Anda di halaman 1dari 1

BODY SHAMING DI MEDIA SOSIAL

Body shaming merupakan sebuah tindakan memberikan komentar negatif tentang kondisi fisik
seseorang. Instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan oleh para pelaku body
shaming. Sejak kemunculannya pada 2010, media sosial Instagram yang berbasis foto, gambar, dan
video ini menjadi platform yang digemari khalayak untuk saling mengomentari tampilan visual sesama
penggunanya. Contoh kategori body shaming seperti fat shaming karena mereka memiliki ukuran tubuh
diatas rata-rata (badan gemuk atau plus size). Kedua, korban body shaming dalam kategori Color skin.

Menjadi korban perlakuan body shaming memunculkan berbagai perasaan seperti tertekan, malu,
kesal dan marah, sakit hati dan terbebani. Sehingga ketika mendapat perlakuan body shaming untuk
pertama kali tidak banyak yang bisa dilakukan oleh korbannya. Banyak korban perilaku body shaming
memilih untuk diam, memendam perasaannya sehingga korban body shaming ini menjadi lebih sensitif
dan mudah tersinggung.

Walau bukan hal yang mudah untuk menerima kekurangan diri namun pada akhirnya beberapa
korban body shaming ini menunjukkan sikap body positivity dan selflove mereka melalui Instagram.
sikap body positivity dan self-love yang ditunjukkan ini adalah sebagai bentuk bagaimana mereka
menghargai apa yang telah diberikan kepada mereka. Dengan kata lain, sikap body positivity dan self-love
ini menimbulkan pemaknaan bahwa menjadi korban body shaming tetap bisa berperilaku positif dan
menerima dengan lapang dada tubuh yang menjadi pemicu body shaming yang mereka miliki.

“stop body shaming. We’re all not enough, and it’s proves that we just a normal”

Anda mungkin juga menyukai