Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2020
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR FARMASI
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat menentukan kerapatan dan bobot jenis.
a. Kerapatan/Densitas
Kerapatan dapat didefinisikan sebagai ukuran massa per limit volume suatu zat
pada temperatur tertentu. Jika massa jenis suatu zat semakin tinggi, maka massa
setiap volumenya juga semakin tinggi. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika
yang paling sederhana. Selain itu sifat ini juga merupakan salah satu sifat fisika
yang paling definitif sehingga dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu
zat. Secara umum kerapatan menjadi bagian pengujian bagi kemurnian zat.
Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukkan ukuran dan bobot
molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat
karakteristik “pemadatan” (packing characteristycs). Dalam sistem metrik
kerapatan diukur dalam gram per milliliter (untuk cairan) atau gram per centimeter
kubik.
Kenaikan suhu biasanya akan mengakibatkan kerapatan suatu zat menurun, tetapi
dalam bidang Teknik zat padat dan zat cair dianggap tidak termampatkan sehingga
kerapatannya dianggap tidak dipengaruhi suhu dan tekanan yang tidak begitu besar.
Kerapatan merupakan turunan dari besaran yang menyangkut satuan massa dan
volume. Biasanya dibatasi oleh massa persatuan volume pada temepratur tertentu
yang dilambangkan dengan 𝜌. Dapat dirumuskan dengan :
m
𝜌=
𝑣
Catatan :
𝜌 = massa jenis zat (kg/m3)
𝑚 = massa zat (kg)
𝑣 = volume zat (m3)
Apabila kerapatan suatu benda lebih besar daripada kerapatan air maka benda
tersebut akan tenggelam di dalam air. Apabila kerapatan suatu benda bernilai sama
dengan kerapatan air maka benda tersebut akan melayang di dalam air. Dan
apabila kerapatan suatu benda lebih kecil daripada kerapatan air maka benda
tersebut akan mengapung di permukaan air.
b. Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan konstanta atau dapat juga disebut sebagai tetapan bahan
yang bergantung pada suhu untuk menjadi padat, cair, dan bentuk gas yang
homogen. Bobot jenis dapat didefinisikan sebagai ratio kerapatan suatu zat terhadap
air pada 4° C (dt 4). Karena dalam sistem metrik kerapatan air pada 4° C sama
dengan 1 gram/cc, maka nilai numerik kerapatan dan bobot jenis air dalam system
ini adalah sama. Dalam hal ini sifat unik tentang karakter air digunakan sebagai
bagian dalam mendefinisikan bobot jenis yang berdasarkan pada standarisasi
karakter kimia fisika suatu zat. Di samping itu dikenal definisi bobot jenis yang lain,
yaitu ratio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air pada t yang sama (dtt ).
Bobot jenis berbeda dengan kerapatan, bobot jenis merupakan bilangan murni
tanpa dimensi. Bobot jenis ditentukan dengan piknometer, aerometer, timbangan
hidrostatik (timbangan Mohr Westphal) dan cara manometri. Kebanyakan zat padat
dan zat cair mengembang sedikit jika dipanaskan dan menyusut sedikit jika
dipengaruhi penambahan tekanan eksternal. Perubahan volume ini relatife kecil,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kerapatan kebanyakan zat padat dan zat cair
hampir tidak bergantung pada temperatur dan tekanan. Begitupula sebaliknya,
kerapatan gas sangat bergantung pada temperatur dan tekanan.
5. CARA KERJA
5.1 Penentuan Kerapatan
Mengisi piknometer dengan air hingga penuh, lalu direndam dalam air es,
sehingga suhunva kira-kira 2o C di bawah suhu percobaan.
b
air
x gram
Kerapatan peluru = (b−d+x+a)gram
air gram/ml
x . air
Ρ zat padat = gram/ml
(b−d+x+a)
Catatan : zat cair yang digunakan harus zat cair yang tidak dapat
melarutkan zat yang ditentukan kerapatannya
5.1.3 Penentuan Kerapatan Zat Padat yang Kerapatannya lebih kecil dari
pada Air
Melakukan seperti cara C dengan mengkaitkan zat (contoh sample : lilin) tersebut
dengan suatu pemberat yang kerapatan dan massanya sudah diketahui. Dalam
percobaan ini contoh pemberat adalah peluru besi dengan kerapatan yang sudah
diketahui (dilihat pada percobaan d) dan massa tertentu (z gram) sedangkan zat
padat yang diuji kerapatannya adalah lilin, dengan massa tertentu (y gram).Bobot
zat padat campuran x = (y + z) gram
Perhitungan :
Bobot piknometer + zat padat + air =e gram
= V zat y
y gram
Kerapatan zat padat (ρ zat y) = V zat y ml
Suhu Percobaan 2o C
Perhitungan :
b. Aseton
Bobot piknometer + aseton = 53,2250 gram
Bobot piknometer kosong = 33,9238 gram
Bobot aseton = 19,3012 gram
bobot aseton 19,3012 gram
Kerapatan aseton = V piknometer = = 0,7816 gram/ml
24,6938 ml
kerapatan aseton 0,7816 gram/ml
Bobot jenis aseton = = = 0,7831
air 0.998 gram/ml
c. Kloroform
Bobot piknometer + kloroform = 70,0750 gram
Bobot piknometer kosong = 33,9238 gram
Bobot kloroform = 36,1512 gram
bobot kloroform 36,1512 gram
Kerapatan kloroform = =
V piknometer 24,6938 ml
= 1,4639 gram/ml
kerapata kloroform 1,4639 gram/ml
Bobot jenis kloroform = =
air 0.998 gram/ml
= 1,4668
3. Perhitungan kerapatan zat padat (peluru besi)
Bobot Piknometer + peluru + air= 59,4713 gram
Bobot peluru = 1,0383 gram
Bobot piknometer + air = 58,433 gram
Bobot air = 24,5092 gram
Bobot air yang ditumpahkan = 24,6445 g - 24,5092 g = 0,1353 g
bobot air yang ditumpahkan
Volume air yang ditumpahkan = air
0,1353 gram
= = 0,1355 ml
0.998 gram/ml
bobot peluru
Kerapatan peluru = volume air yang ditumpahkan
1,0383 gram
= = 7,6627 gram/ml
0,1355 ml
kerapatan peluru
Bobot jenis peluru = air
7,6627 gram/ml
= = 7,6780
0.998 gram/ml
7.1 Kerapatan
Kerapatan adalah massa (gram) per unit volume (ml) suatu zat pada
temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana
dan merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitif dengan demikian dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat (ansel, 2004).
