Anda di halaman 1dari 43

TUGAS TERSTRUKTUR

KEWIRAUSAHAAN TEKNIK SIPIL

DOSEN MATA KULIAH :


VIVI BACHTIAR, S.T., M.T.
NIP. 197001051997022003
Ir. HERMAN SAPAR

DIKERJAKAN OLEH :
VEBRI AGUS SETIAWAN NIM. D1012161015
ROBBY HANDARTO NIM. D1011171019
PEDRO JEFFERSON Y NIM. D1011171088
RIZKY SYAH JAYA NIM. D1012171017
BENNY KRISTANTO NIM. D1012171057

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020/2021
Robby Handarto Rizky Syah Jaya
NIM. D1011171019 NIM. D1012171017

Benny Kristanto Vebri Agus Setiawan


NIM. D1012171057 NIM. D1012161015

Pedro Jefferson Yudiestira


NIM. D1011171088
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia–Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Terstruktur
Kewirausahaan Teknik Sipil ini dengan baik.
Tugas terstruktur ini merupakan bagian terpenting dari penilaian mata
kuliah Kewirausahaan Teknik Sipil yang kami kerjakan berdasarkan materi–materi
perkuliahan yang telah kami dapatkan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengajar / Dosen Pembimbing mata kuliah Kewirausahaan Teknik Sipil. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan
dan saran hingga terselesainya tugas terstruktur Kewirausahaan Teknik Sipil ini.
Jika masih terdapat kekurangan pada tugas ini baik dari segi isi maupun dari
cara penulisannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan tugas dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga Tulisan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita semua. Amin.

Pontianak, 29 Maret 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang …………………………………………………………………………... 1
I.2. Maksud …………………………………………………………………………………. 2
I.3. Tujuan ………………………………………………………………………………....... 2
I.4. Batasan Masalah ………………………………………………………………………... 3
BAV II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kewirausahaan Teknik Sipil ………………………………………………………......… 4
II.2. Perseroan Terbatas (PT) ………………………………………………………………… 6
II.3. Perseroan Terbatas (PT) Bidang Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) ……………… 10
BAB III PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) BIDANG
PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
III.1. Persyaratan pendirian Perseroan Terbatas (PT) ……………………………………….. 14
III.2. Penjabaran Proses Pendirian Perseroan Terbatas ……………………………………… 17
III.3. Proses Pengurusan IUJK Bagi Perseroan yang Bergerak di Bidang Konstruksi ……… 25
III.4. Struktur Perseroan Terbatas berdasarkan Contoh Kasus ……………………………… 30
BAB IV TAMBAHAN DALAM PENDIRIAN SUATU PERSEROAN TERBATAS
IV.1. Peralatan Minimal ……………………………………………………………………... 32
IV.2. Kualifikasi Posisi Kerja dibawah Manajer-Manajer …………………………………... 34
BAB V PENUTUP
IV.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………… 35
IV.2. Saran ………………………………………………………………………………….. 37
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Format KLBI Konstruksi ……………………………………………………. 17


Gambar III.2 Contoh akta pendirian PT yang dikeluarkan Notaris ..………………………. 20
Gambar III.3 Contoh SK yang dikeluarkan oleh Kemenkumham …………………………. 21
Gambar III.4 Contoh NIB ………………………………………………………………….. 23
Gambar III.5 Contoh Surat Izin Usaha …………………………………………………….. 24
Gambar III.6 Contoh SKA …………………………………………………………………. 28
Gambar III.7 Contoh SKT …………………………………………………………………. 28
Gambar III.8 Contoh SBU …………………………………………………………………. 29
Gambar III.9 Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………………………... 31
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Ilmu konstruksi merupakan salah satu ilmu tertua di dunia yang terus
berkembang mengikuti perkembangan zaman dikarenakan mengikuti
perkembangan kebutuhan manusia yang selalu berubah seiring berjalannya
waktu. Dalam perkembangannya, kegiatan konstruksi yang pada mulanya
adalah kegiatan gotong royong berubah menjadi kegiatan usaha yang
melibatkan banyak orang yang berhimpun dalam suatu organisasi badan
usaha. Kegiatan konstruksi selain melibatkan banyak orang juga
melibatkan perputaran uang yang besar.
Karena alasan itulah maka banyak orang berlomba-lomba mencoba
peruntungan di dunia konstruksi dengan cara mendirikan badan usaha bidang
konstruksi baru ataupun menanamkan modal di badan-badan usaha bidang
konstruksi, salah satunya adalah Perseoan Terbatas (PT). Hal ini sangat bagus
dikarenakan dapat membantu memotivasi orang-orang untuk melatih jiwa
kewirausahaannya dengan cara mewujudkan ide dan inovasinya menjadi
sesuatu yang baru dan membantu menggerakkan ekonomi suatu negara
serta membuka lapangan pekerjaan baru. Namun, apabila ide dan inovasi
yang ada tidak diikuti dengan rencana yang matang dan eksekusi yang
benar, maka ide dan inovasi tersebut akan sia-sia. Hal ini juga berlaku dalam
pendirian badan usaha Perseroan Terbatas (PT).
Perseoran Terbatas adalah salah satu badan usaha yang merupakan
badan hukum berupa persekutuan modal berdasarkan perjanjian dan
menjalani kegiatannya di bidang usaha dengan modal dasar yang terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
Suatu PT dapat berdiri apabila telah memenuhi peryaratan yang berlaku dan
mengikuti alur-alur yang telah ditetapkan. Karena prosesnya yang terkesan
rumit dan menghabiskan banyak waktu dan biaya, maka banyak orang
yang tidak mengetahui apa saja persyaratan dan alur

1
pendirian sebuah PT. Padahal apabila diketahui dan dipahami secara
seksama, pendirian suatu PT tidaklah serumit yang dibayangkan.
Oleh karena itulah disusun suatu karya tulis berupa Tugas Terstruktur
Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas (PT) Bidang Jasa Konstruksi sebagai
Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) beserta Contohnya untuk menjawab
masalah di atas.

I.2. Maksud
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, maksud dari
penyusunan tugas terstruktur ini adalah:
1. Memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kewirausahaan Teknik
Sipil.
2. Menjadi pedoman bagi mahasiswa dan para pembaca mengenai
Perseroan Terbatas (PT).
3. Menjadi pedoman bagi mahasiswa dan para pembaca mengenai
prosedur pendirian suatu Perseroan Terbatas yang begerak di
bidang penyedia jasa konstruksi (kontraktor), mulai dari proses
pembentukan hingga berbadan hukum dan mendapat izin operasional.

I.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan maksud di atas, tujuan dari
penyusunan tugas ini adalah:
1. Melatih jiwa engineering setiap mahasiswa agar dapat
memecahkan masalah di sekitarnya.
2. Mahasiswa dapat melatih jiwa kewirausahaannya sebagai upaya
mewujudkan ide dan inovasi yang ada di pikiran.
3. Mahasiswa sebagai agen perubahan di masyarakat memahami apa
itu Perseroan Terbatas (PT) beserta susunan kepengurusan di
dalamnya.
4. Memahami proses pendirian suatu Perseroan Terbatas yang
bergerak di bidang penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

2
I.4. Batasan masalah
Batasan masalah yang akan dibahas di dalam tugas terstruktur ini
adalah:
1. Menjelaskan secara singkat apa itu kewirausahaan teknik sipil.
2. Menjelaskan secara singkat apa itu Perseroan Terbatas (PT) beserta
karakteristik di dalamnya.
3. Menjelaskan proses pendirian hingga perizinan beroperasi sebuah
Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak di bidang penyedia jasa
konstruksi (kontraktor) dan dokumen-dokumen apa saja yang
dibutuhkan selama proses tersebut.
4. Memberikan contoh sederhana di setiap proses pendirian hingga
perizinan untuk memudakan pemahaman mengenai pendirian suatu
PT. Contoh yang ada sudah melingkupi peralatan minimal dan
personil yang dibutuhkan (beserta kualifikasinya).

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Kewirausahaan Teknik Sipil


Kewirausahaan adalah sikap dan kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam mengeluarkan ide dan inovasinya, biasanya bersifat
unik dan kreatif, lalu dapat mewujudkan ide dan inovasi tersebut
menjadi sesuatu yang nyata dan bermanfaat bagi orang lain serta memili
nilai tambah di pasaran. Siswanto Sudomo (1989) juga menyebutkan
bahwa kewirausahaan adalah segala sesuatu yang penting mengenai
seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat pekerja keras dan mau
berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk
mewujudkan gagasannya. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa jiwa kewirausahaan hanya dimiliki orang-orang yang disebut
wirausaha. Kewirausahaan sebagai sikap yang melekat didalam setiap
manusia terbagi kedalam beberapa jenis yaitu:
1. Necessity Entrepreneur
Necessity Entrepreneur adalah sikap mental menjalankan usaha
karena terpaksa oleh keadaan dan apabila ada kesempatan yang
lebih baik, orang-orang bertipe ini akan meninggalkan usahanya
dan memilih jalan lain yang lebih baik.
2. Replicative Entrepreneur
Replicative Entrepreneur adalah sikap mental usaha yang
cenderung meniru bisnis yang sudah pernah ada. Orang-orang
bertipe ini cenderung mengikuti arus.
3. Redistributive Entrepreneur
Redistributive Entrepreneur adalah sikap mental yang membuat
orang-orang memilikinya menempatkan diri diantara pemilik
juga sebagai pelaksana sehingga tidak memiliki keahlian khusus
dalam usahanya.

4
4. Innovative Entrepreneur
Innovative Entrepreneur adalah sikap mental dalam usaha
dengan selalu berpikir kreatif dan melihat peluang yang ada
untuk kemudian ditingkatkan. Orang-orang yang memiliki sikap ini
adalah mereka yang berpotensi menjadi pemgusaha sukses di
bidangnya.
Selain memiliki beberapa jenis sikap, kewirausahaan juga terbagi kedalam
bidang-bidang usaha dan contoh bidang-bidang tersebut antara lain:
a. Kewirausahaan di bidang jasa (keuangan, perorangan, umum,
wisata, dll)
b. Kewirausahaan di bidang kuliner
c. Kewirausahaan di bidang waralaba d.
Kewirausahaan di bidang pertanian e.
Kewirausahaan di bidang konstruksi
Dari ulasan diatas dapat dilihat bahwa dimanapun ada peluang usaha,
orang-orang berjiwa kewirausahaan dapat menciptakan usaha baru di
bidang tersebut. Salah satu dari bidang yang dimasuki adalah bidang
konstruksi yang melibatkan ilmu Teknik Sipil.
Atas dasar bahwa bidang teknik sipil juga dapat menumbuhkan
wirausahawan baru maka dibuatlah cabang ilmu baru yaitu
Kewirausahaan Teknik Sipil yang membahas segala sesuatu yang
berkaitan dengan kewirausahaan itu sendiri dan mengaitkannya dengan
ilmu teknik sipil. Kewirausahaan teknik sipil bertujuan untuk membuka
dan menumbuhkan sikap kewirausahaan kepada para mahasiswa agar
tidak hanya menjadi pekerja dan tenaga ahli di bidang teknik sipil, namun
juga dapat mengabdikan dirinya lebih jauh lagi dengan cara menjadi
seorang wirausahawan yang membuka usaha baru di bidang teknik sipil
seperti penyedia jasa perancangan, penyedia jasa konstruksi juga penyedia
jasa pengawasan. Hasil yang diharapkan dari mahasiswa adalah
munculnya generasi wirausahawan baru yang unggul, mampu berinovasi
dan beradaptasi, serta berdampak bagi lingkungan sekitar.

5
II.2. Perseroan Terbatas (PT)
Dari pembahasan sebelumnya dikehaui bahwa kewirausahaan
adalah sikap dan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mewujudkan ide dan inovasinya menjadi kenyataan dan orang-orang yang
memiliki sikap ini dan mampu mewujudkannya disebut sebagai wirausaha.
Dapat diketahui bersama bahwa bentuk-bentuk penerapan kewirausahaan
di dunia nyata beragam jenisnya, mulai dari usaha mandiri hingga
berkelompok. Salah satu bentuk dari penerapan kewirausahaan secara
berkelompok adalah pendirian badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas
(PT).
Menurut UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Perseroan Terbatas (PT), yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Dari pengertian diatas
dapat diketahui bahwa PT dapat didirikan oleh minimal dua (2) orang yang
bersekutu dibawah suatu perjanjian yang disahkan oleh notaris dan
dibuktikan dengan adanya akta perjanjian untuk disahkan di depan
hukum oleh Menteri Hukum dan HAM. Selain itu, dari yang diamanatkan
undang-undang, diketahui bahwa struktur dari suatu Perseroan Terbatas
adalah sebagai beritu:
1. Pemilik Perseroan
Pemilik Perseroan adalah orang-orang yang memberikan modalnya
untuk membangun perusahaan dan terhimpun dalam suatu badan
yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS). RPUS bertugas
untuk menentukan segala kebijakan yang akan dijalankan oleh suatu
perusahaan (direksi).

6
2. Komisaris
Komisaris adalah orang yang ditunjuk dan bertanggungjawab
kepada RPUS serta bertugas untuk menjalankan pengawasan
terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh direksi. Komisaris
dapat diambil dari pihak luar ataupun pihak dalam RPUS. Apabila
komisaris lebih dari satu orang, maka ditunjuk satu orang yang
menjadi komisaris utama dalam susunan dewan komisaris.
3. Direksi
Direksi adalah orang yang ditunjuk dan bertanggungjawab kepada
RPUS serta bertugas untuk menjalankan segala kebijakan
yang diamanatkan oleh RPUS. Apabila direksi lebih dari satu
orang, maka diangkat satu orang untuk membawahi para
direksi, yaitu direktur utama. Direktur utama dapat diambil dari
pihak luar ataupun pihak dalam RPUS.
Selain itu, dari pengertian tersebut diketahui bahwa PT bergerak
dengan modal yang dikeluaran oleh pemiliknya. Oleh karena itu, modal
sebagai sumber pendanaan suatu PT terdiri dari tiga (3) jenis, yaitu:
1. Modal dasar
Modal dasar adalah modal yang menilai seberapa besar suatu
perusahaan dan menentukan kelas dari perusahaan tersebut.
2. Modal yang ditempatkan
Modal ini mengacu pada kesanggupan para pemilik terkait jumlah
modal yang ditanamkan pada perusahaan. Pasal 33 dari UU No.
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mensyaratkan bahwa
modal yang ditempatkan adalah sebesar
25% dari modal dasar perusahaan.
3. Modal yang disetorkan
Modal yang disetorkan adalah modal yang harus disetorkan oleh
para pemilik perusahaan dikarenakan modal setor adalah sumber
pendanaan utama bagi keberlangsungan usaha suatu perusahaan.
Pasal 33 dari UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

7
mensyaratkan bahwa besar dari modal setor adalah 25% dari
modal dasar.
Menurut UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Perseroan Terbatas (PT) terbagi kedalam tiga (3) jenis klasifikasi yaitu:
1. Perseroan Terbatas (PT) Tertutup
Perseroan Terbatas (PT) Tertutup adalah PT yang para
pemegang sahamnya adalah orang-orang yang sudah mengenal
sebelumnya, misalnya perusahaan keluarga.
2. Perseroan Terbatas (PT) Publik
Berdasarkan Pasal 1 ayat (8) UU PT, PT Publik adalah
Perseroan yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan
modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal. Sementara itu, menurut UU
No. 8 tahun 1995 mengenai Pasal Modal menyebutkan bahwa
sebuah perusahaan dapat disebut PT Publik apabila telah
dimiliki oleh sedikitnya 300 orang dengan jumlah modal yang
disetorkan minimal Rp. 3.000.000,-
3. Perseroan Terbatas (PT) Terbuka (Tbk.)
Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) UU PT, PT Terbuka (Tbk) adalah
Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan penawaran
umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal. Maksudnya adalah bahwa PT
Terbuka dapat melakukan penawaran sahamnya di Bursa Efek dan
sahamnya dapat diperjualbelikan oleh publik.
Selayaknya sesuatu yang dibuat oleh manusia, badan usaha Perseroan
Terbatas pastilah memiliki keunggulan dan kelemahannya. Keunggulan dan
kelemahan tersebut dijabarkan di bawah ini:
1. Keunggulan
Dikarenakan berdiri sebagai badan usaha yang berbadan
hukum tetap, kepastian dan eksistensi dari suatu PT tetap
terjamin, meskipun suatu waktu dapat terjadi pergantian
kepemilikan.

8
Dikarenakan merupakan persekutuan modal membuat
PT cukup mudah mendapatkan sumber dana sehingga dapat
memudahkan dalam melebarkan sayap perusahaan di bidang
lain selain bidang utama yang dijalani.
Berkaitan dengan poin pertama, perpindahan saham dari
pemilik sebelumnya ke pemilik baru dapat dilakukan
dengan lebih mudah.
2. Kelemahan
Dikarenakan kelasnya dan sudah disyaratkan oleh
undang-undang, maka pendirian suatu PT membutuhkan
modal yang sangat besar.
Proses pendirian PT yang cukup rumit, terutama bagi orang
awam, diakibatkan oleh konsekuensi hukum apabila terjadi
kegagalan dan penyelewengan selama kegiatan perusahaan
berlangsung.
Terkadang transparansi tidak terjadi dan diumumkan di
publik, terutama perusahaan keluarga, terutama yang
berkaitan dengan besarnya keuntungan yang didapat.
Namun, meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan, Perseroan
Terbatas tetaplah diminati oleh banyak orang, terutama yang memiliki
modal besar dan keberanian untuk mewujudkan ide dan inovasinya
menjadi suatu bentuk nyata yang berdampak bagi masyarakat. Selain
itu, Perseroan Terbatas selayaknya salah satu bentuk penerapan
kewirausahaan dapat ditemukan dalam berbagai bidang, salah satunya
adalah bidang penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

9
II.3. Perseroan Terbatas (PT) Bidang Penyedia Jasa Konstruksi
(Kontraktor)
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai Perseroan Terbatas (PT)
bidang penyedia jasa konstruksi (kontraktor), perlulah diketahui terlebih
dahulu mengenai bidang jasa konstruksi. Menurut Undang-undang
No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, jasa konstruksi adalah layanan
jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
konstruksi. Sedangkan menurut PerLem LPJK No : 11a Tahun
2008, definisi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa
konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk usaha, klasifikasi dan
kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Perseroan
Terbatas (PT) bidang penyedia jasa konstruksi (kontraktor) adalah
Perseroan yang berkegiatan usaha di bidang penyediaan jasa layanan
konstruksi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Ketiga kegiatan yang terhimpun dalam bidang jasa tersebut tidaklah
harus dijalani semuanya oleh suatu Perseroan, namun dapat mengambil
suatu kegiatan jasa, misalnya PT A berkecimpung di bidang penyedia jasa
perencanaan pekerjaan konstruksi, sedangkan PT B adalah perusahaan
yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan terlibat dalam seluruh kegiatan
konstruksi, mulai dari perancangan hingga pengawasan.
Selain itu, seperti PT pada umumnya, Perseroan yang bergerak di
bidang penyedia jasa konstruksi juga terbagi kedalam beberapa kategori.
Berdasarkan Keputusan Dewan Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional Nomor : 75/KPTS/LPJK/D/X/2002 tentang Pedoman
Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
Nasional, maka Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Nasional dibagi
dalam tiga golongan yaitu golongan besar, golongan menengah, dan
golongan kecil, yang digolongkan berdasarkan modal

10
kerja yang berasal dari modal sektor atau kekayaan yang dimiliki,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Badan Usaha Golongan Kecil memiliki modal kerja setinggi-
tingginya Rp 1 Milyar.
2. Badan Usaha Golongan Menengah memiliki modal kerja lebih
dari Rp 1 Milyar sampai dengan Rp 10 Milyar.
3. Badan Usaha Golongan Besar memiliki modal usaha di atas Rp
10 Milyar.
4. Untuk badan usaha golongan menengah dan golongan besar
harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT) serta telah disahkan oleh
menteri terkait.
Dari penjabaran diatas, diketahui bahwa hanya badan usaha golongan
menengah dan besar yang harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
Selain itu, perusahaan penyedia jasa konstruksi juga terbagi dalam beberapa
kualifikasi yang didasarkan pada:
1. Aspek Penanggung Jawab Badan Usaha atau Prinsipal (PJBUP),
yaitu direktur utama atau anggota direksi atau pimpinan badan
usaha untuk kantor pusat dan kepala cabang/perwakilan untuk kantor
cabang/ perwakilan yang bertanggung jawab atas berjalannya
operasional badan usaha.
2. Kepemilikan Tenaga Inti sebagai Penanggung Jawab Teknik
Badan Usaha (PJTBU), yaitu tenaga ahli/terampil inti yang diangkat
oleh pimpinan badan usaha untuk bertanggung jawab atas
penyelenggaraan seluruh pekerjaan teknik yang dilakukan oleh
badan usaha untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan
oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi dan
Penanggung Jawab Bidang/SubBidang (PJSB), yaitu tenaga
ahli/terampil inti yang memiliki sertifikat tenaga ahli/terampil
dari asosiasi profesi/institusi pendidikan dan pelatihan yang diangkat
oleh pimpinan badan usaha untuk bertanggung jawab atas
penyelenggaran pekerjaan teknik di bidang/sub bidang
pekerjaan konstruksi dan untuk memenuhi persyaratan usaha

11
yang ditetapkan oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional.
3. Tenaga teknik pendukung sebagaimana yang dipersyaratkan,
adalah tenaga ahli inti yang terdiri atas tenaga ahli dan atau
tenaga terampil di bidang teknik yang harus ada pada suatu badan
usaha untuk memenuhi persyaratan klasifikasi dan kualifikasi
pada bidang dan sub bidang pekerjaan konstruksi yang ditetapkan
oleh Dewan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.
Dari ketiga aspek diatas, didapatlah kualifikasi perusahaan jasa
pelaksanaan konstruksi nasional yang terdiri atas:
1. Badan Usaha Kualifikasi Kecil, yang memenuhi persyaratan
memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha yang dapat
merangkap sebagai penanggung jawab bidang atau merangkap
sebagai tenaga teknik pendukung, diberi:
a. Kualifikasi K3, bagi yang mempunyai kompetensi
melaksanakan pekerjaan konstruksi sampai nilai Rp 100 juta.
b. Kualifikasi K2, bagi yang mempunyai kompetensi
melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp 100 juta
sampai dengan nilai Rp 400 juta.
c. Kualifikasi K1, bagi yang mempunyai kompetensi
melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp 400
juta sampai dengan nilai Rp 1 Milyar.
2. Badan Usaha Kualifikasi Menengah, memenuhi persyaratan
memiliki seorang penanggung jawab teknik badan usaha dan
penanggung jawabbidang untuk setiap bidang pekerjaan ditambah
sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik pendukung, diberi:
a. Kualifikasi M2, bagi yang mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan pekerjaan kosntruksi lebih dari nilai Rp 1
Milyar sampai dengan Rp 3 Milyar.

12
b. Kualifikasi M1, bagi yang mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari nilai Rp 3
Milyar sampai dengan nilai Rp 10 Milyar
3. Badan Usaha Kualifikasi Besar, yang memenuhi persyaratan
memiliki seorang penggung jawab teknik badan usaha dan
seorang penanggung jawab bidang/sub-bidang masing-masing untuk
setiap bidang/sub bidang sesuai bidang/sub-bidang pekerjaan
dalam kualifikasinya, sejumlah tenaga ahli inti sebagai tenaga teknik
pendukung sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam
persyaratan klasifikasi dan kualifikasi badan usaha jasa pelaksana
konstruksi dan diberi kualifikasi B, bagi yang mempunyai kompetensi
melaksanakan pekerjaan konstruksi lebih dari Rp 10
Milyar.
Kualifikasi dengan kategori-kategori diatas diperlukan agar
seluruh perusahaan konstruksi dapat mendapatkan proyek pekerjaan
konstruksi sesuai kemampuannya dan tidak ada pekerjaan konstruksi yang
terbengkalai akibat ketidakmampuan suatu perusahaan melaksanakan
kegiatan tersebut.
Sebagaimana suatu badan usaha berbadan hukum, Perseroan
Terbatas haruslah mengurus perizinan pendiriannya hingga disahkan oleh
menteri terkait, yaitu Menteri Hukum dan HAM. Selain itu, sebagaimana
bidang lain, Perseroan Terbatas yang berkecimpung di bidang
penyedia jasa konstruksi perlulan mengurus izin yaitu Surat Izin Jasa
Usaha Konstruksi. Prosedur pembentukan dari Perseroan Terbatas (PT)
bidang penyedia jasa konstruksi (kontraktor) dijabarkan secara
lengkap di bab selanjutnya.

13
BAB III
PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT)
BIDANG PENYEDIA JASA KONSTRUKSI

III.1. Persyaratan pendirian Perseroan Terbatas (PT)


Sebagai suatu organisasi yang berbadan hukum, pastilah pendirian
perusahaan memerlukan beberapa persyaratan. Persyaratan-persayaratan
tersebut dijabarkan di bawah ini:
1. Syarat umum yang perlu dipersiapakan:
a. Fotokopi atau scan Identitas atau Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (E-KTP) pemegang saham serta pengurus PT
(direksi dan komisaris).
b. Fotokopi atau scan Kartu Keluarga (KK) penanggung
jawab atau direktur perusahaan.
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) penanggung jawab
PT.
d. Fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan bukti
pembayaran PBB satu tahun terakhir yang disesuaikan
dengan domisili PT.
e. Surat domisili PT yang dikeluarkan oleh RT atau RW
setempat. Apabila perusahaan berada pada bangunan
perkantoran, maka surat domisili diperoleh dari
perkantoran tersebut.
f. Foto kantor atau gedung perusahaan tampak luar dan
dalam.
2. Syarat khusus yang perlu dipersiapkan:
a. Pendirian PT dilakukan minimal oleh dua orang pendiri atau
lebih yang masing-masing memiliki bagian atas modal
saham.

14
b. Pendirian PT menggunakan akta notaris yang memuat
secara rinci mengenai identitas perusahaan di antaranya:
Nama perusahaan
Modal awal pendirian PT
Jumlah saham serta klasifikasinya
Bidang usaha yang dijalankan
Alamat perusahaan
Maksud dan tujuan pendirian PT
c. Bahasa yang digunakan dalam akata notaris adalah
Bahasa Indonesia.
d. Akta pendirian PT disahkan oleh Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik
Indonesia.
e. Pendirian PT sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
f. Modal yang disetor minimal 25% dari modal awal
pendirian PT dibuktikan dengan bukti penyetoran yang
sah.
Persyaratan-persyaratan ini haruslah dipenuhi seluruhnya oleh pihak-
pihak yang ingin mendirikan sebuah PT apabila ingin mendapatkan izin
dan beroperasi dengan legal. Untuk memudahkan pemahaman maka akan
dijabarkan proses-proses pendirian Perseroan Terbatas beserta dengan
contohnya. Kali ini akan diberikan contoh proses pertama pendirian PT,
yaitu mempersiapkan data pendirian PT.:
1. Nama Perusahaan: PT. Borobudur Membangun Negeri
2. Pendiri (Pemilik modal):
Sdr. Vebri Agus Setiawan, S.T., M.M.
Sdr. Robby Handarto, S.T., M.T.
Sdr. Pedro Jefferson Y., S.T., M.Hum.
Sdr. Benny Kristanto, S.T. M.Sc.
Sdr. Rizky Syah Jaya, S.T., M.M.

15
3. Perusahaan beralamat di Jl. Purnama II, Kelurahan Parit Tokaya,
Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak Kode Pos 78121.
4. Perusahaan yang didirikan adalah perusahaan yang tergolong dalam
Perseroan Terbatas menengah dengan modal setor adalah
25% dari modal dasar dan berdasarkan kesepakatan, modal setor
ditetapkan sebesar Rp. 450.000.000,- per pendiri Perseroan.
Total modal setor adalah sebesar Rp. 2.250.000.000,- (25%
modal dasar).
5. Berdasarkan kesepakatan para pendiri, PT. Borobudur
Membangun Negeri adalah Perseroan Terbatas yang bersifat
tertutup.
6. Berdasarkan struktur suatu Perseroan Terbatas yang terdiri dari
Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) sebagai pemilik dan
Direksi dan/atau Komisaris, maka para pendiri PT. Borobudur
Membangun Negeri setelah melakukan RPUS memutuskan
memberikan posisi Komisaris dan Direktur PT. Borobudur
Membangun Negeri kepada:
Komisaris: Ir. Michael Hartono, M.M
Direktur : Ir. Eka Tjipta Widjaja, M.M
7. Sebagaimana suatu organisasi, PT. Borobudur Membangun
Negeri pastilah memiliki maksud dan tujuannya. Maksud dan
tujuan tersebut adalah:
Menjalankan usaha di bidang penyedia jasa konstruksi,
dalam hal ini kontraktor.
Menjalankan kegiatan konstruksi yang diamanatkan oleh
konsumen.
Melaksanakan kegiatan pembangunan suatu proyek
dengan sebaik-baiknya.
Membantu pengembangan ilmu teknik sipil di Indonesia.
Membantu perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia
dengan cara mengeluarkan ide dan inovasi yang
bermanfaat bagi masyarakat banyak.

16
III.2. Penjabaran Proses Pendirian Perseroan Terbatas
Proses pendirian suatu Perseroan Terbatas ditunjukkan di bawah ini:
1. Mempersiapkan data awal pendirian PT.
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan menentukan data
awal perusahaan. Dikarenakan data perencanan perusahaan
sudah diberikan di subbab sebelumnya, maka akan diberikan
contoh data-data yang dibutuhkan secara singkat yaitu:
Nama PT: PT. Borobudur Membangun Negeri
Tempat dan kedudukan PT:
Jl. Purnama II, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan
Pontianak Selatan, Kota Pontianak Kode Pos 78121
Maksud dan tujuan PT:
Pembuatan maksud dan tujuan dari PT harus disesuaikan
dengan format KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia). Sebagai contoh, PT. Borobudur Membangun
Negeri adala perusahaan yang bergerak di bidang
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sehingga harus
maksud dan tujuannya harus mengikuti format KBLI
(Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia)
Konstruksi. Berikut diberikan gambar dari KLBI
Konstruksi:

Gambar III.1 Format KLBI Konstruksi

17
Berikut ini adalah contoh dari maksud dan tujuan PT.
Borobudur Membangun Negeri:
Menjalankan usaha di bidang penyedia jasa
konstruksi, dalam hal ini kontraktor.
Menjalankan kegiatan konstruksi yang
diamanatkan oleh konsumen.
Melaksanakan kegiatan pembangunan suatu
proyek dengan sebaik-baiknya.
Membantu pengembangan ilmu teknik sipil di
Indonesia.
Membantu perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia dengan cara mengeluarkan ide dan
inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Struktur pemodalan PT:
Berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, disyaratkan bahwa suatu PT harus memiliki
modal dasar dan minimal 25% dari modal dasar
ditempatkan/disetorkan. PT. Borobudur Membangun
Negeri memiliki modal dasar sebesar Rp. 9.000.000.000,-
dengan modal setor sebesar Rp. 2.250.000.000,- (25%
modal awal). Dikarenakan pendiri perusahaan berjumlah
lima (5) orang, maka per orang harus menyetorkan Rp.
450.000.000,-.
Pengurus PT:
Struktur kepengurusan PT. Borobudur Membangun
Negeri.
Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS)
o Sdr. Vebri Agus Setiawan, S.T M.M.

o Sdr. Robby Handarto, S.T., M.T.

o Sdr. Pedro Jefferson Y., S.T., M.Hum.

o Sdr. Benny Kristanto, S.T., M.Sc.

o Sdr. Rizky Syah Jaya, S.T., M.M.


18
Komisaris
Ir. Michael Hartono, M.M
Direktur
Ir. Eka Tjipta Widjaja, M.M
Manajer-manajer yang berada dibawah kendali
Direktur
Selain dapat ditentukan oleh para pemegang saham, data-data
yang dibutuhkan dalam pendirian suatu Perseroan Terbatas
dapat dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Konsultan Perencana
untuk dikoreksi dan diperbaiki agar saat pengajuan ke Notaris tidak
ada masalah yang berarti.
2. Membuat akta pendirian di Notaris
Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya diajukan
kepada Notaris untuk diterbitkan akta pendiriannya. Notaris yang
berhak menerbitkan akta pendirian adalah Notaris yang telah
memperoleh SK Pengangkatan, disumpah, dan terdata di
Kemenkumham. Selain itu, Notaris yang dituju tidaklah perlu
berdomisili sama dengan alamat PT.
Pada saat mendaftarkan akta pendirian, maka Notaris akan
mengecek kelengkapan data yang disyaratkan lalu mengecek nama
perusahaan agar tidak ada kesamaan nama perusahaan. Jika
nama yang diajukan telah oke, maka selanjutnya dicek data- data
lainnya. Jika sudah aman, maka Notaris akan membuat akta
pendirian yang berisi data perusahaan dan nama pendiri
Perseroan beserta pasal-pasal yang termuat didalamnnya.
Selanjutnya akta pendirian akan ditandatangani oleh seluruh
pendiri Perseroan dihadapan Notaris. Apabila ada yang
berhalangan hadir maka akan digantikan oleh orang yang
ditunjuk pendiri yang berhalangan dengan menunjukkan surat
kuasa kepada Notaris. Setelah surat ditandatangani, maka notaris
akan membacakan dihadapan para pemilik mengenai isi dari akta
pendirian tersebut.

19
Selanjutnya adalah Notaris akan membuat salinan dari
akta pendirian perusahaan untuk pengesahan di Kemenkumham
serta mendaftarkan NPWP Perseroan kepada pihak Ditjen Pajak.
Besar dari biaya pembuatan akta pendirian ditentukan oleh pihak
notaris. Berikut ini adalah contoh salinan akta pendirian PT:

Gambar III.2 Contoh akta pendirian PT yang dikeluarkan


Notaris
3. Pengesahan pendirian PT yang dibuktikan dengan SK dari
Menteri terkait.
Salinan akta pendirian yang telah diterbitkan selanjutnya
diajukan oleh pihak Notaris sebagai perwakilan dari pihak
Perseroan kepada Kementerian Hukum dan HAM agar PT tersebut
sah sebagai badan hukum yang berkekuatan tetap. Setelah
melalui proses selama satu hari, maka akta pendirian disahkan
oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia dan setelah
itu diumumkan di Berita Acara Republik Indonesia. Semenjak
dikeluarkannya SK dari Kemenkumham maka PT tersebut sudah
menjadi badan hukum yang baru dan memiliki hak dan
kewajiban yang melekat selamanya, salah satunya

20
adalah wajib memiliki NPWP dan telah bisa melakukan kontrak
dengan pihak ketiga serta perbuatan hukum atas nama PT.
Contohnya: pihak RPUS PT. Borobudur Membangun Negeri
telah dapat melakukan perjanjian kerja bersama pihak lain (diwakili
oleh direksi) apabila SK Kemenkumham telah dikeluarkan. Berikut
ini adalah contoh dari SK yang dikeluarkan oleh Kemenkumham:

Gambar III.3 Contoh SK yang dikeluarkan oleh


Kemenkumham
4. Pengurusan dan pengambilan NPWP dan SKT Perusahaan
Setelah SK dikeluarkan maka Perseroan sudah menjadi
badan hukum. Salah satu kewajiban dari badan usaha yang
berbadan hukum adalah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Pengajuan NPWP dilakukan oleh pihak Notaris kepada
pihak Ditjen Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dengan ketentuan pihak yang mengajukan telah memenuhi
persyaratan yang berlaku.

21
Selanjutnya pihak KPP akan melakukan pengecekan
apakah data penanggung jawab pada NPWP Perusahaan tersebut
sudah benar, status NPWP sudah diperbaharui dan apakah ada
tunggakan pajak pada NPWP pribadi masing-masing pengurus dan
pemegang saham. Apabila ditemukan bahwa ada kekurangan data
dan ternyata salah satu pendiri belum memberikan laporan pajak,
maka pengurusan NPWP akan terganggu. Jika semua persyaratan
telah dipenuhi maka pihak KPP akan mengeluarkan dua dokumen
yaitu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar Pajak (SKT). NPWP
adalah nomor yang terdiri dari 15 digit dengan format sebagai
berikut:
|a|b|.|c|d|e|.|f|g|h|.|i|.|j|k|l|.|0|m|n|
Keterangan:
ab adalah kode jenis wajib pajak yang mengindikasikan
apakah wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan
atau bendaharawan (pemungut).
cde.fgh adalah nomor urut wajib pajak
i adalah cek digit
jkl adalah kode pemungut pajak
0mn adalah kode cabang, misalnya 000 adalah kantor
pusat, maka 001 adalah kantor cabang pertama.
Selain NPWP dan SKT, pihak KPP akan menerbitkan satu
dokumen, yaitu Pengusaha Kena Pajak (PKP), namun dokumen ini
bersifat opsional karena tidak semua pendirian PT wajib menjadi
perusahaan PKP.
5. Mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB)
NIB atau Nomor Induk Berusaha adalah nomor pengenal
bagi pelaku usaha. NIB berfungsi untuk menggantikan TDP,
API, NIK, serta RPTKA jika diperlukan. Pengurusan NIB
diperlukan apabila perusahaan sudah legal, namun belum memiliki
NIB dikarenakan NIB dibutuhkan untuk melengkapi legalisasi
kegiatan suatu perusahaan.

22
Pendaftaran NIB dilakukan melalui sistem OSS (Online Single
Submission). Berikut ini adalah contoh dari NIB yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Gambar III.4 Contoh NIB


6. Mengurus izin berusaha
Sebagai badan usaha, tentulah pendirian PT dimaksudkan
untuk melakukan kegiatan komersil untuk mencari keuntungan dan
dalam pelaksanaannya di lapangan, pastilah pihak perusahaan
perlu memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh pihak terkait,
dalam hal ini pemerintah provinsi dan/atau kabupaten/kota terkait.
Surat izin tersebut disebut sebagai SIUP yang kategorinya diatur
oleh Permendag No. 46 tahun 2009. Selain izin usaha, suatu
perusahaan perlu mengajukan izin komersial. Izin Komersial
berfungsi untuk pelaku usaha atau badan usaha yang dengan bidang
yang kegiatan operasionalnya membutuhkan izin khusus,
contohnya adalah perusahaan konstruksi. Berikut ini adalah contoh
dari surat izin usaha konstruksi.

23
Gambar III.5 Contoh Surat Izin Usaha
7. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatan
resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan
undang-undang atau peraturan-peraturan pelaksanaannya dan
memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan
serta disahkan oleh pejabat yang berwenang.
8. Pendaftaran perusahaan di Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Kemenakertrans) atau Dinas Ketenagakerjaan
Proses ini memakan waktu satu hari dan pelaku usaha
tidak akan dipungut biaya.
Setelah semua proses diatas, maka perusahaan sudah dapat melakukan
kegiatan legal. Contohnya adalah PT. Borobudur Membangun Negeri
dapat berkegiatan dengan legal setelah melalui semua proses yang
disyaratkan. Namun, dikarenakan PT. Borobudur Membangun Negeri
adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa konstruksi
(kontraktor), maka PT. Borobudur Membangun Negeri perlu mengurus
Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). Proses pengurusan IJUK dijabarkan
di subbab selanjutnya.

24
III.3. Proses Pengurusan IUJK Bagi Perseroan yang Bergerak di Bidang
Konstruksi
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, pembahasan dalam
tugas terstruktur ini difokuskan pada proses pendirian suatu PT yang
bergelut di bidang penyedia jasa konstruksi (kontraktor). Oleh karena
itu, selain membahas proses pendirian suatu Perseroan Terbatas (PT)
secara umum, juga akan dibahas proses perizinan bagi Perseroan yang
bergerak di bidang konstruksi.
Suatu badan usaha yang bergerak di bidang konstruksi perlulah
mengurus perizinan agar dapat menjamin bahwa badan usaha tersebut
layak menjalankan suatu proyek konstruksi yang diberikan oleh konsumen
(pemilik proyek). Di Indonesia, klasifikasi IUJK diatur dalam UU No. 2
tahun 2007 tentang Jasa Konstruksi dan semua badan usaha yang ingin
menjadi kontraktor wajib memiliki IUJK. IUJK disasarkan pada tiga
klasifikasi yaitu:
Pengalaman pengerjaan proyek
Kekayaan bersih
Tenaga kerja
Dari ketiga klasifikasi diatas disusunlah kategori IUJK yaitu:
1. IUJK Nasional
IUJK Nasional adalah izin usaha yang dikeluarkan untuk
perusahaan konstruksi dalam negeri yang berbentuk PT, CV,
Koperasi, serta Firma. IUJK Nasional juga wajib dimiliki oleh
BUMN dan BUMD.
2. IUJK PMA
IUJK PMA adalah izin usaha yang dikeluarkan untuk perusahaan
konstruksi yang bersifat patungan (joint venture) yang
pendiriannya berkaitan dengan kegiatan penanaman modal asing
di Indonesia. Komposisi pemilikan sahamnya adalah maksimal
67% milik asing dan minimal 33% milik perusahaan lokal.

25
3. BUJKA
BUJKA adalah izin badan usaha yang diberikan kepada perusahaan
konstruksi asing yang membuka praktik bisnis dan kantor
perwakilan jasanya di Indonesia.
Berdasarkan kategori diatas, maka PT. Borobudur Membangun Negeri
termasuk kedalam perusahaan konstruksi yang perlu mengurus IUJK
Nasional. Proses pengurusan IUJK Nasional dijabarkan di bawah ini:
1. Persyaratan yang harus dipenuhi
Umumnya, beberapa persyaratan awal adalah dokumen-
dokumen yang dibutuhkan selama pendirian PT sehingga tidak
dijabarkan disini. Dokumen yang tidak ditemukan dalam pendirian
PT biasa, namun dibutuhkan dalam pendirian PT yang bergelut di
bidang konstruksi sebagai syarat pemberian IUJK adalah:
a. Kartu Tanda Anggota (KTA)
b. Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau Sertifikat
Keterampilan (SKT)
c. Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Selain mengurus tiga (3) dokumen tambahan di atas, proses
yang perlu dilakukan adalah mendaftarkan Perseroan ke LPJK.
2. Mengurus Kartu Tanda Anggota (KTA)
Kartu Tanda Anggota (KTA) adalah syarat pertama apabila
seseorang atau sekelompok orang ingin terjun kedalam usaha
jasa konstruksi. KTA dikeluarkan oleh Asosiasi Badan Usaha
Jasa Konstruksi misalnya Gapensi, AKLI, AKLINDO, dan lain-
lain. Seperti pengurusan dokumen lainnya, untuk mengajukan
pembuatan KTA perlulah membawa beberapa dokumen yaitu:
Domisili usaha konstruksi
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Tanda Daftar Perusahaan

26
Selain dokumen-dokumen diatas, beberapa asosiasi juga
memberikan syarat dokumen tambahan seperti:
Ijazah
Sertifikat Tenaga Ahli
KTP Tenaga Ahli
3. Mengurus Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau Sertifikat
Keterampilan (SKT)
Sertifikat Keahian Kerja (SKA) dan Sertifikat Keterampilan
Kerja (SKT) adalah dokumen yang juga dibutuhkan dalam
perurusan perizinan IUJK. Persyaratan untuk mengajukan SKA
adalah:
Lulus tingkat pendidikan serendah-rendahnya D3 atau
S1 yang dibuktikan dengan ijazah
Fotokopi NPWP
Fotokopi KTP
Pas Foto 3x4
Biodata diri
Mengisi formulir yang disediakan lembaga penerbit
SKA
Sedangkan persyaratan pengajuan SKT adalah:
Lulus tingkat pendidikan serendah-rendahnya SMA atau
STM yang dibuktikan dengan ijazah
Fotokopi KTP
Pas Foto 3x4
Biodata diri
Mengisi formulir yang disediakan lembaga penerbit SKT

27
Berikut ini adalah contoh dari SKA dan SKT:

Gambar III.6 Contoh SKA

Gambar III.7 Contoh SKT


4. Mengurus Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Serfitikat Badan Usaha (SBU) adalah sertifikat yang
membuktikan bahwa seseorang memiliki kemampuan dan
kompetensi di bidang usaha berdasarkan kualifikasi tertentu.
SBU dikeluarkan oleh lembawa berwenang dan terakreditasi
seperti KADIN dan LPJK. Pengajuan SBU perlulah memenuhi
persyaratan berikut:
Akta Pendirian dan Perubahan Terakhir berikut SK
Menteri Kehakiman
Surat Keterangan Domisili Perusahaan

28
NPWP, SKT, dan SPPKP
SIUP dan TDP
KTP dan NPWP Pengurus Perusahaan
Pajak tahun terakhir
SKA atau SKT Tenaga Ahli serta dilampirkan ijazah,
KTP, NPWP dan Daftar Riwayat Hidup
Pas Photo Penanggung Jawab Perusahaan uk. 3×4 (6
lembar).
Berikut ini adalah contoh dari SBU

Gambar III.8 Contoh SBU


5. Mengurus pendaftaran perusahaan ke LPJK
Tahap terakhir dari pengajuan IUJK adalah mendaftarkan
perusahaan ke LPJK dengan membawa dokumen yang disyaratkan.
Selanjutnya membayar biaya kepengurusan SIUJK, setelah itu
dilajuntkan proses pembuatan surat selama kurang lebih 2 bulan.
Setelah semua peryaratan diatas dipenuhi, maka suatu badan usaha akan
mendapatkan IUJK dan sudah dapat melaksanakan kegiatan usaha di
bidang jasa konstruksi. Sebagai contoh, setelah mengurus seluruh
persyaratan pendirian PT dan pengurusan IUJK Nasional, maka PT.
Borobudur Membangun Negeri dapat beroperasi.

29
III.4. Struktur Perseroan Terbatas berdasarkan Contoh Kasus
Sebagaimana perusahaan yang lain memili struktur kerja, maka PT.
Borobudur Membangun Negeri juga memiliki struktur kerja. Berikut
ini adalah struktur kerja dari PT. Borobudur Membangun Negeri dari
urutan tertinggi hingga terendah.
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS)
Sdr. Vebri Agus Setiawan, S.T., M.M.
Sdr. Robby Handarto, S.T., M.T.
Sdr. Pedro Jefferson Y., S.T., M.Hum.
Sdr. Benny Kristanto, S.T., M.Sc.
Sdr. Rizky Syah Jaya, S.T., M.M.

2. Komisaris
Ir. Michael Hartono, M.M
3. Direktur
Ir. Eka Tjipta Widjaja, M.M.
4. Manajer-Manajer
Manajer IT : Pajogo, S.Kom. Manajer
Pemasaran : Anthoni Salim, S.E. Manajer
Konstruksi : Ir. Jogi Atmadja, M.T Manajer
Produksi : Susilo Widjojo, S.T., M.T. Manajer
Keuangan : Sri Prakash Lohia
Masing-masing dari manajer akan membawahi anggota-angotanya.
Berikut ini disajikan bagan struktur dari PT. Borobudur Membangun
Negeri.

30
Gambar III.9 Struktur Organisasi Perusahaan
31
BAB IV
TAMBAHAN DALAM PENDIRIAN SUATU PERSEROAN TERBATAS

Dalam menjalankan suatu perusahaan, pastilah selain memiliki pimpinan,


suatu perusahaan pastilah memiliki pekerja yang terdiri dari staf dan pekerja
biasa dengan berbagai jabatan dan tugas kerja yang berbeda. Selain itu, sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, pastilah perusahaan tersebut
memiliki perlengkapan minimal agar dapat beroperasi sebagai sebuah kantor.
Selain itu, tentulah untuk mencapai tujuan maksimal sebagai suatu perusahaan
maka dibutuhkan sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itulah maka
sebuah perusahaan perlu menetapkan standar rekrutmen untuk posisi-posisi di
perusahaan yang ditawarkan bagi para pencari kerja. Berikut ini akan dijabarkan
secara singkat dan sederhana mengenai peralatan minimal yang diperlukan
dalam suatu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Contoh kasus yang
diambil sama seperti bab sebelumnya, yaitu PT. Borobudur Membangun Negeri.
IV.1. Peralatan Minimal
Seperti yang disinggung sebelumnya, suatu perusahaan perlulah
memiliki peralatan sendiri agar memangkas biaya operasional,
memudahkan koordinasi pekerjaan, dan menjaga rahasia perusahaan.
Untuk itu perlulah ditetapkan standar minimal agar perusahaan tersebut
dapat bekerja dengan baik. Berikut ini adalah contoh penetapan
peralatan minimal bagi suatu perusahaan.
PT. Borobudur Membangun Negeri merupakan perusahaan yang
baru saja terbentuk pada tahun 2021. Setelah mendapatkan izin kerja dan
izin usaha jasa konstruksi yaitu IUJK, maka ditetapkan struktur kerja.
Oleh karena itu diperlukanlah peralatan kerja kantor sebagai alat bantu
pekerjaan administrasi dan perhitungan. Juga dikarenakan PT.
Borobudur Membangun Negeri adalah perusahaan yang bergerak di
bidang konstruksi, maka peralatan lapangan perlulah dimiliki, minimal
untuk alat-alat tertentu agar beban operasional perusahaan tidak terlalu
berat. Berikut ini adalah rancangan peralatan minimal yang perlu
dimiliku oleh PT. Borobudur Membangun Negeri:

