Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar akan
menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara
sistem muskuloskeletal dan neurologi, yang akhirnya mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
Pengetahuan.
kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang berisiko
mengalami gangguan koordinasi sistem neurolobri dan muskuloskcletal. Pengetahuan yang baik
terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya
dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pcngetahuan
yang buruk tentang penggunaan mekanika tubuh akan memperbanyak tenaga yang di keluarkan.
2.1.4 Konsekuensi kurangnya ambulasi
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara
berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah
sebagai berikut :
Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam system
muskuloskletal.
Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang salah dalam berjongkok
atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,
misalnya kelainan pada tulang vertebrata.
1. Jatuh
2. Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi pada
perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :
a. Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
b. Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
c. Memindahkan bed (27%)
d. Mengangkat pasien keatas brankat(22%)
2.1.5 Struktur abnormal yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi
Beberapa gangguan pada muskuloskeletal dapat merangsang pergerakan:
a. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang
rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat
akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
b. Compression fraktur pada vertebra
Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).
c. Osteoartritis
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah
kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-
ujung tulang penyusun sendi.
Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya
menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial
terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah
ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
Pada kondisi kekurangan cairan sinovial lapisan kartilago yang menutup ujung tulang akan
bergesekan satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis dan
pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri.
d. Osteomyelitis
adalah peradangan sumsum tulang dan jaringan tulang disekitarnya yang di sebabkan oleh
infeksi mikroganisme pathogen (yang dapat menyebabkan penyakit), umunya oleh jenis
staphylococcus bakteri biasanya mencapai tulang secara langsung melalui luka terbuka tapi dapat
pula melalui hematogen (penyebaran melalui peredaran darah) osteomyelitis banyak terjadi pada
anank
e. Ankylosing spondilitis
Merupakan penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan peradangan pada tulang belakang
dan sendi-sendi yang besar, menyebabkan kekakuan dan nyeri. Penyebabnya tidak diketahui,
tetapi penyakit ini cenderung menyerang anggota keluarga, menunjukkan adanya peran dari
genetik.
f. Rhematoid artritis
Merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem
kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan
radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
RA dapat mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan panas di sekitar sendi. Berdasarkan
studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1.
Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu,
lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu berupa demam, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Namun kadang kala si penderita
tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas
18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
g. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.
Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui
penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek samping yang
diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom
Down, dan penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar
tulang belakang tidak berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi
melengkung.
Ahli bedah tulang (ortopedi) mengklasifikasikan idiofatik skoliosis ke dalam empat kategori
berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya. Keempat
kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar
masa pubertas, dan dewasa.
i. Atropi otot
Atrofi (bahasa Inggris: atrophy) merupakan simtoma penyusutan jaringan atau organ.
Atrofi berkemungkinan berlaku akibat tindak balas adaptasi terhadap tekanan sehingga isi padu
sel mengerut dan seterusnya keperluan tenaga diturunkan ke tahap yang minimum. penyebab lain
yang mungkin ialah sel kurang digunakan seperti dalam otot rangka. selain penurunan keperluan
sesuatu fungsi, kekurangan bekalan oksigen atau nutrisin, inflamasi kronik dan proses penuaan
juga menyumbang kepada fenomena atropi. Begitu juga dengan gangguan isyarat dalam tindakan
hormon berakibat fungsi sesuatu organ berkurangan.
j. Ketegangan dan keseleo.
2.1.8 Rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan mekanik tubuh dan ambulasi
Tujuan :
Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas.
Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
Perencanaan :
Terapi latihan : Mobilitas Sendi : pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau
memperbaiki fleksibilitas sendi.
Penaturan Posisi : tempatkan pasien yang sesuai untuk meningkatkan kenyamanan, meningkatkan
integritas kulit, dan mendukung kemandirian.
Berikan penguatan positif selama aktivitas
Dukung pasien / keluarga untuk memandang keterbatasan secara realistis.
Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas
Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi dalam katihan aktivitas
Lakukan istirahat yang adekuat setelah latihan dan aktivitas
Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
Berikan pendidikan kesehatan tentang :
Perubahan gaya hidup untuk menyimpan energy
Penggunaan alat bantu pergerakan.
2.1.9 Tindakan keperawatan
a. Latihan ambulasi
Membantu klien duduk diatas tempat tidur
Cara :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya dengan telapak tangan
menghadap ke bawah
Berdirilah di samping tempat tidur kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang / bantal.
b. Turun dan berdiri
Cara :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur kursi roda dalam posisi terkunci
Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang
Fleksikan lutut dan pinggang Anda.
Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu Anda dan letakkan kedua tangan
Anda di samping kanan dan kiri pinggang pasien
Etika pasien melangkah ke lantai tahan lutut Anda pada lutut pasienBantu pasien tegak dan
jalan sampai ke kursi
Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi agar nyaman
Membantu berjalan
Cara :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan
Anda.
Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien
Bantu pasien berjalan
2) Membantu Ambulasi dengan Memindahkan Pasien
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak
boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke branchard.
Cara :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Atur branchard dalam posisi terkunci
Bantu pasien dengan 2-3 perawat
Berdiri menghadap pasien
Silangkan tangan di depan dada
Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher / bahu dan bawah pinggang, perawat kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga
meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
Atur posisi pasien di branchard
2.1.10 Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mekanika
tubuh dan ambulasi adalah :
- Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
- Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
- Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
- Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.
Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Status Kesehatan. Perubahan status keschatan dapat mc;nimbulkan keadaan yang tiidak
optimal terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga
dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu
proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen dan persendian. Apabila status
nutrisi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga dapat proses
keseimbangan.
3.Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga kescimbangan tubuh. Ilal
tersebut dapat mcmcngaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, sendi dan tulang.
4. Gaya Hidup. Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan
sebaliknya menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat misalnya selalu
menggunakan alat bantu dalam melakukan kcgiatan sehari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkcmbang dengan baik.
5.Perilaku dan Nilai. Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi
pembentukan postur tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang
tempati dapat memengaruhi proses pembcntukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk
selalu bersih dari sampah.
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
e.Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
f.Dysplasia Pnggung Kongenital
Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang
kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal
kedangkalan assetatbulum).
adalah kelainan pada tulang belakang dimana hyperekstensi dari tulang lumbal.
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
2. Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada
saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna
telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami
kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
3. Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat
tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas
yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau
gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
4. Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien
diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d. Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X
per menit.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat
pemakaian gips pada daerah ekstremitas
2. Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur
3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan otot
C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat
2. Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan berbaring
secara optimal.
3. Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan
aktifitas sehari-hari
4. Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu pasien pada
saat melakukan kegiatan yang bersifat berat.
5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatanuntuk mengatasi gangguan postur
tubuh adalah tidak terjadi perubahan atau kesalahan dalam postur tubuh dan pasien mampu
melaksanakan aktifitas dengan mudah serta tidak merasakan kelemahan.
iNTERVENSI
Untuk masalah standing alignment:
• Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi kontraktur
yang ada
• Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur
• Kondosis
• Latihan mengempeskan perut
• Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong spina
lumbaris dan otot-otot abdomen
Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik:
• Berjalan
• Berenang
Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment:
• Duduk dikursi
• Duduk dikursi roda
• mempengaruhi tulang belakang danàDuduk disamping tempat tidur berhubungan dengan
ukuran dan bentuk objek yangàekstremitas atas digunakan
Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut:
• Tempat duduk tidak terlalu tinggi
• Tempat duduk tidak terlalu rendah
• Sandaran kursi tidak terlalu jauh
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Body mekanik merupakan cara menggunakan tubuh secara efesien, yaitu tidak banyak
mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan
keseimbangan selama beraktivitas. Prinsip pergerakan mekanik meliputi :
Gravitasi
Keseimbanagan
Berat
Ambulasi adalah Gerakan yang benar dapat membantu mempertahankan keseimbangan
tubuh.Faktor yang mempengaruhi pergerakan dan ambulasi yaitu:
Status Kesehatan.
Terjadi penurunan koordinasi yang disebabkan oleh penyakit berupa berkurangya melakukan
aktifitas sehari-hari.
Nutrisi.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadi
penyakit.contoh: tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah fraktur.
Emosi.
Kondisi psikologi seseorang dapat mudah memudahkan perubahan perilaku yang dapat
menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.
• Situasi dan Kebiasaan.
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan sesorang misalnya sering mengangkat benda-benda yang
berat.
• Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan
menyebabkan kecerobohan dalam beraktifitas.
• Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik dalam pengguanaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan.
Body alignment adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya
dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Prinsip body alligment adalah sebagai berikut:
1.Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan
lebih besar.
3.Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk
mempertahankan keseimbangan.
4.The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat
energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6.Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan
otot dan kontraktur.
7.Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual
dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8.Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika
body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya . Namun , penulis juga membutuhkan kritik yang membangun untuk
menjadikan tambahan ilmu bagi penulisnya dan menjadikan lebih baik dalam penulisan
makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
http//:www.google.com
Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system
musculoskeletal.jakarta :salemba medika
Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4.
Penerbit buku kedokteran EGC.
Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC