Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR STUDI ISLAM

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Pengantar Studi Islam

Dosen Pengampu: Enan Kusnadar, M.Pd

Dida Nurbaida (0106.2001.006)

L Nurul Hikmah (0106.2001.021)

Nisa Anisah (0106.2001.029)

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

DR KHEZ MUTTAQIEN-PURWAKARTA TAHUN AKADEMIK

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Akhlak Dalam Islam”

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah
berikutnya.

Sekian penulis sampaikan teimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Purwakarta, 29 Desember 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak dalam islam menduduki posisi yang sangat penting. Bukti kepentingan posisi akhlak
dalam islam adalah berdasarkan Al-Qu’an yang mana sepertiga alam isi Al-Qur’an tersebut
menjelaskan tentang akhlak. Sehingga akhlah digunakan sebagai nilai moralitas dalam islam
yang memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat individual maupun kolektif.
Dalam QS.Al-Ahzab ayat 21 yang artinya “ Sungguh telah ada pula pada (diri) Rasullah itu suri
taulan yang baik bagimu,(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS.Al-Ahzab (33) ayat 21). Dan dalam hadist
yang Artinya “ Mukmin yag sempurna imannya, adalah orang yang paling bagus akhlaknya.
(HR. At-Tirmidzi)
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Hadist tersbut, maka semakin jelas bahwa eksistensi akhlak
dalam agama Islam sangat dijunjung tinggi. Karena ajaran Islam memperjuangkan
kesempurnaan, kebaikan, dan ketamaan akhlak bagi pemeluknya. Dan bagi manusia yang mau
mengikui aturan-aturan tersebut, niscaya ia tidak akan tersesat,dan akan memperoleh kebagiaan
baik di dunia maupun di akhirat.
Akhlak dalam Islam adalah perangai serta tingkah laku yang terdapat pada diri seseorang yang
telah melekat, dilakukan dan dipertahankan secara terus menerus. Akhlak erat kaitannya dengan
perbuatan. Bila seseorang melakukan perbuatan baik, maka perbuatan tersebut dikatakan akhlak
mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan perbuatan buruk maka perbuatan tersebut dikatakan
akhlak yang buruk.

Adapun dasar yang menjadi alat pengukur untuk menyatakan bahwa seseorang baik atu buruk
adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Dimana segala ssesuatu yang baik menurut Al-Quran dan As-
Sunnah adalah yang baik untuk pegangan yang baik unuk kehidupan sehri-hari. Dan apa yang
dianggap buruk oleh Al-Quran dan As-Sunnah adalah tidak baik dan harus dijauhi (Amin,
2016:59)

