Histopatologi Bronkiolus Dan Pembuluh Darah Paru Mencit Jantan Pasca Terpapar Asap Rokok Elektrik
Histopatologi Bronkiolus Dan Pembuluh Darah Paru Mencit Jantan Pasca Terpapar Asap Rokok Elektrik
2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08
Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti
No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018
ABSTRACT
This study aim was to determine the histopathological changes of bronchioles and blood vessel of
mice (Mus musculus) lung post exposed of electric cigarette smoke (vaping). This study was used 24
mice that were divided into two treatment groups. Group I (P0) as a control without electronic cigarette
smoke exposured and group II (P1) consistied of 12 mice as a treatment group, were exprosure with
electric cigarette smoke. This study used a complete randomized design (RAL) split in time pattern with
three 1st, 2nd and 3rd post-treatment sampling times. A four mice of each group was taken at each
observation time. Lung tissue was taken to make preparations and stained with Hematoxilin-eosin (HE)
staining. The results showed that there were significant differences (P <0.05) between the treatment
group and the control group, but the duration of exposure did not have an effect. Mucosal thickness in
the treatment group was higher than in the control group (P <0.05). Vessel lung endotheliosis and
thrombosis. It can be concluded, exposure to electric cigarette smoke can cause degeneration, cell
necrosis and increase mucosal thickness of the bronchioles. The vascular system experiences
endotheliosis, endothelial cell necrosis and thrombosis.
Keywords: mice; bronchioles; lung vessels; electric cigarette
157
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.
158
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08
159
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.
Gambar 3. Histopatologi bronkiolus mencit 2 minggu pasca perlakuan (A: HE,200x, B: HE,
400x). Ket (a) mengalami degenerasi (b) mengalami nekrosis
Gambar 4. Histopatologi pembuluh darah paru mencit kontrol minggu ke- 1 (A: HE,200x, B:
HE, 400x). Ket. endotel masih dalam batas-batas normal (tanda panah)
160
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08
Gambar 5. Histopatogi pembuluh darah paru mencit 1 minggu pasca perlakuan (A: HE,200x,
B: HE, 400x). Ket. mengalami endotheliosis sehingga endotel tampak bertumpuk (tanda
panah)
Gambar 6. Histopatologi pembuluh darah paru mencit 3 minggu pasca perlakuan (A:
HE,200x, B: HE, 400x). Ket (a) nekrosis endotel dan (b) mengalami thrombosis
Hasil pemeriksaan histologipatologi uji Quadratic diperoleh ketebalan mukosa
pembuluh darah paru ditemukan kongesti, dengan lama waktu paparan tidak
thrombosis, endotheliosis dan nekrosis signifikan (P > 0,05).
pada endotel. Pada perlakuan kontrol Rokok elektronik mengandung cairan
minggu pertama secara histopatologi tidak yang berbeda-beda, namun pada umumnya
ditemukan perubahan, endotel masih dalam berisi larutan terdiri dari empat jenis
batas-batas normal. Sedangkan, pada campuran yaitu nikotin, propilen glikol,
perlakuan minggu pertama terlihat gliserin, air dan flavoring (perisa) (William
endotheliosis yakni sel nampak bertumpuk. et al., 2010). Sedangkan, nikotin adalah zat
Gambaran perubahan histopatologis akibat yang sangat adiktif yang dapat merangsang
paparan asap rokok elektrik (vaping) pada sistem saraf, meningkatkan denyut jantung,
pembuluh darah paru dapat dilihat pada tekanan darah, penyempitan pembuluh
Gambar 4, 5, dan 6. darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan
Hasil uji Univariate menunjukkan ketergantungan pada pemakainya
bahwa rerata ketebalan mukosa pada (Hasanah, 2014). Selain itu nikotin bersifat
kelompok perlakuan lebih tinggi karsinogenik yang dapat menyebabkan
dibandingkan kelompok kontrol (P<0,05). gangguan kesehatan, salah satunya adalah
Sedangkan Hasil dari pengukuran penyakit kanker paru-paru (Triana et al.,
ketebalan mukosa yang dianalisis dengan 2013). Sedangkan Roomans et al. (2002)
161
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.
dalam penelitiannya membuktikan bahwa Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh
nikotin dapat menyebabkan perubahan secara inhalasi akan menyebabkan tanda-
homeostasis epitel paru-paru dan tanda iritasi paru-paru, selanjutnya partikel-
meningkatkan reaksi inflamasi. Inflamasi partikel asap rokok dengan cepat diserap
saluran pernapasan mengakibatkan oleh paru-paru menuju ke peredaran darah
dilepaskannya beberapa macam mediator (Herliansyah, 2001). Akibat dari paparan
yang dapat mengaktivasi sel target di yang terus menerus menyebabkan
saluran napas. Kerusakan epitel pada tingginya kadar radikal bebas di sirkulasi
saluran pernapasan terjadi karena adanya darah. Tingginya radikal bebas di dalam
mediator inflamasi yaitu eosinophil yang sirkulasi darah dapat menimbulkan stress
dilepaskan pada saat proses inflamasi, oksidatif. Stress oksidatif dapat memicu
kebocoran mikrovaskular, hipersekresi meningkatnya kejadian apoptosis yang
mukus, dan adanya radikal bebas reaktif ditandai adanya sel nekrosis (Demedts et
akibat aktivasi sel dan pelepasan mediator al., 2006). Namun, sebelum terjadi nekrosis
inflamasi yang merusak membran biologis didahului oleh adanya pembengkakan pada
penyusun sel-sel epitel (Supartini et al., sel yang disebut degenerasi (Robin et al.,
1995). 2007). Berata et al. (2016) menyatakan
Gambaran mikroskopis berupa bahwa nekrosis dapat terjadi karena adanya
degenerasi dan nekrosis berbeda nyata proses lanjutan dari degenerasi akibat
(P<0,05) ditemukan pada kelompok paparan asap rokok yang terus menerus
perlakuan dibandingkan dengan kelompok sehingga fragmentasi membrane sel
kontrol. Dimana pada kelompok kontrol menyebabkan kematian sel.
tidak ditemukan degenerasi dan nekrosis. Nikotin, CO dan bahan lainnya dalam
Hal ini sesuai dengan pernyataan Marianti asap rokok terbukti merusak dinding
(2009) mengatakan paru-paru yang tidak pembuluh endotel (dinding dalam
terpapar dengan toksikan yang terkandung pembuluh darah) (Sianturi, 2003). Menurut
dalam asap rokok, pada sel-selnya tidak Papathanasiou et al. (2014) apabila
mengalami kerusakan. Sedangkan, pada konsentrasi radikal bebas dalam darah terus
perlakuan pemaparan asap rokok elektrik meningkatkan karena paparan berlebihan
yang dilakukan berdampak pada perubahan dari faktor berbahaya seperti merokok,
struktur histologi bronkiolus seperti maka radikal bebas dalam darah tidak dapat
degenerasi dan nekrosis pada epitel diatur dan dapat menyebabkan mutasi
mukosa, hal ini sesuai dengan penelitian berbahaya yang merusak sel-sel.
dari Triana et al. (2013) yang menyatakan Disamping itu jumlah besar radikal bebas
paparan asap rokok secara kontinyu dapat yang terkandung dalam asap rokok dapat
menyebabkan kerusakan mikroanatomi meningkatkan stres oksidatif, mengurangi
paru-paru. Hal ini disebabkan telah terjadi bioavailabilitas nitrat oksida, gangguan
perusakan sel-sel epitelium dan endotelium vasodilatasi. Stress oksidatif menyebabkan
pada alveolus oleh toksikan pada asap berkurangnya nitrit oksida (NO) pada sel.
rokok. Palmans et al. (2002) menunjukkan Penurunan NO akan menyebabkan
bahwa paparan secara berkelanjutan dan terjadinya disfungsi endotel (Lawrence,
terus-menerus dapat merangsang terjadinya 2004).
inflamasi pada saluran pernapasan yang Disfungsi endotel dapat dipicu oleh dua
berakibat terjadinya remodeling jalan napas hal utama yaitu stres fisik dan zat-zat iritan.
berupa terjadinya kerusakan epitel. Disfungsi endotel juga dapat terjadi akibat
Kerusakan epitel tersebut ditandai dengan paparan zat-zat toksik, salah satunya akibat
adanya perubahan struktur epitel. paparan asap rokok (Packard and Libby,
Asap rokok banyak mengandung 2008). Hal ini sesuai dengan pernyataan
radikal bebas diantaranya Hidroperoxida, Ross (1999), Merokok memicu
Co2-, C, Peroxy, O2-, CuOx dan CuGeO3. terbentuknya radikal bebas, yang
162
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08
163
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.
164
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08
Squier CA, Brogden K.1991. Human oral William M, Trtchounian A, Talbot P. 2010.
mucosa: Development, structure and Conventional and electronic cigarette
function. Oxford: Wiley-Blackwell. Pp. (e-cigarette) have different smoking
19-41. characteristics. Nicotine Tobacco Res.
Triana N, Ilyas S, Hutahaean S. 2013. 12: 905–912.
Gambaran histopatologis pulmo mencit World Health Organization (WHO). 2009.
jantan (Mus musculus L.) setelah Report on the scientific basis of tobacco
dipapari rokok elektrik. USU Digital product regulation: 3rd Report. Study
Library. Group on Tobacco Regulation.
165