32
1. Peralatan dalam kantor
Meja kantor dan kursi kantor sebanyak 20 unit
Komputer satu set sebanyak 20 unit
Mesin fotokopi sebanyak 2 buah
Mesin printer sebanyak 3 buah
Mesin scanner sebanyak 2 buah
Mesin penghancur kertas sebanyak 2 buah
Telepon rumah sebanyak 20 unit
Pendingin ruangan sebanyak 4 buah
Dispenser sebanyak 2 buah
Mesin pembuat kopi sebanyak 1 buah
Kompor gas 2 tungku sebanyak 1 buah
Kulkas sebanyak 1 buah
Meja dapur sebanyak 1 unit
Lemari besi untuk dokumen sebanyak 2 unit
2. Peralatan di lapangan
Mobil SUV kantor sebanyak 1 unit
Perlengkapan K3
Genset sebanyak 2 unit
Pompa Air sebanyak 2 unit
Tandon air sebanyak 2 unit
Excavator sebanyak 2 unit
Dump Truck sebanyak 2 unit
Pick up sebanyak 2 unit
Arco sebanyak 8 Unit
Cangkul 8 unit
Sekop 8 unit
Buldozer sebanyak 1 unit
Chainshaw sebanyak 2 unit
Theodolite dan kelengkapan sebanyak 1 unit
Waterpass dan kelengkapan sebanyak 1 unit

33
Demikianlah rancangan peralatan minimal yang perlu dimiliki oleh PT.
Borobudur Membangun Negeri.
IV.2. Kualifikasi Posisi Kerja dibawah Manajer-Manajer
Sebagai perusahaan baru yang ingin bersaing dengan perusahaan
lainnya, PT. Borobudur Membangun Negeri perlu memiliki pekerja
dengan kualitas SDM yang tinggi. Untuk mendapatkan SDM yang
berkualitas maka dibuatlah persyaratan untuk calon karyawan yang
akan bergabung. Berikut ini diberikan beberapa contoh posisi sekaligus
kualifikasi yang disyaratkan oleh manajemen.
1. Supervisor
Minimal S1 Jurusan Teknik Sipil
Minimal pengalaman kerja 4 tahun
Memiliki sertifikat keahlian di bidang Teknik Sipil (Min.
Ahli Madya)
Usia maksimal 40 tahun
2. Admin
Minimal D3 Semua Jurusan
Minimal pengalaman kerja 2 tahun
3. Pelaksana Lapangan
Minimal D3 Teknik Sipil
Minimal pengalaman kerja 3 tahun
Memiliki setifikat keahlian di bidang Teknik Sipil (Min.
Ahli Muda)
4. Kepala Mandor
Minimal SMK Jurusan Teknik Bangunan
5. Mekanik
Minimal SMK Jurusan Mesin
Minimal Pengalaman 2 Tahun
6. Operator
Minimal SMA/Sederajad
Minimal Pengalaman 2 Tahun

34
BAB V
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan

1. Kewirausahaan adalah sikap dan kemampuan yang dimiliki


seseorang dalam mengeluarkan ide dan inovasinya, biasanya
bersifat unik dan kreatif, lalu dapat mewujudkan ide dan inovasi
tersebut menjadi sesuatu yang nyata dan bermanfaat bagi orang
lain serta memili nilai tambah di pasaran.
2. Wirausaha adalah orang-orang yang memiliki sikap
kewirausahaan.
3. Kewirausahaan Teknik Sipil adalah ilmu yang membahas segala
sesuatu yang berkaitan dengan kewirausahaan itu sendiri dan
mengaitkannya dengan ilmu teknik sipil.
4. Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
5. Perseroan Terbatas diatur dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
6. Perseroan Terbatas (PT) bidang penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) adalah Perseroan yang berkegiatan usaha di bidang
penyediaan jasa layanan konstruksi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan.
7. Prosedur pendirian Perseroan Terbatas (PT) memiliki beberapa
persyaratan yang perlu dipenuhi dan proses yang perlu dijalani.
Proses tersebut adalah:
Mempersiapkan data awal pendirian PT
Membuat akta pendirian di Notaris
Mengurus pembuatan SK pendirian PT di
Kemenkumham
Mengurus dan mengambil NPWP dan SKT

35
Mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB)
Mengurus izin berusaha dalam bentuk SIUP
Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Mendaftar perusahaan di Kemenakertrans atau Dinas
Ketenagakerjaan
8. Karena merupakan PT yang bergerak di bidang konstruksi maka
perlu mengurus izin berusaha jasa konstruksi dalam bentuk
IUJK. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah:
Kartu Tanda Anggota (KTA) asosiasi badan usaha jasa
konstruksi
Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau Sertifikat
Keterampilan (SKT)
Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Setelah mengurus ketiga dokumen tersebut, selanjutnya mengurus
pendaftaran perusahaan ke LPJK untuk mendapatkan IUJK.
9. Suatu Perseroan Terbatas (PT) terdiri atas tiga unsur utama yaitu:
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Komisaris
Direksi
Selain ketiga unsur utama, didalam suatu PT terdapat unsur
pendukung yaitu pekerja dari level manajerial hingga pekerja
biasa.
10. Selain mengurus perizinan, pendirian Perseroan Terbatas
perlulah memperhatikan faktor lain yaitu ketersediaan alat yang
dimiliki oleh kantor dan pekerja yang bekerja dibawahnya.
Ketersediaan alat yang ada haruslah mencukupi dan kualitas
pekerja yang bekerja haruslah bagus.

36
IV.2. Saran
1. Dalam menyusun laporan ini sebaiknya mahasiswa
memperbanyak literatur agar memhami apa yang dikerjakan.
2. Dala menyusun laporan ini sebaiknya mahasiswa mengerjakan
dengan serius agar laporan yang disusun hasilnya maksimal.
3. Dalam penyusunan suatu Perseroan Tebatas (PT) hendaklah
berbagai faktor, baik positif dan negatif perlu diperhitungkan
agar tidak terjadi kesalahan dalam penyusunan PT.
4. Dalam merekrut orang-orang yang bekerja di PT, sebaiknya latar
belakang orang-orang tersebut diketahui agar tidak menunjuk
orang yang salah.
5. Dalam menentukan peralatan minimal sebaiknya diperhatikan
dan dihitung baik-baik agar tidak terjadi kerugian dan kelebihan
alat.
6. Dalam menentukan kualifikasi untuk pekerja yang akan
bergabung sebaiknya disusun dengan baik dan benar agar
mendapatkan pekerja dengan SDM yang berkualitas.

37
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia. 1995. Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar


Modal. Lembaran Negara RI Tahun 1995, No. 64. Sekretariat Negara. Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang
Perseroan Terbatas. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 106. Sekretariat
Negara. Jakarta
www.pariton.co.id/news/daftar-peralatan-bahan-kerja-konstruksi-bangunan/
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2019/12/10/pendirian-pt-di-2020-
panduan-persyaratan-dan-proses-lengkap/
https://infiniti.id/mendirikan-pt
http://kwulanny.blogspot.com/2016/10/macam-macam-bidang-dan-jenis-
usaha.html
https://indonet.co.id/hubungan-investor-tata-kelola-perusahaan/
https://legalitaskita.id/blog/syarat-pendirian-pt-2020/

Anda mungkin juga menyukai