Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Komunikasi
Non Verbal”. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.

Mojokerto, 21 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Non Verbal......................................................................................4
B. Fungsi Komunikasi Non Verbal.............................................................................................5
C. Bentuk Komunikasi Non Verbal............................................................................................6
D. Pentingnya Komunikasi Non Verbal dalam Kehidupan Sehari-hari.....................................9
E. Naskah Roleplay..................................................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..............................................................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................................................14
DaftarPustaka...................................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan alat untuk berinteraksi dengan sesama,
setiap kegiatan yang dilakukan manusia tidak terlepas dari komunikasi, implikasinya
komunikasi itu penting dalam kehidupan sosial untuk membangun konsep-konsepdirikita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, dengan kata lain melalui komunikasi kita dapat bekerjasama dengan
anggota masyarakat, keluarga, kelompok, organisasi, negara secara keseluruhan untuk
mencapai tujuan bersama.
Komunikasi nonverbal memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan komunikasi
verbal. Hal ini disebabkan karena diantara komunikasi nonverbal dengan komunikasi verbal
saling bekerja sama dalam proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi nonverbal, maka
seseorang dapat memberikan suatu penekanan, pengulangan, melengkapi, dan menggantikan
komunikasi verbal, sehingga lebih mudah untuk ditafsirkan. Oleh sebab itu, tidaklah lengkap
jika kita membicarakan komunikasi verbal tidak disertai dengan komunikasi non-verbal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya kita berkomunikasi secara verbal
(kata-kata), tetapi arti dari pesan itu bukanlah terletak pada kata tersebut. Sekitar 93% dari arti
pesan diterima dari komunikasi nonverbal yang melatarbelakangi komunikasi verbal dan
hanya 7% dari pesan verbal. Secara terinci adalah 7% dari pesan verbal, 38% dari nada suara
atau infleksi, 55% dari ekspresi wajah, gerakan tubuh dan kepala atau sikap. Dari hasil
penelitian ini jelas bahwa komunikasi non-verbal sangat membantu dalam menginterpretasikan
arti pesan verbal. Tetapi, jika pesan nonverbal saja tersendiri yang dikirimkan akan sulit untuk
menginterpretasikannya secara tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal?
2. Apa fungsi dari komunikasi non verbal?
3. Bagaimana bentuk komunikasi non verbal?
4. Bagaimana pentingnya komunikasi non verbal dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal.
2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi non verbal.
3. Untuk mengetahui bentuk komunikasi non verbal.
4. Untuk mengetahui pentingnya komunikasi non verbal dalam kehidupan sehari-hari.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Non-verbal


Komunikasi nonverbal merupakan proses komunikasi yang tidak dilakukan melalui
bahasa dan pengucapan kata-kata, tetapi melalui cara-cara lain seperti gerak isyarat, bahasa
tubuh, mimik wajah dan kontak mata, sensitivitas kulit, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas
suara, gaya emosi, gaya berbicara, dan lain-lain. Walaupun masih memiliki kekurangan-
kekurangan tertentu, komunikasi verbal, seperti bahasa, telah sanggup menyampaikan
informasi kepada orang lain. Hanya saja, pesan-pesan yang sifatnya verbal tentunya juga tetap
dibutuhkan untuk meperjelas informasi-informasi yang akan disampaikan oleh komunikator
agar komunikan dapat lebih memahaminya, dan tidak terjadi salah persepsi.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak
menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan
komunikasi non lisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai
komunikasi non verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal juga berbeda
dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun non verbal.
Berikut adalah beberapa pengertian tentang komunikasi nonverbal menurut beberapa ahli,
diantaranya adalah :
1. Judee Burgoon mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai perilaku selain kata-kata
yang membentuk sistem koding secara sosial, karenanya komunikasi nonverbal
dikirimkan secara intens dan diinterpretasi secara intens, yang digunakan di antara
anggota komunitas bicara secara regular, dan interpretasi dapat disadari secara sepakat.
2. Judy Pearson, dkk mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai sebuah proses
penggunaan pesan tanpa kata yang menimbulkan makna.
3. K. Floyd (2009) mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai setiap perilaku dan
karakteristik yang mengirimkan makna tanpa menggunakan kata-kata.
4. Mark L. Knapp dan J.T. Hall (2002) menyatakan bahwa komunikasi nonverbal merujuk
pada komunikasi yang dihasilkan oleh beberapa makna lain selain kata-kata. Menurut
Mark L. Knapp, Judith T. Hall, dan Terrence G. Horgan (2014 : 4), komunikasi nonverbal
memiliki 3 (tiga) aspek utama, yaitu :
a. Mengirim pesan-pesan non verbal.
b. Menerima pesan-pesan non verbal.
c. Hubungan yang kompleks antara pengirman dan penerimaan pesan-pesan non verbal.
5. Edward Sapir menyatakan bahwa Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas
yang ditulis tidak di mana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh
semua (an elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all).

4
6. Molandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi antar budaya
memberikan batasan-batasannya sebagai berikut :
a. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
b. Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara.
c. Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi
makna oleh orang lain.
d. Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak,
isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.

Adapun ciri-ciri komunikasi nonverbal diantaranya:


1. Disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement),
postur/lipologi, pembahasa, kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu,
consumer product dan artefak
2. Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah
3. Kualitas proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang
lain

B. Fungsi Komunikasi Nonverbal


Komunikasi non verbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset non verbal
mengidentifikasi enam fungsi utama (ekman, 1965; Knapp, 1978)
1. Untuk menekankan
Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan
bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau
ungkapan tertentu, atau dapat memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal
tertentu.
2. Untuk melengkapi atau Complement
Untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal.
Jadi, anda mungkin tersenyum ketika menceritakan kisah lucu atau menggeleng-
gelengkan kepala ketika menceritakan ketidak jujuran seseorang.
3. Untuk menunjukkan kontradiksi
Kita secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan non verbal.
Contohnya anda dapat menyilangkan jari anda atau mengedipkan mata untuk
menunjukkan bahwa apa yang anda katakan tidak benar.
4. Untuk mengatur
Gerak-gerik non verbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan anda
untuk mengatur arus pesan verbal. Mengerutkan bibir, mencondongkan badan kedepan
atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu
merupakan contoh-contoh dari fungsi mengatur ini. Anda mungkin juga mengangkat
tangan anda atau meyuarakan jeda contoh menggunakan kata “emm” untuk
memperlihatkan bahwa anda belum selesai bicara.
5
5. Untuk mengulangi
Kita dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya,
anda dapat menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan mengangkat alis.
6. Untuk menggantikan
Komunkasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Misalnya, “oke”
dengan tangan anda tanpa berkata apa-apa. Anda dapat menganggukan kepala untuk
mengatakan “iya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”.

Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi,


yaitu:
1. Repetisi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan
yang disajikan secara verbal. Misalnya setelah seseorang menjelaskan penolakannya
terhadap suatu hal, ia akan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk
menjelaskan penolakannya.
2. Substitusi
Di sini komunikasi non verbal memiliki fungsi untuk menggantikan lambang-
lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang berkata, ia dapat
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
3. Kontradiksi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menolak pesan verbal atau
memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji
prestasi rekannya dengan mencibirkan bibirnya sambil berkata: “Hebat, kau
memang hebat”.
4. Komplemen
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk melengkapi dan
memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya muka seseorang menunjukkan
tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5. Aksentuasi
Di sini komunikasi nonverbal memiliki fungsi untuk menegaskan pesan verbal
atau menggarisbawahinya. Misalnya seseorang mengungkapkan kejengkelannya
sambil memukul mimbar.

C. Bentuk Komunikasi Nonverbal


a) Ekspresi Wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang.
Wajah tanpa ekspresi adalah suatu teka teki,menyulitkan sekaligus bebas untuk
ditafsirkan. Sungguh,wajah manusia amat mudah berubah,sehingga dapat melukiskan
6
kebosanan, heran,kasih sayang dan ketidak setujuan,satu setelah yang lainnya dalam sekian
detik saja. Kenyataannya, isyarat-isyarat wajah merupakan sumber tunggal komunikasi
nonverbal yang paling penting.
Penelitian terbaru menguatkan penelitian terdahulu bahwa mengatupkan kedua bibir dan
menjulurkan lidah menunjukkan keseganan untuk berinteraksi dengan orang lain,juga
mengecilkan kontak sosial.
b) Sentuhan/Haptika
Isyarat isyarat yang kita terima dari kontak fisik amat jelas. Sentuhan merupakan salah
satu alat kita yang paling penting untuk komunikasi nonverbal. Dari ringkasan penelitian
(Jones dan Yarbrough,1985;Montagu,1971) kita mengetahui bahwa sentuhan penting bagi
perkembangan psikologis dan fisik anak, dan baik bagi kondisi emosi orang dewasa.
Kemampuan untuk menyentuh manusia lainnya tampaknya berkaitan dengan penghargaan
diri yang tinggi dan kemampuan berkomunikasi.
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering disebut
Haptik.Sebagai contoh: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, pukulan, mengelus-
ngelus, sentuhan di punggungdan lain sebagainya. Masing-masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga
dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun
negatif.
c) Gerakan tubuh
Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi nonverbal, seperti,
melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan
untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat
mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. Seperti
menganggukan kepala berarti setuju.
Gerak tubuh dapat mempertegas pembicaraan, seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau
mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stres,
bingung, atau sebagai upaya untuk menghilangkan stres.
Ekman (1965) mempertanyakan apakah isyarat isyarat yang diberikan gerakan tubuh
berbeda dengan yang diberikan gerakan kepala dan wajah. Temuannya menunjukkan bahwa
isyarat dari kepala dan wajah menyatakan emosi yang sedang dialami sedangkan isyarat
tubuh melemahkan kadar emosi tersebut. Meskipun demikian, tangan ternyata memberi
informasi yang sama dengan yang kita terima dari kepala dan wajah.
d) Kontak Mata
Meskipun wajah disebut “pembohong non verbal utama“ (ekman dan friesen,1984),
isyarat yang diberikan kepada kontak mata tampaknya menunjukkan banyak hal mengenai
kepribadian. Penelitian lebih luas tentang mata dimulai selama tahun 1970 an,ketika suatu
bentuk baru terapi muncul yang terutama difokuskan pada perilaku mata sebagai penunjuk
adanya masalah yang tersembunyi. Penelitian terbaru (Winstead et al,1992) menemukan
bahwa subjek yang mampu mengantisipasi kejadian yang penuh tekanan, merasakan
7
dukungan sosial yang lebih besar melalui interaksi dengan seorang teman daripada dengan
seorang yang tidak dikenal. Peristiwa dalam eksperimen ini adalah mengucapkan pidato
yang tidak dipersiapkan. Peneliti melaporkan bahwa petunjuk nonverbal terbaik mengenai
dukungan sosial dan kerjasama yang diterima adalah kontak mata.
Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan.
e) Penampilan Fisik dan Penggunaan Objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai
dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk
stereotipe. Contoh dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Cara berpakaian,berdandan dan penampilan fisik sering kali menjadi dasar kesan
pertama, yang relatif bertahan lama. Kadang kadang kita berpakaian agar mengesankan
bagi orang lain,agar lebih menyerupai mereka, atau bila kita mengenakan pakaian berlawan
dengan norma yang dianut sekelompok orang untuk mengekspresikan penolakan kita atas
nilai nilai mereka.
Penelitian tentang hubungan antara pakaian dengan kepribadian membuktikan bahwa
bila anda amat memperhatikan cara anda berpakaian,anda cenderung mengalah dan gelisah.
Bila anda relatif kurang memprhatikan pakaian anda,mungkin anda seorang yang lebih
agresif dan mandiri ( Rosenfeld dan Flax,1977 ).
Kajian tentang bagaiman kita memilih dan memanfaatkan objek fisik dalam komunikasi
nonverbal disebut objektika (objectics). Objektika menyangkut semua jenis objek
fisik,mulai dari baju yang kita gunakan sampai makan yang kita sajikan untuk makaan
malam tamu kita. Terlepas dari apakah kita berkomunikasi atau tidak,cara kita memilih dan
menunjukkan objek-objek fisik,digunakan oleh orang lain sebagai sumber informasi
mengenai kita.
f) Postur Tubuh dan Gaya Berjalan
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya.
Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
g) Sound (suara)
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran
seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.

Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian, yaitu:


 Bahasa tanda (sign language)
 Bahasa tindakan (action language)
 Bahasa objek (object language)
Sedangkan menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter secara garis besar
membagi pesan-pesan nonverbal menjadi dua kategori besar, yakni:
8
1) Berdasarkan perilaku, yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh,
ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan, dan parabahasa.
2) Berdasarkan lingkungan, yang terdiri dari ruang, waktu, dan diam. Duncan (dalam
Rakhmat, 1985) menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan nonverbal, yaitu:
a. Pesan kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti.
Pesan ini terdiri dari tiga kompunen utama yaitu:
 Pesan facial (muka)
 Pesan gestural (gerakan)
 Pesan postural (keseluruhan anggota badan)
b. Pesan proksemik
Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya, dengan
mengatur jarak, kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan ini
juga diungkapkan dengan mengatur ruangan objek dan rancangan interior.
c. Pesan artifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan, body image, pakaian, maupun
kosmetik. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita,
yang berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan
bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan kita.
d. Pesan paralinguistik
Merupakan pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan
verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila
diucapkan dengan cara yang berbeda. Hal-hal yang membedakan antara lain: nada,
kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.
e. Pesan sentuhan dan bau-bauan
Berbagai pesan atau perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan serta bau-bauan
yang telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar maupun tidak
sadar. Saat ini orang-orang telah mencoba menggunakan bau-bauan buatan seperti
parfum untuk menyampaikan pesan.

D. Pentingnya Komunikasi Non Verbal dalam Kehidupan Sehari-hari


Ada beberapa alasan mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat
penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976), yaitu:
1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal daripada pesan
verbal
3. Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancauan
4. Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi
9
5. Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan
pesan verbal
6. Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat

10
Naskah Roleplay :

1. Flegita Yora sebagai Narator


2. Putri Aulia sebagai Perawat
3. Dewi Fatimatus sebagai Dokter
4. Nike Fitri sebagai Penolong
5. Erlin Wiwin sebagai Ibu Pasien
6. Halim Awalidoyo sebagai Pasien 1
7. Ach. Byriel sebagai Pasien 2

Dialog :
Teapat di parkir kampus, dua orang sahabat Halim dan Byriel akan menikmati masa
liburannya, mereka membicarakan rencana liburan mereka di hari itu. Halim merupakan seorang
tunawicara sejak lahir.

Byriel : “Lim, aku bosan nih kalau liburan di rumah aja. Nongkrong yuk!”
Halim : (Menganggukkan kepala dengan muka gembira.)
Byriel : “Gimana kalau kita nongkrong? Kira-kira dimana ya?”
Halim : (Menirukan gaya minum dan juga bermain game, tanda menyarankan Byriel untuk pergi
ke Kedai)
Byriel : “Ngopi, sama main game juga?”
Halim : (Menganggukkan kepala)
Byriel : “Hmmm seru juga tuh. Oke deh.”

Setelah keesokan harinya Byriel menjemput Halim, dan berpamitan kepada orang tua
Halim.

Byriel : “Bu, saya dan Halim mau pamit keluar.”


Ibu : “Lho, kemana nak?”
Halim : (Menirukan gaya minum, dan bermain game)
Byriel : “Ke kedai, Bu.”
Halim : (Menganggukkan kepala.)
Ibu : “Iya sudah nak, hati-hati ya kalian.” (Halim dan Byriel bersalaman)

Saat di perjalanan mereka asik bercanda, namun tiba-tiba sesuatu terjadi pada mereka.
Mereka mengalami kecelakaan ringan yang mengakibatkan mereka luka-luka pada tubuh mereka
dan kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat oleh pengendara lain.
Backsound kecelakaan
Sesampainya di puskesmas.......

Penolong : “Sus, tolong ada pasien kecelakaan. Tolong segera ditangani.”


11
Perawat : “Baik mbak. Apakah mbak ini keluarga dari sang korban?”
Penolong : “Bukan Sus, saya hanya menolong.”
Perawat : “Apakah ada identitas dari korban?”
Penolong : “Saya tidak tahu Sus, tapi ini ada tas korban.”
Perawat : “Bisa minta tolong cari identitas korban mbak?”
Penolong : “Baik Sus, saya coba cari di tasnya.” (Penolong menemukan handphone korban,
lalu mencoba mencari kontak ibunya dan menghubunginya.)
Penolong : “Assalamualaikum, apakah benar ini ibu dari Halim?
Ibu : “Iya benar itu anak saya, ada apa ya mbak? Anak saya kenapa mbak? Tenggelam?
Nakal? Usil? Bikin masalah? Kenapa mbak jawabbb. ”
Penolong : “Tenang dulu bu, anak ibu mengalami kecelakaan. Sekarang sedang dirawat di
puskesmas Sooko. Sebaiknya ibu segera datang kesini.”
Ibu : “Baik mbak saya kesana sekarang. Terima kasih mbak infonya.”

Ibu tiba di puskesmas, ibu segera menuju kamar yang diberi tahu oleh receptionist.
Sesampainya ibu di kamar...

Ibu : “Nak, kamu tidak apa-apa?” (sambil muka cemas)


Halim : (Menunjukkan luka, dan meringis kesakitan)
Ibu : “Kamu gimana ?”
Byriel : “Tidak apa-apa bu, cuma lecet saja.”

Lalu perawat menghampiri mereka

Perawat : “Apakah sudah ada pihak keluarga pasien yang datang?”


Ibu : “Iya sus, saya ibunya.”
Perawat : “Baik bu, mari ikut saya ke ruang dokter.”
Ibu : “Iya Sus.”

Sesampainya di ruang Dokter.

Perawat : (mengetuk pintu terlebih dahulu) “Dok, ini ibu dari pasien yang kecelakaan tadi.”
Dokter : “Baik Sus, terima kasih.” (Lalu perawat meninggalkan ruangan)
Ibu : “Bagaimana dok keadaan anak saya dan temannya?”
Dokter : “Anak ibu baik-baik saja, hanya sedikit luka ringan di bagian kaki dan tangan.
Mungkin hanya butuh waktu beberapa hari untuk istirahat di rumah. Ini ada resep
ibu bisa tebus di apotek depan.”
Ibu : “Baik dok terima kasih, alhamdulillah anak saya tidak kenapa-kenapa. Kalau
begitu saya permisi ya, Dok.”
Dokter : “Sama-sama bu.”
12
Ibu kembali ke ruangan dan mengajak Halim dan Byriel pulang.

Ibu : “Alhamdulillah kalian tidak ada luka parah dan kalian sudah diperbolehkan
pulang. Ayo kita pulang.”
Byriel : “Alhamdulillah bu, ayo Lim.”
Halim : (Menganggukkan kepala sembari tersenyum.)

SELESAI.....

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh. Komunikasi non verbal adalah
proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contohnya
ialah dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh (body language), ekspresi wajah dan
kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-
simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya
dalam berbicara.
Komunikasi nonverbal sering kurang disadari kehadirannya serta kurang dipahami
maknanya, padahal komunikasi nonverbal mendukung dan mempengaruhi keberhasilan
penyampaian pesan. Meski jarang disadari manfaatnya, Komunikasi non verbal menempati
porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak
menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui
komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan
tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai
macam perasaan lainnya.
B. Saran
Diharapkan semua mahasiswa memiliki keterampilan dalam komunikasi nonverbal dan
tidak hanya pandai dalam berkomunikasi verbal. Karena di dalam komunikasi verbal pasti
terdapat pesan nonverbal yang bisa menjadi cermin dari apa yang telah diucapkan serta
kepribadian dari seseorang. Selain itu, kita semua harus benar-benar memahami makna dari
pesan nonverbal itu sendiri. Jangan sampai terjadi salah tafsir yang berujung pada keadaan
yang tidak diinginkan.

14
Daftar Pustaka

https://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/19/komunikasi-non-verbal/
Diakses : Maret 2019
http://blognyamahasiswakomunikasi.blogspot.com/2014/05/makalah-komunikasi-non-verbal.html
Diakses : Maret 2019

15

Anda mungkin juga menyukai