Salah satu hal yang penting bagi kehidupan manusia, adalah akhlak yang baik. Akhlak juga
merupakan cerminan keadaan jiwa dan perilaku manusia karna tidak ada seorang pun manusia
yang terlepas dari akhlak. Sehigga manusia akan dinilai berakhlak mulia apabila jiwa dan
tindakanya menunjukan kepada hal yang baik, dan manusia akan dinilai berakhlak buruk apabila
jiwa dan tindakannya menunjukan perbuatan yang di pandang tercela. Akhlak yang baik tidak
akan terwujud pada seseorang tanpa ada nya pembinaan yang dilakukan. Oleh karena itu perlu di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peran akhlak dalam kehidupan sehari-hari juga
menjadi hal yang sangat penting baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sebab jatuh bangun nya, daya hancurnya, sesejahtera rusaknya dan masyarakat, tergantung
kepada bagaimana akhlak nya baik. Apabila akhlaknya baik maka akan sesejahteralah lahir atau
batinnya. Suatu masyarakat tediri dari individu-individu. Maka apabila ada seseorang dari
anggota masyarakat itu melakukan tindakan yang tidak berakhlak maka masyarakat itu juga
akan tercemar.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak ?
2. Jenis-jenis akhlak
3. Apa ciri-ciri karakterisik akhlak dalam islam ?
4. Cara pengelolaan akhlak dalam islam ?
C. Tujuan
a) Agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan akhlak
b) Mengetahui Jenis-jenis akhlak
c) Mengetahui ciri-ciri agar bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak (dari Bahasa arab) jamak dari khuluqun yang menurut Bahasa berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi
penyesuaian perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga eat hubungannya dengan
khaliqun yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang berarti di
ciptakan.
Menurut Imam Al-Ghozali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
adanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah yang tidak memerlukan petimbangan
pemikira terlebih dahulu. Ibnu Maskawaih dalam bukunya, tahdzibul akhlak Watathhirul
araq memberikan definisi akhlak sebagai berikut : “ Akhlak itu adalah keadaan jiwa
seseorang yang mendorong nya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pemikiran terlebih dahulu.”
B. JENIS-JENIS AKHLAK
Menurut Ibnu Qayim akhlak dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Akhlak Diarury
Yaitu akhlak yang asli, yang merupakan pemberian Allah secara langsung, tanpa
memerlukan latihan, kebiasaan, dan juga penyidikan. Akhlak ini juga yang dimiliki
oleh manusia-manusi pilihan Allah keadaanya terpelihara dari perbuatan-perbuatan
maksiat yang selalu terjaga dari halangan Allah, yaitu para Nabi dan RosulNya.
b. Akhlak Muhtasabah
Yaitu budi pekerti yang harus di cari dengan jalan melatih, mendidik, dan
membiasakan kebiasaan yang baik, serta cara berpikir yang tepat. Tanpa dilatih, di
didik, dan di biaskaan akhlak ini tidak akan terwujud. Akhlak ini juga di miliki
sebagian besar manusia.
C. KARAKTERISTIK AKHLAK DALAM ISLAM
Persoalan akhlak dalam islam banyak di bicarakan dan di muat dalam AL-Quran dan AL-
Hadist. Sumber tersebut merupakan batasan-batasan dalam tindakan sehari-hari manusia.
Kita telah mengetahui bahwa akhlak islam adalah sistem moral atau akhlak yang
berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang di wahyu kan Allah pada Nabi
atau Rosul-Nya dengan tujuan untuk di sampaikan pada umatnya.
Adapun ciri-ciri dari akhlak islam menurut H.A Mustofa (1997) antara lain :
a. Kebajikan yang mutlak
Islam menjamin kebjaikan mutlak, karena telah menciptakan akhlak yang luhur.
Ia menjamin kebaikan yang murni, baik untuk perorangan atau masyarakat pada
setiap keadaan dan waktu.
b. Kebaikan yang menyeluruh
Islam menciptakan akhlak yang mulia, tidak mengandung kesulitan, dan tidak
memberatkan sehingga dapat di rasakan dengan jiwa manusia dan dapat diterima
dengan akal sehat.
c. Akhlak islam bersifat tetap,langsung,dan mantap.
Sebab Allah selalu memeliharannya dengan kebaikan yang mutlak.
d. Kewajiban yang di patuhi
Akhlak islam wajib di taati manusia karna mempunyai daya kekuatan yang tinggi,
menguasai ahir batin, dan sebagai rangsang, untuk berbuat kebaikan yang diiringi
dengan pahala.
e. Pengawasan yang menyeluruh
Agama islam adalah penguasa hati nurani dan akal sehat. Segala perbuatan dan
tingkah laku manusia harus sesuai dengan ajaran akhlak islam.
D. PENGELOLAAN AKHLAK DALAM ISLAM
a) Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian atau usaha yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
b) Pengelolaan Akhlak Dalam Islam
Tujuan dan manfaat pendidikan akhlak dalam islam itu pada intinya membentuk
manusia memiliki budi pekerti melalui pemahaman pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Guna mencapai tujuan tersebut pendidikan akhlak dibutuhkan
adanya metode-metode yang dapat digunakan sebagai berikut :
1) Metode keteladanan ( Uswah al-Hasanah )
Melalui metoe keteladanan ini peran orang tua dan guru sebagai pendidik
sangatlah penting karena mereka dapat memberikan contoh bagaimana
cara berbicara, bersikap, beribadah, dan sebagainya. Maka anak dapat
melihat dan memyaksikan cara sebenarnya sehingga dapat melakukan
dengan baik dan lebih mudah.
Ahmad Tafsir meyebutkan bahwa secara pikologis ternyata manusia
memang memelikan tokoh teladan dalam hidupnya, ini adalah sifat
pembawaan

Anda mungkin juga menyukai