Anda di halaman 1dari 2

6.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan fisik berupa colok dubur dan pemeriksaan neurologis dilakukan
pada semua penderita. Yang dinilai pada colok dubur adalah ukuran dan konsistensi
prostat. Colok dubur pada pembesaran prostat jinak menunjukkan konsistensi prostat
kenyal seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak
didapatkan nodul, sedangkan pada karsinoma prostat, konsistensi prostat keras atau
teraba nodul dan mungkin di antara prostat tidak simetri (Purnomo, 2012). Apabila
didapatkan indurasi pada perabaan, waspada adanya proses keganasan, sehingga
memerlukan evaluasi yang lebih lanjut berupa pemeriksaan kadar Prostat Spesific
Antigen (PSA).

2. Laboratorium
a. Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi saluran
kemih.
b. Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi sekaligus menentukan
sensitifikasi kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan.
c. Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)
Prostate specific antigen (PSA) adalah enzim glikoprotein yang dihasilkan
oleh sel epitel prostat. Enzim ini berfungsi untuk mencairkan semen di seminal
coagulum selama proses ejakulasi sehingga sperma dapat bergerak bebas. PSA
juga terdeteksi di darah dalam bentuk bebas atau terikat protein plasma. PSA
disintesis oleh sel epitel prostat dan bersifat organ specific tetapi bukan cancer
specific. Kadar PSA di dalam serum dapat mengalami peningkatan pada
keradangan, setelah manipulasi pada prostat (biopsi prostat atau TURP), pada
retensi urine akut, kateterisasi, keganasan prostat, dan usia yang makin tua. Serum
PSA dapat dipakai untuk meramalkan perjalanan penyakit dari BPH; dalam hal ini
jika kadar PSA tinggi berarti:
1) Pertumbuhan volume prostat lebih cepat,
2) Keluhan akibat BPH/laju pancaran urine lebih jelek, dan
3) Lebih mudah terjadi retensi urine akut
Pertumbuhan volume kelenjar prostat dapat diprediksikan berdasarkan kadar
PSA. Semakin tinggi kadar PSA, maka semakin cepat laju pertumbuhan prostat.
Kadar PSA normal berkisar di antara 1,0 – 4,0 ng/ml. Kadar PSA di atas 4.0
ng/mL menandakan bahwa terjadi fase awal dari kanker prostat. Sementara itu,
bila kadar PSA lebih tinggi dari 10 ng/mL maka Anda memiliki risiko 50% untuk
mengalami kanker prostat.

3. Pencitraan
1) Foto polos abdomen
Mencari kemungkinan adanya batu saluran kemih atau kalkulosa prostat dan
kadang menunjukan bayangan buli-buli yang penuh terisi urin yang merupakan
tanda dari retensi urin.
2) IVP (Intra Vena Pielografi)
Mencari kemungkinan kelainan ginjal atau ureter berupa hidroureter atau
hidronefrosis (Pembengkakan ginjal karena penumpukan cairan urine),
memperkirakan besarnya kelenjar prostat, penyakit pada buli-buli.
3) Ultrasonografi (trans abdominal dan trans rektal)
Untuk mengetahui pembesaran prostat, volume buli-buli atau mengukur sisa
urin dan keadaan patologi lainnya seperti difertikel, tumor.
4) Systocopy
Untuk mengukur besar prostat dengan mengukur panjang uretra parsprostatika
dan melihat penonjolan prostat ke dalam rectum.

Anda mungkin juga menyukai