Bobot jenis merupakan rasio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air pada
suhu 4C. Dapat dinyatakan dengan beberapa angka di belakang koma sebanyak
akurasi yang diperlukan dalam penentuannya yang disebut dalam bentuk desimal.
Bobot jenis suatu zat dapat dihitung jika diketahui bobot dan volumenya. Pada hasil
perhitungan bobot jenis tidak memiliki satuan karena merupakan perbandingan
antara kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. Pada dasarnya volume dan massa
mempengaruhi kerapatan suatu zat. Semakin besar massa benda maka semakin
besar pula kerapatan yang dimiliknya.
Bobot jenis dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kerapatan, dimana
bobot jenis berbanding lurus dengan kerapatannya. Apabila semakin besar
kerapatan maka bobot jenis juga semakin besar. Zat yang memiliki bobot jenis >
1,00 maka lebih ringan daripada air. Sebaliknya, jika bobot jenisnya < 1,00 maka
lebih berat daripada air.
7.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerapatan dan Bobot Jenis
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerapatan dan bobot jenis suatu zat yaitu
sebagai berikut :
1. Massa zat
Massa zat berbanding lurus dengan kerapatan dan bobot jenisnya. Apabila suatu
zat mempunyai massa yang besar maka kerapatan dan bobot jenisnya akan
semakin besar pula, begitu juga sebaliknya.
2. Volume zat
Volume zat berbanding terbalik dengan kerapatan suatu zat. Namun, volume zat
berbanding lurus dengan massa zat. Semakin besar volume zat, maka
kerapatannya semakin kecil. Dimana ukuran partikel zat, bobot molekulnya, serta
kekentalannya dapat memberi pengaruh kepada bobot jenisnya.
3. Viskositas / kekentalan
Viskositas adalah gesekan dalam zat cair atau ukuran kekentalan dari suatu zat
cair. Viskositas berbanding lurus dengan bobot jenisnya. Jadi, semakin besar
viskositas yang dimiliki suatu zat maka semakin besar pula bobot jenis dan
kerapatannya.
4. Tekanan
Tekanan berbanding lurus dengan kerapatannya dan berbading terbalik dengan
volumenya. Semakin besar tekanan, maka volumenya mengecil dan
kerapatannya membesar. Dan semakin kecil tekanan, volumenya membesar dan
kerapatannya mengecil.
5. Suhu
Pada suhu yang tinggi berat jenis dari bahan yang diukur dapat menguap
sehingga akan dapat mempengaruhi bobot jenis dan kerapatannya. Suhu yang
digunakan biasanya yaitu suhu stabil.
7.4 Perbandingan Hasil Percobaan dengan Literature pada Suhu 20C
7.4.1 Kerapatan (Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi VI)
No Zat Hasil Percobaan Literatur
1. Etanol 0,8035 g/ml 0,812-0,816 g/ml
2. Aseton 0,7816 g/ml 0,789 g/ml
3. Kloroform 1,4639 g/ml 1,476-1,480 g/ml
4. Peluru 7,6627 g/ml -
5. Lilin 1,8365 g/ml 0,84-0,89 g/ml
Percobaan ini menggunakan air sebagai pelarut standar karena air memiliki
sifat netral. Selain itu, temperatur 4C air mempunyai sifat anomali air (kerapatan 1
gram/ml). Dapat disimpulkan bahwa kerapatan dan bobot jenis air adalah sama.
Pada percobaan ini menggunakan suhu 20C karena suhu tersebut merupakan suhu
optimal atau standar dari piknometer. Suhu diturunkan 2C dibawah suhu percobaan
dilakukan agar meminimalisir kemungkinan terjadinya kenaikan suhu ketika tangan
menyentuh piknometer dan terjadi penempatan ruang sehingga tidak ada gelembung
udara.
1. Kerapatan adalah massa (gram) per unit volume (ml) suatu zat pada temperatur
tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan
merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitif dengan demikian dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat (Ansel, 2004).
2. Bobot jenis adalah rasio kerapatan zat terhadap kerapatan air pada suhu 4oC. Bobot
jenis dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kerapatan, dimana bobot jenis
berbanding lurus dengan kerapatannya.
Hasil
No. Zat
Percobaan Literatur
b. Bobot Jenis
Hasil
No. Zat
Percobaan Literatur
1. Etanol 0,804 0,812 - 0,816
2. Aseton 0,7831 0,789
3. Kloroform 1,4668 1,476 - 1,480
4. Peluru 7,6780 -
5. Lilin 1,8401 0,84-0,89
4. Dari hasil percobaan diperoleh kerapatan aseton < kerapatan etanol < kerapatan lilin
< kerapatan kloroform < kerapatan peluru
5. Dari hasil percobaan diperoleh bobot jenis aseton < bobot jenis etanol < bobot jenis
lilin < bobot jenis kloroform < bobot jenis peluru
6. Hasil praktikum yang kami lakukan masih belum sepenuhnya sesuai dengan
literatur. Dari hasil percobaan di dapat kerapatan dan bobot jenis lilin yang relative
jauh selisihnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya
kontaminasi saat melakukan percobaan, suhu percobaan yang sangat rendah
membuat sulit menghitung bobot jenisnya serta cara pengerjaan yang disebabkan
karena ketidaktelitian praktikan dalam menimbang dan menghitung kerapatan dan
bobot jenis lilin.
7. Faktor yang mempengaruhi kerapatan adalah
- Massa zat
- Tekanan
- Viskositas
- Suhu
- Volume zat
8. Kegunaan bobot jenis dan kerapatan dalam bidang farmasi adalah untuk
menentukan kekentalan dan kemurnian serta kelarutan suatu sediaan sehingga
mempermudah dalam proses formulasi obat
9. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howart C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2020, Farmakope Indonesia Edisi
VI. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV . Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Fajrin, Ika. Laporan Resmi Praktikum Fisika Farmasi.
https://www.academia.edu/18421465/Laporan_Resmi_Praktikum_Fisika_Farmasi_Ker
apatan_dan_Bobot_Jenis_
Hardianti, Dianeti. Laporan Praktikum Kimia Farmasi Fisik.
https://www.slideshare.net/minaaudina/laporan-farmasi-fisika-kerapatan-bobot-jenis-
zat-cair
Lachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmsi Industri. Jilid III. Edisi III. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
Ptreucci R. H, 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Teori Modern, Erlangga, Jakarta.
10. LAMPIRAN
1. Apa kaitan benda yang tenggelam, melayang dan terapung dalam air dengan
kerapatan suatu benda!
Tenggelam
Suatu benda akan tenggelam apabila kerapatanbenda lebih besar dari pada
kerapatan pelarut atau cairan sehingga bendaakan mengalami gaya total ke bawah
yang tidak sama dengan nol
Melayang
Suatu benda akan melayang apabila memiliki kerapatan yangsama dengan
kerapatan cairan saat benda diletakkan di dalam suatu cairan. Benda berada
ditengah dan tidak bergerak ke atas ataupun ke bawah
Terapung
Jika kerapatan suatu benda lebih kecil daripada kerapatan zat cair maka benda
tersebut akan mengapung atau bergeraknya benda lebih kecil daripada gaya angkat
ke atas
2. Jelaskan perbedaan antara kerapatan dan bobot jenis!
Kerapatan adalah massa (gram) per unit volume (ml) suatu zat pada temperatur
tertentu. Kerapatan dapat diperoleh dengan membagi massa suatu objek dengan
volumenya. Massa atau volume adalah sifat ekstensif, dimana sifat ekstensif adalah
suatu sifat yang besarannya tergantung pada jumlah bahan yang sedang diselidiki.
Sedangkan bobot jenis merupakan rasio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air
pada suhu 4C. Bobot jenis suatu zat dapat dihitung jika diketahui bobot dan
volumenya. Pada hasil perhitungan bobot jenis tidak memiliki satuan karena
merupakan perbandingan antara kerapatan suatu zat dengan kerapatan air. Bobot jenis
dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kerapatan, dimana bobot jenis berbanding
lurus dengan kerapatannya.
3. Jelaskan contoh aplikasi penggunaan data bobot jenis di bidang farmasi (minimal 2)
- Dengan mengetahui bobo jenis, farmasis dapat mengetahui kemurnian dari suatu
sediaan khususnya yang terbentuk larutan air yang digunakan untuk standar untuk
zat cair dan padat. Hidrogen atau udara untuk gas dalam farmasi, perhitungan berat
jenis terutama menyangkut cairan zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat
untuk digunakan sebagai standar karena mudah di dapat dan mudah dimurnikan.
- Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah dalam
memformulasikan obat karena dengan mengetahui bobot jenisnya, maka kita dapat
menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya.