Tugas Ilmiah
Tugas Ilmiah
I. Pendahuluan
Banyak para pelajar yang terancam putus sekolah karena masalah ekonomi.
Setidaknya per tanggal 18 September 2020 terdapat 1,6 miliar siswa yang tidak
belajar secara langsung, dan 24 juta siswa terancam putus sekolah selama
pandemi (Direktur Eksklusif UNICEF dalam video Konferensi WHO dan
UNICEF). Selain itu, jumlah kerugian negara Indonesia per tanggal 2 Juni 2020
telah mencapai 316 Triliun (KOMPAS.COM). Sedangkan per tanggal 8 Oktober
2020 jumlah persentase banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaannya
mencapai 35 %, yang dirumahkan mencapai 19% , dan jumlah pengangguran di
Indonesia mencapai 11 juta jiwa (Jobstreet Indonesia, CNN Indo). Dengan
demikian, banyak pelajar yang menjadi tulang punggung keluarganya karena
dipaksa untuk bekerja.
Selain itu, banyak juga anak yang dituntut bekerja, kehamilan remaja ataupun
anak perempuan yang dipaksa untuk menikah dini demi menghidupi keluarganya
di tengah krisis pandemi COVID- 19. Hal tersebut dapat merusak mental dan
masa depannya karena tidak adanya kesiapan yang maksimal baik secara fisik
maupun rohani untuk menjalankan segala tanggungan yang diberikan kepadanya.
Banyak para pelajar yang dipekerjakan sebagai buruh agar mendapatkan
penghasilan tambahan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bagaimana cara
kita untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul pada masa pandemi COVID-
19?
II. Isi
Sebagai pelajar kita harus mendorong kembali semangat belajar agar dapat
meraih cita-cita dan memakmurkan negara yang sedang mengalami resesi
ekonomi akibat pandemi. Kita harus memahami betapa mahalnya pendidikan dan
kesehatan, terutama dalam menjaga kesehatan diri, dengan menerapkan segala
protokol kesehatan yang telah ditetapkan, seperti:
Hal tersebut dilakukan guna menjaga kesehatan diri dan mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang melanda di berbagai wilayah.
Dalam menjalankan segala aktivitas sehari-hari, kita harus dalam keadaan
sehat untuk bisa berpikir cerdas terutama bagi para pelajar. Saat ini pembelajaran
di setiap wilayah dilakukan secara online (Daring) untuk mencegah penyebaran
COVID-19. Dalam menjalankan program daring, tidak semua pelajar mampu
mengikuti dengan baik karena berbagai hal, seperti:
Peraturan tersebut disahkan agar tidak adanya keresahan dari para orang tua
pelajar akan mahalnya dana pembelian paket kuota untuk mengakses
pembelajaran secara daring. Adapun rincian penyaluran bantuan kuota internet
berdasarkan data kemendikbud yang akan disalurkan kepada para guru, dosen,
mahasiswa, dan pelajar sebagai berikut:
Peserta Didik PAUD : 20 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan
15 GB kuota belajar
Siswa SD/ SMP/SMA : 35 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan
30 GB kuota belajar
Pendidik ( Guru ) : 42 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan 37
GB kuota belajar
Dosen & Mahasiswa : 50 GB per bulan dengan 5 GB kuota umum dan 45
GB kuota belajar
Orang tua dan anak juga harus turut serta dalam merangkul berjalannya sistem
pembelajaran daring. Dengan motivasi dan komunikasi yang baik antar anak yang
diberikan, dapat menambah semangat juang anak dalam menuntut ilmu. Orang tua
juga harus turut serta dalam mendukung dan menjalankan segala kebijakan yang
dibuat pemerintah dalam menangani permasalahan COVID-19 ini terutama bagi
pelajar untuk dapat kembali menuntut ilmu tanpa harus mengikuti pembelajaran
tatap muka di sekolah yang belum bisa memasukkan kembali para siswanya yaitu
dengan menyediakan berbagai program dan aplikasi pembelajaran yang tentunya
dapat meningkatkan kualitas para pelajar, seperti:
1. Rumah Belajar
Sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh kemendikbud dengan berbagai
fitur, seperti: Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Kelas Digital, Bank
Soal, dan Peta Budaya.
2. Ruang Guru
Layanan belajar berbasis teknologi, termasuk layanan kelas virtual,
platform ujian online, dan video belajar berlangganan.
3. Zenius
Sebuah aplikasi yang memiliki program belajar mandiri di rumah
#BisaBareng dengan menyediakan puluhan ribu video materi lengkap
untuk jenjang SD, SMP, SMA untuk Kurikulum KTSP, Kurikulum 2013,
Kurikulum 2013 Revisi. Selain itu siswa juga dapat mengakses materi
belajar lengkap untuk persiapan UNBK, UTBK, SPMB STAN, SIMAK
UI, UTUL UGM, dan konten-konten yang disediakan pada program ini
dapat diakses secara gratis.
4. Program “Belajar dari Rumah” yang disiarkan di TVRI
5. Program pembelajaran yang disiarkan di radio RI
6. Program Rumah Belajar dan Guru Berbagi
III. Penutup
Untuk mencapai apa yang diharapkan, kita harus tetap berusaha dan berjuang
walaupun adanya pandemi COVID-19. Adanya wabah yang sedang melanda
seluruh dunia ini, bukanlah halangan untuk mewujudkan impian yang telah dibuat
khususnya bagi para pelajar yang akan menjadi para penerus bangsa di masa yang
akan datang. Sebagai pelajar kita jangan putus sekolah hanya dikarenakan
diliburkannya sekolah dan tidak dilangsungkannya pembelajaran tatap muka. Kita
harus pantang menyerah dan sadar akan banyaknya rintangan yang masih harus
dilalui. Pemerintah juga turut mendukung dengan berbagai program dan aplikasi
agar tetap berjalannya pendidikan para pelajar, walaupun tidak dilakukan dengan
pembelajaran tatap muka atau daring.
Referensi:
https://www.kompas.com/edu/read/2020/09/18/085116771/unicef-24-juta-siswa-di-dunia-terancam-
putus-sekolah-akibat-pandemi?page=all
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201008101052-92-555827/survei-jobstreet-35-persen-
kena-phk-19-persen-dirumahkan
https://money.kompas.com/read/2020/06/02/174700626/ri-diperkirakan-rugi-rp-316-triliun-akibat-
covid-19-di-kuartal-i-2020
https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/22/173146165/simak-ini-rincian-bantuan-kuota-gratis-
dari-kemendikbud-untuk-pelajar?page=all
https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-pembelajaran-daring-kerjasama-
kemendikbud-gratis?page=all
https://covid19.go.id/p/protokol/penyesuaian -kebijakan-pembelajaran-di-masa-pandemi-covid-19
(diakses pada 22 Oktober 2020)