi dan komunikasi yang baik antar anak yang
diberikan, dapat menambah semangat juang anak dalam menuntut ilmu. Orang tua
juga harus turut serta dalam mendukung dan menjalankan segala kebijakan yang
dibuat pemerintah dalam menangani permasalahan COVID-19 ini terutama bagi
pelajar untuk dapat kembali menuntut ilmu tanpa harus mengikuti pembelajaran
tatap muka di sekolah yang belum bisa memasukkan kembali para siswanya yaitu
dengan menyediakan berbagai program dan aplikasi pembelajaran yang tentunya
dapat meningkatkan kualitas para pelajar, seperti:

1. Rumah Belajar
Sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh kemendikbud dengan berbagai
fitur, seperti: Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Kelas Digital, Bank
Soal, dan Peta Budaya.

2. Ruang Guru
Layanan belajar berbasis teknologi, termasuk layanan kelas virtual,
platform ujian online, dan video belajar berlangganan.
3. Zenius
Sebuah aplikasi yang memiliki program belajar mandiri di rumah
#BisaBareng dengan menyediakan puluhan ribu video materi lengkap
untuk jenjang SD, SMP, SMA untuk Kurikulum KTSP, Kurikulum 2013,
Kurikulum 2013 Revisi. Selain itu siswa juga dapat mengakses materi
belajar lengkap untuk persiapan UNBK, UTBK, SPMB STAN, SIMAK
UI, UTUL UGM, dan konten-konten yang disediakan pada program ini
dapat diakses secara gratis.
4. Program “Belajar dari Rumah” yang disiarkan di TVRI
5. Program pembelajaran yang disiarkan di radio RI
6. Program Rumah Belajar dan Guru Berbagi

Dengan adanya berbagai kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah


terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan, para pelajar sebaiknya
memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin. Agar bisa menjadi para generasi
bangsa yang sukses dan dapat bersaing dalam kancah internasional di masa yang
akan datang.

III. Penutup
Untuk mencapai apa yang diharapkan, kita harus tetap berusaha dan berjuang
walaupun adanya pandemi COVID-19. Adanya wabah yang sedang melanda
seluruh dunia ini, bukanlah halangan untuk mewujudkan impian yang telah dibuat
khususnya bagi para pelajar yang akan menjadi para penerus bangsa di masa yang
akan datang. Sebagai pelajar kita jangan putus sekolah hanya dikarenakan
diliburkannya sekolah dan tidak dilangsungkannya pembelajaran tatap muka. Kita
harus pantang menyerah dan sadar akan banyaknya rintangan yang masih harus
dilalui. Pemerintah juga turut mendukung dengan berbagai program dan aplikasi
agar tetap berjalannya pendidikan para pelajar, walaupun tidak dilakukan dengan
pembelajaran tatap muka atau daring.

Kita semua berharap kedepannya segala aspek-aspek yang berhubungan


dengan pembelajaran berbasis daring dapat dioptimalkan oleh para pelajar dengan
sebaiknya agar tidak terjadi kendala yang dapat menghambat kemajuan Indonesia
dalam bidang pendidikan. Demi menunjang segala pengharapan kita semua,
sebagai pelajar kita harus terus berupaya menciptakan hal-hal positif yang dapat
mendukung progres ke depan untuk pencapaian Indonesia yang lebih berkarya.

Referensi:

https://www.kompas.com/edu/read/2020/09/18/085116771/unicef-24-juta-siswa-di-dunia-terancam-
putus-sekolah-akibat-pandemi?page=all

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201008101052-92-555827/survei-jobstreet-35-persen-
kena-phk-19-persen-dirumahkan

https://money.kompas.com/read/2020/06/02/174700626/ri-diperkirakan-rugi-rp-316-triliun-akibat-
covid-19-di-kuartal-i-2020

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/22/173146165/simak-ini-rincian-bantuan-kuota-gratis-
dari-kemendikbud-untuk-pelajar?page=all

https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-pembelajaran-daring-kerjasama-
kemendikbud-gratis?page=all

https://covid19.go.id/p/protokol/penyesuaian -kebijakan-pembelajaran-di-masa-pandemi-covid-19
(diakses pada 22 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai