Anda di halaman 1dari 9

Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No.

2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08
Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti
No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018

Histopatologi Bronkiolus dan Pembuluh Darah Paru Mencit Jantan Pasca


Terpapar Asap Rokok Elektrik
(HISTOPATOLOGYCAL BRONKIOLUS AND BLOOD VESSEL OF MICE LUNG POST
EXPOSURE OF ELECTRIC CIGARETTE SMOKE)
Mia Monica1*, Anak Agung Ayu Mirah Adi2, Ida Bagus Oka Winaya2
1
Perum Podomoro, B2-05, Sukorame, Kediri, Jawa Timur, Indonesia 64144;
2
Laboratorium Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB.
Sudirman Denpasar Bali, Indonesia 80225.
*Email: mia.monica96@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan histopatologi bronkiolus dan pembuluh darah
paru mencit (Mus musculus) jantan pasca terpapar asap rokok elektrik (vaping). Penelitian
menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok I (P0) sebagai
kelompok kontrol yakni tanpa perlakuan pemaparan asap rokok elektronik dan kelompok II (P1) yang
terdiri dari 12 ekor mencit sebagai kelompok perlakuan yang diberi paparan asap rokok elektrik.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola split in time dengan tiga kali
pengambilan sampel minggu ke -1, -2 dan -3 pasca perlakuan. Masing-masing kelompok diambil 4 ekor
mencit pada setiap waktu pengamatan. Jaringan paru diambil untuk dibuat preparat dan diwarnai dengan
pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan (P<0,05) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, namun lama paparan tidak
berpengaruh. Ketebalan mukosa pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol
(P<0,05). Pembuluh darah paru terjadi endotheliosis dan thrombosis. Dapat disimpulkan, paparan asap
rokok elektrik dapat menimbulkan degenerasi, nekrosis sel dan meningkatkan ketebalan mukosa
bronkiolus. Sistem vaskuler mengalami endotheliosis, nekrosis sel endotel serta thrombosis.
Kata kunci: mencit; bronkiolus; pembuluh darah paru; rokok elektrik

ABSTRACT
This study aim was to determine the histopathological changes of bronchioles and blood vessel of
mice (Mus musculus) lung post exposed of electric cigarette smoke (vaping). This study was used 24
mice that were divided into two treatment groups. Group I (P0) as a control without electronic cigarette
smoke exposured and group II (P1) consistied of 12 mice as a treatment group, were exprosure with
electric cigarette smoke. This study used a complete randomized design (RAL) split in time pattern with
three 1st, 2nd and 3rd post-treatment sampling times. A four mice of each group was taken at each
observation time. Lung tissue was taken to make preparations and stained with Hematoxilin-eosin (HE)
staining. The results showed that there were significant differences (P <0.05) between the treatment
group and the control group, but the duration of exposure did not have an effect. Mucosal thickness in
the treatment group was higher than in the control group (P <0.05). Vessel lung endotheliosis and
thrombosis. It can be concluded, exposure to electric cigarette smoke can cause degeneration, cell
necrosis and increase mucosal thickness of the bronchioles. The vascular system experiences
endotheliosis, endothelial cell necrosis and thrombosis.
Keywords: mice; bronchioles; lung vessels; electric cigarette

157
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.

PENDAHULUAN meningkatkan reaksi inflamasi. Propilen


Perilaku merokok merupakan masalah glikol adalah zat dalam kepulan asap buatan
kesehatan dunia, karena menyebabkan yang biasanya di acara-acara panggung
berbagai penyakit dan menyebabkan teatrikal, atau juga digunakan sebagai
kematian (Chodijah,2012). Telah antifrezee, pelarut obat dan pengawet
diinformasikan bahwa setiap delapan detik makanan. Zat ini jika dihirup menyebabkan
satu orang meninggal karena rokok. Namun iritasi pernapasan, dan secara kronis
demikian, jumlah perokok di negara menyebabkan asma, mengi (wheezing),
berkembang terus meningkat walaupun di sesak dada, penurunan fungsi paru-paru,
negara maju telah mengalami penurunan dan obstruksi jalan pernapasan (InfoPOM,
(Muliartha et al., 2009). Menurut lembaga 2015).
survey WHO tahun 2008, Indonesia Rokok tidak hanya berbahaya bagi
menduduki peringkat ke 3 sebagai jumlah perokok itu sendiri, melainkan orang-orang
perokok terbesar di dunia, dan kini disekitarnya yang menghirup asap rokok
Indonesia juga mencetak rekor baru, yakni (Sary dan Nuryani, 2014). Selain itu asap
jumlah perokok remaja tertinggi di dunia rokok berbahaya bagi hewan peliharaan
(Fikriyah et al., 2012). apabila terpapar oleh asap rokok. Hal ini
Hingga saat ini, WHO terus mendorong dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
masyarakat agar berhenti merokok untuk Bertone et al. (2002) yang melaporkan
mengurangi bahaya tembakau dengan bahwa asap rokok (perokok pasif) dapat
berbagai metode, salah satunya adalah meningkatkan risiko terjadinya limfoma
menggunakan Nicotine Replacement ganas pada kucing.
Therapy (NRT) yaitu terapi pengganti Rokok elektrik dengan kandungan
nikotin (WHO, 2009). Electronic cigarette nikotin, propilen glikol, gliserin, air dan
(rokok elektronik) atau e-cigarette flavoring (perisa) yang dapat menyebabkan
merupakan salah satu NRT yang perubahan struktur, fungsi saluran napas
menggunakan listrik dari tenaga baterai dan jaringan paru-paru. Nikotin dalam
untuk memberikan nikotin dalam bentuk jangka waktu lama akan terakumulasi
uap dan oleh WHO disebut sebagai dalam pembuluh darah dan mengakibatkan
Electronic Nicotine Delivery System terjadinya penyempitan dinding pembuluh
(Tanuwiharja dan Susanto, 2012). Rokok darah (Gilman et al., 1991). Masih
elektronik mengandung cairan yang terbatasnya informasi mengenai pengaruh
berbeda-beda, namun pada umumnya berisi paparan asap rokok elektrik pada saluran
larutan terdiri dari 4 jenis campuran yaitu pernafasan secara histopatologi, khususnya
nikotin, propilen glikol, gliserin, air dan pada bronkiolus dan pembuluh darah paru,
flavoring (perisa) (William et al., 2010). maka perlu diteliti untuk mengetahui
Nikotin adalah zat yang sangat adiktif yang gambaran histopatologi bronkiolus dan
dapat merangsang sistem saraf, pembuluh darah paru mencit (Mus
meningkatkan denyut jantung, tekanan musculus) jantan setelah dipapari asap
darah, penyempitan pembuluh darah tepi, rokok elektrik (Vaping).
dan menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan pada pemakainya METODE PENELITIAN
(Hasanah, 2014). Selain itu nikotin bersifat Penelitian ini menggunakan 24 ekor
karsinogenik yang dapat menyebabkan mencit (Mus musculus) jantan berumur 2-
gangguan kesehatan, salah satunya adalah 2,5 bulan dan berat badan 18-20 gr yang
penyakit kanker paru-paru (Triana et al., didapatkan di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
2013). Sedangkan Roomans et al. (2002) Percobaan menggunakan 24 ekor mencit
dalam penelitiannya membuktikan bahwa yang dibagi menjadi dua kelompok
nikotin dapat menyebabkan perubahan perlakuan secara acak. Kelompok I (P0)
homeostasis epitel paru-paru dan sebagai kelompok kontrol yakni tanpa

158
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08

perlakuan pemaparan asap rokok elektronik thrombosis, endotheliosis dan nekrosis


dan kelompok II (P1) yang terdiri dari 12 endotel.
ekor mencit sebagai kelompok perlakuan
yang diberi paparan asap rokok elektrik. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ruang pemaparan asap rokok elektrik Hasil pemeriksaan histolpatologi pada
menggunakan kardus yang sudah bronkiolus menunjukkan pada perlakuan
dimodifikasi. Dimana kardus tersebut diberi kontrol mukosa bronkiolus masih mulus,
pembatas agar tidak terjadi stress pada epitel tidak ada yang nekrosis. Pada
mencit yang berbeda kelompok apabila kelompok perlakuan terdapat degenerasi
disatukan. Proses pemaparan dilakukan dan nekrosis pada mukosa bronkiolus. Dari
dengan meniupkan rokok elektrik ke dalam hasil analisis data dengan uji Man-Whitney
kardus, sehingga asap memenuhi kardus di dapatkan bahwa terdapat perbedaan yang
yang kemudian ditutup selama 30 menit. signifikan antara kelompok perlakuan dan
Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali kelompok kontrol. Dimana hasil uji Mann-
yakni minggu ke -1, -2 dan -3 pasca Whitney rerata skor perubahan degenerasi
perlakuan. Penelitian ini menggunakan dan nekrosis antara kelompok perlakuan
rancangan acak lengkap (RAL) pola Split in dan kelompok kontrol menunjukkan
Time (3 kali waktu pengamatan). Dimana perbedaan yang signifikan P<0,05).
untuk masing-masing kelompok Sedangkan jika dibandingkan rerata nilai
dikorbankan 4 ekor mencit pada setiap skoring gambaran perubahan degenerasi
waktu pengamatan. Mencit (Mus musculus) dan nekrosis pada kelompok perlakuan
kemudian diterminasi dengan cara dislokasi yang diamati pada minggu pertama, kedua,
leher kemudian dinekropsi sesuai prosedur, dan ketiga tidak ditemukan perbedaan yang
kemudian diambil jaringan paru dan signifikan (P>0,05), ini artinya jarak waktu
dimasukkan ke dalam tabung jaringan yang pengamatan belum dapat menimbulkan
telah berisi larutan NBF 10%. Selanjutnya perubahan yang signifikan.
sampel jaringan paru diwarnai dengan Gambaran histopatologik akibat
pewarnaan Harris-Hematoxylin-Eosin paparan asap rokok elektrik (vaping) pada
(HE). Variabel yang diamati meliputi bronkiolus dapat dilihat dibawah ini pada
degenerasi, nekrosis, dan ketebalan mukosa Gambar 1, 2, dan 3.
pada epitel mukosa bronkiolus. Pada
pembuluh darah paru diamati kongesti,

Gambar 1. Histopatologi bronkiolus kelompok kontrol minggu ke-1 (A: HE,200x, B:


HE,400x). Ket. Epitel mukosa masih tampak normal (tanda panah)

159
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.

Gambar 2. Histopatologi bronkiolus 1 minggu pasca perlakuan (A: HE,200x, B: HE,400x).


Ket. mengalami degenerasi pada epitel mukosa sehingga terjadi pembengkakan mukosa
(tanda panah).

Gambar 3. Histopatologi bronkiolus mencit 2 minggu pasca perlakuan (A: HE,200x, B: HE,
400x). Ket (a) mengalami degenerasi (b) mengalami nekrosis

Gambar 4. Histopatologi pembuluh darah paru mencit kontrol minggu ke- 1 (A: HE,200x, B:
HE, 400x). Ket. endotel masih dalam batas-batas normal (tanda panah)

160
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08

Gambar 5. Histopatogi pembuluh darah paru mencit 1 minggu pasca perlakuan (A: HE,200x,
B: HE, 400x). Ket. mengalami endotheliosis sehingga endotel tampak bertumpuk (tanda
panah)

Gambar 6. Histopatologi pembuluh darah paru mencit 3 minggu pasca perlakuan (A:
HE,200x, B: HE, 400x). Ket (a) nekrosis endotel dan (b) mengalami thrombosis
Hasil pemeriksaan histologipatologi uji Quadratic diperoleh ketebalan mukosa
pembuluh darah paru ditemukan kongesti, dengan lama waktu paparan tidak
thrombosis, endotheliosis dan nekrosis signifikan (P > 0,05).
pada endotel. Pada perlakuan kontrol Rokok elektronik mengandung cairan
minggu pertama secara histopatologi tidak yang berbeda-beda, namun pada umumnya
ditemukan perubahan, endotel masih dalam berisi larutan terdiri dari empat jenis
batas-batas normal. Sedangkan, pada campuran yaitu nikotin, propilen glikol,
perlakuan minggu pertama terlihat gliserin, air dan flavoring (perisa) (William
endotheliosis yakni sel nampak bertumpuk. et al., 2010). Sedangkan, nikotin adalah zat
Gambaran perubahan histopatologis akibat yang sangat adiktif yang dapat merangsang
paparan asap rokok elektrik (vaping) pada sistem saraf, meningkatkan denyut jantung,
pembuluh darah paru dapat dilihat pada tekanan darah, penyempitan pembuluh
Gambar 4, 5, dan 6. darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan
Hasil uji Univariate menunjukkan ketergantungan pada pemakainya
bahwa rerata ketebalan mukosa pada (Hasanah, 2014). Selain itu nikotin bersifat
kelompok perlakuan lebih tinggi karsinogenik yang dapat menyebabkan
dibandingkan kelompok kontrol (P<0,05). gangguan kesehatan, salah satunya adalah
Sedangkan Hasil dari pengukuran penyakit kanker paru-paru (Triana et al.,
ketebalan mukosa yang dianalisis dengan 2013). Sedangkan Roomans et al. (2002)

161
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.

dalam penelitiannya membuktikan bahwa Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh
nikotin dapat menyebabkan perubahan secara inhalasi akan menyebabkan tanda-
homeostasis epitel paru-paru dan tanda iritasi paru-paru, selanjutnya partikel-
meningkatkan reaksi inflamasi. Inflamasi partikel asap rokok dengan cepat diserap
saluran pernapasan mengakibatkan oleh paru-paru menuju ke peredaran darah
dilepaskannya beberapa macam mediator (Herliansyah, 2001). Akibat dari paparan
yang dapat mengaktivasi sel target di yang terus menerus menyebabkan
saluran napas. Kerusakan epitel pada tingginya kadar radikal bebas di sirkulasi
saluran pernapasan terjadi karena adanya darah. Tingginya radikal bebas di dalam
mediator inflamasi yaitu eosinophil yang sirkulasi darah dapat menimbulkan stress
dilepaskan pada saat proses inflamasi, oksidatif. Stress oksidatif dapat memicu
kebocoran mikrovaskular, hipersekresi meningkatnya kejadian apoptosis yang
mukus, dan adanya radikal bebas reaktif ditandai adanya sel nekrosis (Demedts et
akibat aktivasi sel dan pelepasan mediator al., 2006). Namun, sebelum terjadi nekrosis
inflamasi yang merusak membran biologis didahului oleh adanya pembengkakan pada
penyusun sel-sel epitel (Supartini et al., sel yang disebut degenerasi (Robin et al.,
1995). 2007). Berata et al. (2016) menyatakan
Gambaran mikroskopis berupa bahwa nekrosis dapat terjadi karena adanya
degenerasi dan nekrosis berbeda nyata proses lanjutan dari degenerasi akibat
(P<0,05) ditemukan pada kelompok paparan asap rokok yang terus menerus
perlakuan dibandingkan dengan kelompok sehingga fragmentasi membrane sel
kontrol. Dimana pada kelompok kontrol menyebabkan kematian sel.
tidak ditemukan degenerasi dan nekrosis. Nikotin, CO dan bahan lainnya dalam
Hal ini sesuai dengan pernyataan Marianti asap rokok terbukti merusak dinding
(2009) mengatakan paru-paru yang tidak pembuluh endotel (dinding dalam
terpapar dengan toksikan yang terkandung pembuluh darah) (Sianturi, 2003). Menurut
dalam asap rokok, pada sel-selnya tidak Papathanasiou et al. (2014) apabila
mengalami kerusakan. Sedangkan, pada konsentrasi radikal bebas dalam darah terus
perlakuan pemaparan asap rokok elektrik meningkatkan karena paparan berlebihan
yang dilakukan berdampak pada perubahan dari faktor berbahaya seperti merokok,
struktur histologi bronkiolus seperti maka radikal bebas dalam darah tidak dapat
degenerasi dan nekrosis pada epitel diatur dan dapat menyebabkan mutasi
mukosa, hal ini sesuai dengan penelitian berbahaya yang merusak sel-sel.
dari Triana et al. (2013) yang menyatakan Disamping itu jumlah besar radikal bebas
paparan asap rokok secara kontinyu dapat yang terkandung dalam asap rokok dapat
menyebabkan kerusakan mikroanatomi meningkatkan stres oksidatif, mengurangi
paru-paru. Hal ini disebabkan telah terjadi bioavailabilitas nitrat oksida, gangguan
perusakan sel-sel epitelium dan endotelium vasodilatasi. Stress oksidatif menyebabkan
pada alveolus oleh toksikan pada asap berkurangnya nitrit oksida (NO) pada sel.
rokok. Palmans et al. (2002) menunjukkan Penurunan NO akan menyebabkan
bahwa paparan secara berkelanjutan dan terjadinya disfungsi endotel (Lawrence,
terus-menerus dapat merangsang terjadinya 2004).
inflamasi pada saluran pernapasan yang Disfungsi endotel dapat dipicu oleh dua
berakibat terjadinya remodeling jalan napas hal utama yaitu stres fisik dan zat-zat iritan.
berupa terjadinya kerusakan epitel. Disfungsi endotel juga dapat terjadi akibat
Kerusakan epitel tersebut ditandai dengan paparan zat-zat toksik, salah satunya akibat
adanya perubahan struktur epitel. paparan asap rokok (Packard and Libby,
Asap rokok banyak mengandung 2008). Hal ini sesuai dengan pernyataan
radikal bebas diantaranya Hidroperoxida, Ross (1999), Merokok memicu
Co2-, C, Peroxy, O2-, CuOx dan CuGeO3. terbentuknya radikal bebas, yang

162
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08

selanjutnya akan menimbulkan stress disebabkan karena kurang lamanya waktu


oksidatif, gangguan vasodilator dan pada paparan asap rokok elektrik dan rendahnya
gillirannya akan terjadi disfungsi endotel. kandungan nikotin yang diberikan sehingga
Apabila terjadi kerusakan endotel maka mukosa tersebut kurang mengalami iritan.
endotel pembuluh darah yang tidak utuh Epler (1992) menyatakan bahwa, berbagai
akan memicu interaksi antara thrombosit faktor yang berpengaruh dalam timbulnya
dengan dinding pembuluh darah sehingga penyakit atau gangguan pada saluran
menyebabkan thrombosis (Japardi, 2002). pernapasan yaitu faktor meliputi ukuran
Pada pembuluh darah paru mencit pada partikel, bentuk konsentrasi, daya larut
kelompok perlakuan kontrol menunjukan serta sifat kimiawi dan faktor individual
adanya perubahan berupa kongesti. Hal ini meliputi mekanisme pertahanan paru,
dapat terjadi karena pada saat penelitian anatomi dan fisiologi saluran napas serta
mencit yang digunakan bukan mencit SPF faktor imunologis. Penilaian paparan dapat
sehingga tidak menutup kemungkinan dipertimbangkan dari sumber paparan,
mencit tersebut terpapar benda asing atau lamanya paparan dan paparan dari sumber
mencit mengalami stres fisik. Kongesti lain.
merupakan reaksi patologis sebagai salah SIMPULAN
satu manifestasi terjadinya peradangan
akibat jejas (Darjono et al., 2001). Patnaik Degenerasi dan nekrosis sel epitel
(1992), menyatakan bahwa sel yang rusak mukosa bronkiolus ditemukan pada
akan mengeluarkan histamine, sehingga kelompok perlakuan. Paparan asap rokok
menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler- elektrik (vaping) meningkatkan ketebalan
kapiler darah dan terjadi peningkatan arus mukosa dan menimbulkan endotheliosis,
lokal. Setelah jejas, terjadi dilatasi kapiler nekrosis sel endotel serta thrombosis.
akibat rangsang vasodilator sehingga SARAN
vaskularisasi pada lokasi jejas melebar dan
berisi darah yang terbendung (kongesti) Perlu dilakukan penelitian lanjutan
(Kumar et al., 2007). dengan waktu paparan asap rokok elektrik
Ketebalan mukosa kelompok perlakuan lebih lama untuk melihat perubahan yang
lebih tinggi disbanding kelompok (P<0,05). lebih spesifik.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Squier UCAPAN TERIMA KASIH
and Brogden (1991) bahwa penebalan
epitel pada mukosa diduga merupakan Penulis mengucapkan terima kasih
respon fisiologis terhadap iritan. Penebalan terutama kepada semua pihak yang telah
lapisan epitel dapat disebabkan adanya membantu dalam penyelesaian penelitian
kandungan alilpirokatekol yang memiliki ini.
antioksidan, sehingga tubuh memproduksi DAFTAR PUSTAKA
mukus dan terjadi penebalan mukus pada
Adi AAAM. 2014. Buku ajar patologi
mukosa yang bersifat sitoprotektif
veteriner sistemik: Sistema pernafasan.
(Majundar et al., 2002; Bhattacharya et al.,
Denpasar: Swasta Nulus
2007). Adi (2014) menyatakan pada saluran
Berata IK, Winaya IBO, Adi AAAM,
pernapasan terdapat silia dan mucus yang
Adnyana IBW. 2016. Buku ajar
dihasilkan dari sel mangkok yang berfungsi
patologi umum veteriner umum.
sebagai sistem pertahanan sehingga bila
Denpasar: Swasta Nulus
mukosa tersebut terpapar asap rokok
Bertone RE, Synder LA, Moore AS. 2002.
elektrik secara terus menerus maka akan
Environmental tobacco smoke and risk
mengeluarkan cairan/mukus. Ketebalan
of malignant lymphoma in pet cats. Am.
mukosa terhadap lama waktu paparan tidak
J. Epidemiol. 155(3): 268-273.
berbeda nyata (P>0,05). Hal ini dapat

163
Buletin Veteriner Udayana Monica et al.

Bhattacharya S, Banerjee D, Bauri AK, Marianti A. 2009. Aktifitas antioksidan jus


Chattopadhyay S, Bandyopadhyay SK. tomat pada pencegahan kerusakan
2007. Healing property of the piper jaringan paru-paru mencit yang dipapar
betle phenol, allylpyrocatechol against asap rokok. J. Biosaintifika. 1: 1-10.
indomethacininduced stomach Muliartha IKG, Sriwahyuni E, Yuliawati.
ulceration and mechanism of action. 2009. Pemberian kombinasi vitamin C
World J. Gastroenterol. 13(27): 3705- dan E peroral memperbaiki kerusakan
3713. hepar akibat paparan rokok kretek sub
Darjono T, Kurniasih C, Wasito R, Sutrisno kronik. J. Ked. Brawijaya. 24: 24-25.
B. 2001 Petunjuk praktikum patologi. Packard RRS, Libby P. 2008. Inflammation
Laboratorium Patologi Fakultas in atherosclerosis: from vascular
Kedokteran Hewan UGM, Yogyakarta. biology to biomarker discovery and risk
Demedts IK, Demoor T, Bracke KR, Joss prediction. J. Clin. Chem. 1(54): 24-38.
GF, Brussella GG. 2006. Role of Palmans E, Vanacker NJ, Pauwels RA,
apoptosis in the pathogenesis of copd Kips JC. 2002. Effect of age on allergen
and pulmonary emphysema. induced structural airway changes in
Respiratory Res. 27: 52. brown norway rats. Am. J. Respir. Crit.
Epler GR. 1992. Clinical overview of Care. Med. 165: 1280–1284.
occupational lung disease. Radiol. Clin. Papathanasiou G, Mamali A, Papafloratos
North Am. 30(6): 1121-1133. S, Zerva E. 2014. Effects of smoking on
Fikriyah S, Febrijanto Y. 2012. Faktor- cardiovascular function: The role of
faktor yang mempengaruhi perilaku nicotine and carbon monoxide. Health
merokok pada mahasiswa laki-laki di Sci. J. 8(2): 274-290.
asrama putra RS Baptis Kediri. J. Patnaik P. 1992. A comprehensip guide to
Stikes. 5(1): 99-109. the hazardous properties chemical
Gilman AG, Hardman JG, Limbird LE. substances. 16th Ed. New York, Van
1991. The pharmacological basis of Nostrand Reinhold.
therapeutics, 8th Ed. New York, Roomans GM, Dragomir A,
Pergamon Press. Vanthanouvong V, Wroblewski R.
Hasanah H. 2014. Baby smoker: Perilaku 2002. Effects of nicotine on intestinal
konsumsi rokok pada anak dan strategi and respiratory epithelium. J.
dakwahnya. SAWWA. 9(2): 253-274. Submicroscopic Cytol. Pathol. 34(4):
Herliansyah. 2001. Mengunyah halia 381-388.
menyah penyakit. J. Penelitian Ross R. 1999. Atherosclerosis-An
Malaysia. 12: 45-57. inflammatory disease. New England J.
Japardi I. 2002. Patogenesis stroke iskemik Med. 340: 115-126.
tromboemboli. USU Digital Library. Sary L, Nuryani DD. 2014. Faktor
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. interpersonal dengan niat berhenti
Buku ajar patologi. 7th Ed. Jakarta, merokok pada siswa perokok di Kota
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bandar Lampung. Musyawarah Kerja
Lawrence GS. 2004. Implikasi disfungsi Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
endotel dan radikal bebas. Makasar: Indonesia. 13(1): 288-297.
Unit Riset Vascular, Bagian Patologi, Sianturi G.2003. Merokok dan Kesehatan.
FK Unhas, RSUP Dr. Wahidin Available From:
Sudirohusodo. http://aguscoy.wordpress.com (Akses
Majundar B, Chaundari SR, Roy A. 2002. 21 Maret 2014).
Potent antiulcerogenic activity of Supartini N, Santoso DI, Kardjito T. 1995.
ethanol extract of leaf Piper betle linn Konsep baru patogenesis asma
by antioxidative mechanism. Indian J. bronkial. J. Respir. Indo. 15: 156-162
Clin. Biochem. 17(1): 49–57.

164
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 2: 157-165
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i02.p08

Squier CA, Brogden K.1991. Human oral William M, Trtchounian A, Talbot P. 2010.
mucosa: Development, structure and Conventional and electronic cigarette
function. Oxford: Wiley-Blackwell. Pp. (e-cigarette) have different smoking
19-41. characteristics. Nicotine Tobacco Res.
Triana N, Ilyas S, Hutahaean S. 2013. 12: 905–912.
Gambaran histopatologis pulmo mencit World Health Organization (WHO). 2009.
jantan (Mus musculus L.) setelah Report on the scientific basis of tobacco
dipapari rokok elektrik. USU Digital product regulation: 3rd Report. Study
Library. Group on Tobacco Regulation.

165

Anda mungkin juga menyukai